Oleh:
II. Tujuan
- Mendemonstrasikan pemisahan suatu campuran.
- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing-masing
komponen.
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik destilasi.
III.Pendahuluan
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
III.1.1 Naftalene (C10H8)
Naftalen juga dikenal sebagai tar kapur, tar putih, albokarbon, atau naftene.
Senyawa dengan rumus kimia C10H8 ini memiliki massa molar 128,17 gram/mol,
massa jenis 1,14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam eter dan
benzene, memiliki titik cair 80,5 dearajt C, titik didih 217,9 derajat C. Senyawa ini
berwaran putih kristal, berbau yang kuat, mudah menguap dan mudah terbakar.
Penggunaan langsung senyawa ini adalah sebagai pengusir ngengat. Bahaya dari
senyawa ini diantaranya mudah terbakar, toksik, kerusakan mata atau iritasi, dan
dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Penanganan jika terkena mata
adalah segera bilas secara hati-hati dengan air, jika terhirup pindahkan korban ke
tempat yang ada pasokan udara segar, jika tertelan bilas mulut dan segera hubungi
dokter (LabChem, 2020)
III.1.2 Metanol (CH3OH)
Metanol dengan rumus molekul CH3OH merupakan zat cair yang tidak
memiliki warna dan memiliki bau hampir sama dengan alkohol. Metanol tidak
memiliki pH dan memiliki titik beku -98.7°C dengan titik didih 64.7°C dalam
tekanan 1013 hPa. Metanol memiliki tekanan uap 128 hPa dalam suhu 20°C. Metanol
juga memiliki massa molekul 32.04 g/mol. Metanol dapat larut dalam air, etanol, eter,
dan aseton. Metanol merupakan cairan yang mudah terbakar dengan kategori 2 dan
juga memiliki toksisitas akut (oral, dermal, dan inhalasi) kategori 3. Penanganan
pertama jika terhirup, bawa praktikan keluar laboratorium untuk menghirup udara
bebas dan segera hubungi dokter. Pertolongan pertama jika terkena kontak fisik,
segera basuh dengan banyak air dan gunakan sabun. Pertolongan pertama jika terkena
mata, basuh dengan air dan segera hubungi dokter (LabChem,2020).
III.1.3 Akuades (H2O)
Akuades atau H2O adalah jenis cairan yang bersifat netral. Senyawa ini dalam
kehidupan manusia sering disebut sebagai air. Sifat kimia akuades diantaranya adalah
bisa digunakan sebagai pelarut dalam larutan, bisa larut dalam asetat, bisa larut dalam
ammonia, larut dalam aseton, dan larut dalam berbagai senyawa lainnya seperti
garam-garam, gula, asam, dan beberapa gas. Akuades ini tidak emiliki warna juga
tidak berbau dan juga tidak berasa pada keadaan standart (LabChem, 2020).
Sifat fisika akuades diantaranya memiliki pH 7 dimana pH ini adalah pH netral.
Akuades juga tidak memiliki titik lebur tapi akuades memiliki titik beku 0 derajat C
dan titik didih sebesar 100 derajat C. Akuades tidak memiliki titik nyala dan laju
penguapan, namun ia memiliki tekanan uap sebesar 17,535 mmHg dan memiliki
massa jenis sebesar 0,99823 g/mL. Akuades sendiri tidak memiliki bahaya dan efek
buruk pada manusia. Akan tetapi perlu diperhatikan ketika akuades dalam
temperature yang sangat rendah ataupun sangat tinggi. Akuades juga tidak memiliki
sifat peledak atau bahan mudah terbakar ataupun sifat bercaun dan iritan sehingga
akuades ini sangat aman digunakan untuk praktikum (LabChem, 2020).
III.1.4 NaCl (Natrium Klorida)
Natrium klorida memiliki rumus kimia NaCl. Natrium klorida memiliki
keadaan fisik berbentuk bubuk kristal padat, sedikit berbau dan rasanya asin.
Senyawa ini memiliki berat molekul 58,44 gram/mol, berwarna putih, memiliki pH
netral (7), memiliki titik didih sebesar 1413 dearajt C dan titk leleh 801 derajat C.
Natrium klorida ini mudah larut dalam air dingin, air panasa. Larut dalam gliserol dan
ammonia. Sangat sedikit larut dalam alcohol serta tidk larut dalam asam klorida.
Natrium klorida yang ada di laboratorium bersifat toksik dan mungkin berbahaya jika
tertelan karena telah tercampur dengan bahan non food Tindakan pertolongan
pertama jka terhirup adalah segera pindahkan korban ke uddara segar dan jaga posisi
istirahat yang nyaman. Apabila terkena mata segera bilas dengan air mengalir, dan
jika tertelan segera bilas mulut. Penyimpanan senyawa ini dapat diletakkan di wadah
terttutup, kering, dan sejuk (LabChem, 2020)
III.1.5 Kalsium Karbonat (CaCO3)
Kalsium karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus molekul CaCO 3.
Senyawa ini memiliki massa molar sebesar 100,0869 gram/mol, berbentuk serbuk
putih halus, dan tidak berbau. Kalsium karbonat sulit larut dalam air murni, senyawa
ini memiliki titik leleh 825 derajat C, massa jenis 2,93 gram/mol. Kalsium karbonat
dapat menyebabkan iritasi kulit dan menyebabkan iritasi mata. Penanganan pertma
yang haru dilakukan ketika terhirup adaah dengan membawa korban ketempat
terbuka dengan pasokan udra bersih. Apabila terkena kulit basuhlah dengan air
mengalir, cuci pakaian yang terkontaminasi. Apabila terkena mata segera basuh mata
dengan air mengalir selama beberapa menit dan segera hubungi dokter (LabChem,
2016).
IV.1.2 Bahan
- Naftalen (kapur barus)
- Pb(NO3)2 o,5 M
- Garam dapur (NaCl)
- Vaselin
- Pasir
- Serbuk kapur
Garam, pasir,
naftalene
-
- Dimasukkan kedalam beker masing-masing 0,5 gram
- Ditutup dengan cawan poselen
- Dipanaskan diatas bunsen spiritus sampai terbentuk uap dalam
gelas beaker
- Dimatikan bunsen spiritus setelah 10 menit
- Didinginkan dengan temperatur ruang
- Ditambahkan akuades sebanyak 25 mL
- Disiapkan kertas saring
- Disaring campuran dan filtrat ditampung gelas beaker lain
- Dikeringkan kertas saring yang berisi padatan
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil
4.2.2 Destilasi
Spirtus
- Dipasang set alat destilasi
- Digunakan labu alas bulat 100 mL
- Diisi labu destilasi dengan spiritus
- Ditutup labu alas dengan penutup karet yang telah dipasangkan
termometer.
- Dipasangkan kedua labu tersebut pada set alat destilasi
- Dipanaskan menggunakan mantel pemanas
- Ditutup dengan plastik bening
- Dimatikan mantel pemanas
- Ditimbang massa filtrat yang terbentuk
Hasil
4.2.3 Sentrifugasi Versus Dekantasi
Bubuk Kapur
Hasil
4.2.4 Rekristalisasi
Garam Dapur
Hasil
6.2 Pembahasan
Sublimasi adalah perubahan zat dari padatan menjadi gas ketika dipanaskan
tanpa pernah menjadi cair sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal.
NaCl memiliki tekanan uap sebesar 1mmHg pada suhu 856°C, tekanan uap naftalene
sebesar 1,3 hPa (1,0 mmHg) dalam suhu 53°C dan 0,04 hPa (0,3 mmHg) dalam suhu
25°C, dan tekanan uap pasir bek=lum diketahui. Pada percobaan sublimasi, terdapat
endapan naftalene dibawah cawan porelen sehingga dapat deketahui bahwa sampel
yang terpisah adalah naftalene. NaCl memiliki tekanan uap sebesar 1 mmHg pada
suhu 865ºC, tekanan uap pasir masih belum diketahui, dan tekanan uap naftalene
sebesar 1,3hPa (1.0 mmHg) dalam suhu 53 ºC dan sebesar 0,04 hPa (0.3 mmHg)
dalam suhu 25 ºC. Fungsi es batu yang diletakkan diatas cawa porselen adalah agar
uap gas dari naftalene mengalami pendinginan dan kembali menjadi padatan seperti
semula. Setiap zat juga memliki tingkat kelarutan terhadap air. NaCl dapat larut
dalam air sedangkan Naftalene tidak larut dalam air. Sehingga, saat dipisahkan,
naftalene dapat dengan mudah untuk dipisahkan karena tidak larut dalam air.
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol atau biasa disebut juga spiritus
yang merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada percobaan distilasi spiritus
dengan akuades, yang mana titik didih dari spiritus lebih rendah daripada akuades
maka yang lebih cepat menguap adalah spiritus, sehingga yang melewati pipa
hanyalah uap dari spiritus yang kemudian terbentuk methanol atau spiritus itu sendiri.
Prinsipnya adalah komponen yang memiliki cairan titik yang rendah akan menguap
dan diembunkan kembali pada kondensor sehingga menjadi distilat. Air lebih lambat
menguap karena titik didihnya lebih tinggi dari spiritus
VII. Kesimpulan
Agustina, et al. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk
Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol.
2(4). Semarang: Universitas Diponegoro
LabChem. 2016. Material Safety Data Sheet of Calcium Carbonate. [Serial Online]
Diakses pada 27 Oktober 2020
LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Sodium Chloride. [Serial Online]
Diakses pada 10 November 2020
Oxtoby, D.W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1 Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Petrucci, R.H. 2008. Kima Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta:
Erlangga
LEMBAR PENGAMATAN
a. Pemisahan Campuran
b. Distilasi
c. Sentrifugasi vs Filtrasi
d. Rekristalisasi
- Proses Sentrifugasi