Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GRANULASI

DISUSUN OLEH:
NAMA : VAHLEFI OKTIA
NIM : 18130028
D3 FARMASI SMSTER IV

UNIVERSITAS KADER BANGSA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia dan kasih sayang , serta shalawat dan salam semoga tercurah pada
baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan kita ilmu pengetahuan.

saya bersyukur dapat menyelesaikan tugas tentang “granulasi obat” ini yang merupakan
salah satu pembahasan yang terdapat pada salah satu mata kuliah teknologi sediaan solid ,
sehingga saya mendapat tambahan pengetahuan akan khazanah keilmuan yang begitu agung.

saya berharap makalah ini bisa menambah bacaan bagi pembaca tentang granulasi obat
yang dikaji dalam mata kuliah teknologi sediaan solid.

Demikian pengantar dari saya , meskipun singkat namun semoga bermanfaat dan bisa
member inspirasi dan wawasan bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………

A. Latar belakang……………………………………………
B. Definisi…………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...

1.1 Pengertian………………………………………………
1.2 tujuan granulasi…………………………………………
1.3 pengaruh granulasi……………………………………...
1.4 efektivitas……………………………………………….
1.5 Evaluasi granul………………………………………….
1.6 Granulometri…………………………………………….
1.7 Bobot jenis………………………………………………
1.8 Sifat aliran……………………………………………….
1.9 Uji kompresibilitas…………………………………........

2.1. uji kadar air/kelembaban………………………………..

2.2. distribusi ukuran partikel………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..

2.3 kesimpulan………………………………………………

2.4 saran………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang

Pembuatan tablet dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya. Keruskan pada tablet sering
menjadi hal yang tidak baik untuk Dilihat konsumen, hal ini menyebabkan sebelum terjun
dalam pemasaran, granul dan tablet yang diproduksi dalam industri harus dilakukan evaluasi
terlebih dahulu.

Proses granulasi juga mempengaruhi proses absorbsi dan distribusi dari suatu obat terutama
pada tablet dan kapsul. Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larutan
dalam cairan pada tempat absorbsi. Tablet atau kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-
partikel obat larut dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran lambung-usus. Dalam hal
dimana kelarutan suatu obat tergantung dari apakah medium asam atau medium basa, obat
tersebut akan dilarutkan berturut-turut dalam lambung dan dalam usus halus. Proses
melarutnya suatu obat disebut disolusi. Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan
dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau
tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padat juga mengalami disintegrasi menjadi
granul-granul, dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel halus.
Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya
suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan.

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu.


Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun
tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti
slugging dan granulasi dengan bahan pengikat mucilago amili hingga pembentukan granul
dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt
granulation merupakan metode pembentukan dispersi padat berupa granulat dengan bahan
pengikat yang melebur di atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk
membentuk granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan
penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release
drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak
memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung cepat serta bersih.

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul

1
menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.

Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih
kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding
sediaan yang lain.

Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi,
bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan
yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat
dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.

Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi atau
pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena sebagian besar diantara kita tidak mengetahui
karakteristik tablet yang kita gunakan. Untuk itu beberapa parameter-parameter uji sediaan
tablet perlu untuk diketahui.

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.

b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.

c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.

d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.

e. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.

f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.

g. Bebas dari kerusakan fisik.

h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.

i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.

j. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku

2
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya
disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan
terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

• Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila
zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi
basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

 Metode granulasi merupakan metode tertua yang paling luas dan paling banyak
digunakan dalam proses pembuatan tablet
 Hal tersebut disebapkan oleh karena hampir semua bahan obata atau kebanyakan dapat
dicetak dengan metode ini dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik

 Keuntungan metode granulasi basah:


 Terbentuknya granul memeperbaiki sifat aliran dan
kompresibilitas ,proses kompaksasi lebih mudah karna pecahnya granul
membentuk permukaan baru yang lebih efektif
 Obat-obat dosis tinggi yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas jelek
maka dengan proses granulasi basah hanya perlu sedikit bahan pengikat
 Untuk bahan dengan dosis rendah dengan pewarna, maka distribusi lebih
baik dan menjamin keseragaman isi zat aktif
 Granulasi basah mencegah segregasi komponen-komponen campuran
yang sudah homogen
 Memperbaiki dissolosi obat yang bersifat hidrofob

3
 Kelemahan metode granulasi basah
 Proses lebih panjang dibandingkan dengan 2 metode lainnya sehingga
secara ekonomis lebih mahal
 Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara otomatis lebih
banyak pula personel yang di perlukan
 Tidak bisa digunakan untuk oba-obat yang sensitif terhadap
kelembaban dan pemanasan
 Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan ketidak
homogenan sehingga tablet berbintik-bintik
 Incompabilitas antara komponen didalam formulasi akan diperbesar,
terutama untuk obat-obat campuran (multivitamin dll)

Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi basah:

- paracetamol

-kegunaan: analgesik

Alasan menggunakan : tablet paracetamol dengan menggunakan amillum solani sebagai pelican
dengan konsentrasi 1%,3%,6%,8%,10% lalu dibandingkan dengan talcum dan magnesium
streat dengan konsentrasi masing-masing 1% dan amilum manihot dengan konstrasi 1% dibuat
dengan metode granulasi basah

• Granulasi kering, yaitu di cetak, kemudian di saring bongkahannya menjadi granul,


ditambahkan fase luar, setelah itu di cetak kembali menjadi tablet.

• Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak langsung. Dibuat dengan cara
pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan
pons/cetakan baja

 Untuk zat aktif dosis besar dan voluminous


 Sensitif terhadap lembab maupun panas

4
 Tidak mengalami perubahan bentuk Kristal dengan tekanan tinggi

 Keuntungan granulasi kering :

 Peralatan lebih sedikit karna tidak menggunakan larutan pengikat, mesin


pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
 Mempercepat waktu hancur karna tidak terikat oleh pengikat

 Kekurangan granulasi kering:


 Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
 Tidak dapat dapat mendistribusikan zat warna seragam
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang

Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi kering :

- asetosal

- kegunaan: zat akif

- alas an menggunakan : dibuat dalam bentuk granulasi kering karna asetosal tidak tahan
kelembaban dan pemanasan, serta kandungan zt aktif yang lebih dari 50% dari bobot total
tablet

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari granul?

2. Apa tujuan dari granulasi ?

3. Apa pengaruh dari granulasi?

4. Apa yang mempengaruhi efektivitas granulasi?

5. Bagaimana cara melakukan evaluasi granul?

6. Bagaimana alat dan metode yang digunakan pada evaluasi granul?

B. DEFINISI

Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang lebih kecil umumnya berbentuk tidak
merata dan tidak seperti partikel tunggal yang lebih besar.granulasi adalah proses pembesaran
ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat eksipien
dalam bentuk granul yang lebih besar dan lebih kuat dari pada ukuran awal, sedangkan partikel
awal masih dapat diidentifikasi.

Granulasi adalah proses dimana partikel serbuk diubah menjadi granul. Secara umum
granulisasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu granulasi lembab (basah) dan granulasi
kering.

6
 Granulasi basah

Pada granulasi basah bahan di lembabkan dengan larutan pengikat yang coco, sehingga
serbuk terikat bersama dan terbentuk masa yang lembab. Pelarut yang digunakan
umumnya bersifat volatil sehingga mudah dihilangkan pada saat dikeringkan. Massa
lembab kemudian dibagi –bagi sehingga terbentuk butiran granul.

 Granulasi kering

Pada granulasi kering obat dan bahan pembantu mula-mula dicetak menjadi tablet yang
cukup besar, yang massa nya tidak tentu. Selanjutnya tablet yang terbentuk
dihancurkan dengan mesin penggranul kering gesekan atau dengan cara sederhana
menggunakan alu diatas sebuah ayakan sehingga terbentuk butiran granul.

Manfaat pembuatan granul dalam farmasi, salah satu nya adalah dalam pembuatan
tablet. Dimana zat berkhasiat, zat lain kecuali zat-zat pelican dibuat granul
(butiran kasar), oleh karn serbuk halus tidak dapat mengisi cetakan tablet dengan baik,
maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mingisi cetakan serta menjaga
agar tablet tidak retak (capping).

7
BAB II PEMBAHASAN

1.1 pengertian

Granul merupakan gumpalan partikel –partikel yang lebih kecil umumnya berbentuk tidak
merata dan seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granulasi adalah proses pembesaran
ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat dan
eksipien dalam bentuk garnul yang lebih besar dan lebih kuat daripada ukuran awal, sedangkan
partikel awal masih dapat diidentifikas

1.2 Tujuan Granulasi

Dapat mengetahui definisi granul, tujuan dilakukannya granulasi, pengaruh granulasi,


efektivitas granulasi, dan parameter yang dilakukan untuk evaluasi granul serta alat yang
digunakan

Tujuan suatu sediaan diolah menjadi granul adalah :

a. Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan

b. Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing)

c. Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan

d. Mencegah terjadinya pemisahan akibat perbedaan bobot jenis dan pengempaan

8
e. Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability)

1.3 Pengaruh Granulasi

Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :

a. Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran granul yang
kurang baik.

b. Memberikan kelarutan pada massa tablet apabila menggranulasi dengan air pada zat aktif
yang larut air.

c. Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada granulasi yang
kasar harus banyak dikurangi.

d. Granul yang teralalu halus dan kering akan menyebabkan tablet mudah hancur dan
terbelah.

1.4 Efektivitas

Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi dipengaruhi oleh :

a. Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan

b. Tipe bahan pelicin dan pengikat yang digunakan

c. Besarnya ukuran obat dan eksipien

d. Efektvitas dan proses pengadukan

e. Kecepatan pengeringan.

9
1.5 Evaluasi Granul

Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ, Uji aliran,
kompresibilitas, kelembaban dan distribusi ukuran partikel.

1.6 Granulometri

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran.
Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang
makin kecil.

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.

1.7 Bobot Jenis

a. Bobot jenis sejati

BJ sejati dapat dilakukan dengan menggunakan alat piknometer, yaitu dengan cara ditimbang
bobot piknometer kosong, masukka 1 gram granul pada piknometer yang telah ditimbang tadi,
kemudian masukkan 1 gram granul dan cairan pendispersi pada piknometer yang kedua, dan
berikutnya masukkan cairan pendispersi pada piknometer ketiga, catat hasil yang diperoleh
kedalam rumus sebagai berikut :

10
Bj = (B – a) x Bj cairan pendispersi

(B+d)–(a+c)

Keterangan :

a = Bobot piknometer kosong

B = Bobot piknometer 1 gram granul

c = Bobot piknometer 1 gram granul dan cairan pendispersi

d = Bobot piknometer cairan pendispersi.

b. Bobot jenis nyata

BJ nyata dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu gelas ukur, dengan cara ditimbang
bobot granul, misalnya 50 gram dimasukkan kedalam gelas ukur. Kemudian dimasukkan
kedalam rumus sebagai berikut :

P= W

Keterangan :

W = Bobot granul setelah ditimbang

V = Volume granul tanpa pemampatan

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan

BJ mampat dapat dilakukan dengan alat gelas ukur, dengan cara ditimbang bobot ganul yang
akan dilakukan evaluasi, kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur, dan lihat volume granul
setelah dilakukan 500 kali katuk pada gelas ukur tersebut. Dengan rumus sebagai berikut :

Pn = W

Vn

W = Bobot granul setelah ditimbang

11
Vn = Bobot granul setelah dilakukan pemampatan

1.8 Sifat Aliran

a. Metode corong

Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.
Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :

• cara bebas

• cara tidak bebas (paksa) digetarkan

Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui
corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan oleh granul untuk
melewati corong dicatat sebagai t. Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka
aliran baik.

b. Metode sudut istirahat (α)

Alat : Corong alat uji waktu alir

Caranya :

 Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat

 Uji waktu alir dalam keadaan tertutup

 Buka penutupnya lalu biarkan granul mengalir

 Catat waktu (menggunakan Stopwatch)

 Lakukan sebanyak 3 kali

 Kemudian untuk mengukur sudut istirahat dengan menghitung jari – jari dan tinggi dari
tumpukan granul setelah metode corong

12
 Kemudian masukkan dalam rumus, dan didapat α yang menentukan kecepatan alir dari
suatu granul tersebut.

Metode sudut istirahat ini mempunyai nilai α = arc tag h/r, dimana :

• α 25 – 35 ° = sangat mudah mengalir

• α 30 – 38 ° = mudah mengalir

• α > 38° = kurang mengalir

Cara lain :

Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di atas kertas
grafik. Hitung α. Jika α

A Sifat air

25 - 30 Sangat mudah mengalir

30 - 40 Mudah mengalir

40 - 45 Mengalir

>45 Kurang mengalir

Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan
yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d).

13
1.9 Uji Kompresibilitas

Merupakan pengukuran persen kemampatan.

Alat : Jolting Volumeter

Caranya :

 Timbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya

 Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji
sebelum dimampatkan (Vo)

 Volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V)

Perhitungan :

Keterangan :

I =indeks kompresibilitas (%)

Vo =volume granul sebelum dimampatkan (mL)

V500 =volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500 kali ketul (mL)

Persyaratan : Tidak lebih dari 20 %

Perhitungan Cara lain :

Persen (%) kemampatan (K) dengan rumus :

14
% K = BJ mampat – Bj nyata x 100%

Bj mampat

% K = 5-15 % aliran sangat baik

16-25% aliran baik

>/ 26% aliran buruJOLTING VOLUMETER

2.1 Uji Kadar Air/ Kelembaban

Alat : Heating Drying Oven atau Moisture Balance

Caranya :

 Timbang seksama 5 gram granul

 Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105 C) selama 2 jam.

Perhitungan :

ket : Wo = Bobot granul awal

W1 = Bobot Setelah pengeringan

Persyaratan : 2 – 4 %

2.2 Distribusi Ukuran Partikel

Alat : Sieve Shaker

Caranya :

 Masukkan sebanyak 100 gram granul lalu latakn di atas ayakan yang telah tersusun dan
ditara
15
 Mulai dari ayakan mesh 20 sampai dengan ayakan mesh 100 pada alat sieve shaker

 Setelah pengujian selesai, masing – masing ayakan ditimbang kembali dan dihitung distribusi
granul pada tiap – tiap ayakan (%)

BAB III

PENUTUP

2.3 Kesimpulan

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu.


Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun
tablet. Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ, kadar
pemampatan, metode alir, kompresibilitas, distribusi ukuran partikel dan kelembaban. Evalusi
granul perlu dilakukan karena granul merupakan bahan awal untuk membentuk tablet, bagus
atau tidak nya tablet dipengaruhi dari granul penyusunnya.

2.4 Saran

Diharapkan mahasiswa dan mahasiswi bisa melakukan dan mengetahui parameter parameter
pada pembuatan atau evaluasi dari granul.

DAFTAR PUSTAKA

16
Anderson, NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL .1984. Teori dan Praktek
Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3. UI Press Jakarta.

Ansel, C Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.

Lachman, L H A Lieberman dan J L Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga.
Jakarta: UI Press.

Rowe,R C Paul J S and Paul, J W 2009. Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th.USA:
Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.

17

Anda mungkin juga menyukai