Anda di halaman 1dari 5

1.

1 la bel
Farmasi fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat fisikokimia molekul obat,
kinetika dan orde reaksi, kelarutan dan faktor yang mempengaruhinya, difusi dan disolusi,
stabilitas, sistem dispersi (koloid, emulsi, dispersi padat), mikromeritik, viskositas dan rheologi,
emulsifikasi, serta fenomena antar permukaan dan penentuan tegangan permukaan yang banyak
dijumpai dalam bidang kefarmasian (1).
Salah satu materi dalam farmasi fisika adalah emulsifikasi. Emulsifikasi merupakan
proses terbentuknya emulsi,dimana emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase
cairan dalam system dispers; fase cair yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainnya; umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (2).
Salah satu cara yang diterapkan oleh industri farmasi saat ini untuk meningkatkan
kelarutan suatu obat yang bersifat lipofilik atau hidrofobik adalah dengan membuat sediaan
emulsi. Penerimaan oleh pasien menjadi alasan yang paling penting mengapa emulsi menjadi
bentuk sediaan farmasi yang terkenal. Untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan
dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi(3).
2.1 Pengertian emulsi
Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamik yang mengandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, dimana satu diantaranya didispersikan sebagai
bola-bola dalam fase cair lain. Sistem dibuat stabil dengan dengan adanya suatu zat
pengemulsi.Diameter partikel dari fase terdispersi umumnya berkisar dari 0,1 m, walaupun
partikel terkecil 0,01 m dan sebesar 100m bukan tidak biasa dalam beberapa sediaan (4).
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air
dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.
Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan
minyak yang terpisah. Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air.
Berdasarkan fase terdispersinya, dikenal dua jenis emulsi, yaitu (5):
1.
Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fase minyak terdispersi dalam fase air.
2.
Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fase air terdispersi dalam fase minyak

Selain itu, dalam sistem emulsi minyak dalam air (o/w), penambahan fasa minyak akan
mempengaruhi kestabilan emulsi. Untuk mempertahankan kestabilan tetesan-tetesan emulsi
harus lebih kecil dengan ukuran yang seragam(6)
2.2 tipe emulsi
Tipe emulsi, salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar (sebagai
contoh : air), sedangkan lainnya relatif nonpolar ( sebagai contoh : minyak ). Bila fase minyak
didispersikan sebagai bola-bola ke seluruh fase kontinu air, sistem tersebut dikenal sebagai suatu
emulsi minyak dalam air (o/w). Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu, emulsi tersebut
dikenal sebagai produk air dalam minyak (w/o). Emulsi obat untuk pemberian oral biasanya
dari tipe o/w dan membutuhkan penggunaan suatu zat pengemulsi o/w. Zat pengemulsi tipe ini
termasuk zat sintetik yang aktif pada permukaan dan bersifat nonionik, akasia, (gom), tragacanth,
dan gelatin. Tetapi tidak semua emulsi yang dipergunakan termasuk tipe o/w. Makanan tertentu
seperti mentega dan beberapa saus salad merupakan emulsi tipe w/o (7).
Emulsi dapat dibedakan menjadai emulsi konvensional, mikroemulsi dan nanoemulsi
berdasarkan ukuran partikel fase terdispersi, stabilitas dan kenampakannya. Emulsi konvensional
memiliki ukuran partikel yang lebih besar, yaitu > 100 nm, mikroemulsi dan nanoemulsi yang
memiliki ukuran partikel sangat halus, yaitu < 25 nm untuk mikroemulsi dan < 100 nm untuk
nanoemulsi (8).
2.3 emulgator
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang mencegah kolesensi, yaitu
penyatuan tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan
pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati daerah antar muka antar tetesan
dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik di sekeliling partikel yang akan
berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan dari fase hingga
meninggalkan proses emulsifikasi selama pencampuran (9).
Emulgator akan memperkecil tegangan permukaan antara kedua cairan tersebut sehingga emulsi
akan stabil. Seperti diketahui pada emulsi, suatu cairan tersebar dalam bentuk tetes-tetes dalam
cairan lainnya sehingga bidang muka antar kedua cairan sangat besar. Biasanya tegangan

permukaan kedua cairan yang tak bercampur ini besar maka tegangan permukaan ini akan
berusaha memperkecil luas bidang antar muka dengan jalan memecah emulsi sehingga
membentuk dua lapisan lagi(10)
2.4

HLB
Tipe suatu emulsi yang dihasilkan bergantung pada sifat emulgator (zat pengemulsi) yang
digunakan dalam suatu formula. Karakteristik ini dikenal sebagai Hidrophile Lipophile
Balance (HLB). Umumnya masing-masing zat pengemulsi mempunyai suatu bagian hidrofilik
dengan salah satu diantaranya lebih atau kurang dominan dalam mempengaruhi dengan cara
yang telah diuraikan untuk membentuk tipe emulsi. Suatu metode telah dipikirkan dimana zat
pengemulsi dan zat aktif permukaan dapat digolongkan susunan kimianya sebagai keseimbangan
HLB nya. Dengan metode ini setiap zat mempunyai harga HLB atau angka yang menunjukan
polaritas dari zat tersebut. Walaupun angka tersebut telah ditentukan sampai kira-kira 40, kisar
lazimnya antara 1 dan 20(4).
Bahan-bahan yang sangat polar atau hidrofilik angkanya lebih besar daripada bahanbahan yang kurang polar dan nlebih lipofilik. umumnya zat aktif permukaan itu mempunyai
harga HLB yang ditetapkan antara 3 sampai 6 dan menghasilkan emulsi air-dalam-minhyak.
Sedangkan zat-zat yang mempunyai harga HLB antara 8 sampai 18 menghasilkan emulsi
minyak dalam air. tipe aktivitas yang diharapkan dari surfaktan dengan harga HLB yang telah
ditetapkan terdapat dalam tabel berikut (4) :
AKTIVITAS

HLB

ANTIBUSA

1 SAMPAI 3

PENGEMULSI (W/O)

3 SAMPAI 6

ZAT PEMBASAH

7 SAMPAI 9

PENGEMULSI (O/W)

8 SAMPAI 18

PELARUT

15 SAMPAI 20

DETERGEN

13 SAMPAI 15

2.5 ketidakstabilan
Ketidakstabilan dalam emulsi farmasi dapat digolongkan sebagai berikut (5):

a. Flokulasi dan Creaming. Creaming merupakan pemisahan dari emulsi menjadi beberapa
lapisan cairan, dimana masing-masing lapisan mengandung fase dispers yang berbeda.
b. Koalesen dan pecahnya emulsi (cracking atau breaking). Creaming adalah proses yang
bersifat dapat kembali, berbeda dengan proses cracking ( pecahnya emulsi) yang bersifat
tidak dapat kembali. Pada creaming, flokul fase dispers mudah didispersi kembalidan terjadi
campuran homogen bila digojok perlahan. Sedang pada cracking, penggojokan sederhana
akan gagal untuk mengemulsi kembali butir-butir tetesan dalam bentuk emulsi yang stabil.
c. Inversi, adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi M/A ke tipe A/M atau
sebaliknya
2.6 monografi

Dapus
1. Moechtar., , Farmasi Fisika, Yogyakarta:UGM Press,.1990
2. Dirjen POM.. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.1979
3. Jufri, Mahdi, Binu, Asnimar, dan Rahmawati, Julia. Formulasi Gameksan Dalam Bentuk
Mikroemulsi. Majalah Ilmu Kefarmasian, 2004.Vol. I, No.3 ISSN : 1693-9883
4. Martin, A.. Farmasi Fisika Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:UI Press:.1990
5. Anief, , Ilmu Meracik Obat, Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.2010
6. Yulianti, Evi, Sudaryanto, Yulizar, Yoki, dan Mujamilah. PENGARUH
FORMULASI EMULSI TERHADAP HASIL ENKAPSULASI NANOPARTIKEL
MAGNETIK Fe3O4 DENGAN POLY(LACTIC ACID). Jurnal SainsMateri Indonesia.
2008, ISSN : 1411-1098
7. Lachman, L. 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI-Press, Jakarta
8. Ariviani, Setyaningrum, Raharjo, Sri, Anggrahini,Sri, dan Naruki, Sri.
FORMULASI DAN STABILITAS MIKROEMULSI O/W DENGAN METODE
EMULSIFIKASI SPONTAN MENGGUNAKAN VCO DAN MINYAK SAWIT
SEBAGAI FASE MINYAK: PENGARUH RASIO SURFAKTAN-MINYAK.
AGRITECH, 2015 Vol. 35, No. 1,
9. Jenkins, G.L,. Scovilles. The Art Of Compounding Ninth Edition. New York, Toronto:
McGraw-Hill Book Company,Inc. 1957
10. Ansel, H.C,. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV. Jakarta: UI Press
11. Dirjen POM.. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.1995

Anda mungkin juga menyukai