PENDAHULUAN
Parameter obat itu dikatakan baik mutunya bila Kadar zat berkhasiat
dalam sediaan obat tersebut harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya. Untuk mendapatkan kadar yang
memenuhi persyaratan, sediaan obat tersebut harus dianalisa dengan suatu metode
dapat dihitung melalui persamaan laju reaksi. Persamaan Laju reaksi dapat
yang paling umum adalah degradasi obat orde nol (0), orde satu (1) dan orde dua
reaktan terhadap laju reaksi. Reaksi pada orde nol adalah reaksi yang tidak
bergantung pada konsentrasi pereaksi. Pada reaksi orde satu dihasilkan laju reaksi
yang berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksinya. Pada orde reaksi orde dua
adalah reaksi yang laju reaksinya berubah secara kuadrat tehadap perubahan
1
bagaimana mutu bahan atau produk berubah dengan berjalannya waktu di bawah
pengangkutan, dan penyimpanan yang harus dilakukan untuk bahan atau sediaan
tersebut; dan menentukan masa uji ulang bahan obat atau produk obat.
yang dapat dibuat, formula sediaan yang dibuat, cara/proses produksi yang harus
dilakukan, cara penyimpanan bahan, bahan kemasan yang harus digunakan untuk
produk jadi, dan waktu kadaluwarsa bahan baku itu sendiri. Sedangkan data
sediaan jadi, interval test kadar zat aktif dalam sediaan tersebut, dan waktu
hipertensi kronik parah pada kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg)
Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam jangka waktu
yang lama dan belum ada laporan efek samping pada pertumbuhan dan
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, sifat fisika dan kimia Metildopa
yaitu agak sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam asam klorida 3N, larut
dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter. Metildopa dapat ditetapkan kadarnya
dengan berbagai cara antara lain Spektrofotometri Ultraviolet, Titrasi Bebas Air,
2
Dalam literatur penetapan kadar Metildopa dapat dilakukan dengan cara
titrasi bebas air karena Metildopa merupakan senyawa basa lemah dimana titrasi
bebas air basah lemah hanya dapat dititrasi oleh asam yang sangat kuat yang
proton yang sangat lemah sehingga tidak berkompetisi secara efektif dengan basa-
basa lemah dalam hal penerima proton. Titran yang sering digunakan adalah asam
perklorat. Asam perklorat dalam larutan asam asetat merupakan asam asetat yang
mencoba penetapan kadar Metildopa secara Titrasi Bebas Air karena metode ini
cukup sederhana baik dalam pengerjaan atau alat-alat yang digunakan. Uji
pemanasan suhu tinggi. Pada penelitian ini diambil suhu 90oC dan 110oC, karena
kadar dan konsentrasi pada suhu tersebut telah mengalami penguraian atau
Pada suhu kurang dari 90oC obat belum terurai dalam jangka waktu yang
singkat, jika digunakan suhu dibawah 90oC maka waktu yang digunakan cukup
lama. Semakin tinggi suhunya maka akan semakin cepat pula obat tersebut untuk
didapat harga k (konstanta laju reaksi) dari Metildopa. Laju reaksi dinyatakan
sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu.
3
1.2 Perumusan Masalah
kadaluarsanya?
1.3 Hipotesis
kadaluarsanya.
metode dipercepat.
tablet.
metode dipercepat.
4
1.5 Manfaat Penelitian
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang titrasi bebas air dalam uji
stabilitas.
obat Metildopa.
Tablet Metildopa
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumus bangun :
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam asam
klorida 3N, sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam
eter.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
6
2.1.2 Sinonim Metildopa
a. Aldoril® (kombinasi)
b. Dopamet
c. Medopa
d. Aldomet
Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah
antara aliran darah dan tahanan pembuluh darah perifer (Tjay dan raharja, 2002).
adrenergik. Yang termasuk golongan ini salah satunya metildopa, klonidin dan
cocok sebagai pilihan utama untuk hipertensi kronik parah (preeklamsia) pada
kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat menstabilkan
aliran darah uteroplasenta dan hemodinamik janin. Stimulasi ini akan mengurangi
7
mengarah ke penurunan nada simpatik, resistensi perifer total, dan tekanan darah.
dan serotonin pusat dan perifer juga dapat menyebabkan efek obat antihipertensi.
hari, kemudian perlahan-lahan dinaikkan sampai 500 mg (Tjay dan raharja, 2002).
Penyakit hati yang aktif spthepatitis akut dan sirosis hati, bila pengobatan
(Anonimb, 2012).
ditemukan adalah sedasi dan vertigo, hipotensi ortostatik. Efek samping lainnya
hemolitik. Namun efek samping ini bersifat reersibel atau menghilang setelah obat
8
2.3 Metode Analisa Kuantitatif
sampel, tingkat analisis. Faktor terakhir ini merupakan faktor yang tidak dapat
Penarikan sampel harus dapat mewakili yang akan dianalisi secara utuh.
Sampel harus tersedia dengan mudah dalam bentuk murni atau dalam keadaan
kemurnian yang diketahui. Pada umumnya total banyaknya ketidak murnian tidak
lebih dari 0,01-0,02%. Zat tersebut harus mudah dikeringkan dan lebih terlalu
Berbagai sifat-sifat kimia atau fisika dapat digunakan sebagai suatu cara
untuk pengukuran, maka tahap pemisahan dan perlakuan awal sampel dapat
disederhanakan.
9
4. Perhitungan dan interpretasi data analitik
biasanya dilakukan secara statistika yang berguna untuk menyatakan makna dari
jumlah zat kimia yang luas pemakaiannya didasarkan pada pengukuran volume
larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat
cepat, ketelitian dan ketetapannya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini
sebagai berikut :
3. Indikator harus ada untuk digunakan kepada analis bila harus berhenti
beberapa menit.
10
2.4.1 Penggolongan Volumetri (Trititrimetri)
menjadi 4 jenis:
(1) Titrasi asam – basa didasarkan pada reaksi perpindahan proton antar
potensiometri.
sukar larut. Misalnya dengan titrasi perak nitrat. Titik akhir titrasi
dengan larutan baku zat pereduksi kuat. Titik akhir titrasi ditentukan
dengan iodometri.
(Rivai, H, 1995)
Titrasi bebas air adalah suatu cara titrasi yang memakai pelarut bukan air.
Cara titrasi ini digunakan untuk penetapan kadar asam lemah, yang memiliki Pk
di atas 6. Pada asam basa lemah digunakan air sebagai pelarutnya maka akan
11
timbul kesukaran sebab hasil titrasi yang terjadi atau garam yang terbentuk akan
dihidrolisa air sehingga perubahan warna indikator pada titik akhir titrasi menjadi
kurang jelas.
Titrasi bebas air mempunyai dua keuntungan yaitu untuk titrasi asam-
asam atau basa-basa yang sangat lemah, dan pelarut yang digunakan adalah
asam perklorat dan asam asetat. Titrasi ini harus bebas air, karena air dapat
bersifat asam lemah dan basa lemah. Oleh karena itu, dengan adanya air, air dapat
berkompetisi dengan asam-asam atau basa-basa yang sangat lemah dalam hal
menerima atau memberi proton, karena adanya kompetisi ini deteksi titik akhir
Untuk titrasi bebas air basa lemah hanya asam yang sangat kuat yang
proton yang sangat lemah sehingga tidak berkompetisi secara efektif dengan basa-
basa lemah dalam hal menerima proton. Titran yang sering digunakan adalah
asam perklorat. Asam perklorat dalam larutan asam asetat merupakan asam yang
paling kuat diantara asam-asam umum yang digunakan untuk titrasi basa lemah
dalam medium bebas air. Biasanya ditambah dengan asam asetat anhidrat dengan
12
2. Titrasi Bebas Air Asam Lemah
Untuk titrasi bebas air asam lemah, pelarut yang digunakan adalah
pelarut-pelarut yang tidak berkompetisi secara kuat dengan asam lemah dalam hal
dimetilformamid.
Untuk mendeteksi dan memberikan perubahan warna yang tajam pada titik
akhir titrasi digunakan indikator. Indikator asam dan basa akan memiliki warna
yang berbeda, dimana dalam keadaan tak terionisasi (dalam larutan asam) dengan
phenolptalein tidak berwarna dan terionisasi (dalam larutan basa) akan berwarna
Beberapa jenis indikator yang digunakan pada penetapan kadar asam basa
1. Oraset biru
2. Kuinaldin merah
3. Kristal violet
4. Metil kuning
5. Fenolftalein
6. Timol biru
(Anonimd, 2014).
Titrasi asam basa merupakan penentuan suatu kadar zat baik asam atau
basa berdasarkan atas reaksi asam-asam atau sering disebut juga reaksi netralisasi.
Titrasi asam basa dilakukan dengan penambahan tetes demi tetes titran kedalam
13
titrat sampai mencapai keadaan ekuivalenyang ditandai dengan yang berubahnya
warna indikator yang disebut dengan titik akhir titrasi. Berikut adalah defenisi
asam dan basa berdasarkan teori yang berbeda dan saling melengkapi:
1. Menurut Arrhenius. Asam adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam
air akan melepaskan ion H+. Sementara basa adalah senyawa yang bila
memberikan proton atau yang dikenal dengan donor proton. Sementara basa
adalah senyawa yang penerima proton atau dikenal dengan akseptor proton.
elektron bebas atau disebut juga akseptor pasangan elektron bebas. Sementara
a. Netralisasi asam kuat denga basa kuat. Memiliki titik ekuivalen pada pH = 7.
b. Netralisasi asam lemah dengan basa kuat. Memiliki titik ekuivalen pada
pH < 7.
c. Netralisasi basa lemah dengan asam kuat. Memiliki titik ekuivalen pada
pH > 7.
tergantung dari Ka dan Kbnya. Jika Ka > Kb maka titik ekuivalen pada
pH < 7. Jika Kb > Ka maka titik ekuivalen pada pH > 7. Jika Ka = kb maka
(Anonimd, 2014).
14
Untuk mentitrasi basa lemah secara titrasi bebas air dapat dipakai berbagai
a. Pelarut bersifat asam atau pelarut protogenik seperti asam asetat dan asam
formiat.
b. Pelarut ampiprotik seperti methanol, ethanol, dan glikol, akan lebih baik kalau
Asam perklorat merupakan asam yang jauh lebih luas digunakan untuk
titrasi basa lemah, sebab ia merupakan asam yang sangat kuat yang mudah
suhu, kelembaban, cahaya, dan oksigen, untuk menentukan uji ulang untuk bahan
obat atau masa guna produk, memberi informasi mengenai kondisi pemrosesan,
pengangkutan, dan penyimpanan yang harus dilakukan untuk bahan atau sediaan
15
masa edar lengkap tidak tersedia. Jika pabrik mengganti kemasan produk obat, uji
stabilitas harus dilakukan pada produk kemasan baru dan tanggal kadaluwarsa
Kondisi ekstrim yang umum digunakan adalah suhu. Suhu yang tinggi
kecepatan penguraian obat dengan konsentrasi suhu dan waktu dapat dihitung
melalui persamaan laju reaksi menggunakan harga orde reaksi, Didasarkan atas
prinsip kinetika kimia dengan konstanta laju reaksi (nilai k) untuk penguraian obat
pada berbagai temperatur dan waktu yang dinaikkan, dan nilai 𝑘25 digunakan
(Sinko, P. J. 2011).
dapat dihitung melalui persamaan laju reaksi. Persamaan Laju reaksi dapat
yang paling umum adalah degradasi obat orde nol (0) dan orde satu (1)
1. Degradasi Orde 0
pada konsentrasi reaktan sehingga akan mengalami degradasi. Tipe degradasi orde
0 ini merupakan tipe degradasi hidrolisis obat pada sediaan suspensi atau tablet
yang mana obat pada awalnya berada pada bentuk padat lalu secara perlahan-
16
lahan melarut. Oleh karena itu, kecepatan degradasinya kurang lebih sama dengan
degradasi dalam larutan bebas karena konsentrasi obat pada keadaan setimbang
2. Degradasi Orde 1
Reaksi kinetika degrasi obat orde satu (1) telah dipelajari secara luas.
Reaksi orde satu (1) merupakan tipikal reaksi hidrolisis obat dalam larutan.
Reaksi orde satu (1) semu merupakan reaksi degradasi sejenis reaksi orde satu (1)
yang melibatkan air. Karena air dalam jumlah berlebih sehingga dianggap konstan
(meskipun sebenarnya air juga berperan dalam reaksi degradasi, sehingga reaksi
tersebut dianggap reaksi orde satu (1). Pada reaksi orde satu (1), tetapan kecepatan
Degradasi orde dua (2) keseluruhan mempunyai hukum laju dengan jumlah
eksponen m+n sama dengan 2. Seperti pada reaksi pada orde nol (0) dan orde satu
(1) akan dibatasi pada reaksi yang melibatkan dekompetisi satu reaktan mengikuti
Untuk reaksi orde ke-nol, laju reaksinya tetap. Laju reaksi tidak berubah terhadap
17
t adalah waktu
pada orde nol ini nilai [A] terhadap t menghasilkan garis lurus dengan
kemiringan –k
(Sunarya,Y, 2012).
Δ[A]
= −𝑘[A]
Δ𝑡
Dimana dapat diperoleh hukum integral untuk reaksi orde pertama dengan
Terdapat beberapa hal penting tentang persamaan hukum laju reaksi orde
pertama, yaitu :
pada waktu
18
2. Persamaan tersebut merupakan persamaan linear dengan bentuk:
(Sunarya,Y, 2012).
Δ[A]
Laju = = k [A]2
Δ𝑡
dengan waktu dan biasanya dinyatakan dengan mol per liter waktu. Nilai 1/ [A]
19
terhadap t akan menghasilkan garis lurus dengan kemiringan k, sehingga
persamaan yang dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara laju reaksi
dan konsentrasi.
m, n biasanya berupa angka bulat, positif, kecil, meskipun dalam beberapa kasus
dapat berupa nol, pecahan, dan atau negatif. Eksponen harus ditentukan secara
waktu
Reaksi kimia berjalan lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Arrhenius
menunjukkan bahwa konstanta laju banyak reaksi kimia bervariasi dengan suhu
K = Ae-Ea/RT
𝐸𝑎
ln k =
𝑅𝑇
ln k dengan 1/T adalah suatu garis sehingga memberikan metode grafis untuk
20
2.6 Cara Perhitungan Kadar
x Kesetaraaan x BM
𝑏 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑁𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝐵𝐸
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 (% ) = 𝑥100% … … … (6 − 8)
𝑏 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)
sebagai berikut:
𝑏 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑁𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝐵𝐸
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 (% ) = 𝑥100% … … … (6 − 9)
𝑏 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)𝑥 1000
BE (berat ekivalen) sama dengan berat molekul sampel dibagi dengan valensinya
21
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk melihat kadar yang tersisa pada sampel metildopa setelah
waktu yang telah ditentukan. Penetapan kadar dilakukan dengan metode titrasi
babas air.
pada tanggal 07 Febuari s/d 30 Maret 2017 di Laboratorium Kimia Bahan Dan
buret, statif dan klem, gelas ukur, batang pengaduk, beaker glass, pipet tetes,
Kristal violet, Kalium Biftalat, Asam asetat glasial, Asam asetat anhidrat, akuades
Variabel penelitian yang sering dipakai ada dua, yakni variabel bebas dan
variabel terikat.
22
a. Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang menjadi sebab
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, variabel ini
Campur 8,5 ml asam perklorat (p) dengan 500 ml asam asetat glacial (p) dan 21
ml asetat anhidrat (p), dinginkan, tambahkan asam asetat glacial (p) secukupnya
Ditimbang dengan seksama lebih kurang 100 mg kalium biftalat (p) yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 120oC selama 2 jam, dilarutkan dalam 10
ml asam asetat glacial (p) dalam Erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 3 tetes
indikator kristal violet, dan dititrasi dengan larutan asam perklorat 0,1 N sampai
warna ungu berubah menjadi hijau biru. Dilakukan penetapan blanko (Depkes RI,
23
3.8 Pola Penelitian
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
24
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
3.8.5 Penentuan Uji Stabilitas Tablet Metildopa misal pada Suhu 110oC
Dengan Waktu (2jam) Dengan konsentrasi (100 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
3.8.6 Penentuan Uji Stabilitas Tablet Metildopa misal pada Suhu 110oC
Dengan Waktu (4jam) Dengan konsentrasi (100 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
3.8.7 Penentuan Uji Stabilitas Tablet Metildopa misal pada Suhu 110oC
Dengan Waktu (7jam) Dengan konsentrasi (100 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
ditambahkan 3 tetes indikator Kristal violet. Dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N
25
BAB IV
titrasi bebas air, karena Metildopa merupakan senyawa yang besifat basa lemah,
untuk menentukan kadar asam/basa yang lemah umumnya dapat dilakukan secara
Dari hasil yang diperoleh, normalitas asam perklorat yang didapat adalah
kadar asam/basa lemah umumnya dilakukan secara titrasi bebas air. Pelarut yang
digunakan adalah pelarut bukan air, karena pada asam/basa lemah bila dipakai
pelarut air maka akan timbul kesukaran, sehingga perubahan warna indikator pada
titik akhir titrasi kurang jelas. Pelarut yang digunakan pada titrasi bebas air adalah
pelarut yang relatif tidak bersifat basa yaitu asam asetat glasial dengan pentiter
yang digunakan adalah Asam Perklorat 0,1 N dengan menggunakan Kristal violet.
4.4 Penetapan Kadar Metildopa Dalam Sediaan Tablet Secara Titrasi Bebas
Air
Farmakope Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang
26
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal
ini menunjukkan kadar yang diperoleh dari hasil penelitian memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
Dari hasil penetapan kadar Metildopa dalam sediaan tablet secara titrasi
Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal ini
Data hasil penetapan kadar Metildopa secara titrasi bebas air dapat dilihat
4.6 Penentuan Kadar Metildopa Dalam Sediaan Tablet Pada Suhu 90oC
Dengan Waktu (8jam) Dengan Konsentrasi (100,4 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal ini
sebenarnya.
27
Data hasil penetapan kadar Metildopa dalam sediaan tablet secara titrasi
Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal ini
sebenarnya.
Data hasil penetapan kadar Metildopa dalam sediaan tablet secara titrasi
4.8 Penentuan Kadar Metildopa Dalam Sediaan Tablet Pada Suhu 110oC
Dengan Waktu (2jam) Dengan Konsentrasi (100,4 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal ini
sebenarnya.
Data hasil penetapan kadar Metildopa dalam sediaan tablet secara titrasi
28
4.9 Penentuan Kadar Metildopa Dalam Sediaan Tablet Pada Suhu 110 oC
Dengan Waktu (4jam) Dengan Konsentrasi (100,4 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal ini
sebenarnya.
Data hasil penetapan kadar Metildopa dalam sediaan tablet secara titrasi
4.10 Penentuan Kadar Metildopa Dalam Sediaan Tablet Pada Suhu 110oC
Dengan Waktu (7jam) Dengan Konsentrasi (100,3 mg) Secara Titrasi
Bebas Air
Indonesia Edisi IV syarat Metildopa dalam sediaan tablet tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Hal ini
sebenarnya.
Data hasil penetapan kadar Metildopa dalam sediaan tablet secara titrasi
29
Metildopa memiliki pemeriaan berupa serbuk atau hablur putih sampai putih
kekuningan dan tidak berbau. Dalam penelitian ini dilakukan pemanasan pada
pelarut asam asetat glasial untuk mempercepat reaksi dan dititrasi dengan asam
perklorat 0,0743 N dengan menggunakan indikator kristal violet. Titik akhir titrasi
suhu berapa obat akan terurai dengan cepat. Semakin tinggi suhunya maka akan
semakin cepat bahan obat tersebut untuk terurai, yang ditandai dengan konsentrasi
semakin menurun. Metode ini dikenal sebagai sstabilitas yang dipercepat. Uji
atau dilakukan pada suhu yang tinggi untuk mempercepat penguraian zat aktif.
berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan konsentrasi zat terlarut
dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Laju reaksi akan meningkat tajam
Pada penelitian ini kadar metildopa dalam sediaan tablet tanpa pemanasan
yaitu metildopa dalam sediaan tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan
30
4.11 Penentuan Konstanta Laju Reaksi
orde yaitu pada suhu 90℃ orde 0, r = -0,9982, k = 1,953, dan kv = 20,22% ; orde
=7,92%. Dan pada suhu 110℃ orde 0, r = -0,9984, k=4,2474, kv=26,01% ; orde 1
22,08%. Maka dapat ditentukan harga k pada orde 2, karena pada suhu 110℃
harga k lebih besar dari pada suhu 90℃ dan harga r mendekati 1, maka dapat
𝐿
dihitung konstanta laju reaksi 1,0835 × 10-5 𝑀𝑜𝑙.𝑗𝑎𝑚.
Data hasil penentuan konstanta laju reaksi uji stabilitas Metildopa dalam
31
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Orde reaksi pada Metildopa dalam sediaan tablet diperoleh pada orde dua
3. Dari hasil penelitian uji stabilitas pada Metildopa dalam sediaan tablet
5.2 Saran
Metildopa dalam sediaan tablet dengan metode dan suhu yang berbeda.
32
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. Hal. 78-79, 120-127,131-146.
Sinko, P.J. (2011). Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika edisi 5,
diterjemahkan Tim Ahli Bahasa ITB, Penerbit EGC, Jakarta: Hal. 499,
537 – 539.
Sulistia Gan. (1995). Farmakologi dan Terapi. Edisi IV, Bagian Farmakologi
FKUI, Gaya Baru. Jakarta: Hal. 333.
Sunarya, Yayan., (2012)., Kimia Dasar 2, Yrama Widya, Bandung: Hal. 201- 209,
219, 224 - 225
33
Lampiran 1. Data Pembakuan Asam Perklorat 0,0743 N
No. Berat Kalium Biftalat (mg) Volume Asam Perklorat 0,09606 N (ml)
1. 100,2 6,6 ml
2. 100,3 6,8 ml
3. 100,4 6,7 ml
Perhitungan:
Keterangan :
N = Normalitas
100,2 mg
Titrasi I ∶
(6,6 ml − 0,1 ml)x 204,2 g/mol
100,2 mg
: = 0,0754 N
1327,3
100,3 mg
Titrasi II ∶
(6,8 ml − 0,1 ml)x 204,2 g/mol
100,3 mg
: = 0,0733 N
1368,14
100,4 mg
Titrasi III ∶
(6,7 ml − 0,1 ml)x 204,2 g/mol
100,2 mg
: = 0,0744 N
1347,72
N1 + N2+ N3
Normalitas Rata − Rata = = 0,0743 N
3
34
Lampiran 2. Data Penetapan Kadar Metildopa Dalam Sediaan Tablet Secara
Titrasi Bebas Air
Contoh perhitungan:
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
= 100,03 %
= 101,60 %
= 98,57 %
35
Kadar1 + Kadar2+ Kadar3
% kadar rata rata =
3
= 100,06 %
Waktu 4 jam
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
BE = Berat ekivalen
= 90,66 %
36
Lampiran 4. Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 90oC Secara Titrasi Babas Air
Waktu 8 jam
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
BE = Berat ekivalen
= 84,40 %
37
Lampiran 5. Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 90oC Secara Titrasi Babas Air
Waktu 17 jam
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
BE = Berat ekivalen
= 73,46 %
38
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 90oC Secara Titrasi Babas Air
Orde Nol
Persamaan Regresi : y = ax + b
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
a =
Σ x 2 −(Σ x)2/3
2286,66 − (29)(248,52)/3
=
369 − (29)2 /3
2286,66 − 2402,36
=
369 − 280,33
−115,7
=
88,67
= - 1,3048
b = y̅ – ax
= 95,49
39
Jadi persamaan regresinya adalah:
Y = ax b
= 1,3048 x + 95,49
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
r=
2
√[Σx 2 − (Σx) ][√Σy 2 + Σy
2
𝑛 𝑛
2286,66 − (2402,36)
=
√[369 − 280,33][2078,96 − 20587,39
− 115,7
=
√[88,67][151,57]
− 115,7
=
√13439,7119
− 115,7
=
115,9
= 0,9982
40
Lampiran 7. Data Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan
Tablet Dengan suhu 90oC
Gambar Grafik Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Orde Nol Dengan suhu
90oC
Konsentrasi VS Waktu
100
90
80
70
60
50
Konsentrasi VS Waktu
40
30
20
10
0
4 8 17
41
Lampiran 8. Perhitungan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 90oC Secara Titrasi Babas Air
Ordo Satu
Persamaan Regresi : y = ax + b
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
a =
Σ x 2 −(Σ x)2/3
54,962 − (29)(5,7497)/3
=
369 − (29)2 /3
54,962 − 55,580
=
369 − 280,3
−0,618
=
88,7
= - 0,006967
b = y̅ – ax
= 1,9840
42
Jadi persamaan regresinya adalah:
Y = ax b
= 0,006967 x + 1,9840
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
r=
2
√[Σx 2 − (Σx) ][√Σy 2 + Σy
2
𝑛 𝑛
54,962 − (55,580)
=
√[369 − 280,33][11,0239 − 11,0196
− 0,618
=
√[88,7][0,0043]
− 0,618
=
√0,38141
− 0,618
=
0,617
= 1,0016
43
Lampiran 9. Data Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Pada Orde Satu
Dengan suhu 90oC
Gambar Grafik Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Orde Satu Dengan suhu
90oC
Konsentrasi VS Waktu
1.98
1.96
1.94
1.92
1.9
Konsentrasi VS Waktu
1.88
1.86
1.84
1.82
4 8 17
44
Lampiran 10. Perhitungan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 90oC Secara Titrasi Babas Air
Ordo Dua
Waktu
No. 1/Konsentrasi (y) xy X2 Y2
(x)
1 4 0,0110 0,044 16 0,000121
2 8 0,0118 0,0944 64 0,000139
3 17 0,0136 0,2312 289 0,000184
Σ x= 29 Σ y= 0,0364 Σ xy= Σ x2= 369 Σ y2=
x̅ = 9,7 y̅ = 0,01213 0,3696 0,000444
Persamaan Regresi : y = ax + b
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
a =
Σ x 2 −(Σ x)2/3
0,3696 − (29)(0,0364)/3
=
369 − (29)2 /3
0,3696 − 0,3518
=
369 − 280,3
0,0178
=
88,7
= 0,00020
b = y̅ – ax
= 0,01019
45
Jadi persamaan regresinya adalah:
Y = ax b
= 0,00020 x + 0,01019
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
r =
2
√[Σx 2 − (Σx) ][√Σy 2 + Σy
2
𝑛 𝑛
0,3696 − (0,3518)
=
√[369 − 280,33][0,000444 − 11,0,000441
0,0178
=
√[88,7][0,000003]
0,0178
=
√0,0002661
0,0178
=
0,0163
= 1,0920
46
Lampiran 11. Data Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Pada Orde Dua
Dengan suhu 90oC
Waktu
No. 1/Konsentrasi (y)
(x)
1 4 0,0110
2 8 0,0118
3 17 0,0136
Gambar Grafik Penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Orde Dua Dengan suhu
90oC
Konsentrasi VS Waktu
0.016
0.014
0.012
0.01
0.008
Konsentrasi VS Waktu
0.006
0.004
0.002
0
4 8 17
47
Lampiran 12. Perhitungan Ordo Pada Suhu 90oC
Ordo Nol
[A]t − [A]0
K =
t
K1 + K2 + K3 5,86
̅ =
K = = 1,953
3 3
SD
KV = x 100%
̅
K
0,395
= x 100% = 20,22%
1,953
48
Lanjutan Lampiran 12
Ordo Satu
2,303
K = (log [A]0 − Log [A]t)
t
2,303 2,303
K1 = (2,0002 – 1,9574) = (0,0428) = 0,0246
4 4
2,303 2,303
K2 = (2,0002 – 1,9263) = (0,0739) = 0,0212
8 8
2,303 2,303
K3 = (2,0002 – 1,8660) = (0,1342) = 0,0181
17 17
K1 + K2 + K3 0,0639
̅=
K = = 0,0213
3 3
SD 0,00324
KV = x 100% = x 100% = 15,21%
̅
K 0,0213
49
Lanjutan Lampiran 12
Ordo Dua
1 1
− = - K.t
[A]0 [A]t
1
No Waktu (t) Ki (Ki K) (Ki K)2
[A]t
1 0 0,0099 0 0 0
2 4 0,0110 0,00027 0,000014 1,96 x 10-10
3 8 0,0118 0,00023 0,0002 4 x 10-10
4 17 0,0136 0,00027 0,000014 1,96 x 10-10
K̅ = Σ(Ki K)2 =
0,00025 7,92 x 10-10
K1 + K2 + K3 0,00077
̅ =
K = = 0,00025
3 3
SD 1,98 𝑥 10−10
KV = x 100% = x 100% = 7,92%
̅
K 0,00025
50
Lampiran 13. Penetapan Kadar Uji Stabilitas Melidopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Bebas Air
Waktu 2 jam
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
BE = Berat ekivalen
= 89,09 %
51
Lampiran 14. Penetapan Kadar Uji Stabilitas Melidopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Bebas Air
Waktu 4 jam
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
BE = Berat ekivalen
= 84,40 %
52
Lampiran 15. Penetapan Kadar Uji Stabilitas Melidopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Bebas Air
Waktu 7 jam
(Vs − Vb) x N x BE
% kadar = x 100%
W
Keterangan :
N = Normalitas
BE = Berat ekivalen
= 76,66 %
53
Lampiran 16. Perhitungan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Babas Air
Ordo Nol
Persamaan Regresi : y = ax + b
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
a =
Σ x 2 −(Σ x)2/3
1052,40 − (13)(250,15)/3
=
69 − (13)2 /3
1052,40 − 1083,98
=
69 − 56,3
−31,58
=
12,7
= - 2,48
b = y̅ – ax
= 83,38 – ( - 10,664)
= 72,716
54
Jadi persamaan regresinya adalah:
Y = ax b
= -2,48 x +72,716
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
r=
2
√[Σx 2 − (Σx) ][√Σy 2 + Σy
2
𝑛 𝑛
1052,40 − 1083,98
=
√[69 − 56,3][20937,1437 − 20858,3408
− 31,58
=
√[12,7][78,8029]
− 31,58
=
√1000,79683
−31,58
=
31,63
= - 0,9984
55
Lampiran 17. Data penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan
Tablet Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Babas Air
Gambar Grafik penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Konsentrasi VS Waktu
92
90
88
86
84
82
80 Konsentrasi VS Waktu
78
76
74
72
70
2 4 7
56
Lampiran 18. Perhitungan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Babas Air
Ordo Satu
Log Konsentrasi
No. Waktu (x) Xy X2 Y2
(y)
1 2 1,9498 3,8996 4 3,8017
2 4 1,9263 7,7052 16 3,7106
3 7 1,8845 13,1915 49 3,5513
Σ x= 13 Σ y= 5,7606 Σ xy= Σ x2= 69 Σ
x̅ = 4,3 y̅ = 1,9202 24,7963 y2=11,0636
Persamaan Regresi : y = ax + b
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
a =
Σ x 2 −(Σ x)2/3
24,7963 − (13)(5,7606)/3
=
69 − (13)2 /3
24,7963 − 24,9626
=
69 − 56,3
−0,1663
=
12,7
= - 0,0130
b = y̅ – ax
= 1,9202 – ( - 0,0559)
= 1,9761
57
Jadi persamaan regresinya adalah:
Y = ax b
= -0,0130 x + 1,9761
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
r=
2
√[Σx 2 − (Σx) ][√Σy 2 + Σy
2
𝑛 𝑛
−0,1663
=
√[12,7][0,0021]
− 0,1663
=
√0,02667
−0,1663
=
0,1633
= - 1,0183
58
Lampiran 19. Data penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan
Tablet Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Babas Air
Log Konsentrasi
No. Waktu (x)
(y)
1 2 1,9498
2 4 1,9263
3 7 1,8845
Gambar Grafik penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Konsentrasi VS Waktu
1.96
1.94
1.92
1.9
Konsentrasi VS Waktu
1.88
1.86
1.84
2 4 7
59
Lampiran 20. Perhitungan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan
Tablet Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Babas Air
Ordo Dua
Persamaan Regresi : y = ax + b
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
a =
Σ x2 −(Σ x)2/3
0,16108 − (13)(0,0361)/3
=
69 − (13)2 /3
0,16108 − 0,15643
=
69 − 56,3
−0,00465
=
12,7
= - 0,00036
b = y̅ – ax
= 0,0104
60
Jadi persamaan regresinya adalah:
Y = ax b
= 0,00036 x + 0,0104
Σ xy − (Σx) (Σy)/n
r=
2 2
√[Σx2 − (Σx) ][√Σy2 + Σy
𝑛 𝑛
0,00465
=
√[12,7][0,0000015]
0,00465
=
√0,00001905
0,00465
=
0,00436
= 1,0665
61
Lampiran 21. Data penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan
Tablet Pada Suhu 110oC Secara Titrasi Babas Air
Gambar Grafik penetapan Kadar Uji Stabilitas Metildopa Dalam Sediaan Tablet
Konsentrasi VS Waktu
0.0135
0.013
0.0125
0.012
0.011
0.0105
0.01
2 4 7
62
Lampiran 22. Perhitungan Ordo Pada Suhu 110oC
Ordo Nol
[A]t − [A]0
K =
t
𝑆𝐷 1,105
𝐾𝑉 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 26,01%
̅
𝐾 4,2474
63
Lanjutan Lampiran 22
Ordo Satu
2,303
K = (log [A]0 − Log [A]t)
t
2,303 2,303
𝐾1 = (2,0002 – 1,9498) = (0,0504) = 0,0580
2 2
2,303 2,303
𝐾2 = (2,0002 – 1,9263) = (0,0739) = 0,0425
4 4
2,303 2,303
𝐾3 = (2,0002 – 1,8845) = (0,1157) = 0,0380
7 7
K1 + K2 + K3 0,1385
̅ =
K = = 0,04616
3 3
SD 0,01049
KV = x 100% = x 100% = 22,72%
̅
K 0,04616
64
Lanjutan Lampiran 22
Ordo Dua
1 1
− = − K. t
[A]0 [A]t
𝑆𝐷 1,172𝑥 10−4
𝐾𝑉 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 22,08%
̅
𝐾 0,000531
65
Lampiran 23. Perbandingan Data Uji Stabilitas Metildopa Dalam Tablet
Syarat : r terbesar
kv terkecil
1
In K = b + a T
1
In 0,00036= b + a (...1) (90 0C +273 = 363)
363
1
In 0,00088= b + a (...1) (110 0C +273 = 383)
383
- 8,29404964 = b + 0,0027548209 a
- 7,54263355 = b + 0,0026109661 a
0,75141609 = 0,0001438548 a
−0,75141609
a=
0,0001438548
= - 5223,434254
-7,54263355 = b + (- 13,63820976)
-b = -6,09557621
b = 6,09557621
66
ln 𝑘25 = 𝑏 + 𝑎 1⁄𝑇
ln 𝑘25 = 11,43272614
𝑘25 = 𝑒 −1143272614
𝑘25 = 0,0000108350
𝐿
𝑘25 = 1,0835 × 10-5 𝑀𝑜𝑙.𝑗𝑎𝑚
67
Lampiran 24. Perhitungan Masa Kadaluarsa Tablet Metildopa Orde Dua
1 1
= Kt +
[A]t [A]o
1 l 1
= 1,0835 x 10−5 .t+
90⁄100 mol x jam 100⁄100
68