Anda di halaman 1dari 30

lOMoARcPSD|17135051

Kelompok 2 Laporan Praktikum Percobaan 5 Novella Rheva


Y Teknik Perminyakan Praktikum Kimia Dasar 1 1005
Praktikum Kimia Dasar (Universitas Jember)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)
lOMoARcPSD|17135051

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG TERLIBAT DALAM


REAKSI

Oleh

Nama : Novella Rheva Yudhistira

NIM : 201910801039

Kelas/Kelompok : Perminyakan / 2

Asisten : Ma’rifuddin Irzaq

LABORATORIUM KMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER

2020

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

I. Judul

Perbandingan Jumlah Mol Zat-Zat yang Terlibat dalam Reaksi

II. Tujuan

1. Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah


mol antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi.

2. Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat


alam reaksi penguraian soda kue berdasarkan beratnya.

III. Pendahuluan

3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)

3.1.1 Natrium Bikarbonat (NaHCO3)

NaHCO3 merupakan rumus kimia dari senyawa kimia


natrium bikarbonat. Natrium bikarbonat merupakan senyawa kimia
yang berwujud padat bubuk berwarna putih dan tidak berbau.
Senyawa ini memiliki nilai pH sebesar 8,3 pada 0,1 M. Titik lebur
senyawa ini mencapai 270 oC. Natrium bikarbonat memiliki massa
jenis sebesar 2,159 g/cm3 dengan massa molekul yaitu 84,01 g/mol.
Senyawa ini juga larut dalam air pada 6,9 g/100 ml. Kondisi yang
harus dihindari dari senyawa ini yaitu kelembaban , bahan yang
tidak cocok, dan suhu tinggi. Natrium bikarbonat kemungkinan
berbahaya ketika bereaksi kuat dengan oksidator dan asam kuat.
Senyawa ini stabil dalam keadaan normal. Natrium bikarbonat
dapat menyebabkan iritasi pada mata jika terjadi kontak secara
langsung. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila
terjadi kontak dengan mata adalah segera membilas dengan air
mengair sebanyak-banyaknya (Labchem, 2020).

3.1.2 Barium Klorida (BaCl2)

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

BaCl2 merupakan rumuskimia dari senyawa barium klorida.


Barium klorida merupakan senyawa berwujud kristal padat
berwarna putih dan tidak berbau. Senyawa ini memiliki nilai pH 5-
8 (5%). Titik leburnya mencapai 963 oC, sedangkan titik didihnya
sebesar 1560 oC. senyawa ini memiliki tekanan uap <0,1 hPa (20
o
C) dengan massa jenis bernilai 3100 kg/m3 dan massa molekul
sebesar 244,28 g/mol. Kelarutannya dalam air 36 g/100 ml.
Senyawa ini bereaksi dengan pengoksidasi kuat dan stabil dalam
kondisi normal. Barium klorida dapat menyebabkan iritasi pada
kulit dan mata jika terjadi kontak secara langsung. Pertolongan
pertama yang dapat dilakukan apabila terjadi kontak dengan mata
dan kulit adalah segera membilas dengan air mengair sebanyak-
banyaknya (Labchem, 2020).

3.1.3 Natrium Sulfat (Na2SO4)

Na₂SO₄ merupakan rumus kimia dari senyawa kimia


natrium sulfat. Ntrium sulfat merupakan senyawa kimia yang
berwujud padat berwarna putih dan tidak berbau. Senyawa ini
memiliki nilai pH 5,2-9,2 (5%). Titik leburnya mencapai 884 oC
dengan massa molekul sebesar 142,04 g/mol. Kelarutannya dalam
air 20 g/100 ml. Senyawa ini beracun dalam kehidupan akuatik dan
tidak mudah terbakar. Tingkat bahayanya natrium sulfat yaitu
bahaya ringan. Natrium sulfat dapat menyebabkan iritasi pada mata
jika terjadi kontak secara langsung. Pertolongan pertama yang
dapat dilakukan apabila terjadi kontak dengan mata adalah segera
membilas dengan air mengair sebanyak-banyaknya (Labchem,
2020).

3.2 Tinjauan Pustaka

3.2.1 Konsep Mol

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Konsep mol dalam ilmu kimia adalah satuan pengukuran


jumlah yang standar. Kita mereaksikan zat-zat tertentu, zat tersebut
bereaksi dengan perbandingan mol yang bulat dan dan sederhana
tetapi kita tidak dapat menghitung jumlah zat-zat tersebut secara
langsung dengan neraca. Mol dalam kimia menyatakan jumlah zat,
satuan jumlah zat ini sama halnya dengan penyederhanaan jumlah
suatu barang. Satu mol dalam satuan SI tersusun dari 6,02x10 23
molekul, nilai ini disebut sebagai tetapan Avogadro. Tetapan
Avogadro adalag bilangan yang menyatakan jumlah atom karbon
yang terdapat dalam 12 gram δ-20, dengan lambing L atau N.
Rumus molekul kimia menunjukkan suatu perbandingan jumlah
atom yang ada dalam senyawa tersebut (Underwood, 1986).
Mol dalam ilmu kimia merupakan satuan pengukuran jumlah
standar. Ketika zat-zat tertentu direaksikan, zat tersebut bereaksi
dengan perbandingan mol yang bulat dan sederhana. Jumlah zat-
zat tersebut tidak dapat dihitung secara langsung dengan neraca.
Mol menyatakan jumlah zat tersebut, satuan jumlah zat ini sama
halnya dengan penyederhanaan jumlah suatu barang. Dalam satuan
SI satu mol tersusun dari 6,02×1023 molekul, nilai tersebut disebut
sebagai tetapan Avogadro. Tetapan Avogadro merupakan bilangan
yang menyatakan jumlah atom karbon yang terdapat dalam 12
gram, dinyatakan dengan lambang L atau N (Wijayanti, 2017).

3.2.2 Hukum Kimia

Hukum kimia merupakan hukum alam yang relevan dengan


ilmu pengetahuan di bidang kimia. Konsep paling dasar dalam
ilmu kimia yaitu hukum konvensional massa. Hukum tersebut
menyatakan bahwa saat reaksi kimia biasa tidak terjadi perubahan
kuantitas materi (Hizkia, 1991).

Hukum avogadro merupakan salah satu hukum kimia yang


berlaku pada persamaan reaksi. Hukum avogadro ditemukan oleh
Lorenzo Romano Amedeo Carlo Avogadro. Hukum tersebut

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

berbunyi, “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan
volume yang sama akan mengandung jumlah partikel yang sama
pula” (Komarudin, 2017).
Apabila gas diukur dari P dan T yang sama maka pada
volume yang sama akan terdapat gas (n) dengan jumlah yang sama
pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa volume gas bergantung pada
jumlah molekul n. Hukum avogadro secara matematik dapat
dirumuskan dengan (Sumarna, 2009).
V/k₃ = n atau V = nk₃..............................(3.1)

Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hokum


konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan
kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. Hukum tambahan
dalam kimia mengembangkan hukum konservasi massa. Hukum
perbandingan tetap dari Joseph Proust menyatakan bahwa zat
kimia murni tersusun dari unsur-unsur dengan formula tertentu.
Kita sekarang mengetahui bahwa susunan structural ini juga
penting (Alfian, 2009).
Hukum perbandingan berganda dari John Dalton
menyatakan bahwa zat-zat kimia tersebut akan ada dalam proporsi
yang terbentuk bilangan bulat kecil (misalnya 1:2 ; O:H dalam air
= H2O) ; walaupun dalam banyak sistem (terutama
biomakromolekul dan mineral) rasio ini cenderung membutuhkan
angka besar, dan sering diberikan dalam bentuk pecahan. Senyawa
seperti ini dikenal sebagai senyawa non-stoikiometri (Alfian,
2009).
Persamaan reaksi menyatakan jumlah atom atau molekul
yang terlibat dalam reaksi (Hukum Avogadro). Banyaknya zat yang
terlibat dalam reaksi kimia ditunjukkan oleh koefisien reaksinya.
Contoh:
Reaksi antara gas hydrogen dan gas klorin membentuk hydrogen
klorida diungkapkan dalam persamaan reaksi berikut:
H2 (g) + Cl2 (g) 2HCl(g)………………..(3.2)

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Persamaan reaksi ini bermakna bahwa:


1 molekul H2 + 1 molekul Cl2 2 Molekul HCl
n molekul H2 + n molekul Cl2 2n molekul HCl
Jika nilai n dari persamaan reaksi tersebut sama dengan 6,02 x
1023 atau sebesar tetapan Avogadro makan n molekul sama dengan
satu mol. Dengan demikian, persamaan reaksi tersebut menyatakan
perbandingan mol.
2 mol C + 1 mol O2 2 mol CO……………(3.3)
Dapat disimpulkan bahwa koefisien reaksi pada persamaan kimia
menunjukkan perbandingan jumlah mol zat-zat yang bereaksi dan
zat-zat hasil reaksi. Perbandingan koefisien reaksi ini dinamakan
rasio stoikiometri yang disingkat RS. (Sunarya, 2007)
3.2.3 Stoikiometri

Dalam ilmu kimia, stoikiometri reaksi adalah ilmu yang


mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia. Stoikiometri reaksi adalah penentuan
perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa dalam
pembentukan senyawanya. (Alfian, 2009)
Meskipun satuan yang digunakan untuk reaktan (atau
produk) adalah mol,gram, liter (untuk gas), atau satuan lainnya,
kita menggunakan satuan mol untuk menghitung jumlah produk
yang terbentuk dalam reaksi kimia. Pendekatan ini disebut metode
mol (mole method), yang berarti bahwa koefisien stoikiometri
dalam persamaan kimia dapat di artikan sebagai jumlah mol dari
setiap zat (Chang, 2005)

Perhitungan banyaknya pereaksi yang diperlukan atau hasil


reaksi yang diperoleh dilakukan berdasarkan angka banding
stoikiometri yang ditunjukkan dalam persamaan berimbang. Reaksi
pembatas adalah zat yang bereaksi habis dan karena itu membatasi
kemungkinan diperpanjangnya reaksi itu. Pereaksi mana yang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

menjadi pereaksi pembatas diketahui dengan cara dihitung angka


banding mol –mol yang tersedia untuk reaksi dan
membandingkannnya dengan angka banding stoikiometrik yang
ditentukan dengan persamaan berimbang. Setelah diketahui reaksi
pembatas, maka dapat dihitung bobot hasil reaksi. (Keenan, 1984)
Stoikiometri gas merupakan tipe stoikiometri yang
berkaitan dengan respon yang mengaitkan gas, dimana gas terletak
pada temperatur, tekanan serta volume yang bisa dikira gas
sempurna adalah sama. Perbandingan volume ideal gas sama
dengan hukum gas sempurna, namun rasio massa respon tunggal
wajib dihitung dari massa molekul reaktan serta produknya. Gas
sempurna merupakan gas teoretis yang terdiri dari satu set partikel
yang bergerak acak, tanpa berinteraksi yang mematuhi hukum gas
sempurna. Hukum gas sempurna merupakan persamaan kondisi
sari gas sempurna. Persamaan hukum gas sempurna dapat ditulis
dengan :
PV= nRT..............................................(3.4)

dimana P merupakan tekanan, V merupakan volume, T merupakan


temperatur mutlak, n merupakan mol gas, serta R merupakan
konstanta gas umum (Chang, 2003).

Menurut Bakti (2010) penerapan konsep mol pada gas dan


penetapan konsep mol pada larutan adalah hubungan antara
tekanan dan volume gas pada perubahan keadaan dengan massa
dan suhu sistem yang tetap, menentukan bahwa tekanan
perbandingan atau berbanding terbalik dengan volume. Percobaan
Gay-lusac menunjukkan volume gas adalah fungsi dari suhu pada
setiap perubahaan dimana tekanan dan massa dijaga tetap
persamaanya yaitu:
PV = n x R x
T………………..(3.4)

Dimana: P = Tekanan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

N = Jumlah mol (mol)

R = Tetapan gas (0,0821)

T = Suhu (K)

Larutan 1 Molar (M) adalah larutan yang mengandung satu


mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Persamaan yaitu :

M = N x V……………………(3.5)

dimana: M = Kemolaran

N = Mol

V = Volume

Selanjutnya presentase setiap unsur dalam senyawa juga


penting atau yang sering disebut Persen Komposisi. Persen
komposisi dapat dihitung dari rumus senyawa dan massa atom
relatif unsur (Braddy,1999).

3.2.4 Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah reaksi pemisahan atau penggabungan atau


penyusunan kembali dari suatu atom, sehingga atom tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan. Reaksi kimia merupakan suatu
proses yang menghasilkan perubahan senyawa kimia. Reaksi kimia
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi yang menghasilkan
satu atau lebih produk yang memiliki ciri-ciri berbeda dari reaktan.
Reaksi kimia dapat dikenali dengan adanya perubahan selama
reaksi berlangsung. Perubahan tersebut dapat berua perubahan
suhu, warna, adanya gas, serta adanya endapan (Setyawati, 2009).

Persamaan reaksi merupakan persamaan yang


menggambarkan hubungan zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan
sesudah reaksi kimia.. Persamaan reaksi memiliki ciri-ciri
diantaranya jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi sama,
jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi sama, dan perbandiang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

koefisien reaksi menyatakan perbandingan molnya (Kencanawati,


2012).
Suatu reaksi tidak boleh melanggar hukum kekekalan
massa. Jenis dan jumlah atom sebelum (pereaksi) dan sesudah
reaksi (hasil reaksi) harus sama. Gas hidrogen (H₂) yang terbakar
di udara yang mengandung O₂ untuk membentuk air (H₂O) dapat
ditulis dengan reaksi (Juwita, 2017) :
2H₂ + O₂ → 2H₂O....................................................................(3.6)
Persamaan reaksi yang sempurna merupakan persamaan
reaksi yang telah setara. Persamaan reaksi dapat disetarakan
dengan mengubah jumlah rumus kimia (satuan rumus atau jumlah
molekul), namu tidak boleh mengubah rumus kimia dari zat uang
terlibat dalam persamaan reaksi tersebut. Jumlah satuan rumus
kimia tersebut disebut koefisien reaksi (Setyawati, 2009).
Perbandingan volume pereaksi merupakan bilangan bulat
dan sederhana. Hukum penyatuan volume membandingan volume
gas pada tekanan (P) dan suhu (T) yang sama. Gay Lussac
membuat pernyataan hukum penyatuan volume yang berbunyi,
“Volume gas yang terlibat dalam reaksi kimia pada tekanan dan
suhu yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”
(Juwita, 2017).

IV. Metodologi Percobaan

4.1 Alat dan Bahan


4.1.2 Alat

- Cawan Porselin
- Bunsen
- Gelas Kimia 50 ml
- Spatula
- Corong
4.1.2 Bahan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

- Soda Kue (kristal NaHCO3)


- Barium Klorida (BaCl2)
- Natrium Sulfat 2M (Na2SO4)

4.2 Skema Kerja


IV.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

BaCl2
- Dimasukkan 10 mL larutan BaCl₂ 2 M kedalam gelas
kimia 50 mL

- Ditambahan 5 mL Natrium Sulfat (Na₂SO₄) 2 M

- Diaduk perlahan dengan spatula sampai terbentuk


endapan

- Dilkeringkan kertas saring dalam oven 5 menit, lalu


didiamkan sebentar dan ditimbang kertas saring tersebut

- Digunakan kertas saring untuk menyaring padatan, lalu


dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan ditimbang

- Ditentukan massa padatan yang diperoleh

- Diulangi perlakuan dengan merubah volume Natrium


Sulfat (Na₂SO₄), masing-masing yaitu 10 mL dan 15 mL

Hasil

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

4.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue

NaHCO3
- Ditimbang cawan porselin untuk menentukan massanya

- Digunakan cawan porselin yang sudah ditentukan


massanya untuk menimbang 2,5 sampai 3 gram NaHCO₃
dan dicatat massa tepatnya dalam tabel pengamatan

- Dipanaskan dalam cawan tersebut selama kurang lebih 12


menit, lalu diangkat cawan dan didiamkan sampai dingin.

- Ditimbang cawan porselin beserta isinya dan ditentukan


massa Na₂ serta CO₃ yang dihasilkan

- Dipanaskan sekali lagi dalam cawan porselin yang berisi


analit selama 10 menit

- Diangkat cawan porselin dan didiamkan sampai dingin

- Ditimbang massanya.

Hasil

4.3 Prosedur Kerja

4.3.1 Reaksi Pembentuan Barium Sulfat


Larutan BaCl₂ 2M dimasukkan 10 mL kedalam gelas kimia 50 mL.
Natrium Sulfat (Na₂SO₄) 2 M ditambahan sebanyak 5 mL, lalu diaduk

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

perlahan dengan spatula sampai terbentuk endapan. Kertas saring


dikeringkan dalam oven 5 menit, kemudian didiamkan sebentar dan kertas
saring tersebut ditimbang. Kertas saring digunakan untuk menyaring
padatan. Kertas saring dan padatan dikeringkan dalam oven selama 15
menit lalu ditimbang. Massa padatan yang diperoleh ditentukan. Perlakuan
tersebut diulangi dengan merubah volume Natrium Sulfat (Na₂SO₄),
masing-masing yaitu 10 mL dan 15 mL.

4.3.2 Reaksi Penguraian Soda Kue


Cawan porselin ditimbang untuk menentukan massanya. Cawan
porselin yang sudah ditentukan massanya digunakan untuk menimbang 2,5
sampai 3 gram NaHCO₃ dan dicatat massa tepatnya dalam tabel
pengamatan. Cawan porselin dipanaskan selama kurang lebih 12 menit,
lalu diangkat dan diamkan sampai dingin. Cawan porselin yang telah
didinginkan kemudian ditimbang beserta isinya dan ditentukan massa Na₂
serta CO₃ yang dihasilkan. Cawan yang berisi analit dipanaskan lagi
selama 10 menit, lalu diangkat dan didiamkan sampai dingin dan
ditimbang massanya.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

V. Hasil dan Pembahasan

5.1 Data
5.1.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
Na2SO4 5 mL Na2SO4 10 mL Na2SO4 15 mL
Massa kertas saring 0,703 g 0,706 g 0,704 g
bersih
Massa kertas saring 5,392 g 5,732 g 6,046 g
+ padatan

5.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue


Massa cawan porselin 40,612 g
Massa NaHCO3 2,5 g
Massa cawan porselin + Na2CO3 setelah dipanaskan 42,178 g
12 menit
Massa cawan porselin + Na2CO3 setelah dipanaskan 41,897 g
10 menit

5.2 Perhitungan
5.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)
a) Volume BaCl2 2M sebanyak 10 mL dan Na2SO4 2M sebanyak 5 mL
n BaCl2 =MxV
= 2 x 10 mL
= 20 mmol
Massa BaCl2 = n x Mr

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

= 20 mmol x 208 gr/mol


= 4160 mg
= 4,16 gr
Mol Na2SO4 = M x V
= 2M x 5 mL
= 10 mmol

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq)


m 20 10 - -
r 10 10 10 20
s 10mmol - 10mmol 20mmol
Pereaksi pembatas : Na2SO4
Pereaksi sisa : BaCl2
Massa BaSO4 (teori) = n x Mr
= 10 mmol x 233 gr/mol
= 2330 mg
= 2,33 gr
Massa BaSO4 (percobaan) = (massa kertas saring + padatan) – (massa kertas
saring)
= 5,392 gram – 0,703 gram
= 4,689 gram
massa sebenarnya
%yield = x 100%
massa teori
4,689 gr
= x 100%
2,33 gr
= 201,25%
nilai percobaan−nilai teoritis
%kesalahan = x 100%
nilai teoritis
4,689 gr −2,33 gr
= x 100%
2,33 gr
= 101,25%
b) Volume BaCl2 2M sebanyak 10 mL dan Na2SO4 2M sebanyak 10 mL

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Mol Na2SO4 =MxV


= 2M x 10 mL
= 20 mmol
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq)
m 20 20 - -
r 20 20 20 40
s - - 20mmol 40mmol

Pereaksi pembatas :-
Pereaksi sisa :-
Massa BaSO4 (teori) = n x Mr
= 20 mmol x 233 gr/mol
= 4660 mg
= 4,66 gr
Massa BaSO4 (sebenarnya) = (massa kertas sarimg + padatan) – (massa
kertas saring)
= 5,732 gr – 0,706 gr
= 5,026 gr
massa sebenarnya
%yield = x 100%
massa teori
5,026 gr
= x 100%
4,66 gr
= 107,85%
nilai percobaan−nilai teoritis
%kesalahan = x 100%
nilai teoritis
5,026 gr−4,66 gr
= x 100%
4,66 gr
= 7,85%
c) Volume BaCl2 2M sebanyak 10 mL dan Na2SO4 2M sebanyak 15 mL
Mol Na2SO4 =MxV
= 2M x 15 mL
= 30 mmol
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq)

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

m 20 30 - -
r 20 20 20 40
s - 10mmol 20mmol 40mmol

Pereaksi pembatas : BaCl2


Pereaksi sisa : Na2SO4
Massa BaSO4 (teori) = mol x Mr
= 0,02 x 233
= 4,66 gr
Massa BaSO4 (sebenarnya) = (massa kertas saring – padatan) – (massa
kertas saring)
= 6,046 gr – 0,704 gr
= 5,432 gr
massa sebenarnya
%yield = x 100%
massa teori
5,432 gr
= x 100%
4,66 gr
= 116,57%
nilai percobaan−nilai teoritis
%kesalahan = x 100%
nilai teoritis
5,432 gr−4,66 gr
= x 100%
4,66 gr
= 16,57%

5.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue


Massa cawan porselin = 40,612 gram
Massa NaHCO3 = 2,5 gram
Massa cawan porselin + NaHCO3 setelah = 42,178 gram
dipanaskan 12 menit
Massa cawan porselin + NaHCO3 setelah = 41,897 gram
dipanaskan 10 menit

massa
Mol NaHCO3 =
Mr

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

2,5 gram
=
( Ar Na+ Ar H + Ar C + ( 3 x Ar O ) ) g/mol
2,5 gram
=
( 23+1+12+ ( 3 x 16 ) ) g/mol
2,5 gram
=
84 g /mol
= 0,029 mol
= 0,03 mol
 Pemanasan 1
Massa Na2CO3 = (massa cawan + Na2CO3 dipanaskan 12 menit) – massa
cawan
= 42,178 gram – 40,612 gram
= 1,566 gram
massa
Mol Na2CO3 =
Mr
1,566 gram
=
( (2 x Ar Na)+ Ar C +( 3 x Ar O ) ) g/mol
1,566 gram
=
( (2 x 23)+12+ ( 3 x 16 ) ) g/mol
1,566 gram
=
106 g /mol
= 0,0147 mol
= 0,015 mol
 Pemanasan 2
Massa Na2CO3 = (massa cawan + Na2CO3 dipanaskan 10 menit) – massa
cawan
= 41,897 gram – 40,612 gram
= 1,285 gram
massa
Mol Na2CO3 =
Mr
1,285 gram
=
( (2 x Ar Na)+ Ar C +( 3 x Ar O ) ) g/mol
1,566 gram
=
( (2 x 23)+12+ ( 3 x 16 ) ) g/mol

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

1,285 gram
=
106 g/mol
= 0,0121 mol
= 0,012 mol
2NaHCO3(s) Na2CO3(aq) + CO2(s) + H2O(s)
m 0,03 - - -
r 0,03 0,015 0,015 0,015
s - 0,015mol 0,015mol 0,015mol

a) Perbandingan mol berdasarkan hasil pemanasan pertama


Mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 0,03 mol : 0,015 mol = 2 : 1
b) Perbandingan mol berdasarkan hasil pemanasan kedua
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 0,03 mol : 0,012 mol = 2,5 : 1 = 3 : 1
 Massa Na2CO3 (teori)
gr
Mol =  massa=Mr x m
Mr
¿ 106 x 0,015 mol
¿ 1,59 gra m
 Massa H2O yang seharusnya dihasilkan :
gr
Mol =  massa=Mr x mol
Mr

¿ 18 x 0,015 mol

¿ 0,27 gram

m. percobaan – m .teoritis
 % Kesalahan Pemanasan 1 = x 100 %
m. teoritis

1,566 – 1,59
¿ x 100 %
1,59

= −1,5 %

m. percobaan – m .teoritis
 % Kesalahan Pemanasan 2 = x 100 %
m. teoritis

1,285 – 1,59
= x 100 %
1,59

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

= −19,2 %

6 Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil
6.1.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat

Persamaan Reaksi Massa BaCl2 Volume Na2SO4 Massa BaSO4


Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) 5 ml 4,689 gram
→ 2NaCL(s) + 10 mL 10 ml 5,026 gram
BaSO4(aq)
15 ml 5,342 gram

6.1.2 Reaksi Penguraian Soda Kue

Persamaan Reaksi Massa Massa Massa


NaHCO3 Na2CO3 Na2CO3
2NaHCO3(s) ⇆ Na2CO3(s)+ 2,5 g 1,566 g 1,285 g
CO2+H2O

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

6.2 Pembahasan

Praktikum kali ini, kita mempelajari tentang perbandingan jumlah mol zat-
zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan antara jumlah zat-zat yang terlibat dalam
suatu reaksi kimia dapat dilihat dari koefisien reaksi dari persamaan kimianya.
Jumlah mol yang sama dari sembarang zat mengandung jumlah molekul atau
jumlah atom yang sama, maka koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan
jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Percobaan pertama adalah reaksi
pembentukan BaSO4.

Percobaan pembentukan BaSO4 diperoleh dengan mereaksikan BaCl2 2M


dengan Na2SO4 2M. Volume Na2SO4 diubah-ubah dengan mengulangi perlakuan
yang sama, masing-masing yaitu 5ml, 10ml, dan 15ml. Langkah selanjutnya
setelah pencampuran BaCl2 2M dengan Na2SO4 2M dengan diaduk perlahan
hingga tercampur rata. Pencampuran BaCl2 2M dengan Na2SO4 2M terbentuk
endapan berwarna putih. Hasil endapan menunjukkan telah terjadinya suatu reaksi
kimia diantara kedua larutan tersebut sehingga terbentuklah suatu endapan
berwarna putih sebagai hasil reaksi.

Gambar 6.1 Pencampuran BaCl2 dengan Na2SO4

Endapan putih tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring


yang sudah dikeringkan dalam oven selama 5 menit. Kertas saring didiamkan
sebentar dan ditimbang sebelum digunakan untuk menyaring padatan.
Pengeringan kertas saring dalam oven bertujuan untuk mengurangi massa kertas
saring dan dengan adanya kenaikan suhu dari kertas saring kelarutan endapan
akan bertambah besar. Kertas saring sendiri berfungsi untuk memisahkan antara

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

cairan dengan partikel suspense atau memisahkan antara padatan dengan zat
terlarut.

Gambar 6.2 Penyaringan Endapan

Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring yang


diletakkan diatas corong untuk menyaring padatan ditunggu hingga tidak ada
cairan yang tersisa. Penyaringan yang dilakukan adalah penyaringan filtrasi
dengan menyaring molekul-molekul padatan yang tercampur dalam suatu larutan.
Hasil padatan yang telah disaring tersebut dikeringkan dalam oven selama 15
menit. Pengeringan dalam oven ini bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan kadar air yang masih terdapat pada padatan yang telah disaring
tadi.

Gambar 6.3 Pengeringan Kertas Saring dalam Oven

Padatan pada kertas saring yang telah dikeringkan dalam oven kemudian
ditimbang untuk mengetahui massa akhir padatan yang diperoleh. Perlakuan yang
sama dilakukan pada perubahan masing-masing volume pada Na2SO4.
Berdasarkan data hasil percobaan reaksi pembentukan BaSO4 diatas massa kertas
saring bersih yaitu 0,703 g. Massa kertas saring dengan padatan yaitu 5,392 g
sehingga dapat diperoleh berat bersih padatannya yaitu 4,689 g untuk percobaan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

menggunakan volume 5 ml Na2SO4. Percobaan dengan volume 10 ml Na2SO4


diperoleh berat kertas saring 0,706 g dan berat bersih padatan adalah 5,026,
sedangkan pada volume 15 ml Na2SO4 diperoleh berat kertas saring 0,704 dengan
berat bersih yatu 5,324 g. Persamaan reaksi dari percobaan reaksi pembentukan
BaSO4 yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq)…………..(6.1)

Gambar 6.4 Penimbangan Massa Padatan

Endapan yang dihasilkan dari penambahan volume Na2SO4 dapat diketahi


bahwa semakin banyak volume larutan Na2SO4 yang ditambahkan pada
pencampuran dengan larutan BaCl2 yang volumenya tetap, semakin banyak juga
massa endapan yang terbentuk. Perbandingan mol reaktan (BaCl 2 dan Na2SO4)
dengan mol produk (BaSO4) dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:

Reaksi Pembentukan BaSO4


0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
5ml Na2SO4 10ml Na2SO4 15ml Na2SO4
n BaCl2 n Na2SO4 n BaSO4

Gambar 6.5 Diagram Perbandingan Mol

Percobaan kedua pada praktikum perbandingan jumlah mol zat-zat yang


terlibat dalam reaksi adalah reaksi penguraian soda kue (NaHCO 3). Percobaan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

penguraian soda kue dilakukan dengan menimbang cawan porselin yang akan
digunakan terlebih dahulu untuk menentukan massanya. Massa dari cawan
porselin yang diperoleh adalah 40,612 g. NaHCO3 sebanyak 2,5 sampai 3 g
ditambahkan pada cawan porselin dan ditimbang kembali.

Gambar 6.6 Penimbangan Cawan Porselin

NaHCO3 dalam cawan porselin tersebut dipanaskan selama 12 menit.


Cawan kemudian diangkat dan didiamkan hingga dingin. Cawan didinginkan
bertujuan agar suhunya menyamai suhu neraca sebelum ditimbang karena
perbedaan suhu yang terlelu besar dapat menyebabkan kerusakan neraca ataupun
tingkat ketelitiannya akibat adanya arus konveksi udara. Massa yang diperoleh
dari penimbangan tersebut yaitu 42,175 g. cawan porselin dengan NaHCO3 yang
sudah ditimbang dipanaskan kembali selama 10 menit dengan diaduk sehingga
pemanasannya merata. Cawan porselin didiamkan hingga dngin dan ditimbang
kembali sehingga diperoleh massa pemanasan kedua yaitu sebesar 41,897 g.

Gambar 6.7 Pemanasan NaHCO3

Pemanasan dilakukan bertujuan agar NaHCO3 dapat terurau menjadi


Na2CO3, CO2, dan H2O (air) sehingga larutan dapat diamati perubahannya.
Pemanasan juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk mempercepat proses reaksi
kimia, memperbesar hasil kali ion ion, serta memperkecil nilai kspnya. Proses
pemansan juga dapat merestruksikan zat-zat yang sudah berbentuk endapan agar

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

padatan kristal lebih jelas. Pemanasan ini juga memisahkan antara campuran agar
mudah untuk diamati. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali dengan tujuan agar
reaksi penguraian yang diperoleh semakin sempurna. Cawan porselin didiamkan
hingga dngin dan ditimbang kembali sehingga diperoleh massa pemanasan kedua
yaitu sebesar 41,897 g.

Gambar 6.8 Penimbangan NaHCO3 setelah Dipanaskan

Data yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan untuk


perbandingan mol NaHCO3 dengan mol Na2CO3 pada pemanasan pertama dan
kedua yakni sebagai berikut:
Pemanasan 1 = mol NaHCO3 : mol Na2CO3
2 : 1
Pemanasan 2 = mol NaHCO3 : mol Na2CO3
3 : 1
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diketahui bahwa semakin
tinggi suhu suatu senyawa maka massa yang dihasilkan senyawa tersebut semakin
berkurang karena terjadi peguapan air. Perhitungan secara teori pada reaksi
penguraian yaitu dengan membandingkan mol pereaksi dengan mol yang sudah
terurai menjadi Na 2 CO 3 , CO2, dan H 2 O . Perbandingan jumlah mol antar
senyawa tersebut didasarkan pada koefisein senyawa pada reaksi penguraian.
Reaksi penguraian Soda Kue dapat dilihat dengan persamaan Reaksi seperti
berikut :

2NaHCO3(s) Na2CO3(aq) + CO2(s) + H2O(s)………………(6.2)

Massa Na2CO3 secara teori yaitu sebesar 1,59 g sedangkan massa H 2O


secara teori adalah 0,27 g. Persen kesalahan pada reaksi pertama pembentukan
BaSO 4 yaitu 101,2%, reaksi kedua sebesar 7,8%, dan reaksi ketiga sebesar

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

14,6%. Persen kesalahan pada reaksi penguraian soda kue adalah pada pemanasan
pertama sebesar -1,5% dan pemanasan kedua sebesar -19,2%. Nilai negatif dalam
perhitungan disebabkannya karena nilai massa teoritis lebih besar dibandingkan
massa percobaan.

Penguraian soda kue ( NaHCO3 ) dengan cara dipanaskan akan


menghasilkan senyawa yang berbeda dan terjadi penguapan. Terjadinya
penguapan pada senyawa karbondioksida dan air dalam fase gas. Perbandingan
mol yang terdapat pada penguraian praktikum kali ini yaitu juga didasari hukum
Proust yang menyatakan perbandingan tetapnya. Mol yang beraksi akan dapat
dicari massa akhirnya dengan cara membandingkan mol yang ada dengan
koefisien reaksinya. Perbandingan mol-mol tersebut akan menghasilkan massa
yang hampir sama dengan massa percobaan, sehingga didapatkan masa teoritis
yang sesuai.

I. Kesimpulan
Kesimpulan dari dilakukannya praktikum kali tentang perbandingan
jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi adalah sebagai berikut:

1. Pada praktikum perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam


reaksi menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah mol
antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi yang dapat dilakukan dengan
reaksi pembentukan barium sulfat (BaSO4), didapat persamaan reaksi dari
praktikum yaitu sebagai berikut:
Na2SO4 + BaCl2 => 2NaCl + BaSO4

2. Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi


penguraian soda kue berdasarkan beratnya. Maka berdasarkan hasil

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

praktikum NaHCO3 atau soda kue jika dipanaskan akan terurai menjadi
Na2CO3, air dan gas CO2, sesuai dengan persamaan kimia:
2NaHCO3  Na2CO3 + H2O + CO2

Perbandingan mol berdasarkan hasil pemanasan pertama


Mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 0,03 mol : 0,015 mol = 2 : 1
Perbandingan mol berdasarkan hasil pemanasan kedua
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3 = 0,03 mol : 0,012 mol = 2,5 : 1 = 3 : 1
3. Endapan yang dihasilkan dari penambahan volume Na2SO4 dapat diketahi
bahwa semakin banyak volume larutan Na2SO4 yang ditambahkan pada
pencampuran dengan larutan BaCl2 yang volumenya tetap, semakin
banyak juga massa endapan yang terbentuk. Semakin tinggi suhu suatu
senyawa maka massa yang dihasilkan senyawa tersebut semakin
berkurang.
II. Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya praktikan mempersiapkan materi-
materi yang akan dibuat praktikum agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan
lancar. Alat dan bahan yang akan dibuat praktikum juga harus dipersiapkan
dengan baik agar tidak ada kesalahan saat kegiatan praktikum dilaksanakan.
Ketertiban dan keselamatan kerja juga harus diperhatikan saat di laboratorium.
Praktikan harus selalu menjaga kekondusifan saat di laboratorium.

Daftar Pustaka

A.L.Underwood,R.A.Day.JR.1986.Analisa Kimia Kuantitatif.Edisi:5.Jakarta: Erlangga.

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan : USU Press


Chang, R. 2003. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Jilid 1 Ed- 3. Jakarta:

Erlangga
Hiskia, A. dan Tupamahu.1991. Stoikiometri Energi Kimia. Bandung: ITB Press.

Juwita, Ratulani. 2017. Kimia Dasar. Sumatera Barat: STKIP Sumatera Barat.

Keenan, Charles W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Kencanawati, C. I. P. K.. 2012. Kimia Dasar. Denpasar: Universitas Udayana.

Komarudin, Omang. 2017. Kimia SMA/MA. Jakarta: Cmedia.

Labchem.2016.Material Safety Data Sheet Barium Chloride [serial online].


www.labchem.com diakses pada 11 Desember 2020.

Labchem.2018.Material Safety Data Sheet Sodium Bicarbonate [serial online].


www.labchem.com diakses pada 11 Desember 2020.

Labchem.2018.Material Safety Data Sheet Sodium Sulfate [serial online].


www.labchem.com diakses pada 11 Desember 2020.

Setyawati, A. A. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk SMA. Jakarta: PT.
Cempaka Putih.
Sumarna, Omay. 2009. Modul Kimia Fisika 1. Tangerang Selatan: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sunarya, Yayan & Agus Setiabudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung:
Setia Purna Inves
Wijayanti, R., Ibnu, S., & Muntholib, M. 2017. Hubungan antara Keterampilan
Metakognisi dengan Hasil Belajar Konsep Mol. J-PEK (Jurnal Pembelajaran
Kimia). 2(1) : 1-8.

Lampiran
N Perlakuan Percobaan Gambar
O
1. Reaksi Pembentukan BaSO4
- Dimasukkan 10 mL larutan BaCl₂
2 M kedalam gelas kimia 50 mL
- Ditambahan 5 mL Natrium Sulfat
(Na₂SO₄) 2 M
- Diaduk perlahan dengan spatula Pencampuran Senyawa

sampai terbentuk endapan


- Dilkeringkan kertas saring dalam

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

oven 5 menit, lalu didiamkan


sebentar dan ditimbang kertas saring
tersebut
- Digunakan kertas saring untuk
menyaring padatan, lalu dikeringkan Penyaringan Endapan
dalam oven selama 15 menit dan
ditimbang
- Ditentukan massa padatan yang
diperoleh
- Diulangi perlakuan dengan Ditunggu Hingga Cairan
merubah volume Natrium Sulfat Tersaring Sempurna
(Na₂SO₄), masing-masing yaitu 10
mL dan 15 mL

Pengeringan Kertas Saring


dengan Padatan dalam Oven

Penimbangan Padatan

2. Reaksi Penguraian Soda Kue


- Ditimbang cawan porselin untuk
menentukan massanya
- Digunakan cawan porselin yang
sudah ditentukan massanya untuk
menimbang 2,5 sampai 3 gram Penimbangan Cawan Porselin
NaHCO₃ dan dicatat massa tepatnya dengan NaHCO3
dalam tabel pengamatan
- Dipanaskan dalam cawan tersebut

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

selama kurang lebih 12 menit, lalu


diangkat cawan dan didiamkan
sampai dingin.
- Ditimbang cawan porselin beserta
isinya dan ditentukan massa Na₂ Pemanasan NaHCO3
serta CO₃ yang dihasilkan
- Dipanaskan sekali lagi dalam
cawan porselin yang berisi analit
selama 10 menit
- Diangkat cawan porselin dan Pengadukan NaHCO3 ketika
didiamkan sampai dingin Dipanaskan
- Ditimbang massanya.

Penimbangan setelah
Dipanaskan

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai