12/27/2013
DISOLUSI
1
tim teknologi
12/27/2013
BIOFARMASETIK
tim teknologi
12/27/2013
Efektifitas pelepasan obat terkait proses absorbsi bergantung pada laju disintegerasi, disagregasi dari granul-granul, dan proses disolusi. Yang paling penting dari ketiga proses tersebut adalah proses disolusi.
tim teknologi
12/27/2013
tim teknologi
12/27/2013
KETERANGAN
Dimana M adalah massa zat terlarut pada waktu t. (dM/dt) adalah laju disolusi dari massa tersebut (massa/waktu). D adalah koefisien difusi dari zat terlarut dalam larutan. S adalah luas permukaan zat padat yang menyentuh larutan, h ketebalan lapisan difusi. Cs kelarutan zat padat pada temperatur percobaan serta C konsentrasi zat terlarut pada waktu t.
5
tim teknologi
12/27/2013
tim teknologi
12/27/2013
Perubahan atau perbedaan konsentrasi dengan berubahnya jarak untuk melewati lapisan difusi adalah konstan, seperti terlihat oleh garis lurus yang mempunyai slope menurun (Cs-C)/h. Apabila harga C jauh lebih kecil daripada Cs, sistem tersebut digambarkan dengan sink condition sehingga C dapat dihilangkan dan persamaan berubah menjadi;
dM/dt = DSCs/h
7
tim teknologi
12/27/2013
ALAT DISOLUSI
tim teknologi
12/27/2013
CONTOH SOAL
Sediaan granul dengan berat 0.55g dan luas permukaannya 0,28 m2 (0,28 x 104 cm2) dibiarkan melarut dalam 500ml air pada 250C. Sesudah menit pertama, jumlah yang ada dalam larutan adalah 0,76mg. Jika kelarutan Cs dari obat tersebut adalah 15 mg/ml pada 250 C, berapakah konstanta laju disolusi k atau D/h ? M berubah secara linier dengan t awal!
9
tim teknologi
12/27/2013
Berlaku sink condition sehingga C bisa dihilangkan dM/dt = DSCs/h dM/dt = kSCs 0,76mg/60detik = k . 0,28x10-4cm2. 15mg/cm3 1,26 x 10-2 cm/detik. = k . 4.2 x 10-4 mg/cm k = 30 mg/detik
10
tim teknologi
12/27/2013
Tebal lapisan suatu sistem diperkirakan 5 x 10-3 cm. Hitung koefisien difusi, jika diketahui konstanta laju disolusinya 3,35 x 10-4cm/detik ?
11
tim teknologi
12/27/2013
12
tim teknologi
12/27/2013
SUHU
Pada umumnya perubahan suhu berbanding lurus dengan kelarutan suatu zat (Cs) yang juga akan memperbesar harga koefisien difusi yang nantinya akan berpengaruh terhadap dM/dt. Oleh Einstein hubungan antara koefisen difusi terhadap suhu digambarkan oleh persamaan sbb ; D =kT 6r
13
tim teknologi
12/27/2013
14
tim teknologi
12/27/2013
VISKOSITAS
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu zat sesuai dengan persamaan Einstein. Meningginya suhu juga menurunkan viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi
15
tim teknologi
12/27/2013
PH PELARUT
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam atau basa lemah.
16
tim teknologi
12/27/2013
17
tim teknologi
12/27/2013
Semakin besar pH atau (H+) kecil maka kelarutan zat akan meningkat, dengan demikian kecepatan disolusi zat juga meningkat.
18
tim teknologi
12/27/2013
19
tim teknologi
12/27/2013
Jika pH rendah atau (H+) besar, maka kelarutan zat akan meningkat, dengan demikian kecepatan disolusi juga meningkat.
20
tim teknologi
12/27/2013
PENGADUKAN
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h). Jika pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang.
21
tim teknologi
12/27/2013
UKURAN PARTIKEL
Jika partikel zat berukuran kecil, maka luas permukaan efektif menjadi besar sehingga kecepatan disolusi meningkat.
22
tim teknologi
12/27/2013
POLIMORFISME
Struktur internal zat yang berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan yang berbeda juga. Kristal meta umumnya lebih mudah larut daripada bentuk stabilnya, sehingga kecepatan disolusinya besar.
23
tim teknologi
12/27/2013
Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob. Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut, tegangan permukaan antar partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah.
24
tim teknologi
12/27/2013
Metode suspensi Serbuk zat padat ditambahkan ke dalam pelarut tanpa pengontrolan terhadap luas permukaan partikelnya.
25
tim teknologi
12/27/2013
Metode permukaan konstan zat ditempatkan pada wadah yang diketahui luasnya sehingga variabel perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan.
26
tim teknologi
12/27/2013
27
UJI LAJU DISOLUSI DAPAT DILAKUKAN PADA : Tahap pra formulasi, penentuan laju disolusi difokuskan pada pemilihan bahan baku. Tahap formulasi, difokuskan pada pemilihan formula sediaan yang terbaik. Tahap produksi difokuskan pada pengendalian kualitas sediaan obat yang akan diproduksi
28
tim teknologi
12/27/2013
tim teknologi
12/27/2013
PELEPASAN OBAT
Pelepasan obat dimulai dari sediaan obat sampai proses absorbsi dikontrol oleh sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan,dan fisiologis dari sistem biologis. Konsentrasi obat, kelarutan dalam air, ukuran molekul, bentuk kristal, ikatan protein dan pKa merupakan bagian dari faktor fisika kimia.
29
tim teknologi
12/27/2013
30
tim teknologi
12/27/2013
Serbuk obat didispersikan secara homogen keseluruh matriks yang dapat terkikis. Ketika obat dilepaskan, jarak untuk berdifusi menjadi semakin besar karena terdapat matriks kosong oleh karena serbuk obat tersebut mundur ke dalam matriks.
31
tim teknologi
12/27/2013
32
tim teknologi
12/27/2013
Obat tersebut menembus keluar dari sistem tersebut dengan masuknya medium disekitarnya.
33
tim teknologi
12/27/2013
34
tim teknologi
12/27/2013
HIGUCHI
Mengembangkan suatu persamaan dari Hk. Ficks I untuk pelepasan obat dalam sistem matriks granuler dan sistem sediaan homogen.
tim teknologi
12/27/2013
dQ/dt = (ADCs/2t)1/2
36
tim teknologi
12/27/2013
LATIHAN SOAL
Berapakah jumlah obat persatuan luas Q, yang dilepaskan dari suatu matriks tablet pada waktu t = 120 menit ? Apabila konsentrasi obat total A = 0,02 gr/cm3. kelarutan obat Cs = 1,0 x 10-3 dalam polimer tersebut. Koefisien difusi obat D = dalam matriks polimer pada 250C adalah 6,0 x 10-6 cm2/detik (360 x 10-6 cm2/menit)?
37
tim teknologi
12/27/2013
Q = (2ADCst)1/2 Q = (2 . 0,02gr/cm3 . 360 x 10-6 cm2/menit . 1,0 x 10-3 gr/cm3 . 120menit)1/2 Q = 1,3 x 10-3 gr/cm2
38
tim teknologi
12/27/2013
Berapakah laju penglepasan obat sesaat setelah terjadi pada menit ke 120 ?
39
tim teknologi
12/27/2013
40
tim teknologi
12/27/2013
POROSITAS
Merupakan fraksi dari matriks yang ada sebagai pori pori atau saluran yang dapat dipenetrasi oleh cairan sekitarnya.
41
tim teknologi
12/27/2013
TORTUOSITAS
Diperhitungkan untuk menggambarkan panjang jalan berlangsungnya difusi karena bercabangnya dan berkeloknya pori pori dan cenderung mengurangi jumlah obat yang terlepas pada interval waktu yang diberikan.
42
tim teknologi
12/27/2013
43
tim teknologi
12/27/2013
44
tim teknologi
12/27/2013
Transpor pasif melalui proses difusi biasa yang dikendalikan oleh perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran tersebut.
45
tim teknologi
12/27/2013
Transpor aktif memerlukan energi seperti enzim atau pembawa biokimia untuk mengangkut obat menyeberang membran ; dan dapat berlangsung dari daerah yang konsentrasi rendah menuju ke konsentrasi tinggi melalui pumping action dari sistem transpor biologis tersebut.
46
tim teknologi
12/27/2013
HIPOTESIS PH PARTISI
Dikemukakan pertama kali oleh Brodie dkk. Menggambarkan membran bersifat lipofilik dan obat yang berpenetrasi berada dalam bentuk molekuler, tidak terdisosiasi.
47
tim teknologi
12/27/2013
ABSORBSI PERKUTAN
suatu obat pembawanya Difusi obat terlarut dari pembawa ke permukaan kulit Penetrasi obat melalui lapisan kulit, terutama stratum corneum.
48
tim teknologi
12/27/2013
49
tim teknologi
12/27/2013
A. transelular B. difusi melalui antar sel C. melalui saluran sebaseus D. transfolikular E. melalui saluran keringat
50
tim teknologi
12/27/2013
Konsentrasi obat terlarut C, karena laju berbanding kurus dengan laju. Koefisien partisi K antara kulit dengan pembawa. Koefisien difusi.
51
tim teknologi
12/27/2013
Setialah pada perkara kecil maka engkau akan memenangkan perkara yang besar. TERIMA KASIH.
TUHAN MEMBERKATI
52