Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERUBAHAN MATERI DAN PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh :

Nama : Novian Rico Saputra


NIM : 211810301001
Kelas/Kelompok : Kimia F/2
Asisten : Aurely Rachmanita Sosa

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul
Perubahan materi dan pemisahan campuran

II. Tujuan
Tujuan Praktikum kali ini diantaranya adalah :
- Mendemonstrasikan pemisahan suatu campuran
- Menguji beberapa teknik pemisahan berdasarkan sifat fisik masing
masing komponen
- Memisahkan campuran homogen dengan teknik distilasi

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Naftalene (C10H8)
Naftalen juga dikenal sebagai tar kapur, tar putih, albokarbon, atau
naftene. Senyawa dengan rumus kimia C10H8 ini memiliki massa molar 128,17
gram/mol, massa jenis 1,14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam
eter dan benzene, memiliki titik cair 80,5 dearajt C, titik didih 217,9 derajat C.
Senyawa ini berwaran putih kristal, berbau yang kuat, mudah menguap dan
mudah terbakar. Penggunaan langsung senyawa ini adalah sebagai pengusir
ngengat. Bahaya dari senyawa ini diantaranya mudah terbakar, toksik, kerusakan
mata atau iritasi, dan dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik).
Penanganan jika terkena mata adalah segera bilas secara hati-hati dengan air, jika
terhirup pindahkan korban ke tempat yang ada pasokan udara segar, jika tertelan
bilas mulut dan segera hubungi dokter (LabChem, 2020)
3.1.2 Metanol (CH3OH)

Metanol dengan rumus molekul CH3OH merupakan zat cair yang tidak
memiliki warna dan memiliki bau hampir sama dengan alkohol. Metanol tidak
memiliki pH dan memiliki titik beku -98.7°C dengan titik didih 64.7°C dalam
tekanan 1013 hPa. Metanol memiliki tekanan uap 128 hPa dalam suhu 20°C.
Metanol juga memiliki massa molekul 32.04 g/mol. Metanol dapat larut dalam
air, etanol, eter, dan aseton. Metanol merupakan cairan yang mudah terbakar
dengan kategori 2 dan juga memiliki toksisitas akut (oral, dermal, dan inhalasi)
kategori 3. Penanganan pertama jika terhirup, bawa praktikan keluar laboratorium
untuk menghirup udara bebas dan segera hubungi dokter. Pertolongan pertama
jika terkena kontak fisik, segera basuh dengan banyak air dan gunakan sabun.
Pertolongan pertama jika terkena mata, basuh dengan air dan segera hubungi
dokter (LabChem,2020).
3.1.3 Akuades (H2O)
Akuades atau H2O adalah jenis cairan yang bersifat netral. Senyawa ini
dalam kehidupan manusia sering disebut sebagai air. Sifat kimia akuades
diantaranya adalah bisa digunakan sebagai pelarut dalam larutan, bisa larut dalam
asetat, bisa larut dalam ammonia, larut dalam aseton, dan larut dalam berbagai
senyawa lainnya seperti garam-garam, gula, asam, dan beberapa gas. Akuades ini
tidak emiliki warna juga tidak berbau dan juga tidak berasa pada keadaan standart
(LabChem, 2020).
Sifat fisika akuades diantaranya memiliki pH 7 dimana pH ini adalah pH
netral. Akuades juga tidak memiliki titik lebur tapi akuades memiliki titik beku 0
derajat C dan titik didih sebesar 100 derajat C. Akuades tidak memiliki titik nyala
dan laju penguapan, namun ia memiliki tekanan uap sebesar 17,535 mmHg dan
memiliki massa jenis sebesar 0,99823 g/mL. Akuades sendiri tidak memiliki
bahaya dan efek buruk pada manusia. Akan tetapi perlu diperhatikan ketika
akuades dalam temperature yang sangat rendah ataupun sangat tinggi. Akuades
juga tidak memiliki sifat peledak atau bahan mudah terbakar ataupun sifat
bercaun dan iritan sehingga akuades ini sangat aman digunakan untuk praktikum
(LabChem, 2020).
3.1.4 Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida memiliki rumus kimia NaCl. Natrium klorida memiliki
keadaan fisik berbentuk bubuk kristal padat, sedikit berbau dan rasanya asin.
Senyawa ini memiliki berat molekul 58,44 gram/mol, berwarna putih, memiliki
pH netral (7), memiliki titik didih sebesar 1413 dearajt C dan titk leleh 801
derajat C. Natrium klorida ini mudah larut dalam air dingin, air panasa. Larut
dalam gliserol dan ammonia. Sangat sedikit larut dalam alcohol serta tidk larut
dalam asam klorida. Natrium klorida yang ada di laboratorium bersifat toksik dan
mungkin berbahaya jika tertelan karena telah tercampur dengan bahan non food
Tindakan pertolongan pertama jka terhirup adalah segera pindahkan korban ke
uddara segar dan jaga posisi istirahat yang nyaman. Apabila terkena mata segera
bilas dengan air mengalir, dan jika tertelan segera bilas mulut. Penyimpanan
senyawa ini dapat diletakkan di wadah terttutup, kering, dan sejuk (LabChem,
2020)
3.1.5 Kalsium Karbonat (CaCO3)
Kalsium karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus molekul CaCO 3.
Senyawa ini memiliki massa molar sebesar 100,0869 gram/mol, berbentuk serbuk
putih halus, dan tidak berbau. Kalsium karbonat sulit larut dalam air murni,
senyawa ini memiliki titik leleh 825 derajat C, massa jenis 2,93 gram/mol.
Kalsium karbonat dapat menyebabkan iritasi kulit dan menyebabkan iritasi mata.
Penanganan pertma yang haru dilakukan ketika terhirup adaah dengan membawa
korban ketempat terbuka dengan pasokan udra bersih. Apabila terkena kulit
basuhlah dengan air mengalir, cuci pakaian yang terkontaminasi. Apabila terkena
mata segera basuh mata dengan air mengalir selama beberapa menit dan segera
hubungi dokter (LabChem, 2016).

3.2 Tinjauan Pustaka


Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi
dan perubahanya. Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Wujud materi dibagi menajdi 3 yaitu: padat adalah materi yang
partikelnya rapat sehingga bentuk dan volumemnya tetap. Cair adalah materi
yang partikelnya renggang sehingga volumeya mengikti bentuk wadahnya dan
volume tetap. Gas adalah materi yang prtikelnya sangat sangat renggang sehingga
bentuk dan volumenya tergantung mediumnya (Sentot Budi, 2004).
Campuran adalah materi yang disusun oleh beberapa zat tunggal baik
berupa unsur atau senyawa dengan komposisi yang tidak tetap. Dalam campuran
sifat dari penyusun materi tidak berubah. Campuran dapat kita bagi menjadi
campuran homogen dan campuran heterogen (Barsasella, 2012). Campuran
homogen adalah campuran yang memiliki komposisi dan sifat yang seragam
diseluruh sample. Campuran heterogen adalah campuran yang memiliki
komposisi dan sifat yang berbeda atau beragam (Penrucci, 2008:6). Sifat-sifat
fisik yang ada pada komponen campuran yang tidak berubah maka kita bisa
memisahkan komponen dari campuran dengan cara sedehana seperti filtrasi,
evaporasi, destilasi, ekstraksi, dekantasi, dan sublimasi.
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan
cairan dengan melewatkan umpan melalui medium penyaring. Proses filtrasi
banyak di lakukan diperusahaan air minum, pemisahan kristal garam dan lai lain.
Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relative lebih
kecil dibandingkan zat cairnya (Oxtoby, 2001).
Evaporasi adalah proses perubahan molekul dalam keadaan cair dengan
spontoon menjadi gas. Umumnya evaporasi dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Evaporasi dilakukan dengan cara menguapkan Sebagian dari pelarut pada titik
didihnya sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih
tinggi. Uap yang dihasikan pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu
komponen. Evaporasi lebih mementingkan zat cair pekat sedangkan uapnya
biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campuranya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ektraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan
tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Ekstrak awal perlu dipisahkan
kedalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama.
(Mukhriani, 2014).
Destilasi secara umum merupakan suatu proses pemisahan komponen
didalam zat cair pada suhu didihnya. Campuran zat cair yang akan dipisahkan
dididihkan dan uap yang terbentuk diembunkan didalam kondenser. Pemisahan
komponen campuran dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
komponen dalam campuran (Yudhi, et al., 2007). Destilasi dapat digunakan untuk
memisahkan dua buah campuran atau lebih terhadap larutan non volatil. Sifat
larutan selalu terdapat uap diatas cairan, sehingga berdaarkan hal tersebut dengan
proses pemisahan dapat dilakukan untuk memperoleh destilat dengan
menggunakan perbedaan titik didih (Marsal, et al., 2008).
Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyubim.
Bila partakel penyusun suatu zat diberikan kenaikan suhu maka partikel tersebut
akan menyublim menjadi gas, sebaliknya jika suhu gas diturunkan maka gas akan
segera berubah menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan
Kembali. Syarat pemisahan campuran pada sublimasi adalah partake yang
becampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat
menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian tinggi. Syarat sampel untuk
sublimasi adalah sifat kimia yang mudah menguap agar mudah proses
sublimasinya (Riswiyanto, et al., 2003).
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok atau sesuai. Suatu pelarut dapat
dikatakan cocok ataudfdf pelarut yang baik dalam proses kristalisasi yaitu pelarut
yang dapat memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
dimurnikan dengan zat pengotor dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Prinsip
dasar kristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan
kelarutan za pencampur. Larutan yang terbentuk diisahkan satu sama lain,
kemudian larutan yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya
(Agustina, 2013).
Dekantasi adalah proses pemisahan zat padat yang tidak terlarut didalam
pelarutnya dengan cara dituangkan, sehinggacairan tersebut akan terpish dari zat
padat yang tercampur (Sudjaji, 1998). Metode dekantasi digunakan untuk
memisahkan campuran yang penyusunnya berupa cairan dan padatan. Ukuran
padatan cukup besar sehingga mengendap dibagian wadah. Dekantasi dilakukan
dengan menuang cairan kewadah lain dengan dialirkan melalui batang pengaduk
secara perlahan-lahan supaya padatan terpisah dari cairan.
Sentrifugasi adalah teknik pemisahan suatu bahan berdasarkan berat
molekul dengan kecepatan tertentu. Teknik pemisahan ini digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan protein, partikel, dan organel selular yang
disedimentasi ukuran atau bentuk relatifnya. Laju aktual sedimentasi dalam cairan
merupakan fungsi dari perbedaan densitas antara partikel dengan medium
sentrifugasi, viskositas medium, bentuk partikel dan kekuatan sentrifugal
(Bintang, 2010).
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Cawan Porselen
- Kaki tiga
- Beaker
- Batang pengaduk
- Corong
- Set alat distilasi
- Spatula
- Timbangan
- Pembakar Spiritus
- Thermometer
- Clamps

4.1.2 Bahan
- Naftalene (C10H8)
- Garam dapur (NaCl)
- Vaselin
- Pasir
- Serbuk kapur
- Pb(NO3)2 0,5 Molar
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Pemisahan Campuran

Garam, Pasir,
Naftalene

- Dimasukkan kedalam beker masing-masing 0,5 gram


- Ditutup dengan cawan poselen
- Dipanaskan diatas bunsen spiritus sampai terbentuk uap
dalam gelas beaker
- Dimatikan bunsen spiritus setelah 10 menit
- Didinginkan dengan temperatur ruang
- Ditambahkan akuades sebanyak 25 mL
- Disiapkan kertas saring
- Disaring campuran dan filtrat ditampung gelas beaker lain
- Dikeringkan kertas saring yang berisi padatan
Hasil

4.2.2 Destilasi

Spiritus

- Dipasang set alat destilasi


- Digunakan labu alas bulat 100 mL
- Diisi labu destilasi dengan spiritus
- Ditutup labu alas dengan penutup karet yang telah
dipasangkan termometer.
- Dipasangkan kedua labu tersebut pada set alat destilasi
- Dipanaskan menggunakan mantel pemanas
- Ditutup dengan plastik bening
4.2.3 Sentrifugasi
- vs Dekantasimantel pemanas
Dimatikan
- Ditimbang massa filtrat yang terbentuk
Hasil
Bubuk kapur

- Dimasukkan kedalam gelas kimia dan diberi air 30 mL


- Diambil 10 mL larutan ke dalam tabung sentrifugal
- Dipisahkan sentrat dan endapan
- Diambil kembil 10 mL campuran air dengan kapur

Hasil- Diamati dan dibandingkan perubahan yang terjadi

4.2.4 Rekristalisasi

Garam dapur

- Dilarutkan dalam gelas kimia 50 mL dengan air


secukupnya
- Disaring dan ditampung filtratnya
- Dipanaskan diatas bunsen spiritus sampai terbentuk uap
dalam cawan porselin
- Diamati dan dibandingkan perubahan yang terjadi
Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Pemisahan Campuran
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemisahan campuran disiapkan
terlebih dahulu. Ditimbang sebuah gelas beaker 100mL. dimasukkan pasir, garam
dapur, dan naftalene masng-masing 0,5gram kemudian diaduk. Ditutup dengan
cawan porselen yang sudah ditimbang dan ditempatkan di atas jaring kawat, kaki
tiga lalu ditambah beberapa pecahan es. Dipanaskan diatas Bunsen spiritus
selama 10 menit. Dikumpulkan padatan dibawah cawan dengan spatula. Diaduk
campuran didalam gelas beaker dengan batang pengaduk, ditutup dan dipanaskan
kembali. Dinginkan beaker pada temperature ruang kemudian ditimbang padatan
yang tersisa. Ditambahkan 25mL aquades kedalam sisa padatan dan diamati
selama 5 menit. Disaring campuran dan tamping filrat kedalam beaker lain.
Dikeringkan padatan yang ada di kertas sarig dengan suhu 105 derajat C selama
10 menit.
4.3.2 Destilasi
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan destilasi disiapkan
terlebih dahulu. Dipasang set alat distilasi dan dberi vaselin pada tiap sambungan.
Diisi sisa filrat percobaan sebelumnya kedalam labu disitlasi alas dan dimasukkan
2 butir batu didih. Dipasangkan labu distilasi dan labu penampung pada set alat
destilasi kemudian panaskan. Dicatat temperature saat destilat yang tertampung
volumenya 1mL. matikan Bunsen spiritus dan dinginkan. Dimasukkan masing-
masing 2mL cairan sisa ke tabung reaksi terpisah. Ditetesi 3 tetes larutan
Pb(NO3)2 0,01M. Diamati dan dicatat perubahannya.
4.3.3 Sentrivugasi vs Dekantasi
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan sentrifugasi versus
dekantasi disiapkan terlebih dahulu. Dimasukkan 2-3 sendok makan bubuk kapur
kedalam gelas kimia 50mL. Ditambahkan 30mL air dan aduk sampa rata. Diambil
10mL larutan kedalam tabung sentrifugal. Dipisahkan sentrat dan endapan, ambil
filtrat dengan pipet. Diambil kembali 10mL larutan dan saring menggunakan
kertas saring. Bandingkan sentrat dari proses entrifugasi dan filtrat dari proes
penyaringan.
4.3.4 Rekristalisasi
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan rekristalisasi disiapkan
terlebih dahulu. Diambil dan dilarutkan 1gram garam dapur kedalam gelas beaker
50mL dengan air secukupnya. Disaring dan ditampung filtratnya. Diuapkan
didalam cawan porselen diatas Bunsen spiritus. Dibandingkan kedaan fisik garam
dapur sebelum dan sesudah proses.
Pembahasan
Pembahasan yang pertama yaitu Sublimasi, Sublimasi adalah perubahan
zat dari padatan menjadi gas ketika dipanaskan tanpa pernah menjadi cair
sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. NaCl memiliki tekanan
uap sebesar 1mmHg pada suhu 856°C, tekanan uap naftalene sebesar 1,3 hPa (1,0
mmHg) dalam suhu 53°C dan 0,04 hPa (0,3 mmHg) dalam suhu 25°C, dan
tekanan uap pasir bek=lum diketahui. Pada percobaan sublimasi, terdapat
endapan naftalene dibawah cawan porelen sehingga dapat deketahui bahwa
sampel yang terpisah adalah naftalene. NaCl memiliki tekanan uap sebesar 1
mmHg pada suhu 865ºC, tekanan uap pasir masih belum diketahui, dan tekanan
uap naftalene sebesar 1,3hPa (1.0 mmHg) dalam suhu 53 ºC dan sebesar 0,04 hPa
(0.3 mmHg) dalam suhu 25 ºC. Fungsi es batu yang diletakkan diatas cawa
porselen adalah agar uap gas dari naftalene mengalami pendinginan dan kembali
menjadi padatan seperti semula. Setiap zat juga memliki tingkat kelarutan
terhadap air. NaCl dapat larut dalam air sedangkan Naftalene tidak larut dalam
air. Sehingga, saat dipisahkan, naftalene dapat dengan mudah untuk dipisahkan
karena tidak larut dalam air.
Berdasarkan percobaan sublimasi yang telah dilakukan didapatkan hasil
yaitu : berdasarkan titik uap, sampel yang terpisah adalah naftalene dan sampel
yang tidak terpisah adalah pasir dan garam. Hal ini dikarenakan titik uap dari
naftalene lebih kecil dibandingkan titik uap pasir dan garam. Berdasarkan
kelarutan dalam air, sampel yang tidak terpisah adalah NaCl dan sampel yang
dapat terpisah adalah naftalene. Hal ini dikarenakan naftalene tidak larut didalam
air maka naftalene mudah untuk dipisahkan dan NaCl mudah larut didalam air.
Pada pemisahan campuran berdasarkan titik uap sampel yang terpisah adalah
naftalen dengan perubahan wujud dari padat menjadi gas. Endapan yang
terbentuk sebesar 0,53 gram.
Pembahasan yang kedua adalah Distilasi, Distilasi sederhana adalah teknik
pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi gas. Distilasi ini
dilakukan pada tekanan pada tekanan atmosfer yang normal. Aplikasi distilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran. Akuades mengandung
metanol 10% dan pewarna metil ungu.
Akuades dan spirtus keduannya merupakan senyawa polar. Hal ini
dikarenakan keduannya memeliki titik didih yang tinggi, titik didih yaitu 100° C
sedangkan titik didih spirtus yaitu 64,5° C. Titik didih akuades lebih tinggi
dibandingkan spirtus dikarenakan ikatan akuades dapat membentuk lebih banyak
ikatan hidrogen dibandingkan dengan spirtus. Pada percobaan ini dilakukan
proses distilasi dengan memanaskan spirtus untuk memperoleh hasil rendemen
spirtus murni.Titik didih spirtus lebih rendah dibandingkan titik didih akuades,
sehingga pada proses pemanasan spirtus akan lebih dulu menguap dibandingkan
dengan akuades. Pada suhu 58° C tekanan uap spirtus menjadi sama besar dengan
tekanan sekelilingnya (1 atm) maka molekul-molekul di seluruh bagian cairan
mulai menguap. Hal tersebut dikarenakan terjadi peningkatan suhu dan penurunan
tekanan uap,keadaan ini berlangsung pada seluruh bagian cairan.
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol atau biasa disebut juga spiritus
yang merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada percobaan distilasi
spiritus dengan akuades, yang mana titik didih dari spiritus lebih rendah daripada
akuades maka yang lebih cepat menguap adalah spiritus, sehingga yang melewati
pipa hanyalah uap dari spiritus yang kemudian terbentuk methanol atau spiritus
itu sendiri. Prinsipnya adalah komponen yang memiliki cairan titik yang rendah
akan menguap dan diembunkan kembali pada kondensor sehingga menjadi
distilat. Air lebih lambat menguap karena titik didihnya lebih tinggi dari spiritus
Pembahasan Ketiga adalah sentrifugasi, Sentrifugasi merupakan metode
sendimentasi untuk memisahkan partikel dari sebuah cairan berdasarkan berat
jenisnya dengan memberikan gaya sentipetal. Sedangkan filtrasi adalah suatu
proses pemisahan zat padat dari fluida (gas maupun cair) yang membawanya
menggunakan media atau bahan berpori. Pada percobaan sentifugas versus
dekantasi yang menggunakan larutan kapur (CaCO3) menghasilkan larutan
berwarna putih keruh. Putih keruh pada larutan disebabkan oleh bubuk kapur
yang bercampur dengan air. Untuk memisahkan bubuk kapur dengan air dapat
menggunakan teknik sentrifugasi maupun filtrasi. Dari percobaan tersebut,
nantinya akan terbentuk sentrat dan filtrat.
Pada percobaan sentrifugasi, campuran tersebut dapat terpisah
dikarenakan pada proses ini memanfaatkan gaya sentripetal, sehingga larutan
yang awalnya keruh akan dapat terpisah dikarenakan berat jenisnya yang juga
berbeda. Sedangkan pada proses filtrasi, campuran tersebut dapat terpisah
dikarenakan pada proses ini menggunakan media atau bahan berpori yang hanya
bisa dilewati cairan atau pelarut dan padatan atau endapan kapur tertinggal di
media tersebut. Pada proses sentrifugasi, sentrat yang dihasilkan masih tampak
keruh. Hal ini dikarenakan molekul-molekul kecil dari endapan kapur ikut masuk
kedalam sentrat. Inilah mengapa pada proses filtrasi hasil yang didapatkan lebih
bening.
Pembahasan Terakhir adalah Rekristalisasi, Rekristalisasi adalah
pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara
mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok.
Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Pada proses rekristalisasi yang telah
dilakukan, terdapat perubahan warna yaitu yang semula warnanya kotor menjadi
putih bersih. Hal ini dikarenakan larutnya pengotor oleh air
Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari praktikum perubahan materi dan
pemisahan campuran ialah ada beberapa teknik pemisahan campuran diantaranya
yaitu filtrasi, rekristalisasi, sublimasi, sentrifugasi, dan destilasi. Dalam prinsip
pemisahan campuran terdapat sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh
komponen-komponen pembentuk campuran. Memisahkan suatu zat dari suatu
campuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, ukuran partikel, titik
didih, kelarutan suatu zat, dan lain-lain. Teknik pemisahan campuran berdasarkan
sifat fisik masing-masing komponen yaitu sublimasi, filtrasi, dan distilasi. Filtrasi
menggunakan prinsip perbedaan partikel sedangkan dalam percobaan
rekristalisasi, sublimasi dan destilasi menggunakan prinsip perbedaan titik didih.
Prinsip kerja dari destilasi adalah komponen yang memiliki cairan dengan titik
didih yang rendah akan menguap dan diembunkan kembali pada kondensor
sehingga menjadi destilat.
DAFTAR PUSTAKA

Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta: TIM

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta. : Erlangga

Budi, Sentot.2008. Kimia Berbasis Eksperimen. Solo: Tiga Serangkai

LabChem. 2016. Material Safety Data Sheet of Calcium Carbonate. [Serial


Online] Diakses pada 27 Oktober 2020

LabChem. 2018. Material Safety Data Sheet of Aquades.


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf diakses pada 09
November 2020.

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Nafthalene. [SerialOnline]


Diakses pada 09 November 2020

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Methanol.


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/VT430.pdf diakses pada 08
November 2020

LabChem. 2020. Material Safety Data Sheet of Sodium Chloride. [Serial Online]
Diakses pada 10 November 2020

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal


Kesehatan. Vol 7(2)

Anda mungkin juga menyukai