Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI II

PEMBUATAN TABLET

DOSEN PENGAMPU :
1. Apt. Doddy Rusli, M.Farm
2. Apt. Yenni Sri Wahyuni, M.Farm

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK A3.1

1. Rina Sumartina 200101045


2. Risky Tata Islamy 200101045
3. Tety Lutfia 200101055
4. Veza Abelita junifa 200101057
5. Yoanda Berliana sari Pohan 200101059

KELAS A

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI


PALEMBANG
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Tujuan praktikum..........................................................................1
1.2 Tinjauan pustaka ...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
2.1 Preformulasi dan granulasi ...........................................................2
2.2 Evaluasi graniul.............................................................................7
2.3 Pembuatan tablet...........................................................................13
2.4 Evaluasi tablet...............................................................................14
BAB III PENUTUP.................................................................................23
3.1 Kesimpulan ...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................24

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang saya jalani akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini maupun kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta
harapan yang ingin saya capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal yang pengkonsolidasian
kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik maupun
saran dari dosen maupun teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah-mudahan apa
yang kami susun memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (pembuatan
tablet) sebagai tambahan dalam referensi yang telah ada.

Palembang, 20 Desember 2022

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan praktikum


Mahasiswa dapat melakukan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah.

1.2 Tinjauan pustaka

Menurut FI edisi III hal 6, Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara
kempa cetak dalam bentuk tabung pipih /kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan
yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok.
Menurut FI edisi V hal 57, Tablet merupakan sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Zat tambahan yang digunakan untuk pembuatan
tablet :
1. Zat pengisi, dapat digunakan laktosa, glukosa, lemak coklat, susu
bubuk,kaolin, kalium fosfat, natrium klorida, atau bahan lain yang cocok
2. Zat pengembang, dapat digunakan pati terigu, pektin, agar cmc, atau bahan lain.
3. Zat pengikat, Sukrosa, glukosa, pati terigu, gelatin, gom arab
4. Zat pelicin, talkum, magnesium stearat, as. Stearat, lemak paraffin cair
5. Zat pambasah, Air, etanol, kadar tertentu mucilago gom arab, mucilago pati,
terigu, larutan gukosa, sirup simplex, larutan gelatin.
Keuntungan Pemberian obat dalam bentuk tablet :
a. Praktis dan efisien
b. Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus
c. Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis
d. Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat, extended
realese, enteric tablet, orros
e. Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar
f. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan salut
selaput atau salut gula
g. Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik dan
mikrobiologi yang cenderung lebih baik
Kerugian tablet :
a. Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individu
b. Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain
c. Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak sadar atau
pingsan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Preformulasi dan Granulasi

Terdapat 2 metode dalam pembuatan granul yaitu:


 Granulasi basah (wet granulation)
 Granulasi kering (dry granulation)
Pada praktikum ini digunakan metode granulasi basah, yaitu dengan membasahi
massa tablet menggunakan larutan pengikat.
1. Monografi zat aktif
Sumber buku FI Edisi V hal. 998

Sinonim : Acetaminophen

BM : 151,16
Rumus bangun :

Rumus molekul : C8H9NO₂


Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1N; mudah
larut dalam etanol.
Sifat kimia : memilki titik leleh 168-172°C dan pH 5,3-6,5
Sifat fisika : Berbentuk serbur hablur, berwarna putih, tidak berbau dan rasanya
sedikit pahit.
Penerapan kadar : Larutan baku timbang sesama jumlah Paracetamol BPFI.
larutkan dalam air hingga kudar lebih kurang 12 g per ml.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu ruang terkendali

2
2. Tinjauan Farmakologi
Sumber buku : Farmakologi dan Terapi ed. 6 hal. 242-243.
a). farmakokinetika
Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggidalam plasma dicapai dalamwaktu ½ jam danmasa paruh plasma antara 1-3
jam. Obatini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma, 25% parasetamol terikat
protein plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian
acetaminophen (80%) di konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya
dengan asamsulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit
hasil hidroksilasiini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit.
Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil paracetamol (3%) dan sebagian besar
dalam bentuk terkonjugasi.
b.) Farmakodinamik
Efek analgesik Paracetamol adalah menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampaisedang. Menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efeksentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat lemah oleh
karena itu Paracetamol tidak digunakan sebagai anti reumatik. Parasetamol merupakan
penghambat biosintesisPG yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan pendarahan lambung
tidak terlihat pada obat ini,demikianjugagangguanpencernaan dan keseimbanganasam
basa.
3. Tinjauan Kimia Farmasi

Sumber buku : FI ed. V hal.998

a. Analisa kualitatif Identifikasi


1) Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan di atas pengering
yang cocok dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Paracetamol BFFI
2) Spektrum serapan UltraViolet larutan (1 dalam 200.000) dalam campuran asam
klorida 0,1 N dalam metanol p (1 dalam 100), menunjukkan maksimum dan
minimum yang pada Panjang gelombang yang sama dengan Paracetamol BFFI.
b. Analisa kuantitatif
Memenuhi uji identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281> digunakan
larutan 1 mikrogram per mili dalam metanol P dan fase gerak diklorometana p
metanol p (4:1).
Penetapan kadar
Larutan baku timbang seksama sejumlah Paracetamol BFFI, larutkan dalam air
hingga kadar lebih kurang 12 mikrogram perml
4. TinjauanFarmasetika
3
a. Preformulasi
1) Paracetamol (zataktif) (FI ed.Vhal.156-157)
Kelarutan: larut dalam 70 bagian air dalam 7 bagian etanol (95%) dalam 13
bagian asepton. Dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9 bagian propilenglikol p.
larut dalam larutan alkaili hidroksida.
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.

Rumusmolekul : C8H9NO2

BM:151,16
 Amylum oryzae (zatpengikat)(FI. ed. VI hal.1367)
kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) p.
Pemerian:Serbuk halus;putih;tidakberbau;tidak berasa
Fungsi : Pengikat, penghancur fasa dalam dan penghancur fasa luar.Range: 3-
20%w/w(HOPEed.6hal. 686)

Susut pengeringan : tidak lebih dari 15,0% lakukan pengeringan pada suhu
100˚-105˚ menggunakan 1 g zat.

 Laktosa (zat pengisi) (FI ed 3. hal. 338) Nama lain :Saccharum lactis, BM :
36,30

BM : 36,30

Rumus molekul: C12H22O11H2O


Pemberian: serbuk hablur ,putih, tidak bau, rasa agak manis.
Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar
larut dalam etanol(95%)p,praktis tidak larut dalam kloroform p dan dalam
eterp .Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Titik lebur : 201-202°CTitikdidih :668,9°
Massajenis=1,545g/cm
2) Amylum Maydis (Penghancur luar) (FI ed V hal. 1003)

Pemerian:praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol

Susut pengeringan: tidak lebih dari15,0% lakukan pengeringan pada suhu 100-
105° menggunakan 1 gram zat
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Fungsi: sebagai bahan pengikat digunakan dalam formulasi sediaan tablet yang
memberikan daya kohesif yang cukup pada serbuk antara partikel efisien

4
sehingga membentuk struktur tablet kompleks dengan kuat ,juga sebagai
penghancur luar
Range: 7-13% (HOPEedV hal200)
3) Talkum (zatpelincir/antilengket) (FI ed.Vhal1297)
Pemerian: serbuk hablur agak halus, putih atau putih kelabu, berikatan, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan: tidak larut hampir dalam semua pelarutRange:1,0-10,0%(HOPEed6
hal.728)

4) Mgstearat(zatpelicin)(FI edVhal.805)
Pemerian: serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah khas, mudah melekat
dikulit, bebas dari butiran
Kelarutan: tidak larut dalam etanol dan dalam eter Range:0,25-5%
(HOPEedVIhal.404)

5) Explotab (Penghancur dalam) (HOPE ed V hal.663)


Pemerian: Putih Sampai agak putih,tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan: larut sebagian dalam etanol 95%, praktis tidak larut dalam air
Range: 2-8% (HOPEed6 hal.663)

5. Formula Standar
Komposisi : Tiap tablet mengandung paracetamol 500 mg zat tambahan
yang cocok secukupnya.
(Fornas ed. 2 hal. 3)
6. Formula Beredar
1) Saridon (ISO vol. 50 hal 47) Parasetamol 250 mg
2) Selesmol (ISO vol. 50 hal 49) Paracetamol 500 mg
3) Unicetamol (ISO vol. 50 hal 54) Parasetamol 500 mg
7. Formula Yang di Rencanakan

Tiap1 tablet mengandung:

Fase dalam

 Paracetamol 250 mg

 Pasta pati 5%

 Laktosa qs

5
 Amylum oryzae 4%

Fase luar

 Talcum 2%

 Mg. stearat 1%

 Explotab 2%

8. Perhitungan Bahan

Bobot seluruhnya= 450 gram/tab x 500 tab = 225.000 mg = 225 g


Komponen granul (fase dalam) = 95/100x225 gram =213,75 gram
1) Paracetamol 250 mg = 250mg x500 tab = 125000mg = 125gram
2) Pasta pati = 1/3 x 450 mg/tab = 150 mg/tab
= 150mg/tab x 500 tab = 75000
=75 g x 5/100=3,75
 Amilum oryzae = 4/100x 225 = 9 gram
 Laktosa = 213,75 g – (125+3,75+9)
= 213,75 – 137,75
=76 gram

9. PenimbanganBahan
1) Paracetamol = 125gram
2) pasta pati = 3,75 gram
3) amylum oryzae =9 gram
4) Laktosa = 76 gram

10. Cara kerja


Prosedur pembuatan pasta pati
1) Siapkan alat dan bahan
2) Ambil 50 ml aquadest panaskan hingga mendidih
3) Larutkan pati dalam 46,25 ml aquadest (massa;1)
4) Masukan massa 1 dalam aquadest yang telah dididihkan
5) Aduk hingga mengental membentuk mecilago
6) Timbang total

Prosedur pembuatan granul

1) timbang semua bahan fasa dalam


2) masukkan ke dalam lumpang besar, zat aktif, zat pengisi dan zat penghancur
dalam lalu homogen kan
3) masukkan sedikit demi sedikit (tidak semua zat pengikat terpakai) ke dalam

6
lumpang yang sudah ada campuran serbuk hingga terbentuk masa lembab
kemudian timbang sisa mucilago amilum
4) masa lembab tersebut ditimbang, lalu diayak paksa dengan ukuran mesh antara
12-16
5) hasil ayakan lembab ditimbang kemudian dikeringkan hingga kadar air 2%-5%
dalam oven dilapisi dengan aluminium foil dengan suhu 50-60°C lalu
ditimbang

7
11. Hasil perhitungan granul :
Berat pasta pati awal :110,5 gram
Sisa pasta pati :75,16 gram
Pasta pati yang digunakan :35,34 gram

Hasil granul ;
Granul sebelum diayak : 233,99 gram
Granul setelah diayak (no. 16) :233,9gram
Granul setelah di oven : 198,58 gram
Granul diayak dengan ayakan dengan nomor mesh 18 : 190,5 gram

2.2. Evaluasi granul


1. Kelembaban Granul
a. Ditimbang 5 gram granul yang telah dikeringkan dan kemudian dikeringkan Kembali di
dalam alat moisture balance pada suhu 105⁰C selama 15 menit
b. Kemudian diukur berat granul yang tela dikeringkan tersebut dan hitung kandungan
lembabnya dengan rumus

Dimana kelembaban granul yang baik adalah 2% - 5%


Pengulangan Bobot (gram) Kelembaban (%) Rerata (%)

awal akhir

1 5 4,99 2 2

2 5 4,97 2

2. Uji Sudut Diam dan Waktu Alir


a. granul sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam corong, penutup corong dibuka
sehingga gerano keluar dan ditampung pada bidang datar
b. waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan
tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong jika
c. dikatakan memiliki sifat alir yang baik jika untuk 100 gram granul yang diuji
mempunyai waktu alir kurang dari 10 detik
tan α = h / r

keterangan :
h= tinggi granul
r = jari-jari setengah granul

8
Hasil Waktu Alir

Pengulangan (g/det) Rerata (g/det)

1 10,05

2 11,1
10,3

3 10,01
Waktu alir tidak memenuhi syarat
karena < 5 detik

Hasil Parameter Pengulangan Rerata Sudut


Diam
1 2 3
Tinggi granul (cm) 3,6 3,4 3,3
Jari-jari rata-rata (cm) 7,3 7 6,9
Sudut diam (0) 26,1 25,6 25,1 25,6

Pengulangan 1

= tan α = h/r

3,6 −1 −1
= tan = 0,49 tan = 26,1
7,3

Pengulangan 2
= tan α = h/r

3,4 −1
= = 0,48 tan−1 = 25,6
7 tan

Pengulangan 3
= tan α = h/r

3,3 −1 −1
= tan = 0,47 tan = 25,1
6,9

Rerata sudut diam = 26,1+25,6+25,1/3=25,6


9
Sudut diam memenuhi range sifat alir = sangat baik = 25-30°
Table sudut diam
Alir Sudut Diam (α⁰)
Sangat baik 25-30
Baik 31-35
Cukup 36-40
Cukup buruk 41-45
Buruk 46-55
Sangat buruk 56-65
Sangat sangat buruk >66

3. Bobot Jenis Nyata (p0)


a. ditimbang granul yang telah dikeringkan sebanyak 100 gram dimasukkan granul
tersebut ke dalam gelas ukur 250 ml dan dicatat volumenya
b. diulangi pengujian tersebut di atas sebanyak 3 kali selanjutnya ditentukan nilai rata-
ratanya
c. Dihitung bobot jenis nyata dengan menggunakan rumus :
Bobot jenis nyata (p0) = berat granul (gram)/volume granul (ml)
Hasil bobot jenis nyata
Pengulangan Berat Granul Volume BJ Nyata (p0) BJ Nyata (p0)
(g) Granul (ml) Rerata
1 63,5 127 0,50
0,51g/ml
2 63,5 120 0,52

Pengulangan 1
P0 =
63,5gram/127ml=0,50g/mPengul
angan 2

P0= 63,5 gram /120ml =0,52g/ml


Rerata = 0,50+0,52/2 = 0,51 g/ml

4. Bobot Jenis Mampat


a. ditimbang granul yang telah dikeringkan sebanyak 100 gram dimasukkan granul
ke dalam gelas ukur 250 ml kemudian dilakukan pengetukan hingga volumenya
konstan
b. diulangi pengujian tersebut di atas sebanyak 3 kali selanjutnya ditentukan nilai rata-
ratanya
c. dicatat volume mampat dari granul dan dihitung bobot jenis mampatnya dengan
10
menggunakan rumus
bobot jenis mampat (pt)= berat granul (gram) / volume granul (ml)

Hasil Bobot Jenis Mampat

Pengulangan Berat granul (g) Vulome granul BJ Mampat (pt) BJ Mampat (pt)
(ml) Rerata
1 63,5 91 0,69

2 63,5 90 0,70 0,69g/ml

Pengulangan 1
Pt=63,5 gram/91
ml=0,69g/ml

Pengulangan 2

Pt=63,5gram/90ml = 0,70g/ml

5. Uji Kompresibilitas
Ditimbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya
kemudian granul dimampatkan sebanyak 50, 100, 500 kali ketukan dengan alat uji catat
volume uji sebelum dimampatkan (vo) dan volume setelah dimampatkan dengan
pengaturan 50, 100, 500 kali atau (v )

%kompresibilitas = vo - v /vo x 100%

Keterangan:

I= indeks kompresibilitas
vo = volume granul sebelum dimampatkan (ml)
V= adalah volume granul setelah di mampatkan (ml)

Syarat tidak lebih dari 20%

Hasil Uji Kompresibilitas


Pengulangan Vol. sebelum Vulomesetelah % kompre Rerata %
mampat (g) mampat (ml) kompre
1 127 91 28,3%

11
2 120 90 25%

26,65 %
Hasil %kompresibilitas tidak memenuhi persyaratan karna > 20%

6. Bobot Jenis Sejati


a. Tentukan volume piknometer (ml)
b. Timbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya (A)
c. Masukkan serbuk ke dalam piknometer, tutup dan timbang (B)
d. Tambahkan sedikit cairan untuk menghilangkan gelembung-gelembung gas,
kemudian secara hati-hati piknometer diisi dengan cairan sampai penuh jangan
sampai ada partikel yang keluar. Piknometer ditutup kemudian ditimbang (C)
e. Piknometer dibersihkan dan dikeringkan kemudian isi piknometer dengan cairan
sedikit demi sedikit sampai penuh sehingga tidak ada gelembung udara didalamnya
f. Tutup piknometer dan timbang piknometer berisi cairan beserta tutupnya (D)
g. Catat hasil penimbangan, lakukan 2 kali pengulangan
h. Hitung massa jenis dari granul

Keterangan :
A = Berat piknometer kering yang kosong (g)

B = Berat pikno + serbuk (g)

C = Berat pikno + serbuk + cairan pendispersi (g)

D = Berat pikno + cairan pendispers

Hasil Bobot Jenis Sejati

Volume piknometer = 25ml

Cairan pendispersi = paraffin cair

Berat piknometer
Pengulangan Rerata
A B C D

1 20,42 38,84 41,92 41,10


0,78

12
2 20,42 30,91 41,16 40

ρ1 airan pendispersi = (D-A) / volume piknometer


= 41,6 – 20,42 / 25
= 0,8 g/ml
ρ2 cairan pendispersi = (D-A) / volume piknometer
= 40 – 20,42 / 25
= 0,7 g/ml
.ρ1 = (38,84- 20,42)x 0,8 / (38,84 – 20,42)x (41,42 – 41,10)
= 0,97 g/ml
ρ1 = (30,91- 20,42)x 0,8 / (30,91 – 20,42)x (41,16 – 40)
= 0,69 g/ml
7. Porositas ( Voight,1995):
Syarat : 37%-40%
Rumus : 1-Bj mampat / Bj jenis benar x 100 %

Perhitungan :
∑= 1 – 0,51/ 0,78 x 100 % = 35%
Maka dapat dikatakan porositas dari granul tidak memenuhi persyaratn

8. Indeks car

Rumus :
densitas mampat – densitas ruah / densitas mampat

perhitungan :
0,69 – 0,51 / 0,69 x 100 % = 26 %

Maka dapat dikatakann sifat alirnya buruk karena indeks carr tak memenuhi
persyaratan dimana 26% termasuk ke kategori buruk

9. Rasio hausner
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi 6 hal. 2025 rasio hausner dapat dihitung dengan
vo
rumus
vf
Pengulangan1:

13
vo 127
= =1,39
vf 91
Pengulangan 2:
vo 120
= =1,33
vf 90

Rata-rata : 1,39 + 1,33 / 2 = 1,36


Berdasarkan table rasio hausner sebesar 1,36 dapat dikatakan termasuk kedalam
kategori buruk

2.3 Pembuatan tablet

1. Perhitungan fase luar:


2%
 .Talkum = 2 % = x 169,81 gram = 3,57 gram
95 %
1%
 Mg stearat = 1% = x 169,81 gram = 1,78gram
95 %
2%
 Explotab = 2% = x 169,81gram =3,57gr
95 %
2. Penimbangan fase luar:
Mg stearat = 1,78 gram
Explotab = 3,57 gram
Talkum = 3,57gram

3. Cara pembuatan:
 Siapkan alat dan bahan

14
 Timbang semua bahan fase luar
 Campurkan semua bahan fase luar dan fase dalam yang telah diayak dengan ayakan no 18
lalu dishaker
 Kemudian granul dimasukkan ke dalam mesin pencetak tablet
 Hitunglah jumlah tablet yang didapat,kemudian lakukan evaluasi tablet

2.4 Evaluasi tablet

1. Penampilan Fisik Tablet


Dilakukan pengamatan penampilan fisik seluruh tablet yang sudah dicetak seperti bentuk,
warna, dan karakteristik lain yang menandakan kerusakan
NO PARAMETER HASIL
1 Bentuk dan permukaan Bulat pipih, permukaan rata dan ada capping

2 Warna Putih gading

3 Bau Berbau khas

2. Perhitungan Diameter dan Ketebalan Tablet


Diameter dan tebal tablet diukur dengan alat thickness tester atau jangka sorong (F1 Ed 3 hal
1979). Sebanyak 10 tablet diukur diameter dan ketebalannya dimana diameter tablet tidak
lebih dari 3x rata-rata tinggi tablet dan tidak kurang dari 11/3 rata-rata tinggi tablet.
No Diameter (cm) Ketebalan (cm)
1. 0,72 0,525
2. 0,91 0,525
3. 0,91 0,525
4. 0,91 0,525
5. 0,91 0,525
6. 0,91 0,525
7. 0,91 0,525
8. 0,91 0,525
9. 0,91 0,525
10 0,91 0,525
Rata-rata 0,514

Rata-rata tablet
3x rata-rata= 3x0,514
= 1,542
15
11/3 rata-rata= 11/3x0,514
= 0,668
maka range tablet adalah (0,665-1,542) dan dapat dikatakan bahwa diameter tablet
memenuhi
3. Uji Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot menurut FI ed 3, Ditimbang sebanyak 20 tablet pada timbangan
analitik, dihitung bobot tiap tablet, kemudian dihitung rata rata bobot tablet, tidak boleh lebih
dari dua tablet yang masing masing beratnya menyimpang dari harga yang ditetapkan pada
kolom A dan tidak boleh satu tablet pun menyimpang dari rata ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan pada kolom B seperti tabel dibawah ini. Farmakope Indonesia III, 1979.
A : Penyimpangan x Rata-rata
Tablet yang bagus : Bobot antara rata-rata + A dan Rata-rata – A

No. Berat tab % penyimpangan


1. 0,47 g 2,1%
2. 0,48 g 2%
3. 0,47 g 2,1%
4. 0,46 g 0%
5. 0,45 g 2,1%
6. 0,44 g 4%
7. 0,41 g 2,1%
8. 0,46 g 0%
9. 0,47 g 2,1%
10. 0,48 g 2%
11. 0,46 g 0%
12. 0,47 g 2,1%
13. 0,46 g 0%
14. 0,46 g 0%
15. 0,47 g 2,1%
16. 0,45 g 2,1%
17. 0,47 g 2,1%
18. 0,46 g 0%
19. 0,46 g 0%
20. 0,47 g 2,1%

Hasil penimbangan sebanyak 20 tablet yang dihasilkan pada saat praktikum adalah 9,22 g
Bobot rata rata tablet hasil praktikum = 9,22/20 tablet = 0,461 g (461 mg)
%penyimpangan tablet : tablet awal –tablet rata rata / tablet rata rata x 100 %
1. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46=2,1%
16
2. % penyimpangan : 0,46-0,48/0,46=2 %
3.% penyimpangan : 0,46-0,47/0,46=2,1 %
4. % penyimpangan : 0,46-0,45/0,46=0 %
5. % penyimpangan : 0,46-0,45/0,46=2,1 %
6. % penyimpangan : 0,46-0,44/0,46=4 %
7. % penyimpangan : 0,46-0,41/0,46= 2,1 %
8. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46=0%
9. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46=2,1 %
10. % penyimpangan : 0,46-0,48/0,46=2 %
11. % peyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0 %
12. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46 = 2,1%
13. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
14. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
15. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46 = 2,1%
16. % penyimpangan : 0,46-0,45/0,46 = 2,1 %
17. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46= 2,1%
18. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
19. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
20. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46 = 2,1%

Uji keseragaman bobot menurut FI 6ed 6 hal. 2025, Tetapkan kadar masing-masing 10 satuan
menggunakan metode analisis yang sesuai. Hitung nilai keberterimaan.
X1, X2,..., Xn = Perkiraan masing-masing kandungan dari satuan yang diuji, dengan Xi = wi
x A/ W rata rata
w1, w2, ..., wn = Bobot masing-masing satuan yang diuji pada Keragaman bobot
A = kandungan zat aktif (persen terhadap jumlah yang tertera pada
etiket) yang diperoleh menggunakan metode analisa yang sesuai
W rata-rata = rata-rata dari bobot masingmasing satuan (w1, w2, ..., wn)
tablet ke bobot (w) perhitungan kadar (x)
1 0,47 102,17%
2 0,48 104,34%
3 0,47 102,17%
4 0,46 100%
5 0,45 97,82%
6 0,44 95,65%
7 0,47 102,17%
8 0,46 100%
9 0,47 102,17%
10 0,48 104,34%
rata-rata 0,46 100,90%

x̄ = 100,9 %
jika : 98,5% < x̄ < 101,5 % sesuai ketentuan table di FI ed ^ hal 2025, maka M = x̄ dan NP =K.
S dan jika n =10 maka k= 2,4
 Tab;et 1

17
0,47
X= x 100% = 102,17%
0,46
 Tablet 2
0,48
X= x 100% = 104,34%
0,46
 Tablet 3
0,47
X= x 100% = 102,17%
0,46
 Tablet 4
0,46
X= x 100% = 100%
0,46
 Tablet 5
0,45
X= x 100% = 97,82%
0,46
 Tablet 6
0,44
X= x 100% = 95,65%
0,46
 Tablet 7
0,47
X= x 100% = 102,17%
0,46
 Tablet 8
0,46
X= x 100% = 100%
0,46
 Tablet 9
0,46
X= x 100% = 100%
0,46
 Tablet 10
0,48
X= x 100% = 104,34%
0,46

Menentukan simpangan baku


tablet ke kadar (x) x̄ (%) Ix-x̄I (x-x̄) ^2
1 102,17 100,9 1,27 1,6129
2 104,34 100,9 3,44 11,8336
3 102,17 100,9 1,27 1,6129
4 100 100,9 0,9 0,81
5 97,82 100,9 3,08 9,4864
6 95,65 100,9 5,25 27,5625
18
7 102,17 100,9 1,27 1,6129
8 100 100,9 0,9 0,81
9 100 100,9 0,9 0,81
10 104,34 100,9 3,44 11,8336
rata-rata 67,1748


2
S = ∑ ( x− x̄ )
n−1

=
√ 67,1748
10−1
= 2,747
NP = K.S
= 2,4 x 2, 747
= 6,592
Sesuai dengan persayaratam yang tertera di FI Ed 6 hal 2025 dikatakan bahwa
memenuhi syarat apabila nilai keberterimaan kurang L1 = 15, 0 maka dapat dikatakan
keseragaman bobot memenuhi persyaratan yang ada

4. Uji kekerasan tablet

Hasil pengamatan

NO UJI KONVERSI KGF (9,807)


19
KEKERASAN
1. 1,3 N 0,13
2. 0,7 N 0,07
3. 1,3 N 0,13
4. 0,7 N 0,07
5. 1,3 N 0,13

RATA-RATA : 0,53/ 5 = 0,106 KGF


Syarat kekerasan tablet umum berkisaran 4-8 kgf sehingga kekerasan tablet 1 memenuhi

5. Uji kerapuhan tablet

Sebanyak 10 tablet yang dipilih secara acak dibebasdebukan terlebih dahulu kemudian
ditimbang bobot awal (W1). Kemudian 10 tablet tersebut dimasukkan pada alat friability
tester yang sudah diatur kecepatan pada 25 rpm dengan 100 kali putaran. Catat hasil akhir
penimbangan tablet yang masih utuh (W2) dan hitung berapa kerapuhan dengan rumus:
W1−W2/W1 x 100 %
Syarat kerapuhan : Kerapuhan tablet tidak lebih dari 0,8%

HASIL :

1. W1 : 5,09 g

W2 : 0,21 g

= 5,09-0,21/5,09 X 100% = 95,8%

2. W1 : 4,37 g

W2 : 0,34 g

= 4,37-0,34/4,37 X 100% = 92,1%

RATA – RATA : 84,2 %

Maka dapat dikatakan kerapuhan tablet tak memenuhi syarat karena kerapuhan tablet
> 0,8 %

6. Uji waktu hancur

Tablet tidak bersalut. Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang, jika
dinyatakan masukan 1 cakram pada tiap tabung. Jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°±2°
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi.
Pada akhir batas waktu seperti tertera pada monografi (15 menit), angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna,

NO TABLET WAKTU HANCUR

20
1 1 16

2 2 16

3 3 16

4 4 15

5 5 15

6 6 15

7 7 15

8 8 16

9 9 16

10 10 16

11 11 15

RATA-RATA 15,5
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna. (FI Ed. V hal. 1614)

Jumlah tablet yang diuji Jumlah tablet yang hancur Waktu hancur

11 tablet 11 tablet <15 menit

memenuhi syarat karena tablet hancur semuanya dalam waktu kurang dari 15 menit

7. Uji disolusi
Masukkan sejumlah volume (±1%) Media disolusi, jalankan pemanas alat hingga Media
disolusi mencapai suhu 37º ± 0,5º. Masukkan 1 unit sediaan ke dalam masing-masing wadah,
jaga agar gelembung udara tidak menempel pada permukaan sediaan, dan segera operasikan
alat pada kecepatan yang sesuai dengan yang tertera pada masing-masing monografi. Dalam
interval waktu yang ditentukan, atau pada tiap waktu yang tertera ambil sejumlah sampel pada
daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung,
tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah [Catatan Bila pengambilan sampel dinyatakan pada
beberapa waktu, ganti jumlah volume alikot yang diambil dengan sejumlah volume Media
disolusi yang sama yang bersuhu 37º, atau bila ini dapat menunjukkan bahwa penggantian

21
media tidak diperlukan, lakukan koreksi perubahan volume pada perhitungan. Lakukan analisis
seperti tertera pada masingmasing monografi, menggunakan metode penetapan kadar yang
sesuai.
Data hasil praktikum terhadap tablet paracetamol generic.

waktu Absorbansi Pengenceran %terdisolusi

5 0,431 20x 24,84 %

10 0,455 50x 35,99%

15 0,564 50x 79,52%

30 0,678 50x 94,95%

45 0,710 50x 99,11%

60 0,722 50x 101,196%


 Menit ke 5
5` = 0,431 = 0,0707x – 0,0572
0,431+ 0,0572
X = =6,90 μg
0,0707
= 6,90 x 20x pengenceran
= 138 μg/ml
∑ = 900ml x 138 μg/ml
= 124,200 μg/ml
124,2 μ g/ml
% terdisolusi = x 100% = 24,84%
500 mg
 Menit ke 10
10`= 0,455 = 0,0707x – 0,0572
0,455+0,0572
X = =0,0572 μg
0,0707
= 7,24 x 50x pengenceran
= 362 μg/ml
5
∑ = 900ml x 362 μg/ml + ( x 124,200 μg)
900
= 326,49 μg/ml
326,49 μ g/ml
% terdisolusi = x 100% = 65,29%
500 mg
 Menit ke 10
15`= 0,564 = 0,0707x – 0,0572
22
0,564+0,0572
X = =8,78μg
0,0707
= 78,78 x 50x pengenceran
= 439 μg/ml
5
∑ = 900ml x 439 μg/ml + ( x 124,200 + 326,490)
900
= 397,60 μg/ml
397,60 μ g/ml
% terdisolusi = x 100% = 79,52%
500 mg
 Menit ke 30
30`= 0, 678 = 0,0707x – 0,0572
0,678+0,0572
X = =10,39μg
0,0707
= 10,39 x 50x pengenceran
= 519,5 μg/ml
5
∑ = 900ml x 519,5 μg/ml + ( x 124,200 + 326,490+397,60)
900
= 472,26μg/ml
472,26 μ g /ml
% terdisolusi = x 100% = 94,45 %
500 mg
 Menit ke 45
45`= 0, 710 = 0,0707x – 0,0572
0,710+0,0572
X = =10,85μg
0,0707
= 10,85 x 50x pengenceran
= 542,5μg/ml
5
∑ = 900ml x 542,5μg/ml + ( x 124,200 + 326,490+397,60+472,26μg)
900
= 495,586 μg/ml
495,586 μ g /ml
% terdisolusi = x 100% = 99,11 %
500 mg

 Menit ke 60
60`= 0, 722 = 0,0707x – 0,0572
0,722+ 0,0572
X = =11,02μg
0,0707

23
= 11,02 x 50x pengenceran
= 551 μg/ml
5
∑ = 900ml x 551μg/ml + ( x 124,200 + 326,490+397,60+472,26+495,586 μg)
900
= 505,98 μg/ml
505,98 μ g/ml
% terdisolusi = x 100% = 101,196 %
500 mg

BAB III

24
KESIMPULAN

Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih /kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok. (FI edisi III hal.
6). Zat aktif yang digunakan adalah Parasetamol. Dilakukan evaluasi granul dan evaluasi tablet
yang hasilnya ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat.

25
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, R. (Ed.). (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. In Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Depkes RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, UI
Press, Jakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai