Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Biofarmasetika mengenai obat
Tramadol ini.Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelasaian makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI………….…………………………………………………………………... ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1

I.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1

I.2 Tujuan ...…………………………………………………………. 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………..2

II.1 Aspek Kimia dan Preformulasi Simetidin …………………………............2

II.2 Bentuk Sediaan..................………………………………………..............3

II.3 Medium Disolusi Simetidin .………………………………………...............3

II.4 Profil Disolusi Simetidin.......……………………………………..................4

II.5 Hubungan antara Sifat Fisikokimia, Formulasi, Uji Disolusi dengan Mutu dan
Mekanisme Pelepasan Simetidin........……………….........................6

BAB III. KESIMPULAN………………………………………………………………….....7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… ..8

PERTANYAAN..........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat diberbagai bidang,


khususnya farmasi telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam teknologi sediaan
farmasi, khususnya obat-obatan. Berbagai bentuk dan sistem penghantaran obat telah banyak
dikembangkan untuk menggantikan bentuk dan sistem penghantaran obat yang konvensional.
Sistem penghantaran obat dikatakan ideal jika dapat diberikan dengan satu kali pemberian
untuk seluruh periode pengobatan, menghasilkan kadar obat dalam darah yang relatif konstan
selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan efek obat yang optimal dan
menghantarkan obat langsung ke sasaran. Sistem penghantaran obat dengan pelepasan yang
dimodifikasi (modified release drug delivery system) merupakan sistem penghantaran obat
yang mendekati ideal.(1)
BCS (Biopharmaceutical Classification System) atau sistem klasifikasi biofarmasetika
adalah suatu model eksperimental yang mengukur permeabilitas dan kelarutan suatu zat
dalam kondisi tertentu. Sistem ini dibuat untuk pemberian obat secara oral. Untuk melewati
studi bioekivalen secara in vivo, suatu obat harus memenuhi persyaratan kelarutan dan
permeabilitas yang tinggi.(2) Bioavaibilitas obat merupakan salah satu parameter yang dapat
digunakan untuk menilai efektifitas suatu sediaan farmasi. Kecepatan disolusi dan waktu
tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
bioavaibilitas.(1)
Simetidin merupakan salah satu dari kelompok BCS kelas 3. Permeabilitas obat
berpengaruh pada tingkat penyerapan obat, namun obat ini mempunyai laju disolusi sangat
cepat. Obat ini menunjukkan variasi yang tinggi dalam tingkat penyerapan obat. Karena
pelarutan yang cepat, variasi ini disebabkan perubahan permeabilitas membran fisiologi dan
bukan faktor bentuk sediaan tersebut. Jika formulasi tidak mengubah permeabilitas atau
waktu durasi pencernaan, maka kriteria kelas I dapat diterapkan. Makalah ini dibuat untuk
menjelaskan segala aspek fisika kimia dan preformulasi dari simetidin dan hubungannya
dengan mekanisme pelepasan obat di dalam sistem fisiologis tubuh.(3)
II. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :


1. Untuk menjelaskan aspek kimia dan preformulasi dari simetidin
2. Untuk menjelaskan bentuk-bentuk sediaan simetidin di pasaran
3. Untuk menjelaskan profil pelepasan obat simetidin
4. Untuk menjelaskan hubungan sifat fisika kimia dengan mutu obat dan mekanisme
pelepasan obat dari sistem fisiologis tubuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Simetidin
Simetidin adalah salah satu obat yang dapat digunakan dalam terapi ulkus
peptikum atau tukak lambung. Simetidin adalah obat golongan antagonis H2-reseptor
yang menghambat secara kompetitif terhadap reseptor histamine di sel-sel pariental
lambung dan atrium jantung (H2-reseptor). Simetidine adalah reseptor Antagonis H2-
yang merupakan produk selektif dan inhibisi reversible dari sekresi reseptor H2 oleh
sel pariental di abdomen. Hubungan antara sekresi cairan lambung yang berlebihan
yang mengandung konsentrasi ion
hydrogen yang tinggi dan
penyakit ulkus peptikum
menekankan nilai potensial dari
obat yang menghambat
secara selektif respon ini.
Meskipun adanya reseptor H2
diseluruh tubuh, penghambatan pengikatan histamin pada reseptor di sel pariental
lambung adalah efek keuntungan yang besar dari reseptor antagonis H2-.(3)
II. Aspek Fisika Kimia Simetidin
a. rumus molekul dan rumus struktur simetidin

Rumus struktur simetidin(4)


Simetidin, 1-Cyano-2-methyl-3-[2-[(5-methyl-1H-imidazol-4-
yl)methylsulfanyl]ethyl] guanidine merupakan salah satu obat golongan antagonis H2-
reseptor. Rumus molekul dari simetidin adalah C10H16N6S. Berbentuk kristal padat
tidak berwarna. (5)
b. kelarutan
Sedikit larut dalam air. Kelarutannya di dalam air adalah 11,4 mg/ml pada suhu 37°C.
Kelarutan minimum di rentang pH 1-8 pada suhu 30°C adalah 6 mg/ml. (5)
c. pH dan Pka simetidin
pH akhir simetidin dilarutkan ialah 9,3. simetidin merupakan basa lemah dengan pKa
6,80 dan 6,93 dengan begitu setidaknya ada sebagian dalam bentuk terionisasi di
gastrointestinal atas.(5)
d. log P
koefisien partisi n-oktanol/air simetidin adalah 2,5 pada suhu 37°C dengan pH 9,2. (5)
e.nilai bioavailabilitas simetidin
simetidin diabsorpsi secara adekuat(memadai) setelah pemberian oral. Bioavailabilitas
simetidin antara 56-68% pada subjek sehat dan 70% pada pasien dengan penyakit
tukak lambung.(5)
f. protein binding
Karena volume distribusi obat melebihi kadar total air dalam tubuh, maka sebagian
(13% - 60%) berikatan dengan protein.(5)

III. Bentuk Sediaan


Simetidin memiliki bentuk sediaan tablet, kapsul, dan larutan. Dimana bentuk
tablet kebanyakan bentuk floating tablet dan immediate release tablet yang tersedia.
Contoh bentuk sediaan di pasaran dari zat aktif simetidin adalah cimetidin(tab),
cimetin(tab), tagamet HB solution, dan cimecare(cap).(5)

IV. Medium Disolusi dan Media Biorelevant


Monografi simetidin tablet pada USP ,memiliki spesifikasi disolusi adalah
tidak kurang dari 80% (Q) larut dengan waktu 15 menit dalam 900 mL 0,1 N HCl
dengan suhu 37 °C , menggunakan metode basket dengan kecepatan putaran per
menit adalah 100 rpm. Sampling dilakukan dengan mengambil 10 ml larutan setiap
jamnya dari 8 jam. Dimana setiap pengambilan diganti dengan larutanya yang fresh
untuk mempertahankan kondisi sinknya. Hasil sampling akan diukur absorbansinya
pada panjang gelombang maksimum 218 nm dengan menggunakan spektrofotometri
UV.(6)

V. Profil Disolusi Floating Tablet Simetidin


Profil disolusi dari tablet delayed released simetidin dengan coating
menggunakan eudragit L 30 D. formula dari tablet simetidinnya adalah (7):
Simetidin 110 mg
Amilum jagung 3,685 mg
Mikrokristalin selulosa 0,887 mg
Sodium starch gycolate 4,443 mg
Polyvinylpyrolidone 3,685 mg
Natrium laurilsulfat 0,275 mg
Magnesium stearat 0,670 mg

Dengan bahan suspense coatingnya adalah(7) :


Eudragit L 30 D 26,64 %w/w
Talk 4,00 % w/w
Trietilsitrat 1,20 % w/w
Air murni 68,16 %w/w

Tablet tersebut di uji disolusi dengan syarat setelah pada larutan HCl 0,1 N selama
2 jam dan diwaktu selanjutnya pada medium disolusi dengan pH 5,7; 6,0; dan 6,8
pada formula dengan basa simetidin pada pH 5,7 ialah minimum 85% setelah 2
jam. Pada pH 6 minimum 75% setelah 1 jam. Pada pH 6,8 minimum 90% setelah 45
menit. Hasil yang didapat ialah pada pH 5,7 ialah 100% setelah 2 jam. Pada pH 6
ialah 100% setelah 1 jam. Pada pH 6,8 ialah 100% setelah 45 menit. Hasil ini
menunjukan bahwa tablet simetidin ini memenuhi syarat dari uji disolusi.Penyalutan
sendiri dilakukan untuk menghambat pelepasan obat dengan cepat, karena simetidin
memiliki kelarutan yang baik, sehingga dibuat dalam pelepasan lambat. (7)

VI. Hubungan antara sifat fisikokimia bahan aktif dan uji disolusi dengan mutu obat dan
mekanisme pelepasan obat
Hubungan sifat fisikokimia bahan aktif dan uji disolusi dengan mutu obat dan
mekanisme pelepasan obat sangat erat. Simetidin memiliki kelarutan yang baik dan
permeabilitas yang buruk sehingga masuk ke dalam BCS kelas III. Absorpsi sistemik
suatu obat dari tempat ekstravaskular dipengaruhi oleh sifat – sifat anatomik dan
fisiologik tempat absorpsi serta sifat – sifat fisikokimia produk obat. Umumnya,
produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui suatu rangkaian proses, meliputi
disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat, disolusi obat dalam media
aqueous, dan absorpsi melewati membran sel menuju sirkulasi sistemik. Dalam ketiga
proses tersebut di atas, kecepatan obat mencapai sirkulasi ditentukan oleh tahapan
yang paling lambat dalam rangkaian yang disebut tahap penentu kecepatan. (8)
Uji disolusi merupakan suatu metode fisika yang penting sebagai parameter
dalam pengembangan mutu sediaan obat yang didasarkan pada pengukuran kecepatan
pelepasan dan pelarutan zat aktif dari sediaanya. Uji disolusi digunakan untuk uji
bioavailabilitas secara in vitro, karena hasil uji disolusi berhubungan dengan
ketersediaan hayati obat dalam tubuh. (9) Hasil disolusi dari tablet simetidin baik.
Bioavailabilitasnya juga memadai , sehingga zat aktif ini dapat dibuat dalam bentuk
sediaan tablet dengan memodifikasinya misalnya menjadi bentuk delayed release atau
immediate release. Simetidin juga berguna untuk mengobati tukak lambung dengan
mempengaruhi asam lambung , sehingga bekerja pada sistem gastrointestinal karena
adanya reseptor histamine pada sel-sel pariental lambung.(5)
Nilai Log P simetidin (N-Oktanol/air) adalah 2,5 , artinya semakin rendah
nilai log p semakin polar , sehingga sulit untuk melewati membrane yang mana
memiliki kepolaran rendah. Hal ini yang menyebabkan permeabilitas simetidin
rendah. Sediaan simetidin juga ada yang berbentuk injeksi volume kecil dan injeksi
volume besar untuk memperbaiki permeabilitasnya sehingga mempengaruhi
bioavailabilitasnya.

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
a. Simetidin memiliki kelarutan sedikit larut dalam air, dengan log P 2,5 pada suhu 37°C
dengan pH 9,2, sehingga termasuk BCS kelas 3 ,dimana memiliki kelarutan baik dan
permeasi buruk.
b. simetidin memiliki bentuk sediaan di pasaran tablet, kapsul , dan larutan. Ada juga untuk
memperbaiki permeabilitasnya dibuat dalam bentuk injeksi sehingga bioavailabilitasnya baik,
karena tidak memerlukan fase absorbsi.
c. Aspek fisikakimia dari simetidin sangat mempengaruhi pelepasan obat di dalam tubuh , uji
disolusi dipengaruhi oleh kelarutan zat aktif , dan log P mempengaruhi permeabilitasnya
karena mempengaruhi kepolaran dari zat aktif.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutriyo, Rahmat H, Rosalina M. Pengembangan Sediaan Dengan Pelepasan


Dimodifikasi Mengandung Furosemid Sebagai Model Zat Aktif Menggunakan
Sistem Mukoadhesif. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2008; 5(1): 1-8.
2. Bethlehem. Biopharmaceutical Classification System and Formulation
Development. Technical Brief. 2011.vol 9.
3. Jantratid E, Prakongpan S, Dressman JB, Amidon GL, Junginger HE, Midha
KK, Barends DM. Biowaiver Monographs for Immediate Release Solid Oral
Dosage Forms: Cimetidine. Journa of Pharmaceuticals Sciences.
2006;95(5):975-984
4. Moffat, A.C., Osselton, M.D.,Widdop, B. Clarke’s Analysis of Drugs and
Poisons Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press. 2011.
5. Singh H, Pahwa S, Dhamija K, Arora V. Cimetidine: A Review. International
Journal of ChemTech Research.2018;11(02): 115-123
6. Singh H, Pahwa S, Dhamija K, Arora V. Formulation and Evaluation of
Floating Tablets of Cimetidine. International Journal of ChemTech Research.
2018;11(09): 383-392.
7. Jouve. Cimetidin Pharmaceutical Compositions. European Pattent. Ep 0 431
877 A1. 1991
8. Shargel, L., and Kanfer, I.Generic Drug Product Development : Solid Oral
Dossage Form, New York: Marcel Dekker Inc.2005. 187.
9. Sari DP, Sulaiman TNS, Mafruhan OR. Uji Disolusi Terbanding Tablet
Metformin Hidroklorida Generik Berlogo Dan Bermerek. Majalah
Farmasuetik.2013; 9( 1): 254-258
Pertanyaan
1. Simetidin memiliki kelarutan minimum di pH 1-8 adalah 6 mg/mL. Hal ini
menunjukkan bahwa kelarutannya baik , namun permeabilitasnya buruk. Hal ini
menunjukan klasifikasi BCS dari simetidin yaitu..
a. kelas 1
b. kelas 2
c. kelas 3
d. kelas 4
e. kelas 5
jawaban : C
2. Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui kelarutan obat di dalam medium disolusinya.
Medium disolusi dari simetidin yang digunakan berdasarkan USP ialah
a. HCl 0,1 N
b. dapar Fosfat 7,8
c. Fessif
d. Fassif
e. NaCl 9%
jawaban : A
3. Nilai Log P simetidin adalah 2,5 . apabila nilai ini masuk kategori rendah berarti…
a. bersifat polar sehingga menyebabkannya sulit menembus membrane
b. bersifat non polar sehingga men yebabkan dapat mudah menembus membrane
c. memiliki kepolaran tinggi sehingga mudah menembus membrane
d. memiliki kepolaran rendah sehingga sulit menembus membrane
e. memiliki kepolaran tinggi sehingga permeabilitasnya baik.
Jawab : A
4. Produk obat oral sebelum bertemu reseptor akan mengalami beberapa tahap yaitu
a. disolusi, disintegrasi , dan penyerapan
b. disintegrasi diikuti dengan pelepasan obat , disolusi dalam media, dan absorpsi
melewati membrane sel ke sirkulasi.
c. disolusi , terpermeabilisasi , disintegrasi
d. absorpsi melewati membrane sel menuju sirkulasi, terdisolusi diikuti pelepasan
obatnya.
e. disolusi dan disintegrasi diikuti dengan pelepasan obat
jawab : B
5. Simetidin merupakan obat golongan ..
a. antasida
b. reseptor antagonis H2
c. antidot
d. antibiotic
e. analgetik
jawab : B

Daftar Pustaka

1. Singh H, Pahwa S, Dhamija K, Arora V. Cimetidine: A Review. International


Journal of ChemTech Research.2018;11(02): 115-123
2.Moffat, A.C., Osselton, M.D.,Widdop, B. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons
Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press. 2011.
3. Singh H, Pahwa S, Dhamija K, Arora V. Formulation and Evaluation of Floating
Tablets of Cimetidine. International Journal of ChemTech Research. 2018;11(09): 383-392

Anda mungkin juga menyukai