Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh:

Nama: Novi Ikatasari


NIM: 201810301017
Kelas/Kelompok: Kimia F/07
Asiten: Tyara Salsabila A.P

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul
Perubahan materi dan pemisahan campuran

II. Tujuan
- Mendemonstrasikan pemisahan suatu campuran.
- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-masing
komponen.
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi.

III.Pendahuluan
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
III.1.1 Naftalene (C10H8)
Naftalen juga dikenal sebagai tar kapur, tar putih, albokarbon, atau naftene.
Senyawa dengan rumus kimia C10H8 ini memiliki massa molar 128,17 gram/mol,
massa jenis 1,14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam eter dan
benzene, memiliki titik cair 80,5 dearajt C, titik didih 217,9 derajat C. Senyawa ini
berwaran putih kristal, berbau yang kuat, mudah menguap dan mudah terbakar.
Penggunaan langsung senyawa ini adalah sebagai pengusir ngengat. Bahaya dari
senyawa ini diantaranya mudah terbakar, toksik, kerusakan mata atau iritasi, dan
dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Penanganan jika terkena mata
adalah segera bilas secara hati-hati dengan air, jika terhirup pindahkan korban ke
tempat yang ada pasokan udara segar, jika tertelan bilas mulut dan segera hubungi
dokter (LabChem, 2020)
III.1.2 Metanol (CH3OH)
Metanol dengan rumus molekul CH3OH merupakan zat cair yang tidak
memiliki warna dan memiliki bau hampir sama dengan alkohol. Metanol tidak
memiliki pH dan memiliki titik beku -98.7°C dengan titik didih 64.7°C dalam
tekanan 1013 hPa. Metanol memiliki tekanan uap 128 hPa dalam suhu 20°C. Metanol
juga memiliki massa molekul 32.04 g/mol. Metanol dapat larut dalam air, etanol, eter,
dan aseton. Metanol merupakan cairan yang mudah terbakar dengan kategori 2 dan
juga memiliki toksisitas akut (oral, dermal, dan inhalasi) kategori 3. Penanganan
pertama jika terhirup, bawa praktikan keluar laboratorium untuk menghirup udara
bebas dan segera hubungi dokter. Pertolongan pertama jika terkena kontak fisik,
segera basuh dengan banyak air dan gunakan sabun. Pertolongan pertama jika terkena
mata, basuh dengan air dan segera hubungi dokter (LabChem,2020).
III.1.3 Akuades (H2O)
Akuades atau H2O adalah jenis cairan yang bersifat netral. Senyawa ini dalam
kehidupan manusia sering disebut sebagai air. Sifat kimia akuades diantaranya adalah
bisa digunakan sebagai pelarut dalam larutan, bisa larut dalam asetat, bisa larut dalam
ammonia, larut dalam aseton, dan larut dalam berbagai senyawa lainnya seperti
garam-garam, gula, asam, dan beberapa gas. Akuades ini tidak emiliki warna juga
tidak berbau dan juga tidak berasa pada keadaan standart (LabChem, 2020).
Sifat fisika akuades diantaranya memiliki pH 7 dimana pH ini adalah pH netral.
Akuades juga tidak memiliki titik lebur tapi akuades memiliki titik beku 0 derajat C
dan titik didih sebesar 100 derajat C. Akuades tidak memiliki titik nyala dan laju
penguapan, namun ia memiliki tekanan uap sebesar 17,535 mmHg dan memiliki
massa jenis sebesar 0,99823 g/mL. Akuades sendiri tidak memiliki bahaya dan efek
buruk pada manusia. Akan tetapi perlu diperhatikan ketika akuades dalam
temperature yang sangat rendah ataupun sangat tinggi. Akuades juga tidak memiliki
sifat peledak atau bahan mudah terbakar ataupun sifat bercaun dan iritan sehingga
akuades ini sangat aman digunakan untuk praktikum (LabChem, 2020).
III.1.4 NaCl (Natrium Klorida)
Natrium klorida memiliki rumus kimia NaCl. Natrium klorida memiliki
keadaan fisik berbentuk bubuk kristal padat, sedikit berbau dan rasanya asin.
Senyawa ini memiliki berat molekul 58,44 gram/mol, berwarna putih, memiliki pH
netral (7), memiliki titik didih sebesar 1413 dearajt C dan titk leleh 801 derajat C.
Natrium klorida ini mudah larut dalam air dingin, air panasa. Larut dalam gliserol dan
ammonia. Sangat sedikit larut dalam alcohol serta tidk larut dalam asam klorida.
Natrium klorida yang ada di laboratorium bersifat toksik dan mungkin berbahaya jika
tertelan karena telah tercampur dengan bahan non food Tindakan pertolongan
pertama jka terhirup adalah segera pindahkan korban ke uddara segar dan jaga posisi
istirahat yang nyaman. Apabila terkena mata segera bilas dengan air mengalir, dan
jika tertelan segera bilas mulut. Penyimpanan senyawa ini dapat diletakkan di wadah
terttutup, kering, dan sejuk (LabChem, 2020)
III.1.5 Kalsium Karbonat (CaCO3)
Kalsium karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus molekul CaCO 3.
Senyawa ini memiliki massa molar sebesar 100,0869 gram/mol, berbentuk serbuk
putih halus, dan tidak berbau. Kalsium karbonat sulit larut dalam air murni, senyawa
ini memiliki titik leleh 825 derajat C, massa jenis 2,93 gram/mol. Kalsium karbonat
dapat menyebabkan iritasi kulit dan menyebabkan iritasi mata. Penanganan pertma
yang haru dilakukan ketika terhirup adaah dengan membawa korban ketempat
terbuka dengan pasokan udra bersih. Apabila terkena kulit basuhlah dengan air
mengalir, cuci pakaian yang terkontaminasi. Apabila terkena mata segera basuh mata
dengan air mengalir selama beberapa menit dan segera hubungi dokter (LabChem,
2016).

III.2 Tinjauan Pustaka


Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi dan
perubahanya. Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati
ruang. Wujud materi dibagi menajdi 3 yaitu: padat adalah materi yang partikelnya
rapat sehingga bentuk dan volumemnya tetap. Cair adalah materi yang partikelnya
renggang sehingga volumeya mengikti bentuk wadahnya dan volume tetap. Gas
adalah materi yang prtikelnya sangat sangat renggang sehingga bentuk dan
volumenya tergantung mediumnya (Sentot Budi, 2004).
Campuran adalah materi yang disusun oleh beberapa zat tunggal baik berupa
unsur atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Dalam campuran sifat dari
penyusun materi tidak berubah. Campuran dapat kita bagi menjadi campuran
homogen dan campuran heterogen (Barsasella, 2012). Campuran homogen adalah
campuran yang memiliki komposisi dan sifat yang seragam diseluruh sample.
Campuran heterogen adalah campuran yang memiliki komposisi dan sifat yang
berbeda atau beragam (Penrucci, 2008:6). Sifat-sifat fisik yang ada pada komponen
campuran yang tidak berubah maka kita bisa memisahkan komponen dari campuran
dengan cara sedehana seperti filtrasi, evaporasi, destilasi, ekstraksi, dekantasi, dan
sublimasi.
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan
dengan melewatkan umpan melalui medium penyaring. Proses filtrasi banyak di
lakukan diperusahaan air minum, pemisahan kristal garam dan lai lain. Secara umum
filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relative lebih kecil
dibandingkan zat cairnya (Oxtoby, 2001).
Evaporasi adalah proses perubahan molekul dalam keadaan cair dengan spontoon
menjadi gas. Umumnya evaporasi dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara
berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Evaporasi
dilakukan dengan cara menguapkan Sebagian dari pelarut pada titik didihnya
sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
dihasikan pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen. Evaporasi lebih
mementingkan zat cair pekat sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan
dibuang.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campuranya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam
sel tanaman. Setelah proses ektraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan
penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan tunggal untuk
mengisolasi senyawa tunggal. Ekstrak awal perlu dipisahkan kedalam fraksi yang
memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama. (Mukhriani, 2014).
Destilasi secara umum merupakan suatu proses pemisahan komponen didalam zat
cair pada suhu didihnya. Campuran zat cair yang akan dipisahkan dididihkan dan uap
yang terbentuk diembunkan didalam kondenser. Pemisahan komponen campuran
dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap komponen dalam campuran
(Yudhi, et al., 2007). Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan dua buah
campuran atau lebih terhadap larutan non volatil. Sifat larutan selalu terdapat uap
diatas cairan, sehingga berdaarkan hal tersebut dengan proses pemisahan dapat
dilakukan untuk memperoleh destilat dengan menggunakan perbedaan titik didih
(Marsal, et al., 2008).
Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyubim. Bila
partakel penyusun suatu zat diberikan kenaikan suhu maka partikel tersebut akan
menyublim menjadi gas, sebaliknya jika suhu gas diturunkan maka gas akan segera
berubah menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan Kembali.
Syarat pemisahan campuran pada sublimasi adalah partake yang becampur harus
memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap
dengan tingkat kemurnian tinggi. Syarat sampel untuk sublimasi adalah sifat kimia
yang mudah menguap agar mudah proses sublimasinya (Riswiyanto, et al., 2003).
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang cocok atau sesuai. Suatu pelarut dapat dikatakan cocok
ataudfdf pelarut yang baik dalam proses kristalisasi yaitu pelarut yang dapat
memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotor dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Prinsip dasar kristalisasi
adalah perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan kelarutan za
pencampur. Larutan yang terbentuk diisahkan satu sama lain, kemudian larutan yang
diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (Agustina, 2013).
Dekantasi adalah proses pemisahan zat padat yang tidak terlarut didalam
pelarutnya dengan cara dituangkan, sehinggacairan tersebut akan terpish dari zat
padat yang tercampur (Sudjaji, 1998). Metode dekantasi digunakan untuk
memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Ukuran
padatan cukup besar sehingga mengendap dibagian wadah. Dekantasi dilakukan
dengan menuang cairan kewadah lain dengan dialirkan melalui batang pengaduk
secara perlahan-lahan supaya padatan terpisah dari cairan.
Sentrifugasi adalah teknik pemisahan suatu bahan berdasarkan berat molekul
dengan kecepatan tertentu. Teknik pemisahan ini digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan protein, partikel, dan organel selular yang disedimentasi ukuran atau
bentuk relatifnya. Laju aktual sedimentasi dalam cairan merupakan fungsi dari
perbedaan densitas antara partikel dengan medium sentrifugasi, viskositas medium,
bentuk partikel dan kekuatan sentrifugal (Bintang, 2010).

IV. Metodologi Percobaan


IV.1 Alat dan Bahan
IV.1.1 Alat
- Timbangan
- Kaki tiga
- Beaker
- Batang pengaduk
- Corong
- Set alat destilasi
- Cawan porselen
- Spatula
- Pemakar spiritus
- Clamps
- Thermometer

IV.1.2 Bahan
- Naftalen (kapur barus)
- Pb(NO3)2 o,5 M
- Garam dapur (NaCl)
- Vaselin
- Pasir
- Serbuk kapur

IV.2 Diagram Alir


4.2.1 Pemisahan Campuran

Garam, pasir,
naftalene
-
- Dimasukkan kedalam beker masing-masing 0,5 gram
- Ditutup dengan cawan poselen
- Dipanaskan diatas bunsen spiritus sampai terbentuk uap dalam
gelas beaker
- Dimatikan bunsen spiritus setelah 10 menit
- Didinginkan dengan temperatur ruang
- Ditambahkan akuades sebanyak 25 mL
- Disiapkan kertas saring
- Disaring campuran dan filtrat ditampung gelas beaker lain
- Dikeringkan kertas saring yang berisi padatan
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil

4.2.2 Destilasi

Spirtus
- Dipasang set alat destilasi
- Digunakan labu alas bulat 100 mL
- Diisi labu destilasi dengan spiritus
- Ditutup labu alas dengan penutup karet yang telah dipasangkan
termometer.
- Dipasangkan kedua labu tersebut pada set alat destilasi
- Dipanaskan menggunakan mantel pemanas
- Ditutup dengan plastik bening
- Dimatikan mantel pemanas
- Ditimbang massa filtrat yang terbentuk

Hasil
4.2.3 Sentrifugasi Versus Dekantasi

Bubuk Kapur

- Dimasukkan kedalam gelas kimia dan diberi air 30 mL


- Diambil 10 mL larutan ke dalam tabung sentrifugal
- Dipisahkan sentrat dan endapan
- Diambil kembil 10 mL campuran air dengan kapur
- Diamati dan dibandingkan perubahan yang terjadi

Hasil

4.2.4 Rekristalisasi

Garam Dapur

- Dilarutkan dalam gelas kimia 50 mL dengan air secukupnya


- Disaring dan ditampung filtratnya
- Dipanaskan diatas bunsen spiritus sampai terbentuk uap dalam
cawan porselin
- Diamati dan dibandingkan perubahan yang terjadi

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Pemisahan Camuran
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemisahan campuran disiapkan terlebih
dahulu. Ditimbang sebuah gelas beaker 100mL. dimasukkan pasir, garam dapur, dan
naftalene masng-masing 0,5gram kemudian diaduk. Ditutup dengan cawan porselen
yang sudah ditimbang dan ditempatkan di atas jaring kawat, kaki tiga lalu ditambah
beberapa pecahan es. Dipanaskan diatas Bunsen spiritus selama 10 menit.
Dikumpulkan padatan dibawah cawan dengan spatula. Diaduk campuran didalam
gelas beaker dengan batang pengaduk, ditutup dan dipanaskan kembali. Dinginkan
beaker pada temperature ruang kemudian ditimbang padatan yang tersisa.
Ditambahkan 25mL aquades kedalam sisa padatan dan diamati selama 5 menit.
Disaring campuran dan tamping filrat kedalam beaker lain. Dikeringkan padatan yang
ada di kertas sarig dengan suhu 105 derajat C selama 10 menit.
4.3.2 Destilasi
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan destilasi disiapkan terlebih
dahulu. Dipasang set alat distilasi dan dberi vaselin pada tiap sambungan. Diisi sisa
filrat percobaan sebelumnya kedalam labu disitlasi alas dan dimasukkan 2 butir batu
didih. Dipasangkan labu distilasi dan labu penampung pada set alat destilasi
kemudian panaskan. Dicatat temperature saat destilat yang tertampung volumenya
1mL. matikan Bunsen spiritus dan dinginkan. Dimasukkan masing-masing 2mL
cairan sisa ke tabung reaksi terpisah. Ditetesi 3 tetes larutan Pb(NO 3)2 0,01M.
Diamati dan dicatat perubahannya.
4.3.3 Sentrifugasi Versus Dekantasi
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan sentrifugasi versus dekantasi
disiapkan terlebih dahulu. Dimasukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur kedalam gelas
kimia 50mL. Ditambahkan 30mL air dan aduk sampa rata. Diambil 10mL larutan
kedalam tabung sentrifugal. Dipisahkan sentrat dan endapan, ambil filtrat dengan
pipet. Diambil kembali 10mL larutan dan saring menggunakan kertas saring.
Bandingkan sentrat dari proses entrifugasi dan filtrat dari proes penyaringan.
4.3.4 Rekristalisasi
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan rekristalisasi disiapkan
terlebih dahulu. Diambil dan dilarutkan 1gram garam dapur kedalam gelas beaker
50mL dengan air secukupnya. Disaring dan ditampung filtratnya. Diuapkan didalam
cawan porselen diatas Bunsen spiritus. Dibandingkan kedaan fisik garam dapur
sebelum dan sesudah proses.

V. Data dan Perhitungan


5.1 Data
5.1.1 Pemisahan Campuran
Massa gelas beaker 100ml kosong = 62,891 gr
Massa garam dapur = 0,503 gr
Massa naftalene = 0,505 gr
Massa pasir = 0,500 gr
Massa gelas beaker + padatan = 64,302 gr
Massa kaca arloji kosong = 23,80 gr
Massa kaca arloji + padatan = 24,394gr
Massa gelas beaker + sisa padatan ` = 63,551 gr
Kertas saring bersih = 1,138 gr
Kertas saring + padatan sisa = 1,668 gr
5.1.2 Destilasi
Suhu = 50ºC
5.1.3 Rekristalisasi
Massa garam dapur kotor = 1 gr
5.2 Perhitungan
5.2.1 Pemisahan Campuran
a. Massa total sample = massa pasir + massa garam dapur+massa naftalene
= 0,500 gr + 0,503 gr + 0,505 gr
= 1,508 gr
% rendemen =
=
= 33,156%
% rendemen =
=
= 33,355%
% rendemen =
=
= 33,488%
Massa beaker + massa sampel total = 64,302 gr
b. Massa padatan sublimasi = (massa kaca arloji+padatan) – massa arloji kosong)
= 24,394 gr – 23,80 gr
= 0,594 gr
c. Massa padatan sisa = (massa kertas saring + padatan) – massa kertas saring
= 1,668 gr – 1,138 gr
=0,53 gr
5.2.2 Rekristalisasi
% rendemen =
=
= 100%
naftalene
% rendemen = x 100
m sampel
0,505
= x 100
1,508
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Pemisahan Campuran
No Perlakuan Hasil
1. Ditimbang gelas beaker 100mL kosong. Massa = 62,891 gram
2. Dimasukkan pasir, garam dapur, dan Setelah diaduk sampel
naftalene ke dalam beaker masing- berwarna coklat kehitaman.
masing 0,5 gram, diaduk lalu ditimbang. Massa gelas beaker +
sampel = 64,302 gram
3. Dipanaskan gelas beaker yang berisi Padatan sublimasi berwarna
sampel dan ditutup dengan cawan kuning kecoklatan
porselen yang berisi es batu.
4. Ditambahkan akuades ke dalam sisa Massa padatan sisa = 0,53
padatan dalam beaker kemudian gram
disaring dengan kertas saring. Padatan
dibilas dengan 10mL akuades,
dikeringkan dalam oven dengan suhu
105ºC, lalu ditimbang.
6.1.2 Tabel Hasil Destilasi
No Perlakuan Hasil
1. Dimasukkan larutan yang akan Distilat yang terbentuk
didestilasi kedalam tabung destilasi dan berwarna bening dengan
dipanaskan dengan mantel pemanas bau menyerupai alkohol dan
suhu setelah distilat
terbentuk adalah 50ºC

6.1.3 Tabel Hasil Sentrifugasi Versus Dekantasi


No Perlakuan Hasil
1. Dimasukkan bubuk kapur 2-3 sendok Larutan berwarna putih
makan ke dalam gelas beaker 50mL, kapur atau tampak keruh
ditambahkan air 30mL,lalu diaduk
2. Diambil 10mL larutan dan dimasukkan Endapan bubur kapur
ke dalam tabung sentrifugal, lalu diputar berwarna putih dan airnya
di pemusingan selama 2 menit. nampak keruh
3. Diambil 10mL campuran 10mL Sentrat dari proses
kemudian disaring sentrifugasi berupa padatan
berwarna putih tulang
6.1.4Tabel Hasil Rekristalisasi
No Perlakuan Hasil
1. Dilarutkan garam dapur kotor dengan Padatan yang dihasilkan
air secukupnya, lalu disaring. Filtratnya berwarna putih bersih
diuapkan dalam cawan porselen
menggunakan bunsen.

6.2 Pembahasan
Sublimasi adalah perubahan zat dari padatan menjadi gas ketika dipanaskan
tanpa pernah menjadi cair sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal.
NaCl memiliki tekanan uap sebesar 1mmHg pada suhu 856°C, tekanan uap naftalene
sebesar 1,3 hPa (1,0 mmHg) dalam suhu 53°C dan 0,04 hPa (0,3 mmHg) dalam suhu
25°C, dan tekanan uap pasir bek=lum diketahui. Pada percobaan sublimasi, terdapat
endapan naftalene dibawah cawan porelen sehingga dapat deketahui bahwa sampel
yang terpisah adalah naftalene. NaCl memiliki tekanan uap sebesar 1 mmHg pada
suhu 865ºC, tekanan uap pasir masih belum diketahui, dan tekanan uap naftalene
sebesar 1,3hPa (1.0 mmHg) dalam suhu 53 ºC dan sebesar 0,04 hPa (0.3 mmHg)
dalam suhu 25 ºC. Fungsi es batu yang diletakkan diatas cawa porselen adalah agar
uap gas dari naftalene mengalami pendinginan dan kembali menjadi padatan seperti
semula. Setiap zat juga memliki tingkat kelarutan terhadap air. NaCl dapat larut
dalam air sedangkan Naftalene tidak larut dalam air. Sehingga, saat dipisahkan,
naftalene dapat dengan mudah untuk dipisahkan karena tidak larut dalam air.

Berdasarkan percobaan sublimasi yang telah dilakukan didapatkan hasil


yaitu : berdasarkan titik uap, sampel yang terpisah adalah naftalene dan sampel yang
tidak terpisah adalah pasir dan garam. Hal ini dikarenakan titik uap dari naftalene
lebih kecil dibandingkan titik uap pasir dan garam. Berdasarkan kelarutan dalam air,
sampel yang tidak terpisah adalah NaCl dan sampel yang dapat terpisah adalah
naftalene. Hal ini dikarenakan naftalene tidak larut didalam air maka naftalene mudah
untuk dipisahkan dan NaCl mudah larut didalam air. Pada pemisahan campuran
berdasarkan titik uap sampel yang terpisah adalah naftalen dengan perubahan wujud
dari padat menjadi gas. Endapan yang terbentuk sebesar 0,53 gram.
Distilasi sederhana adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih
komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi
gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan pada tekanan atmosfer yang normal.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran. Akuades
mengandung metanol 10% dan pewarna metil ungu.

Akuades dan spirtus keduannya merupakan senyawa polar. Hal ini


dikarenakan keduannya memeliki titik didih yang tinggi, titik didih yaitu 100° C
sedangkan titik didih spirtus yaitu 64,5° C. Titik didih akuades lebih tinggi
dibandingkan spirtus dikarenakan ikatan akuades dapat membentuk lebih banyak
ikatan hidrogen dibandingkan dengan spirtus. Pada percobaan ini dilakukan proses
distilasi dengan memanaskan spirtus untuk memperoleh hasil rendemen spirtus
murni.Titik didih spirtus lebih rendah dibandingkan titik didih akuades, sehingga
pada proses pemanasan spirtus akan lebih dulu menguap dibandingkan dengan
akuades. Pada suhu 58° C tekanan uap spirtus menjadi sama besar dengan tekanan
sekelilingnya (1 atm) maka molekul-molekul di seluruh bagian cairan mulai
menguap. Hal tersebut dikarenakan terjadi peningkatan suhu dan penurunan tekanan
uap,keadaan ini berlangsung pada seluruh bagian cairan.

Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol atau biasa disebut juga spiritus
yang merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada percobaan distilasi spiritus
dengan akuades, yang mana titik didih dari spiritus lebih rendah daripada akuades
maka yang lebih cepat menguap adalah spiritus, sehingga yang melewati pipa
hanyalah uap dari spiritus yang kemudian terbentuk methanol atau spiritus itu sendiri.
Prinsipnya adalah komponen yang memiliki cairan titik yang rendah akan menguap
dan diembunkan kembali pada kondensor sehingga menjadi distilat. Air lebih lambat
menguap karena titik didihnya lebih tinggi dari spiritus

Sentrifugasi merupakan metode sendimentasi untuk memisahkan partikel dari


sebuah cairan berdasarkan berat jenisnya dengan memberikan gaya sentipetal.
Sedangkan filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (gas maupun
cair) yang membawanya menggunakan media atau bahan berpori. Pada percobaan
sentifugas versus dekantasi yang menggunakan larutan kapur (CaCO3) menghasilkan
larutan berwarna putih keruh. Putih keruh pada larutan disebabkan oleh bubuk kapur
yang bercampur dengan air. Untuk memisahkan bubuk kapur dengan air dapat
menggunakan teknik sentrifugasi maupun filtrasi. Dari percobaan tersebut, nantinya
akan terbentuk sentrat dan filtrat.
Pada percobaan sentrifugasi, campuran tersebut dapat terpisah dikarenakan
pada proses ini memanfaatkan gaya sentripetal, sehingga larutan yang awalnya keruh
akan dapat terpisah dikarenakan berat jenisnya yang juga berbeda. Sedangkan pada
proses filtrasi, campuran tersebut dapat terpisah dikarenakan pada proses ini
menggunakan media atau bahan berpori yang hanya bisa dilewati cairan atau pelarut
dan padatan atau endapan kapur tertinggal di media tersebut. Pada proses sentrifugasi,
sentrat yang dihasilkan masih tampak keruh. Hal ini dikarenakan molekul-molekul
kecil dari endapan kapur ikut masuk kedalam sentrat. Inilah mengapa pada proses
filtrasi hasil yang didapatkan lebih bening.

Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari campuran atau


pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan
dalam pelarut yang cocok. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan
kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Pada proses
rekristalisasi yang telah dilakukan, terdapat perubahan warna yaitu yang semula
warnanya kotor menjadi putih bersih. Hal ini dikarenakan larutnya pengotor oleh air

VII. Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat dari praktikum perubahan materi dan pemisahan


campuran ialah ada beberapa teknik pemisahan campuran diantaranya yaitu filtrasi,
rekristalisasi, sublimasi, sentrifugasi, dan destilasi. Dalam prinsip pemisahan
campuran terdapat sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh komponen-komponen
pembentuk campuran. Memisahkan suatu zat dari suatu campuran dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu, ukuran partikel, titik didih, kelarutan suatu zat, dan lain-
lain. Teknik pemisahan campuran berdasarkan sifat fisik masing-masing komponen
yaitu sublimasi, filtrasi, dan distilasi. Filtrasi menggunakan prinsip perbedaan partikel
sedangkan dalam percobaan rekristalisasi, sublimasi dan destilasi menggunakan
prinsip perbedaan titik didih. Prinsip kerja dari destilasi adalah komponen yang
memiliki cairan dengan titik didih yang rendah akan menguap dan diembunkan
kembali pada kondensor sehingga menjadi destilat.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, et al. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk
Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol.
2(4). Semarang: Universitas Diponegoro

Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta: TIM

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta. : Erlangga

Budi, Sentot.2008. Kimia Berbasis Eksperimen. Solo: Tiga Serangkai

LabChem. 2016. Material Safety Data Sheet of Calcium Carbonate. [Serial Online]
Diakses pada 27 Oktober 2020

LabChem. 2018. Material Safety Data Sheet of Aquades.


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf diakses pada 09
November 2020.

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Nafthalene. [SerialOnline] Diakses


pada 09 November 2020

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Methanol.


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/VT430.pdf diakses pada 08
November 2020

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Sodium Chloride. [Serial Online]
Diakses pada 10 November 2020

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal


Kesehatan. Vol 7(2)

Oxtoby, D.W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1 Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Petrucci, R.H. 2008. Kima Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta:
Erlangga

Riswiyanto., Ridla Bakri. 2003. Sains Indonesia. Vol 7 (3): 75-80


LAMPIRAN

LEMBAR PENGAMATAN

a. Pemisahan Campuran

Massa beker awal : 62,891 gram


Massa beker + sempel : 64, 302 gram
Massa dish awal : 23,80 gram
Massa dish setelah pemanasan ke-1 : 0,592 gram
Massa dish setelah dikerok : 0,594 gram
Massa kertas saring awal : 1,138 gram
Massa kertas saring + sampel : 1,668 gram

b. Distilasi

Suhu larutan sampel awal : 25°C


Suhu larutan sampel saat menetes : 60°C
Warna hasil distilat + spirtus : Bening
Warna hasil sampel awal + spirtus : Keunguan

c. Sentrifugasi vs Filtrasi

Warna sampel air + batu kapur : Putih keruh


Warna sentrat filtrasi : Lebih bening
Warna sentrat hasil sentrifugasi : Bening

d. Rekristalisasi

Massa cawan porselen : 45,32 gram


Massa cawan porselen setelah pemanasan : 46,22 gram
Warna kristal NaCl sampel : Putih dan kotor
Warna kristal NaCl setelah rekristalisasi : Lebih putih dan bersih

- Proses Pemisahan Campuran


- Proses Distilasi

- Proses Sentrifugasi

Anda mungkin juga menyukai