dua fase cairan yang tidak saling bercampur kebanyakan emulsi farmasi
yang dirancang untuk pemberian oral adalah dari jenis M/A. lotion yang
diemulsi dan krim adalah M/A atau A/M tergantung pada penggunannya,
berdiameter mulai dari 0,1 – 100 nm (Rps 18th hal 298). Emulsi adalah
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat terdispersi
Emulsi adalah sistem dua fase dimana fase terdispersi terdiri dari
bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdispersi seluruh pembawa yang tidak
saling bercampur (Ansel hal 376). Emulsi adalah suatu sistem yang tidak
stabil secara termodinamika yang mengandung sedikit dua fase cair yang
bola dalam fase cair lain (Farfis 2 hal 1143). Emulsi adalah sistem dispers
kasar dari dua atau lebih cairan yang tidak larut satu sama lain (R.voight hal
399).
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil (FI V hal 46). Emulsi
adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam
dari dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur (lachaman 2 hal
1029). Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil (FI IV hal 6). Emulsi adalah
sistem heterogen yang terdiri dari setidaknya satu cairan yang tek bercampur
yang tersebar secara intim dalam cairan lain dalam bentuk tetesan yang
diameternya secara umum melebihi 0,1 µm (dom martin hal 508). Emulsi
adalah preparat yang mengandung dua cairan tidak bercampur dimana salah
satu terdispersi secara tidak seragam sebagai globul untuk kedelam yang lain
Emulsi adalah sistem polifase dari dua cairan yang tidak dapat
pada cairan lain dalam partikel yang berkisar dari 0,2-50 n dalam diameter
a. Termodinamika stabil
ini juga diamati dengan suspensi, partikel yang terdispersi dapat menyatu
atau melebur dan ini dapat mengakibatkan penghancuran emulsi pada
akhirnya.
1. Bahan pengemulsi
besar yaitu surfaktan. Koloid hidrofilik dan zat padat terbagi halus,
walaupun koloid hidrofilik dan zat padat yang terbagi halus dapat
mengelilingi tetesan terdispersi dalam lapisan film yang kuat yang mana
formulatif lainnya dan tidak boleh mengganggu stabilitas atau efikasi dari
zat terapeutik harus stabil dan tidak boleh terurai dalam preparat, harus
bercampur satu sama lain yaitu fase air dan fase minyak karena terdapat
antara kedua fase sehingga fase air dan fase minyak dapat bercampur
tipe minyak dalam air (M/A). begitu juga sebaiknya jika fase minyak yang
lebih cepat berikatan dengan emulgator maka akan terbentuk emulsi tipe
kira dua menit, jika emulsi tersebut dibiarkan dan selama 20-30 menit.
2. Mekanisme emulgator
a. Tegangan antarmuka
polimer dan padatan yang terbagi halus, tidak efisien dalam menurunkan
b. Lapisan antarmuka
Penegrtian dari suatu lapisan tipis monomolekuler yang terarah dari zat
amfifilik untuk mengatur dirinya pada suatu anata muka air minyak dalam
oleofilik dalam fase minyak dan bagian hidrofilik dalam fase air. Juga
terhadap luas daerah yang ditempati oleh molekul tunggal zat aktif
c. Penolakan elektrik
sebagai pembatas. Disamping itu, lapisan yang sama atau serupa dapat
Penolakan ini disebabkan oleh suatu lapisan listrik rangkap yang dapat
timbul dari gugus-gugus bermuatan listrik yang mengarah pada
d. Interaksi tetesan
suatu fungsi dari jarak antar partikel. Potensial ini tidak hanya meliputi
potensial listrik tolak, tetapi juga suatu seri interaksi lain yang dikenal
gaya tarik menarik antar molekul dari masing-masing cairan. Jadi zat
dalam sebagai suatu lapisan tipis atau film yang diabsorbsi pada
dan bersatunya fase terdispersi, makin kuat dan makin lunak lapisan
antarmuka.
terdispersi.
c. Lapisan partikel padat, partikel padat yang terkecil dibasahi
sampai beberapa derajat baik oleh fase cair, dengan non cair yang
tinggal dalam fase cair tapi jika terlalu lipofilik partikel tunggal,
3. Syarat-syarat pengemulsi
lainnya dan tidak boleh mengganggu stabilitas atau efikasi dari zat
menjaga stabilitas dari emulsi agar tercapai shel life dari produk.
dibawah dyne.
b. Terabsorbsi dengan cepat disekitar tetesan yang terdispersi
koalesensi.
4. Jenis-jenis pengemulsi
tegangan antarmuka.
O/W.
b. Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, dan kafein. Zat-zat ini
sebagai zat pengental dan penstabil untuk emulsi M/A dari lotio
e. Zat padat yang terbagi halus seperti : tanah liat termasuk bentonit,
Anionik : sabun,
sodium sulfosolisikat
Kationik : campuran
ammonium
kuastenal, setil
trimetil, ammonium
bromide, lauril
dimetil benzil
ammonium klorida
pokokti etilen,
asam lemak,
sorbitan.
Koloid hidrofilik,
lechisin, kolesterol.
bentonit, veegum,
partikel padat
hidroksida logam,
mg. oH.
5. Cara memperkirakan tipe emulsi
a. Uji pengenceran
b. Uji konduktifitas
Bahkan suatu pewarna larut air akan larut dalam fase air dari air
minyak.
hanya mewarnai
sebaliknya.
Pengamatan
mikroskopik
biasanya membantu
berubah menjadi
emulsi M/A
berfloresensi diterapkan
emulsi M/A
menunjukkan pola
berfloresensi
seluruhnya
dalam air.
Amaran cat larut air secara mewarnai emulsi M/A tapi tidak
e. Tes fluoresensi
zat lain apa saja sesudah itu ke emulsi utama tersebut. Dalam
Dala metode ini digunakan proporsi minyak, air dan gom yang
d. Metode tambahan
7. Rekomendasi tambahan
10o diatas titik leleh dari bahan yang mempunyai titik leleh paling
ahli teknik memilih teknik infers yakni penambahan fase air ke fase
8. Stabilitas emulsi
stabil sebagai emulsi yang “akan menjaga sejumlah ukuran partikel yang
sama dari fase terdispersi persatuan volume berat dari fase kontinu.
dengan baik, mungkin yang paling penting dan paling jelas adalah
creaming/sedimentasi.
a. Creaming
atas terjadi dalam suatu emulsi tipe A/M atau M/A yang tidak
bahan pendispersi).
bahan pendisprsi).