PEMBUATAN TABLET
DOSEN PENGAMPU :
1. Apt. Doddy Rusli, M.Farm
2. Apt. Yenni Sri Wahyuni, M.Farm
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK A3.1
KELAS A
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Tujuan praktikum..........................................................................1
1.2 Tinjauan pustaka ...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
2.1 Preformulasi dan granulasi ...........................................................2
2.2 Evaluasi graniul.............................................................................7
2.3 Pembuatan tablet...........................................................................13
2.4 Evaluasi tablet...............................................................................14
BAB III PENUTUP.................................................................................23
3.1 Kesimpulan ...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................24
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang saya jalani akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini maupun kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta
harapan yang ingin saya capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal yang pengkonsolidasian
kepada dosen serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik maupun
saran dari dosen maupun teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makalah kami.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah-mudahan apa
yang kami susun memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (pembuatan
tablet) sebagai tambahan dalam referensi yang telah ada.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut FI edisi III hal 6, Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara
kempa cetak dalam bentuk tabung pipih /kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan
yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok.
Menurut FI edisi V hal 57, Tablet merupakan sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Zat tambahan yang digunakan untuk pembuatan
tablet :
1. Zat pengisi, dapat digunakan laktosa, glukosa, lemak coklat, susu
bubuk,kaolin, kalium fosfat, natrium klorida, atau bahan lain yang cocok
2. Zat pengembang, dapat digunakan pati terigu, pektin, agar cmc, atau bahan lain.
3. Zat pengikat, Sukrosa, glukosa, pati terigu, gelatin, gom arab
4. Zat pelicin, talkum, magnesium stearat, as. Stearat, lemak paraffin cair
5. Zat pambasah, Air, etanol, kadar tertentu mucilago gom arab, mucilago pati,
terigu, larutan gukosa, sirup simplex, larutan gelatin.
Keuntungan Pemberian obat dalam bentuk tablet :
a. Praktis dan efisien
b. Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus
c. Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis
d. Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat, extended
realese, enteric tablet, orros
e. Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar
f. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan salut
selaput atau salut gula
g. Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik dan
mikrobiologi yang cenderung lebih baik
Kerugian tablet :
a. Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individu
b. Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain
c. Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak sadar atau
pingsan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sinonim : Acetaminophen
BM : 151,16
Rumus bangun :
2
2. Tinjauan Farmakologi
Sumber buku : Farmakologi dan Terapi ed. 6 hal. 242-243.
a). farmakokinetika
Paracetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggidalam plasma dicapai dalamwaktu ½ jam danmasa paruh plasma antara 1-3
jam. Obatini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma, 25% parasetamol terikat
protein plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian
acetaminophen (80%) di konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya
dengan asamsulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit
hasil hidroksilasiini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit.
Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil paracetamol (3%) dan sebagian besar
dalam bentuk terkonjugasi.
b.) Farmakodinamik
Efek analgesik Paracetamol adalah menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampaisedang. Menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efeksentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat lemah oleh
karena itu Paracetamol tidak digunakan sebagai anti reumatik. Parasetamol merupakan
penghambat biosintesisPG yang lemah. Efek iritasi, erosi, dan pendarahan lambung
tidak terlihat pada obat ini,demikianjugagangguanpencernaan dan keseimbanganasam
basa.
3. Tinjauan Kimia Farmasi
Rumusmolekul : C8H9NO2
BM:151,16
Amylum oryzae (zatpengikat)(FI. ed. VI hal.1367)
kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) p.
Pemerian:Serbuk halus;putih;tidakberbau;tidak berasa
Fungsi : Pengikat, penghancur fasa dalam dan penghancur fasa luar.Range: 3-
20%w/w(HOPEed.6hal. 686)
Susut pengeringan : tidak lebih dari 15,0% lakukan pengeringan pada suhu
100˚-105˚ menggunakan 1 g zat.
Laktosa (zat pengisi) (FI ed 3. hal. 338) Nama lain :Saccharum lactis, BM :
36,30
BM : 36,30
Susut pengeringan: tidak lebih dari15,0% lakukan pengeringan pada suhu 100-
105° menggunakan 1 gram zat
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Fungsi: sebagai bahan pengikat digunakan dalam formulasi sediaan tablet yang
memberikan daya kohesif yang cukup pada serbuk antara partikel efisien
4
sehingga membentuk struktur tablet kompleks dengan kuat ,juga sebagai
penghancur luar
Range: 7-13% (HOPEedV hal200)
3) Talkum (zatpelincir/antilengket) (FI ed.Vhal1297)
Pemerian: serbuk hablur agak halus, putih atau putih kelabu, berikatan, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan: tidak larut hampir dalam semua pelarutRange:1,0-10,0%(HOPEed6
hal.728)
4) Mgstearat(zatpelicin)(FI edVhal.805)
Pemerian: serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah khas, mudah melekat
dikulit, bebas dari butiran
Kelarutan: tidak larut dalam etanol dan dalam eter Range:0,25-5%
(HOPEedVIhal.404)
5. Formula Standar
Komposisi : Tiap tablet mengandung paracetamol 500 mg zat tambahan
yang cocok secukupnya.
(Fornas ed. 2 hal. 3)
6. Formula Beredar
1) Saridon (ISO vol. 50 hal 47) Parasetamol 250 mg
2) Selesmol (ISO vol. 50 hal 49) Paracetamol 500 mg
3) Unicetamol (ISO vol. 50 hal 54) Parasetamol 500 mg
7. Formula Yang di Rencanakan
Fase dalam
Paracetamol 250 mg
Pasta pati 5%
Laktosa qs
5
Amylum oryzae 4%
Fase luar
Talcum 2%
Mg. stearat 1%
Explotab 2%
8. Perhitungan Bahan
9. PenimbanganBahan
1) Paracetamol = 125gram
2) pasta pati = 3,75 gram
3) amylum oryzae =9 gram
4) Laktosa = 76 gram
6
lumpang yang sudah ada campuran serbuk hingga terbentuk masa lembab
kemudian timbang sisa mucilago amilum
4) masa lembab tersebut ditimbang, lalu diayak paksa dengan ukuran mesh antara
12-16
5) hasil ayakan lembab ditimbang kemudian dikeringkan hingga kadar air 2%-5%
dalam oven dilapisi dengan aluminium foil dengan suhu 50-60°C lalu
ditimbang
7
11. Hasil perhitungan granul :
Berat pasta pati awal :110,5 gram
Sisa pasta pati :75,16 gram
Pasta pati yang digunakan :35,34 gram
Hasil granul ;
Granul sebelum diayak : 233,99 gram
Granul setelah diayak (no. 16) :233,9gram
Granul setelah di oven : 198,58 gram
Granul diayak dengan ayakan dengan nomor mesh 18 : 190,5 gram
awal akhir
1 5 4,99 2 2
2 5 4,97 2
keterangan :
h= tinggi granul
r = jari-jari setengah granul
8
Hasil Waktu Alir
1 10,05
2 11,1
10,3
3 10,01
Waktu alir tidak memenuhi syarat
karena < 5 detik
Pengulangan 1
= tan α = h/r
3,6 −1 −1
= tan = 0,49 tan = 26,1
7,3
Pengulangan 2
= tan α = h/r
3,4 −1
= = 0,48 tan−1 = 25,6
7 tan
Pengulangan 3
= tan α = h/r
3,3 −1 −1
= tan = 0,47 tan = 25,1
6,9
Pengulangan 1
P0 =
63,5gram/127ml=0,50g/mPengul
angan 2
Pengulangan Berat granul (g) Vulome granul BJ Mampat (pt) BJ Mampat (pt)
(ml) Rerata
1 63,5 91 0,69
Pengulangan 1
Pt=63,5 gram/91
ml=0,69g/ml
Pengulangan 2
Pt=63,5gram/90ml = 0,70g/ml
5. Uji Kompresibilitas
Ditimbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya
kemudian granul dimampatkan sebanyak 50, 100, 500 kali ketukan dengan alat uji catat
volume uji sebelum dimampatkan (vo) dan volume setelah dimampatkan dengan
pengaturan 50, 100, 500 kali atau (v )
Keterangan:
I= indeks kompresibilitas
vo = volume granul sebelum dimampatkan (ml)
V= adalah volume granul setelah di mampatkan (ml)
11
2 120 90 25%
26,65 %
Hasil %kompresibilitas tidak memenuhi persyaratan karna > 20%
Keterangan :
A = Berat piknometer kering yang kosong (g)
Berat piknometer
Pengulangan Rerata
A B C D
12
2 20,42 30,91 41,16 40
Perhitungan :
∑= 1 – 0,51/ 0,78 x 100 % = 35%
Maka dapat dikatakan porositas dari granul tidak memenuhi persyaratn
8. Indeks car
Rumus :
densitas mampat – densitas ruah / densitas mampat
perhitungan :
0,69 – 0,51 / 0,69 x 100 % = 26 %
Maka dapat dikatakann sifat alirnya buruk karena indeks carr tak memenuhi
persyaratan dimana 26% termasuk ke kategori buruk
9. Rasio hausner
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi 6 hal. 2025 rasio hausner dapat dihitung dengan
vo
rumus
vf
Pengulangan1:
13
vo 127
= =1,39
vf 91
Pengulangan 2:
vo 120
= =1,33
vf 90
3. Cara pembuatan:
Siapkan alat dan bahan
14
Timbang semua bahan fase luar
Campurkan semua bahan fase luar dan fase dalam yang telah diayak dengan ayakan no 18
lalu dishaker
Kemudian granul dimasukkan ke dalam mesin pencetak tablet
Hitunglah jumlah tablet yang didapat,kemudian lakukan evaluasi tablet
Rata-rata tablet
3x rata-rata= 3x0,514
= 1,542
15
11/3 rata-rata= 11/3x0,514
= 0,668
maka range tablet adalah (0,665-1,542) dan dapat dikatakan bahwa diameter tablet
memenuhi
3. Uji Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot menurut FI ed 3, Ditimbang sebanyak 20 tablet pada timbangan
analitik, dihitung bobot tiap tablet, kemudian dihitung rata rata bobot tablet, tidak boleh lebih
dari dua tablet yang masing masing beratnya menyimpang dari harga yang ditetapkan pada
kolom A dan tidak boleh satu tablet pun menyimpang dari rata ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan pada kolom B seperti tabel dibawah ini. Farmakope Indonesia III, 1979.
A : Penyimpangan x Rata-rata
Tablet yang bagus : Bobot antara rata-rata + A dan Rata-rata – A
Hasil penimbangan sebanyak 20 tablet yang dihasilkan pada saat praktikum adalah 9,22 g
Bobot rata rata tablet hasil praktikum = 9,22/20 tablet = 0,461 g (461 mg)
%penyimpangan tablet : tablet awal –tablet rata rata / tablet rata rata x 100 %
1. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46=2,1%
16
2. % penyimpangan : 0,46-0,48/0,46=2 %
3.% penyimpangan : 0,46-0,47/0,46=2,1 %
4. % penyimpangan : 0,46-0,45/0,46=0 %
5. % penyimpangan : 0,46-0,45/0,46=2,1 %
6. % penyimpangan : 0,46-0,44/0,46=4 %
7. % penyimpangan : 0,46-0,41/0,46= 2,1 %
8. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46=0%
9. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46=2,1 %
10. % penyimpangan : 0,46-0,48/0,46=2 %
11. % peyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0 %
12. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46 = 2,1%
13. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
14. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
15. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46 = 2,1%
16. % penyimpangan : 0,46-0,45/0,46 = 2,1 %
17. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46= 2,1%
18. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
19. % penyimpangan : 0,46-0,46/0,46 = 0%
20. % penyimpangan : 0,46-0,47/0,46 = 2,1%
Uji keseragaman bobot menurut FI 6ed 6 hal. 2025, Tetapkan kadar masing-masing 10 satuan
menggunakan metode analisis yang sesuai. Hitung nilai keberterimaan.
X1, X2,..., Xn = Perkiraan masing-masing kandungan dari satuan yang diuji, dengan Xi = wi
x A/ W rata rata
w1, w2, ..., wn = Bobot masing-masing satuan yang diuji pada Keragaman bobot
A = kandungan zat aktif (persen terhadap jumlah yang tertera pada
etiket) yang diperoleh menggunakan metode analisa yang sesuai
W rata-rata = rata-rata dari bobot masingmasing satuan (w1, w2, ..., wn)
tablet ke bobot (w) perhitungan kadar (x)
1 0,47 102,17%
2 0,48 104,34%
3 0,47 102,17%
4 0,46 100%
5 0,45 97,82%
6 0,44 95,65%
7 0,47 102,17%
8 0,46 100%
9 0,47 102,17%
10 0,48 104,34%
rata-rata 0,46 100,90%
x̄ = 100,9 %
jika : 98,5% < x̄ < 101,5 % sesuai ketentuan table di FI ed ^ hal 2025, maka M = x̄ dan NP =K.
S dan jika n =10 maka k= 2,4
Tab;et 1
17
0,47
X= x 100% = 102,17%
0,46
Tablet 2
0,48
X= x 100% = 104,34%
0,46
Tablet 3
0,47
X= x 100% = 102,17%
0,46
Tablet 4
0,46
X= x 100% = 100%
0,46
Tablet 5
0,45
X= x 100% = 97,82%
0,46
Tablet 6
0,44
X= x 100% = 95,65%
0,46
Tablet 7
0,47
X= x 100% = 102,17%
0,46
Tablet 8
0,46
X= x 100% = 100%
0,46
Tablet 9
0,46
X= x 100% = 100%
0,46
Tablet 10
0,48
X= x 100% = 104,34%
0,46
√
2
S = ∑ ( x− x̄ )
n−1
=
√ 67,1748
10−1
= 2,747
NP = K.S
= 2,4 x 2, 747
= 6,592
Sesuai dengan persayaratam yang tertera di FI Ed 6 hal 2025 dikatakan bahwa
memenuhi syarat apabila nilai keberterimaan kurang L1 = 15, 0 maka dapat dikatakan
keseragaman bobot memenuhi persyaratan yang ada
Hasil pengamatan
Sebanyak 10 tablet yang dipilih secara acak dibebasdebukan terlebih dahulu kemudian
ditimbang bobot awal (W1). Kemudian 10 tablet tersebut dimasukkan pada alat friability
tester yang sudah diatur kecepatan pada 25 rpm dengan 100 kali putaran. Catat hasil akhir
penimbangan tablet yang masih utuh (W2) dan hitung berapa kerapuhan dengan rumus:
W1−W2/W1 x 100 %
Syarat kerapuhan : Kerapuhan tablet tidak lebih dari 0,8%
HASIL :
1. W1 : 5,09 g
W2 : 0,21 g
2. W1 : 4,37 g
W2 : 0,34 g
Maka dapat dikatakan kerapuhan tablet tak memenuhi syarat karena kerapuhan tablet
> 0,8 %
Tablet tidak bersalut. Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang, jika
dinyatakan masukan 1 cakram pada tiap tabung. Jalankan alat, gunakan air bersuhu 37°±2°
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi.
Pada akhir batas waktu seperti tertera pada monografi (15 menit), angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
20
1 1 16
2 2 16
3 3 16
4 4 15
5 5 15
6 6 15
7 7 15
8 8 16
9 9 16
10 10 16
11 11 15
RATA-RATA 15,5
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna. (FI Ed. V hal. 1614)
Jumlah tablet yang diuji Jumlah tablet yang hancur Waktu hancur
memenuhi syarat karena tablet hancur semuanya dalam waktu kurang dari 15 menit
7. Uji disolusi
Masukkan sejumlah volume (±1%) Media disolusi, jalankan pemanas alat hingga Media
disolusi mencapai suhu 37º ± 0,5º. Masukkan 1 unit sediaan ke dalam masing-masing wadah,
jaga agar gelembung udara tidak menempel pada permukaan sediaan, dan segera operasikan
alat pada kecepatan yang sesuai dengan yang tertera pada masing-masing monografi. Dalam
interval waktu yang ditentukan, atau pada tiap waktu yang tertera ambil sejumlah sampel pada
daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung,
tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah [Catatan Bila pengambilan sampel dinyatakan pada
beberapa waktu, ganti jumlah volume alikot yang diambil dengan sejumlah volume Media
disolusi yang sama yang bersuhu 37º, atau bila ini dapat menunjukkan bahwa penggantian
21
media tidak diperlukan, lakukan koreksi perubahan volume pada perhitungan. Lakukan analisis
seperti tertera pada masingmasing monografi, menggunakan metode penetapan kadar yang
sesuai.
Data hasil praktikum terhadap tablet paracetamol generic.
Menit ke 60
60`= 0, 722 = 0,0707x – 0,0572
0,722+ 0,0572
X = =11,02μg
0,0707
23
= 11,02 x 50x pengenceran
= 551 μg/ml
5
∑ = 900ml x 551μg/ml + ( x 124,200 + 326,490+397,60+472,26+495,586 μg)
900
= 505,98 μg/ml
505,98 μ g/ml
% terdisolusi = x 100% = 101,196 %
500 mg
BAB III
24
KESIMPULAN
Tablet adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih /kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok. (FI edisi III hal.
6). Zat aktif yang digunakan adalah Parasetamol. Dilakukan evaluasi granul dan evaluasi tablet
yang hasilnya ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, R. (Ed.). (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. In Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Depkes RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, UI
Press, Jakarta.
26