Pendahuluan
Larutan merupakan suatu senyawa yang bayak kita temui di dalam istilah kimia. Larutan
sendiri dikenal sebagai suatu campuran homogen dari paling sediktnya dua senyawa yaitu zat
terlarut dan zat pelarutnya . Larutan biasa kita anggap sebagai suatu cairan yang terdapat
didalamnya senyawa yang terlarut baik itu cairan gas maupun padatan. Zat mayoritas dalam
larutan yang biasa disebut dengan solven berperan sebagai medium terhadap solut yang dapat
berpartisipasi maupun meninggalkan larutan dalam proses penguapan dan pengendapan (Oxtoby,
2006 )
Larutan merupakan campuran dari dua jenis zat yang bercampur membentuk satu fasa.
Larutan merupakan campuran dari dua jenis zat yaitu zat pelarut dan zat terlarut yang berada
dalam ukuran molekular. Larutan sendiri tidak hanya dapat terbentuk dalam keadaan satu fasa
yang sama saja, namun larutan juga dapat dibentuk dari gas, cairan maupun dari padatan. Larutan
dapat dibuat dengan mencampurkan dua zat murni sehingga terjadi interaksi secara langsung
dalam keadaan tercampur. Molekul-molekul dari campuran ini membentuk suatu interkasi baru
antara zat terlarut dan pelarut (Oxtoby, 2006).
Kelarutan merupakan ukuran kuantitatif banyaknya zat terlarut yang akan melarut dalam
pelarut pada suhu tertentu. Ungkapan “yang sejenis melarutkan yang sejenis” membantu
memprediksikan kelarutan zat terlarut dalam pelarut. Ungkapan ini menyatakan bahwa dua zat
dengan jenis dan gaya antar molekul yang sama akan cenderung saling melarutkan. Dua cairan
apabila saling melarutkan dengan sempurna dengan segala perbandingan maka disebut mampu
bercampur (Chang, 2004). Campuran homogen antara dua zat atau lebih dikenal dengan larutan.
Campuran disebut homegen apabila susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian-
bagian yang berlainan. Larutan terdiri atas zat pelarut dan satu atau lebih zat terlarut Pelarut
merupakan medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut sering disebut sebagai zat pendispersi,
yaitu tempat menyebarnya partikel-partikel zat terlarut. Zat terlarut yaitu zat yang terdispersi
didalam pelarut. Larutan dalam kimia memiliki tiga fase yaitu gas, cair atau padat. Gas dapat
bercampur dengan sesamanya, oleh karena itu semua campuran gas adalah larutan (Oxtoby,
2001).
Menurut tim penyusun (2018), Ekstraksi cair suatu senyawa organic yang menggunakan
dua pelarut sedikit atau tidak bercampur , akan mematuhi distribution law atau partition law.
Senyawa organic ( solute ) akan terdistribusi diantara dua pelarut. Temperature konstan ,
konsentrasi senyawa organik yang larut terhadap pelarut lainnya akan tetap bernilai konstan. Jika
CA dan CB adalah konsentrasi solute pada pelarut A dan B terjadi persamaan koefisien distribusi
atau partisi (K) sebagai berikut :
CA / CB = konstan = K (1)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa untuk menjadikan nilai perbandingan CA dan CB konstan
jika zat yang terlibat mempunyai masa molekul yang relatif sama. Hukum distribusi atau partisi
dapat dirumuskan apabila suatu zat terlarut terdistribusikan antara dua pelarut yang tak dapat
campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka
banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut tersebut. Angka banding ini tidak
bergantung pada molekul lain yang ada. Angka banding ini dapat berubah terhadap sifat zat
terlarut, zat pelarut dan temperature. Pendekatan ini sangat kasar dimana K diasumsikan
sebanding dengan rasio kelarutan solut dalam dua pelarut. Senyawa organik biasanya lebih
mudah larut didalam pelarut organik dibandingkan dengan didalam air karena senyawa organik
dapat diekstrak dalam larutan berair (Castellan, 1982).
Percobaan dilakukan menggunakan proses pemanasan. Pemanasan tersebut berfungsi untuk
menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan
kemudian uap yang diperoleh dikondensasikan kembali menjadi cair dan kemudian ditampung
dalam suatu bejana penerima. Proses distilasi bersumber pada kenyataan bahwa zat-zat cair
memiliki tekanan uap yang berbeda-beda pada temperatur tertentu. Campuran zat cair yang
bersifat mudah menguapnya, maka cairan yang tersisa dalam borler akan lebih banyak. Campuran
zat cair yang komponen yang mudah menguapnya lebih sedikit maka cairan yang tersisadi dalam
borler akan lebih banyak (Khopkar, 1990.).
Konsentrasi zat terlarut dalam kedua pelarut mmemiliki perbandingan yang tetap yang
merupakan suatu tetapan dalam keadaan suhu konstan (Purwani, 2008).
Menurut Baharudin (2009) ekstraksi mempunyai beberapa jenis yang
digunakan, antara lain :
a. Ekstrasi cara dingin
Bertujuan untuk menghindari rusaknya senyawa karena pemanasan. Jenis ekstrasi
dingin yaitu maserasi dan perkolasi.
b. Ekstraksi cara panas
Bertujuan untuk mempercepat proses pencarian dengan metode refluks yang
menggunakan alat sochlet dan infusa.
Metode maserasi merupakan cara pencairan secara sederhana dengan cara merendam
serbuk simplisia. Metode perkolasi merupakan proses pencairan simplisia dengan melewatkan
oelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator yang bertujuan supaya
zat yang berkhasiat dapat tahan dalam proses pemanasan. Metode refluks merupakan metode
yang menggunakan pelarut dengan cara penguapan sebelum reaksi berjalan sampai akhir pada
suhu tinggi kemudian didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan akan turun pada wadah reaksi (Baharudin, 2009).
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari percobaan distribusi solut diantara dua pelarut yaitu distribusi zat
terlarut dan zat pelarut yang tidak saling bercampur yang dijelaskan dalam hukum distribusi
Nerst, jika ke dalam system dua fasa cair yang tisak saling bercampur dimasukkan solut maka
akan terjadi pembaian kelarutan karena perbedaan kepolaran. Perlakuan yang dapat dilakukan
yaitu menggunakan ekstraksi. Ekstraksi menggunakan temperatur yang konstan sehingga
mempunyai molekul relatif yang sama. Ekstraksi cara panas bertujuan untuk mempercepat proses
pencarian dengan metode refluks yang menggunakan alat sochlet dan infusa. Ekstraksi cara
dingin bertujuan untuk menghindari rusaknya senyawa karena pemanasan. Jenis ekstraksi dingin
yaitu maserasi dan perkolasi.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan distribusi solut diantara dua pelarut, antara lain:
tabung reaksi, pipet tetes, neraca, penangas air.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan distribusi solut diantara dua pelarut, antara lain :
kloroform , heksana , akuades , kafein, asam benzoate, MgSO4 anhidrat.
Prosedur Kerja
a. Mengidentifikasi dua lapisan pelarut
Disiapkan 3 tabung reaksi dengan pelarut A, B tetapi dikocok terlebih dahulu larutan
sebelum dipindahkan kedalam tabung rekasi. Diidentifikasi lapisan pelarut dalam campuran 2
pelarut yang mana organic dan yang mana air kemudian dicatat hasil pengamatan menggunakan
berat jenis pelarut yang digunakan.
b. Distribusi solut diantara dua pelarut
Nama Praktikan
Rozin Rozaina (171810301015)