GRANULASI
DISUSUN OLEH:
NAMA : VAHLEFI OKTIA
NIM : 18130028
D3 FARMASI SMSTER IV
Alhamdulilah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia dan kasih sayang , serta shalawat dan salam semoga tercurah pada
baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan kita ilmu pengetahuan.
saya bersyukur dapat menyelesaikan tugas tentang “granulasi obat” ini yang merupakan
salah satu pembahasan yang terdapat pada salah satu mata kuliah teknologi sediaan solid ,
sehingga saya mendapat tambahan pengetahuan akan khazanah keilmuan yang begitu agung.
saya berharap makalah ini bisa menambah bacaan bagi pembaca tentang granulasi obat
yang dikaji dalam mata kuliah teknologi sediaan solid.
Demikian pengantar dari saya , meskipun singkat namun semoga bermanfaat dan bisa
member inspirasi dan wawasan bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar belakang……………………………………………
B. Definisi…………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...
1.1 Pengertian………………………………………………
1.2 tujuan granulasi…………………………………………
1.3 pengaruh granulasi……………………………………...
1.4 efektivitas……………………………………………….
1.5 Evaluasi granul………………………………………….
1.6 Granulometri…………………………………………….
1.7 Bobot jenis………………………………………………
1.8 Sifat aliran……………………………………………….
1.9 Uji kompresibilitas…………………………………........
2.3 kesimpulan………………………………………………
2.4 saran………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Pembuatan tablet dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya. Keruskan pada tablet sering
menjadi hal yang tidak baik untuk Dilihat konsumen, hal ini menyebabkan sebelum terjun
dalam pemasaran, granul dan tablet yang diproduksi dalam industri harus dilakukan evaluasi
terlebih dahulu.
Proses granulasi juga mempengaruhi proses absorbsi dan distribusi dari suatu obat terutama
pada tablet dan kapsul. Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat tersebut harus larutan
dalam cairan pada tempat absorbsi. Tablet atau kapsul tidak dapat diabsorbsi sampai partikel-
partikel obat larut dalam cairan pada suatu tempat dalam saluran lambung-usus. Dalam hal
dimana kelarutan suatu obat tergantung dari apakah medium asam atau medium basa, obat
tersebut akan dilarutkan berturut-turut dalam lambung dan dalam usus halus. Proses
melarutnya suatu obat disebut disolusi. Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan
dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau
tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padat juga mengalami disintegrasi menjadi
granul-granul, dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel halus.
Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya
suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan.
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
1
menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih
kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding
sediaan yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi,
bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan
yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat
dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi atau
pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena sebagian besar diantara kita tidak mengetahui
karakteristik tablet yang kita gunakan. Untuk itu beberapa parameter-parameter uji sediaan
tablet perlu untuk diketahui.
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
2
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya
disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan
terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
• Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila
zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi
basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat
tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode granulasi merupakan metode tertua yang paling luas dan paling banyak
digunakan dalam proses pembuatan tablet
Hal tersebut disebapkan oleh karena hampir semua bahan obata atau kebanyakan dapat
dicetak dengan metode ini dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik
3
Kelemahan metode granulasi basah
Proses lebih panjang dibandingkan dengan 2 metode lainnya sehingga
secara ekonomis lebih mahal
Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara otomatis lebih
banyak pula personel yang di perlukan
Tidak bisa digunakan untuk oba-obat yang sensitif terhadap
kelembaban dan pemanasan
Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan ketidak
homogenan sehingga tablet berbintik-bintik
Incompabilitas antara komponen didalam formulasi akan diperbesar,
terutama untuk obat-obat campuran (multivitamin dll)
- paracetamol
-kegunaan: analgesik
Alasan menggunakan : tablet paracetamol dengan menggunakan amillum solani sebagai pelican
dengan konsentrasi 1%,3%,6%,8%,10% lalu dibandingkan dengan talcum dan magnesium
streat dengan konsentrasi masing-masing 1% dan amilum manihot dengan konstrasi 1% dibuat
dengan metode granulasi basah
• Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak langsung. Dibuat dengan cara
pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan
pons/cetakan baja
4
Tidak mengalami perubahan bentuk Kristal dengan tekanan tinggi
- asetosal
- alas an menggunakan : dibuat dalam bentuk granulasi kering karna asetosal tidak tahan
kelembaban dan pemanasan, serta kandungan zt aktif yang lebih dari 50% dari bobot total
tablet
5
1.2 Rumusan Masalah
B. DEFINISI
Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang lebih kecil umumnya berbentuk tidak
merata dan tidak seperti partikel tunggal yang lebih besar.granulasi adalah proses pembesaran
ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat eksipien
dalam bentuk granul yang lebih besar dan lebih kuat dari pada ukuran awal, sedangkan partikel
awal masih dapat diidentifikasi.
Granulasi adalah proses dimana partikel serbuk diubah menjadi granul. Secara umum
granulisasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu granulasi lembab (basah) dan granulasi
kering.
6
Granulasi basah
Pada granulasi basah bahan di lembabkan dengan larutan pengikat yang coco, sehingga
serbuk terikat bersama dan terbentuk masa yang lembab. Pelarut yang digunakan
umumnya bersifat volatil sehingga mudah dihilangkan pada saat dikeringkan. Massa
lembab kemudian dibagi –bagi sehingga terbentuk butiran granul.
Granulasi kering
Pada granulasi kering obat dan bahan pembantu mula-mula dicetak menjadi tablet yang
cukup besar, yang massa nya tidak tentu. Selanjutnya tablet yang terbentuk
dihancurkan dengan mesin penggranul kering gesekan atau dengan cara sederhana
menggunakan alu diatas sebuah ayakan sehingga terbentuk butiran granul.
Manfaat pembuatan granul dalam farmasi, salah satu nya adalah dalam pembuatan
tablet. Dimana zat berkhasiat, zat lain kecuali zat-zat pelican dibuat granul
(butiran kasar), oleh karn serbuk halus tidak dapat mengisi cetakan tablet dengan baik,
maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mingisi cetakan serta menjaga
agar tablet tidak retak (capping).
7
BAB II PEMBAHASAN
1.1 pengertian
Granul merupakan gumpalan partikel –partikel yang lebih kecil umumnya berbentuk tidak
merata dan seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granulasi adalah proses pembesaran
ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat dan
eksipien dalam bentuk garnul yang lebih besar dan lebih kuat daripada ukuran awal, sedangkan
partikel awal masih dapat diidentifikas
b. Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing)
8
e. Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability)
a. Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran granul yang
kurang baik.
b. Memberikan kelarutan pada massa tablet apabila menggranulasi dengan air pada zat aktif
yang larut air.
c. Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada granulasi yang
kasar harus banyak dikurangi.
d. Granul yang teralalu halus dan kering akan menyebabkan tablet mudah hancur dan
terbelah.
1.4 Efektivitas
e. Kecepatan pengeringan.
9
1.5 Evaluasi Granul
Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ, Uji aliran,
kompresibilitas, kelembaban dan distribusi ukuran partikel.
1.6 Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran.
Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang
makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.
BJ sejati dapat dilakukan dengan menggunakan alat piknometer, yaitu dengan cara ditimbang
bobot piknometer kosong, masukka 1 gram granul pada piknometer yang telah ditimbang tadi,
kemudian masukkan 1 gram granul dan cairan pendispersi pada piknometer yang kedua, dan
berikutnya masukkan cairan pendispersi pada piknometer ketiga, catat hasil yang diperoleh
kedalam rumus sebagai berikut :
10
Bj = (B – a) x Bj cairan pendispersi
(B+d)–(a+c)
Keterangan :
BJ nyata dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu gelas ukur, dengan cara ditimbang
bobot granul, misalnya 50 gram dimasukkan kedalam gelas ukur. Kemudian dimasukkan
kedalam rumus sebagai berikut :
P= W
Keterangan :
BJ mampat dapat dilakukan dengan alat gelas ukur, dengan cara ditimbang bobot ganul yang
akan dilakukan evaluasi, kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur, dan lihat volume granul
setelah dilakukan 500 kali katuk pada gelas ukur tersebut. Dengan rumus sebagai berikut :
Pn = W
Vn
11
Vn = Bobot granul setelah dilakukan pemampatan
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai.
Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
• cara bebas
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui
corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan oleh granul untuk
melewati corong dicatat sebagai t. Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka
aliran baik.
Caranya :
Kemudian untuk mengukur sudut istirahat dengan menghitung jari – jari dan tinggi dari
tumpukan granul setelah metode corong
12
Kemudian masukkan dalam rumus, dan didapat α yang menentukan kecepatan alir dari
suatu granul tersebut.
Metode sudut istirahat ini mempunyai nilai α = arc tag h/r, dimana :
• α 30 – 38 ° = mudah mengalir
Cara lain :
Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong) kemudian tampung granul di atas kertas
grafik. Hitung α. Jika α
A Sifat air
30 - 40 Mudah mengalir
40 - 45 Mengalir
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan
yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d).
13
1.9 Uji Kompresibilitas
Caranya :
Timbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya
Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji
sebelum dimampatkan (Vo)
Perhitungan :
Keterangan :
V500 =volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500 kali ketul (mL)
14
% K = BJ mampat – Bj nyata x 100%
Bj mampat
Caranya :
Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105 C) selama 2 jam.
Perhitungan :
Persyaratan : 2 – 4 %
Caranya :
Masukkan sebanyak 100 gram granul lalu latakn di atas ayakan yang telah tersusun dan
ditara
15
Mulai dari ayakan mesh 20 sampai dengan ayakan mesh 100 pada alat sieve shaker
Setelah pengujian selesai, masing – masing ayakan ditimbang kembali dan dihitung distribusi
granul pada tiap – tiap ayakan (%)
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
2.4 Saran
Diharapkan mahasiswa dan mahasiswi bisa melakukan dan mengetahui parameter parameter
pada pembuatan atau evaluasi dari granul.
DAFTAR PUSTAKA
16
Anderson, NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL .1984. Teori dan Praktek
Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3. UI Press Jakarta.
Lachman, L H A Lieberman dan J L Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga.
Jakarta: UI Press.
Rowe,R C Paul J S and Paul, J W 2009. Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th.USA:
Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.
17