1.
Definisi emulsi :
Menurut FI III (Dirjen POM, 1979 : 9)
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatanbulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak
bercampur.
dengan peningkatan
dengan peningkatan
2.
o Konsistensi emulsi sangat beragam mulai dari cairan yang mudah dituang
hingga cream setengah padat .
o Tidak diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap fase eksternal
yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat.
o Emulsii dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang
mencegah koalesensi yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar
dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah.
Kerugiannya :
o
Semua
emulsi
memerlukan
bahan
antimikroba
karena
fase
air
yang digunakan
o Digunakan dalam sediaan aerosol untuk menghasilkan busa.
(greasiness)
dari
emulsi
dan
kosmetik
maupun
emulsi
dermatologis.
o Emulsi memiliki suatu keuntungan biaya yang lebih penting dari pada
preparat fase tunggal.
kutan atau peroral. Emulsi tersebut dapat menjadi pembawa bagi bahan obat
dalam mikstura.
Farfis II (Martin,dkk., 1993 : 1154)
Kerugian: suatu emulsi dapat mengalami
flokulasi
dan
creaming,
Komposisi Emulsi :
Encyclopedi a of pharmaceuti cal technology(Swarbrick, 2007:1614)
emulsi diformulasi untuk hampir semua rute pemberian dan terdapat nomor
dermatologi, oral, dan sediaan parenteral yang tersedia komersil. fase dalam
jelas yaitu fase internal, fase kontinu atau fase luar dan agen pengemulsi
pharmaceutical technology (Parrot, 1971 : 358, 361)
agen pengemulsi adalah sebuah agen pengaktif permukaan yang secara
nyata
menurunkan
tegangan
permukaan
dan
secara
bersamaan
Mikroemulsi mengandung tetesan minyak dalam air (o/w) atau tetesan air
dalam minyak (w/o) dengan diameter kira-kira 10-200 nmdan fraksi volum
dari fase terdispersi bervariasi dari 0,2-0,8.
emulsi minyak dalam air (o/w) dan air dalam minyak (w/o).
Pharmaceutical Technology (parrot, 1971 ; 335)
Terdapat 2 macam emulsi yang pertama emulsi dimana minyak adalah
fase terdispersi di dalam air yang kemudian disebut sebagai emulsi minyak
dalam air (o/w). yang ke dua emulsi dimana air adalah fase terdispersinya di
dalam minyak yang kemudian disebut emulsi air dalam minyak (w/o)
Diameter droplet sangat mudah berubah tetapi dalam
emulsi
sebagai minyak dalam air (o/w) atau air dalam minyak (w/o), tergantung dari
kondisi fase kontinyunya baik itu air atau minyak.
Dalam praktek farmasi emulsi terdapat dua fase sediaan air dan minyak,
dan banyak dari sistem multikomponen yang mengandung penambahan
fese kristal padat dan cairan.
5.
dari
bola-bol
membentuk
suatu
permukaan
yang
luas
Pengertian emulgator
Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971 ; 358)
Emulgator adalah sebuah surfaktan yang dapat menurunkan tegangan
permukaan dan membentuk film dari bulatan terdispersi .
8.
9.
hewan), dan yang semakin berkembang adalah produk parsial sintetis dan
sintetis
Pharmaceutical Technology (Parrot, 1971; 358)
Emulgator dapat diklasifikasikan sebagai yang berasal dari alam contohnya
dari hewan, mineral dan tumbuhan. Dan sintetik contohnya kationik, anionik
dan non ionik.
a.
b.
belakangan
dibuat
suatu
hubungan,
yang
memungkinkan
perhitungan pendekatan harga HLB dari masa molekul bagian hidrofob (Mo)
dan masa molekul keseluruhan tensid (M)
mempunyai nilai diantara 9 dan 11. ketika menentukan proporsi dari dua
pengemulsi yang digunakan untuk mencapai suatu HLB spesifik, formula
dibawah ini akan menghasilkan presentasi dari tiap dua agen yuang
digunakan:
% (A) =
% (B) = 100 - %(A)
aktivitas
antibusa
pengemulsi (A/M)
zat pembasah
pengemulsi (A/M)
pelarut
deterjen
Farfis II (Martin, 1993;1151)
HLB
1 sampai 3
3 sampai 6
7sampai 9
8 sampai 18
15 sampai 20
13 sampai 15
tipe emulsi yang dihasilkan, o/w atau w/o, terutama bergantung pada sifat
pengemulsi. karakteristik ini dikenal sebagai keseimbangan hidofil-lipofil
(Hydrophile-lipophile-balance), yakni sifat polar non-polar dari pengemulsi .
umumnya, emulsi o/w terbentuk jika HLB dari pengemulsi berkisar antara 912 dan terbentuk emulsi w/o jika jaraknya berkisar antara 3-6. suatu
pengemulsi dengan suatu HLB tinggi, seperti campuran Tween 20 dan Span
20, akan membentuk suatu emulsi o/w. sebaliknya Span 60 sendiri,
mempunyai HLB 4.7 cenderung membentuk emulsi w/o. jadi zat pengemulsi
dengan harga HLB tinggi lebih suka larut dalam air dan menghasilkan
terbentuknya suatu emulsi o/w. keadaan sebaliknya terjadi dengan surfaktan
membentuk emulsi w/o yang stabil dari minyak mineral adalah 5. pasangan
dari agen pengemulsi dapat digunakan untuk menyiapkan emulsi o/w. Nilai
HLB yang diperlukan untuk membentuk emulsi o/w yang stabil dari minyak
mineral adalah 12.
Daftar pustaka
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk sediaan farmasi, UI-press, Jakarta.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Jenkins, G.L., Don, E.F., edward, A.B., Gleen, J.S., 1957, Scovilles The
Art Of Compounding, McGraw-Hill Book Company, London.
Lachman, L., Herbert, A.L., Joseph, K.N., 1994, Teori dasn Praktik
FarmasiIdustri 2., UI-press. Jakarta.
Martin, A., James, S., ArthurC., 1993, Farmasi Fisik II, UI-press, jakarta.
Martin, E.W., 1971, Dispending Of Medication, Mack Publishing
company, Pennsylvania.
Parrot, E.L, 1971, Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing,
USA.
Swarbrick, 2007, Encyclopedia of pharmaceutical technology Third
Edition VOLUME 1,
Voight,
R.,1995,
Yogyakarta.
Buku
Pelajaran
Teknologi
Farmasi,
UGM-press.