Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMASI INDUSTRI

Disusun Oleh :
 ANDRIE PRATAMA (1808020262)
 ANNISA MUFIDAH HARDIYANTI (1808020305)
 MARIA PUTRI MAHARANI (1808020340)

PPA 30 KELAS A

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
Metode Pembuatan Tablet

Metode pembuatan tablet secara umum dibagi menjadi 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering,
dan kempa langsung.

1. Granulasi basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah
yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Granulasi basah
digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari metode ini
adalah membasahi massa ataucampuran zat aktif dan eksipien dengan larutan pengikat
tertentu sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu pula.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat
sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur
yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat
juga bahantersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan
terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana
jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat
bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan
kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat
sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan
pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator
tujuannya agar terbentuk granul sehingga luaspermukaan meningkat dan proses
pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran
ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan
dibuat.
Tahapan dari granulasi basah ini yaitu:
a. Penimbangan semua bahan yang dibutuhkan
b. Pencampuran zat aktif dengan bahan pengisi dan sebagian bahan
penghancur
c. Penambahan larutan bahan pengikat, bila dibutuhkan juga dapat diberi zat
warna
d. Proses pengayakan terhadap massa basah
e. Pengeringan granul
f. Pengayakan terhadap granul yang telah dikeringkan
g. Penimbangan granul yang diperoleh
h. Pencampuran dengan bahan pelican dan sebagian bahan penghancur
i. Pengempaan tablet

Keuntungan dari metode granulasi basah, yaitu: memperoleh aliran yang baik,


meningkatkan kompresibilitas, mengontrol pelepasan, mencegah pemisahan komponen
campuran selama proses, distribusi keseragaman kandungan, dan meningkatkan
kecepatan disolusi.

Kerugian dari metode granulasi basah, yaitu: banyak tahap dalam proses produksi
yang harus divalidasi, biaya cukup tinggi, zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas
tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dapat menggunakan pelarut
non air.

2. Granulasi kering
Granulasi kering sering disebut juga dengan slugging , yaitu memproses partikel
zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula (granul). Metode ini digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan
terhadap panas dan kelembaban. Prinsip metode ini adalah membuat granul
secara mekanis, tanpa bantuan bahanpengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui
gaya.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa
yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian
diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang sifat alirnya lebih baik dari campuran
awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam
jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller
compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang
lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu
menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Keuntungan dari metode granulasi kering, yaitu: Peralatan yang digunakan lebih
sedikit, baik untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan kelembaban, dan
mempercepat waktu hancur.
Kekurangan dari metode granulasi kering, yaitu: memerlukan mesin tablet khusus
untuk membuat slug, tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam, dan proses banyak
menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.
3. Metode Kempa Langsung
Kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya
dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah zat aktif yang sifat alirnya baik, kompresibilitasnya baik,
bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa
tablet.
Prinsip metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan eksipien yang
memiliki aliran dan kompresibilitas yang baik kemudian dicetak. Tahapan dari kempa
langsung cukuplah singkat yaitu: setelah mencampur granul kemudian dilakukan
pencetakan.
Keuntungan dari metode kempa langsung, yaitu: lebih ekonomis karena validasi
proses lebih sedikit, prosesnya lebih singkat sehingga tidak memakan waktu, tenaga, dan
mesin yang banyak, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan
kelembaban,serta waktu hancur dan disolusinya lebih baik.
Kerugian dari metode kempa langsung, yaitu: perbedaan ukuran partikel dan
kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara
granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di
dalam tablet, zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung, dan
sulit dalam pemilihan eksipien.

monografi bahan

1. Propranolol
Propranolol Hidroklorida mengandung kurang lebih 99,0% dan tidak lebih dari
101,1% C16H21NO2.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Khasiat dan
penggunaan sebagai anti adrenergikum dengan dosis maksimum sehari 320 mg (Depkes,
1979).

Rumus struktur Propranolol HCl :

Gambar 2.1 Rumus struktur propranolol hidroklorida (Depkes, 1979)

Nama Kimia : [1- isopropilamino-3-(1-naftiloksi)-propan-2-ol

Rumus Molekul : C16H21NO2.HCl

Berat Molekul : 165,6 g/mol

Pemerian : serbuk, putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa pahit

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air dan dalam 20 bagian etanol (95%) P, sukar larut
dalam kloroform P

Penyimpanan : wadah tertutup


Propranolol HCl merupakan obat antihipertensi yang bekerja terhadap reseptor β-
non selektif, dengan menghambat respon stimulans adrenergic. Propranolol hidroklorida
larut dalam air dan alkohol, sukar larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter,
propranolol dalam bentuk larutan sangat stabil pada pH 3 dan rusak dengan cepat ketika
suasana alkali, juga diabsorbsi dengan sempurna pada saluran cerna. Propranolol HCl
memiliki waktu eliminasi yang pendek serta sifatnya yang tidak stabil pada cairan usus
tetapi sangat stabil pada cairan lambung.

Floating system
Floating system, pertama kali diperkenalkan oleh Davis di tahun 1968 yang merupakan
sistem dengan densitas yang kecil, yang memiliki kemampuan mengambang kemudian
mengapung dan tinggal dilambung untuk beberapa waktu. Pada saat sediaan mengapung
dilambung, obat dilepaskan perlahan pada kecepatan yang dapat ditentukan, hasil yang
diperoleh adalah peningkatan Gastro Retention Time (GRT) dan pengurangan fluktuasi
konsentrasi obat dalam plasma (Rosmawati, 2016).

Keuntungan dari sistem penghantaran obat floating dibanding dengan sistem konvensional,
adalah ( Kare et al., 2010) :

a. Meningkatkan bioavailabilitas sehingga cocok digunakan untuk obat yang


bioavailabilitasnya kurang baik.
b. Menurunkan fluktuasi konsentrasi obat dalam plasma sehingga efek farmakologis lebih
stabil.
c. Menurunkan performa transit variabiitas obat sehingga obat segera diabsorbsi dan dapat
menurunkan dosis obat hingga 2 kali lipatnya.
d. Peningkatan keberhasilan terapi, sangat berguna untuk obat larut asam dan sukar larut
atau tidak stabil dalam cairan usus.

Anda mungkin juga menyukai