PREFORMULASI TABLET
“DOMPERIDON TABLET”
DISUSUN OLEH:
2
Sensitif terhadap cahaya, stabil pada suhu ≤ 25 °C (MSDS)
8. Inkompatibilitas
Reaktif terhadap bahan yang bersifat mengoksidasi (MSDS).
9. Wadah dan penyimpanan
Simpan di tempat kering, tertutup rapat dan gelap, suhu ≤ 25° C dan Sifat
Khusus yang penting untuk formulasi
Tidak larut dalam air, larut dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol dan
methanol (European Pharmacopoeia 5.0).
Pada wadah obat terdapat tanda khusus obat keras: “Harus dengan resep dokter”
E. Mekanisme Kerja Dalam Tubuh
1) Efek Farmol:
a) Antiemetik: Menghambat reseptor dopamine.
b) Antidispepsia: Mempercepat pengosongan lambung.
2) Mekanisme Kerja
Domperidon merupakan antagonis dopamin dengan sifat antiemetik mirip dengan
metoclopramide dan obat-obatan neuroleptik tertentu. Tidak seperti obat-obatan lain,
Domperidon tidak mudah menembus CSS sehingga tidak berefek sedatif. Jarang
3
menyebabkan efek samping ekstra- piramidal, tapi dalam jumlah kecil dapat memasuki
air susu ibu (Janssen, 2013).
4
pendarahan pada GI menyebabkan domperidone tidak dapat diabsorbsi. Domperidon
kontraindikasi terhadap pasien yang mengalami gangguan hati, karena domperidon tidak
dapat berikatan dengan protein yang menyebabkan kadar domperidon dalam plasma
meningkat dan dapat menimbulkan efek toksik. Selain itu domperidon kontraindikasi
terhadap pasien yang mengalami Prolaktin-releasing-hipofisis-tumor (Prolactinoma),
Obstruksi atau perforasi, Hipersensitivitas terhadap domperidon (Janssen, 2013).
I. Dosis dan Perhitungan
1. Dewasa
- Dispepsia: 3x10mg sehari, 15-30 menit sebelum makan
- Mual-muntah: 3-4x 10-20mg/hari
- Dosis Maksimal 80 mg (Janssen, 2013).
2. Anak
- Mual-muntah: 0,25mg/KgBB 3x sehari,15-20 menit sebelum makan
J. Cara Pakai
1. Diberikan lewat oral (mulut).
2. Diberikan 15-30 menit sebelum makanan.
K. Efek Samping
Pusing 5,6%, Salmnolence 2,5%, Akathsia 1,0%, Diare 5,2%, Rash 2,8%,
Pruritus 1,7%, Gynacomastia 5,3%, Amenorrhea 2,9%, Asthenia 1,9 %
(Janssen, 2013).
L. Toksisitas
Overdosis pada penggunaan Domperidon dapat menyebabkan disorientasi dan reaksi
ekstrapiramidal (Janssen, 2013).
M. Interaksi Obat
Domperidon dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 sitokrom P450.
Antifungi golongan Azole, seperti fluconazole, itracpnazole, ketoconazole, dan
voriconazole merupakan penghambat CYP3A4 yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
Antibiotik golongan makrolida, seperti clarithromycin dan erythromycin merupakan
CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma dari domperidon.
HIV protease inhibitors, sperti amprenavir, atazanavir, fosamprenavir. Indinavir, ritonavir,
and saquinavir; Obat antikolinergik, merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat
meningkatkan kadar plasma dari domperidon.
5
Calcium antagonists, seperti diltiazem dan verapamil merupakan CYP3A4 inhibitor
yang dapat meningkatkan kadar plasma dari domperidon.
Amiodarone merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
Aprepitant merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
Nefazodone merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
Telithromycin merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma
dari domperidon.
Antasida, Obat antisekretorik (Janssen, 2013)
N. Penggunaan Pada Kondisi Khusus
1) Penurunan fungsi hati
Domperidon kontra indikasi pada pasien dengan gangguan hati sedang atau berat. Pada
subyek dengan gangguan hati sedang (Pugh skor 7 sampai 9, Child-Pugh rating B), AUC,
Cmax dan eliminasi terminal paruh domperidone meningkat secara substansial, fraksi
terikat dari domperidone meningkat sebesar 25%.
2) Penurunan fungsi ginjal
Pada pasien dengan insufisiensi ginjal berat (kreatinin serum> 6 mg / 100 mL, yaitu > 0,6
mmol / L) waktu paruh domperidone meningkat 7,4-20,8 jam, namun kadar obat dalam
plasma lebih rendah dari pada subjek dengan fungsi ginjal normal.
3) Penggunaan saat menyusui
Domperidon dalam dosis kecil dapat terdistribusi ke air susu ibu sehingga harus waspada
pada anak-anak yang masih menyusu terhadap efek ekstrapiramidal.
4) Penggunaan saat hamil
Penelitian mengenai hubungan Domperidon dengan terjadinya efek toksik saat kehamilan
masih sangat sedikit. Namun penelitian pada tikus membuktikan bahwa terdapat efek toksik
pada kehamilan (Janssen, 2013).
O. Peringatan
1. Gangguan ginjal
2. Gangguan hati
3. Ibu hamil (Janssen, 2013)
P. Cara Penyimpanan
6
Disimpan pada suhu ruang 25°C, tertutup rapat terlindung cahaya dan lembab.
Q. Analisis Farmakologi
Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan tablet domperidon adalah bentuk basanya,
karena untuk meningkatkan bioavailabilitas obat serta mempercepat absorbsi obat. Dengan
bentuk senyawa aktif berupa basa, maka bentuk ini dalam kondisi asam di lambung dapat
terionisasi sehingga absorbsi dapat meningkat. Domperidon cocok dalam bentuk sediaan
tablet dengan metode granulasi basah. Domperidon merupakan obat antiemetic dan
antidispepsia, untuk efek antiemetic, domperidon tentunya harus memiliki efek yang cepat.
Sehingga di perlukan tablet domperidon yang memiliki waktu disolusi yang cepat. Indikasi
domperidon yang dibuat adalah sebagai antiemetic dan dyspepsia. Dosis yang digunakan
adalah 10 mg baik untuk antiemetic maupun dyspepsia. Tablet domperidon dengan berat
100 mg terdiri dari 10 mg zat aktif dan 90 mg zat tambahan/ eksipien. Kekuatan dari tablet
asam mefenamat yang akan dibuat adalah 10 mg karena mempertimbangkan efek resiko dan
manfaat. Dipilih kekuatan sediaan 10 mg karena pada kekuatan 10 mg ini sudah dapat
memberikan efek sebagai anti emetik sehingga sudah masuk dalam indeks terapi, dan
dengan dosis 10 mg dapat untuk mengobati dispepsia. Obat domperidon sebagai antiemetic
dan dyspepsia sehingga penggunaannya yaitu diminum 15-30 menit sebelum makan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, European Pharmacopoeis 5th, volume 5,0., The Councilof Europe, 1473.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, edisi 3., Departemen
Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia ,1995, Farmakope Indonesia, edisi 4., Departemen
Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Lachman, L., Liebermann, H.A., and Kaning, J.L., 1994. Teori dan praktek industry,
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, edisi 3, Universitas Indonesia, Jakarta, 760-779.
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10 20010/2011. www.mims.com