Anda di halaman 1dari 7

ACC NILAI

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


DISTRIBUSI SOLUT DIANTARA DUA PELARUT
Tujuan percobaan

1. Mempelajari distribusi senyawa diantar dua pelarut yang tidak bercampur


2. Mempelajari cara mengidentifikasi lapisan organic diantara dua pelarut yang tidak bercampur

Pendahuluan

Larutan merupakan suatu senyawa yang bayak kita temui di dalam istilah kimia. Larutan
sendiri dikenal sebagai suatu campuran homogen dari paling sediktnya dua senyawa yaitu zat
terlarut dan zat pelarutnya . Larutan biasa kita anggap sebagai suatu cairan yang terdapat
didalamnya senyawa yang terlarut baik itu cairan gas maupun padatan. Zat mayoritas dalam
larutan yang biasa disebut dengan solven berperan sebagai medium terhadap solut yang dapat
berpartisipasi maupun meninggalkan larutan dalam proses penguapan dan pengendapan (Oxtoby,
2006 )
Larutan merupakan campuran dari dua jenis zat yang bercampur membentuk satu fasa.
Larutan merupakan campuran dari dua jenis zat yaitu zat pelarut dan zat terlarut yang berada
dalam ukuran molekular. Larutan sendiri tidak hanya dapat terbentuk dalam keadaan satu fasa
yang sama saja, namun larutan juga dapat dibentuk dari gas, cairan maupun dari padatan. Larutan
dapat dibuat dengan mencampurkan dua zat murni sehingga terjadi interaksi secara langsung
dalam keadaan tercampur. Molekul-molekul dari campuran ini membentuk suatu interkasi baru
antara zat terlarut dan pelarut (Oxtoby, 2006).
Kelarutan merupakan ukuran kuantitatif banyaknya zat terlarut yang akan melarut dalam
pelarut pada suhu tertentu. Ungkapan “yang sejenis melarutkan yang sejenis” membantu
memprediksikan kelarutan zat terlarut dalam pelarut. Ungkapan ini menyatakan bahwa dua zat
dengan jenis dan gaya antar molekul yang sama akan cenderung saling melarutkan. Dua cairan
apabila saling melarutkan dengan sempurna dengan segala perbandingan maka disebut mampu
bercampur (Chang, 2004). Campuran homogen antara dua zat atau lebih dikenal dengan larutan.
Campuran disebut homegen apabila susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian-
bagian yang berlainan. Larutan terdiri atas zat pelarut dan satu atau lebih zat terlarut Pelarut
merupakan medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut sering disebut sebagai zat pendispersi,
yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat terlarut yaitu zat yang terdispersi
didalam pelarut. Larutan dalam kimia memiliki tiga fase yaitu gas, cair atau padat. Gas dapat
bercampur dengan sesamanya, oleh karena itu semua campuran gas adalah larutan (Oxtoby,
2001).
Menurut tim penyusun (2018), Ekstraksi cair suatu senyawa organic yang menggunakan
dua pelarut sedikit atau tidak bercampur , akan mematuhi distribution law atau partition law.
Senyawa organic ( solute ) akan terdistribusi diantara dua pelarut. Temperature konstan ,
konsentrasi senyawa organik yang larut terhadap pelarut lainnya akan tetap bernilai konstan. Jika
CA dan CB adalah konsentrasi solute pada pelarut A dan B terjadi persamaan koefisien distribusi
atau partisi (K) sebagai berikut :
CA / CB = konstan = K (1)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa untuk menjadikan nilai perbandingan CA dan CB konstan
jika zat yang terlibat mempunyai masa molekul yang relatif sama. Hukum distribusi atau partisi
dapat dirumuskan apabila suatu zat terlarut terdistribusikan antara dua pelarut yang tak dapat
campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka
banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut tersebut. Angka banding ini tidak
bergantung pada molekul lain yang ada. Angka banding ini dapat berubah terhadap sifat zat
terlarut, zat pelarut dan temperature. Pendekatan ini sangat kasar dimana K diasumsikan
sebanding dengan rasio kelarutan solut dalam dua pelarut. Senyawa organik biasanya lebih
mudah larut didalam pelarut organik dibandingkan dengan didalam air karena senyawa organik
dapat diekstrak dalam larutan berair (Castellan, 1982).
Percobaan dilakukan menggunakan proses pemanasan. Pemanasan tersebut berfungsi untuk
menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan
kemudian uap yang diperoleh dikondensasikan kembali menjadi cair dan kemudian ditampung
dalam suatu bejana penerima. Proses distilasi bersumber pada kenyataan bahwa zat-zat cair
memiliki tekanan uap yang berbeda-beda pada temperatur tertentu. Campuran zat cair yang
bersifat mudah menguapnya, maka cairan yang tersisa dalam borler akan lebih banyak. Campuran
zat cair yang komponen yang mudah menguapnya lebih sedikit maka cairan yang tersisadi dalam
borler akan lebih banyak (Khopkar, 1990.).
Konsentrasi zat terlarut dalam kedua pelarut mmemiliki perbandingan yang tetap yang
merupakan suatu tetapan dalam keadaan suhu konstan (Purwani, 2008).
Menurut Baharudin (2009) ekstraksi mempunyai beberapa jenis yang
digunakan, antara lain :
a. Ekstrasi cara dingin
Bertujuan untuk menghindari rusaknya senyawa karena pemanasan. Jenis ekstrasi
dingin yaitu maserasi dan perkolasi.
b. Ekstraksi cara panas
Bertujuan untuk mempercepat proses pencarian dengan metode refluks yang
menggunakan alat sochlet dan infusa.
Metode maserasi merupakan cara pencairan secara sederhana dengan cara merendam
serbuk simplisia. Metode perkolasi merupakan proses pencairan simplisia dengan melewatkan
oelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator yang bertujuan supaya
zat yang berkhasiat dapat tahan dalam proses pemanasan. Metode refluks merupakan metode
yang menggunakan pelarut dengan cara penguapan sebelum reaksi berjalan sampai akhir pada
suhu tinggi kemudian didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan akan turun pada wadah reaksi (Baharudin, 2009).

Material Safety Data Sheet(MSDS)


Kloroform (CHCl3)
kloroform adalah senyawa yang berbentuk liquid atau cairan yang tidak berwarna atau
bening dengan berat molekul 119.36 g/mol. Titik didih larutan -63.5°C ( -82.3°F ). kloroform
mudah larut di dalam air panas. Bahaya penangan jika terkena kontak mata, segera lepas kontak
mata dan basuh dengan air sebanyak kurang lebih 15 menit. Segera dapatkan penanganan medis.
Penanganan jika terkena kontak kulit, segera basuh menggunakan air kurang lebih 15 menit,
Tutup kulit yang teriritasi dan segera dapatkan penanganan dari media. Penanaganan jika
inhalansi, segera bawa korban ke ruang terbuka. Jangan berikan nafas buatan dari mulut ke mulut,
segera dapatkan penanganan medis. Penanganan jika tertelan, jangan muntahkan tanpa arahan
dari medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti dasi , ikat pinggang , kerah . segera dapatkan
penanganan medis (ScienceLab,2018).
Akuades (H2O)
Akuades merupakan senyawa zat yang berbentuk cair tidak berwarna dengan berat molekul
18.02 g/mol . pH akuades 7 ( netral ). Akuades merupakan senyawa yang tidak berbahaya jika
terkena kontak mata , kontak kulit , terhirup maupun tertelan. Tidak ada penanganan khusus jika
terkena bahan akuades (ScienceLab,2018).
Heksana(C6H14)
Heksena adalah senyawa yang berbentuk liquid atau cairan yang tidak berwarna atau bening
dengan berat molekul 86.18 g/mol. Titik didih larutan -95°C ( -139°F ). Heksena mudah larut di
dalam air dingin, dietil eter, aceton, air panas. Bahaya penangan jika terkena kontak mata, segera
lepas kontak mata dan basuh dengan air sebanyak kurang lebih 15 menit. Segera dapatkan
penanganan medis. Penanganan jika terkena kontak kulit, segera basuh menggunakan air kurang
lebih 15 menit, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci hingga bersih sebelum
digunakan kembali. Tutup kulit yang teriritasi dan segera dapatkan penanganan dari media.
Penanaganan jika inhalansi, segera bawa korban ke ruang terbuka. Jangan berikan nafas buatan
dari mulut ke mulut, segera dapatkan penanganan medis. Penanganan jika tertelan, jangan
muntahkan tanpa arahan dari medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti dasi , ikat pinggang ,
kerah . segera dapatkan penanganan medis (ScienceLab, 2018).
Asam benzoat(C6H5COOH)
Asam benzoate merupakan senyawa senyawa yang berntuk padatan dengan berat molekul
122.12 g/mol. pH larutan tergolong asam yaitu 3 dengan titik didih 122.4°C ( 252.3°F ). Asam
benzoat mudah larut didalam air panas. Bahaya penangan jika terkena kontak mata, segera lepas
kontak mata dan basuh dengan air sebanyak kurang lebih 15 menit. Segera dapatkan penanganan
medis. Penanganan jika terkena kontak kulit, segera basuh menggunakan air kurang lebih 15
menit. Tutup kulit yang teriritasi dan segera dapatkan penanganan dari media. Penanaganan jika
inhalansi, segera bawa korban ke ruang terbuka. Jangan berikan nafas buatan dari mulut ke mulut,
segera dapatkan penanganan medis. Penanganan jika tertelan, jangan muntahkan tanpa arahan
dari medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti dasi , ikat pinggang , kerah . segera dapatkan
penanganan medis (ScienceLab, 2018).
Kafein (C8H10N4O2)
Kafein mempunyai rumus molekul C8H10N4O2. Kafein adalah suatu senyawa yang
berwujud padatan yang tidak berbau dan berwarna putih. Berat molekul yang dimiliki oleh kafein
yaitu sebesar 194,2 gram/mol. Kafein mempunyai pH sebesar 6,9 yang berarti bersifat netral.
Titik leleh yang dimiliki oleh kafein adalah sebesar 238˚C. Kafein adalah suatu senyawa yang
bersifat larut dalam air panas. Kafein termasuk bahan yang berbahaya karena dapat menyebabkan
iritasi pada kulit dan mata serta berbahaya jika terhirup dan tertelan. Tindakan pertolongan
pertama yang harus dilakukan apabila terkena mata yaitu dengan melepas semua kontak lensa
lalu basuh menggunakan air mengalir minimal selama 15 menit. Pertolongan pertama jika terjadi
kontak pada kulit yaitu dengan mambasuh menggunakan air selama kurang lebih 15 menit sambil
melepas sepatu dan pakaian yang terkontaminasi. Cari udara segar apabila terhirup dan berikan
pernapasan buatan jika tidak dapat bernapas. Berikan oksigen jika masih sulit dalam bernapas.
Pertolongan pertama apabila tertelan yaitu jangan memuntahkan apapun serta jangan
memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar. Penyimpanan kafein sebaiknya
diletakkan pada tempat yang tertutup, sejuk dan kering serta jauhkan dari panas (ScienceLab,
2018).
Magnesium sulfat (MgSO4)
Magnesium sulfat mempunyai rumus molekul MgSO 4. Magnesium sulfat adalah suatu
senyawa yang berwujud padatan. Berat molekul yang dimiliki oleh diklorometana yaitu sebesar
120,38 gram/mol. Magnesium sulfat adalah suatu senyawa yang bersifat mudah larut dalam air
dingin. Magnesium sulfat termasuk bahan yang berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi pada
kulit dan mata serta berbahaya jika terhirup dan tertelan. Tindakan pertolongan pertama yang
harus dilakukan apabila terkena mata yaitu dengan melepas semua kontak lensa lalu basuh
menggunakan air mengalir minimal selama 15 menit. Pertolongan pertama jika terjadi kontak
pada kulit yaitu dengan mambasuh menggunakan air selama 15 menit sambil melepas sepatu dan
pakaian yang terkontaminasi. Cari udara segar apabila terhirup dan berikan pernapasan buatan
jika tidak dapat bernapas. Berikan oksigen jika masih sulit dalam bernapas. Pertolongan pertama
apabila tertelan yaitu jangan memuntahkan apapun serta jangan memasukkan apapun ke dalam
mulut orang yang tidak sadar. (ScienceLab, 2018).

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari percobaan distribusi solut diantara dua pelarut yaitu distribusi zat
terlarut dan zat pelarut yang tidak saling bercampur yang dijelaskan dalam hukum distribusi
Nerst, jika ke dalam system dua fasa cair yang tisak saling bercampur dimasukkan solut maka
akan terjadi pembaian kelarutan karena perbedaan kepolaran. Perlakuan yang dapat dilakukan
yaitu menggunakan ekstraksi. Ekstraksi menggunakan temperatur yang konstan sehingga
mempunyai molekul relatif yang sama. Ekstraksi cara panas bertujuan untuk mempercepat proses
pencarian dengan metode refluks yang menggunakan alat sochlet dan infusa. Ekstraksi cara
dingin bertujuan untuk menghindari rusaknya senyawa karena pemanasan. Jenis ekstraksi dingin
yaitu maserasi dan perkolasi.

Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan distribusi solut diantara dua pelarut, antara lain:
tabung reaksi, pipet tetes, neraca, penangas air.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan distribusi solut diantara dua pelarut, antara lain :
kloroform , heksana , akuades , kafein, asam benzoate, MgSO4 anhidrat.

Prosedur Kerja
a. Mengidentifikasi dua lapisan pelarut
Disiapkan 3 tabung reaksi dengan pelarut A, B tetapi dikocok terlebih dahulu larutan
sebelum dipindahkan kedalam tabung rekasi. Diidentifikasi lapisan pelarut dalam campuran 2
pelarut yang mana organic dan yang mana air kemudian dicatat hasil pengamatan menggunakan
berat jenis pelarut yang digunakan.
b. Distribusi solut diantara dua pelarut

Dimasukkan sebanyak 0.125 g asam benzoate kedalam tabung reaksi kemudian


ditambahkan 5 mL diklorometana dan 5mL air. Dikocok tabung reaksi sampai semua padatan
asam benzoate larut kemudian didiamkan tabung reaksi sampai terbentuk dua lapisan pelarut.
Dipindahkan lapisan bagian bawah menggunakan pipet tetes kedalam tabung reaksi yang lain.
Ditambhakan MgSO4 anhidrat dengan cara menuangkan cairannya kedalam tabung reaksi yang
baru kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan penangas air sampau padatan asam benzoate
terbentuk. Ditimbang asam benzoat yang diperoleh dan dihitung harga koefisien distribusi dari
asam benzoat dalam air dan kloroform. Diulangi prosedur dengan menggunakan sampel kafein
sebagai pengganti dari asam benzoat.
Waktu
No Prosedur kerja Waktu
1. Mempersiapkan alat Lab 3 Menit

2 Membersihkan alat yang akan 3 Menit


digunakan
3 Melakukan Percobaan 2 jam 30 menit
4 Membersihkan alat yang telah 3 menit
digunakan
5 Mengembalikan alat praktikum 1 menit
Total waktu 2 jam 40 menit

Nama Praktikan
Rozin Rozaina (171810301015)

Anda mungkin juga menyukai