PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai
macam
metode
dapat
dilakukan
untuk
dapat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Seacra kimia, barbiturate merupakan derivat asam barbiturate.
Asam barbiturate (2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) meruapakan hasil
reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat (Ganiswara, 1995).
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur
menawarkan banyak kemungkintan yang menarik untuk pemisahan
analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif,
ektraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju
ke suatu produk murni itu dalam laboratorium organik, anorganik atau
biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit
namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu
pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit,
pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog
kopresipitasi dengan suatu system yang terjadi ( Underwood, 1993).
Cukup diketahui berbagai zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam
pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain.
Jadi iod jauh lebih dapat larut dalam karbon disulfida, kloroform, atau
karbon tetraklorida. Lagi pula, bila cairan-cairan tertentu seperti karbon
disulfida dan air, eter dan air, dikocok bersama-sama dalam satu bejana
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air Suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Rumus struktur
: HOH
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: AETHER ANASTHETICUS
Nama Lain
RM
: C4H10O
BM
: 74,12
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Anastesi umum.
: NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain
: Natrium hidroksida
RM
: NaOH
BM
: 40,00
Pemerian
Bentuk
batang,
kering,keping,keras,
susunan hablur putih.
butiran
rapuh,
massa
dan
hablur
menunjukan
: PHENOBARBITALUM
Nama Lain
: Phenobarbital
RM/BM
: C12H12N2O3 / 232,24
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Hipnotikum,sedativum.
: CHLOROFORM
Nama lain
: Kloroform
RM / BM
: CHCl3 / 119,38
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
dianalisis,
misalkan
sediaan
tablet
mengandung
20
mg
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat praktikum
1. Corong pisah
2. gelas kimia
3. Pipet volum
4. oven
5. Labu tentukur/labu takar
6. Erlemeyer
7. Timbangan analitik
8. waterbath
3.2 Bahan praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
Kloroform p.a
6.
Larutan NaOH 1N
7.
NaCl
8.
Aquades
pelarut
organik
(sesuai
prosedur
sebelumnya)
BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil
1. penetapan koefisien distribusi fenobarbital
Diketahui :
Berat capor kosong
= 49042,2 mg
= 52636,3 mg
= 52431,1 mg
Ditanya :
% kadar obat ..... ?
Penyelesaian :
= 131,824 %
: 45018,5 mg
= 4809,5 mg
4.2 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan analisis kuantitatif terhadap suatu
campuran dan barbiturate sebagai senyawa turunan barbiturate yaitu
fenobarbital. Tujuannya adalah untuk menetapkan kadar sediaan secara
ekstrak cair-cair.
Pada percobaan penetapan kadar papaverin HCl dan fenobarbital,
dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi cair-cair, pertamatama ditentukan koefisien distribusi papaverin yaitu disiapkan fase air
dengan campuran 100 ml air, 50 ml NaOH 1N dan 30 mg NaCl.
Kemudian dikocok campuran dalam corong pisah dengan 50 ml
kloroform sampai hasilnya setimbang, pisahkan kedua fasenya. Timbang
seksama 200 mg papaverin HCl masukkan dalam corong pisah, setelah
itu tambahkan 25 ml fase air yang baru dibuat untuk melarutkan
papaverin. Kemudian, tambahkan 25 ml fasa kloroform lalu kocok sampai
setimbang. Pisahkan kedua fase kloroformnya secara kuantitatif dalam
gelas kimia, uapkan pelarutnya di atas waterbath/oven sampai berat
konstan, dan timbang berat papaverin dalam fase kloroform.
2.
3.
4.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kadar fenobarbital dari
penetapan kadar koefisien distribusi fenobarbital adalah 131,824 %, kadar
papaverin dari penetapan koefisien distribusi papaverin HCl adalah
171,989% dan kadar fenobarbital dari penentuan kadar campuran
adalah 1820,100 %.
5.2 Saran
Sebaiknya
pengerjaan
agar
asisten
praktikum
mendampingi
dapat
berjalan
praktikan
dengan
pada
saat
lancar
dan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Penuntun Kimia Farmasi Analisis II. Fakultas Farmasi
UMI : Makassar.
Dirjen POM,. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen
Kesehatan RI : Jakarta.
Ganiswara, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Khopkar, S.M. 2008. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga,
Oxtoby, G. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro Edisi II, Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Rohman, Abdul. 2011. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
Underwood, A.L., day, RA., (1993), Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi V,
Alih Bahasa : R. Soedonro, Erlangga, Surabaya.
Yazid, E,. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi. Yogyakarta