Anda di halaman 1dari 3

Bab II

Pembahasan

A. Quality Target Product Profile (QTPP)


Pada panduan ICH Q8 (R2) yang diterbitkan pada tahun 2009 QTPP didefinisikan
sebagai ringkasan prospektif dari karakteristik kualitas produk obat. QTPP membentuk
desain dasar untuk pengembangan suatu produk. Quality Target Product Profile (QTPP)
merupakan karakteristik mutu yang harus dimiliki produk agar dapat memberikan
therapeutic benefit dengan memperhatikan safety dan efficacy. Berikut merupakan
pertimbangan dalam QTPP :
1. Karakteristik loratadine : Loratadin memiliki rumus molekul C22H23ClN2O2 dengan
berat molekul (BM) 382,88 g/mol dan digunakan sebagai obat anti-rhinitis alergi
dengan mekanisme antagonis reseptor histamin H1. Loratadin berbentuk serbuk
berwarna putih tulang dan tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alkohol,
aseton dan kloroform.Loratadin merupakan antihistamin trisiklik dan merupakan
derivat azatadin, tetapi pHnya lebih kecil dan lebih polar dibanding senyawa
induknya sehingga distribusi dalam SSP kecil. Efek samping loratadin tidak
memperlihatkan efek sedatif yang secara klinis bermakna pada pemberian dosis 10
mg. Efek samping yang sering dilaporkan rasa kecapaian, sakit kepala, mulut kering,
jantung berdebar.
2. Cara penggunaan : Oral
3. Bentuk sediaan : Fast Desintegration Tablet
4. Kekuatan dosis : 10 mg
5. System wadah : Dalam kemasan blister
6. Kemasan : Campuran bahan menggunakan kemasan kedap udara, setelah
menjadi tablet maka menggunakan kemasan PVP dalam bentuk blister. Tujuan
pengemasan yaitu untuk memudahkan pasien dalam pemenuhan kebutuhan,
portabilitas dan kemudahan dalam proses manufacture. Karakteristik PVP yaitu dapat
disimpan dalam kondisi umum tanpa mudah mengalami dekomposisi dan
terdegradasi, bersifat higroskopis sehingga disimpan dalam kedap udara. Jadi tepat
digunakan untuk bahan pengemas campuran bahan ini.
7. Stabilitas : Disimpan dalam suhu antara 15oC dan 30oC, lindungi dari
paparan kelembaban yang tinggi
8. Farmakokinetika :
a. Absorpsi
14 C-loratadine dengan cepat diserap mencapai nilai Cmax (4.7, 10.8 dan
26.1 ng/mL) pada dosis 1,5, 1,0 dan 1,3 jam untuk dosis 10, 20 dan 40
mg. Loratadine waktu paruh eliminasi (T-1/2) berkisar antara 7,8-11,0
jam. Descarboethoxyloratadine, utama metabolit aktif, mencapai nilai Cmax
(4.0, 9.9 dan 16.0 ng/mL) pada 3,7, 1,5 dan 2,0 jam setelah dosis masing-
masing 10, 20 dan 40 mg, T-1/2-nya berkisar antara 17 hingga 24 jam. Indeks
akumulasi, dihitung dengan Cmax dan rasio area di bawah kurva (AUC) tidak
berubah setelah hari ke-5, menunjukkan sedikit atau tidak ada akumulasi
loratadine atau metabolit setelah rejimen dosis beberapa kali sehari. T-1/2
pada level steady state untuk loratadine dan metabolitnya masing-masing
adalah 14,4 dan 18,7 jam, mirip dengan yang dilaporkan mengikuti dosis oral
tunggal.
Setelah pemberian 10 mg tunggal, dosis loratadine sebagai tablet
konvensional, plasma puncak konsentrasi loratadine dan metabolitnya dicapai
pada sekitar 1 dan 2 jam, masing-masing; berarti waktu paruh eliminasi
metabolit aktif berkisar antara 19 dan 21 jam. Karena loratadine
dimetabolisme secara luas, terdapat variabilitas antar subyek yang tinggi di
loratadin konsentrasi obat plasma. Oleh karena itu, persentase CV dari
parameter farmakokinetik adalah besar.

Parameter (% CV)
Tablet Loratadine, USP, 10 mg
Loratadine DCl

Cmax 2,11 3,66

Tmax 1,00 1,97

AUC 4,64 48,4

b. Distribusi
Loratadine 98% berikatan dengan protein plasma. Pada kondisi menyusui,
loratadine dan metabolitnya dapat terdistribusi ke ASI dan mencapai puncak
konsentrasi yang ekuivalen dengan konsentrasi di plasma darah ibu.
c. Metabolisme
Proses metabolisme loratadine terjadi di hepar dan menghasilkan
metabolit aktif berupa desloratadine. Metabolisme tersebut dilakukan oleh
enzim CYP3A4 (mayor) dan CYP2D6 (minor).
Apabila terdapat zat lain yang menginhibisi kerja enzim CYP3A4,
metabolisme utama loratadine diambil alih oleh CYP2D6. Administrasi
bersama loratadine dengan ketokonazol, eritromisin (penghambat CYP3A4),
dan simetidin (penghambat CYP2D6 dan CYP3A4) akan meningkatkan
konsentrasi loratadine di dalam plasma.
d. Eliminasi
Loratadine dan desloratadine diperkirakan mencapai kadar yang stabil
dalam darah setelah pemberian dosis kelima.
Waktu paruh loratadine adalah 8,4 jam (3 – 20 jam). Waktu paruh
desloratadine 28 jam (8,8 – 92 jam). Efek kerja loratadine yang panjang terjadi
akibat lamanya waktu disosiasi metabolit desloratadine dari reseptor.
Sejumlah 80% dari total loratadine yang dikonsumsi diekskresikan dalam
bentuk metabolit melalui urin dan feses selama 10 hari. 

Daftar pustaka

Ansel,H,C.1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi keempat, Penerjemah Asmarini. Jakarta

Munir.2012. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai