Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Biofarmasetika mengenai obat
Tramadol ini.Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelasaian makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI………….…………………………………………………………………... ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1
II.5 Hubungan antara Sifat Fisikokimia, Formulasi, Uji Disolusi dengan Mutu dan
Mekanisme Pelepasan Simetidin........……………….........................6
PERTANYAAN..........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Simetidin
Simetidin adalah salah satu obat yang dapat digunakan dalam terapi ulkus
peptikum atau tukak lambung. Simetidin adalah obat golongan antagonis H2-reseptor
yang menghambat secara kompetitif terhadap reseptor histamine di sel-sel pariental
lambung dan atrium jantung (H2-reseptor). Simetidine adalah reseptor Antagonis H2-
yang merupakan produk selektif dan inhibisi reversible dari sekresi reseptor H2 oleh
sel pariental di abdomen. Hubungan antara sekresi cairan lambung yang berlebihan
yang mengandung konsentrasi ion
hydrogen yang tinggi dan
penyakit ulkus peptikum
menekankan nilai potensial dari
obat yang menghambat
secara selektif respon ini.
Meskipun adanya reseptor H2
diseluruh tubuh, penghambatan pengikatan histamin pada reseptor di sel pariental
lambung adalah efek keuntungan yang besar dari reseptor antagonis H2-.(3)
II. Aspek Fisika Kimia Simetidin
a. rumus molekul dan rumus struktur simetidin
Tablet tersebut di uji disolusi dengan syarat setelah pada larutan HCl 0,1 N selama
2 jam dan diwaktu selanjutnya pada medium disolusi dengan pH 5,7; 6,0; dan 6,8
pada formula dengan basa simetidin pada pH 5,7 ialah minimum 85% setelah 2
jam. Pada pH 6 minimum 75% setelah 1 jam. Pada pH 6,8 minimum 90% setelah 45
menit. Hasil yang didapat ialah pada pH 5,7 ialah 100% setelah 2 jam. Pada pH 6
ialah 100% setelah 1 jam. Pada pH 6,8 ialah 100% setelah 45 menit. Hasil ini
menunjukan bahwa tablet simetidin ini memenuhi syarat dari uji disolusi.Penyalutan
sendiri dilakukan untuk menghambat pelepasan obat dengan cepat, karena simetidin
memiliki kelarutan yang baik, sehingga dibuat dalam pelepasan lambat. (7)
VI. Hubungan antara sifat fisikokimia bahan aktif dan uji disolusi dengan mutu obat dan
mekanisme pelepasan obat
Hubungan sifat fisikokimia bahan aktif dan uji disolusi dengan mutu obat dan
mekanisme pelepasan obat sangat erat. Simetidin memiliki kelarutan yang baik dan
permeabilitas yang buruk sehingga masuk ke dalam BCS kelas III. Absorpsi sistemik
suatu obat dari tempat ekstravaskular dipengaruhi oleh sifat – sifat anatomik dan
fisiologik tempat absorpsi serta sifat – sifat fisikokimia produk obat. Umumnya,
produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui suatu rangkaian proses, meliputi
disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat, disolusi obat dalam media
aqueous, dan absorpsi melewati membran sel menuju sirkulasi sistemik. Dalam ketiga
proses tersebut di atas, kecepatan obat mencapai sirkulasi ditentukan oleh tahapan
yang paling lambat dalam rangkaian yang disebut tahap penentu kecepatan. (8)
Uji disolusi merupakan suatu metode fisika yang penting sebagai parameter
dalam pengembangan mutu sediaan obat yang didasarkan pada pengukuran kecepatan
pelepasan dan pelarutan zat aktif dari sediaanya. Uji disolusi digunakan untuk uji
bioavailabilitas secara in vitro, karena hasil uji disolusi berhubungan dengan
ketersediaan hayati obat dalam tubuh. (9) Hasil disolusi dari tablet simetidin baik.
Bioavailabilitasnya juga memadai , sehingga zat aktif ini dapat dibuat dalam bentuk
sediaan tablet dengan memodifikasinya misalnya menjadi bentuk delayed release atau
immediate release. Simetidin juga berguna untuk mengobati tukak lambung dengan
mempengaruhi asam lambung , sehingga bekerja pada sistem gastrointestinal karena
adanya reseptor histamine pada sel-sel pariental lambung.(5)
Nilai Log P simetidin (N-Oktanol/air) adalah 2,5 , artinya semakin rendah
nilai log p semakin polar , sehingga sulit untuk melewati membrane yang mana
memiliki kepolaran rendah. Hal ini yang menyebabkan permeabilitas simetidin
rendah. Sediaan simetidin juga ada yang berbentuk injeksi volume kecil dan injeksi
volume besar untuk memperbaiki permeabilitasnya sehingga mempengaruhi
bioavailabilitasnya.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
a. Simetidin memiliki kelarutan sedikit larut dalam air, dengan log P 2,5 pada suhu 37°C
dengan pH 9,2, sehingga termasuk BCS kelas 3 ,dimana memiliki kelarutan baik dan
permeasi buruk.
b. simetidin memiliki bentuk sediaan di pasaran tablet, kapsul , dan larutan. Ada juga untuk
memperbaiki permeabilitasnya dibuat dalam bentuk injeksi sehingga bioavailabilitasnya baik,
karena tidak memerlukan fase absorbsi.
c. Aspek fisikakimia dari simetidin sangat mempengaruhi pelepasan obat di dalam tubuh , uji
disolusi dipengaruhi oleh kelarutan zat aktif , dan log P mempengaruhi permeabilitasnya
karena mempengaruhi kepolaran dari zat aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka