DISUSUN OLEH:
KELAS A2
Ketua: Salman Alfarizy (093)
Sekretaris: Sitti Fauziah Hadifa Farhan (089)
JURUSAN FARMASI
1. Studi Preformulasi
a. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja domperidone adalah sebagai antagonis dari reseptor
dopamin. Produksi PIH akan tersupresi karna adanya hambatan dari
neurotransmitter dopamin, sehingga penurunan produksi dari PIH akan
menyebabkan peningkatan hormone prolaktin (Zahra, 2020).
Domperidone adalah obat yang membantu memfasilitasi gerakan peristaltik
dan pengosongan lambung melalui mekanisme penghambatan dopamine D2-
receptor dalam saluran gastrointestinal dan berbagai sistem Saraf pusat dan perifer
(Ha Phan, 2014).
Domperidone bekerja dengan menghambat aksi dopamin pada reseptornya
dalam CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone) yang berada pada bagian luar darah
otak yang meregulasi mual dan muntah (Mutschler, Dinamika Obat, 1999).
b. Indikasi
Lihat dosis. ANAK: Penggunaan pada anak terbatas pada mual dan muntah akibat
sitotoksik atau radioterapi (BPOM, 2022).
Lihat dosis. ANAK: Penggunaan pada anak terbatas pada mual dan muntah akibat
sitotoksik atau radioterapi (BPOM, 2017)
Mual dan muntah akut
Dosis Dewasa termasuk lansia: 10-20 mg setiap 4-8 jam; anak: 0,2-0,4
mg/KB/BB/hari setiap 4-8 jam (ISO, 2019)
Domperidone di anjurkan pada terapi tukak lambung dengan jalan
menghindarkan refluks empedu dari duodenum ke lambung. Obat ini jg digunakan
pada refluks- Oesophagitis untuk mencegah pengaliran kembali dari asam lambung ke
tenggorokan (Kumalasari, 2020)
c. Kontra Indikasi
Kontraindikasi dari domperidone sebagai galactogogue adalah ibu mana dengan
riwayat aritmia jantung yang telah terdiagnosis atau yang masih terduga (takiaritmia,
perpanjangan interval QT), sedang mengonsumsi obat antiaritmia, atau memiliki
penyakit kronis atau melemahkan, fungsi hati abnormal, atau penyakit pada saluran
gastro-intestinal. Federal Drug Administration (FDA) memberi peringatan lebih baik
mengonsumsi domperidone secara oral, karna dosis yang tinggi diberikan secara
intravena terbukti memicu terjadi nya aritmia (Flanders, 2012)
d. Efek Samping
Kadar prolaktin naik (kemungkinan galaktore dan ginekomasti), penurunan
libido, ruam dan reaksi alergi lain, reaksi distonia akut. (PIONAS)
Efek samping yang umum terjadi sesudah mengonsumsi domperidone adalah
mulut kering. Efek samping ini biasanya ringan dan dapat membaik dengan
sendirinya. Beberapa efek samping lain yang dapat terjadi pada sebagian orang
akibat konsumsi domperidone adalah:
Sakit kepala
Kantuk
Cemas
Diare
Nyeri payudara
Keluar susu dari payudara, baik pada laki-laki maupun perempuan
(William, 2017)
Reaksi efek samping domperidone berdasarkan kategori perkiraan frekuensi
dari uji klinik atau studi epidemiologi:
- Umum (≥ 1/100 dan < 1/10): gangguan system saraf (pusing). Frekuensi yang
tidak diketahui: reaksi anafilaksis termasuk syok anafilaksis, gangguan
ekstrapiramidal, kematian mendadak karena jantung, aritmia ventrikuler berat,
angioedema.
- Tidak umum (≥ 1/1000 dan < 1/100): agitasi, gelisah, retensi urin, fungsi hati
abnormal
- Jarang (1/10000 dan < 1/1000): konvulsi, peningkatan prolaktin darah
(medical affaris, 2015)
e. Dosis/konsentrasi
Oral: mual dan muntah akut (termasuk mual dan muntah karena levodopa dan
bromokriptin) 10-20 mg, tiap 4-8 jam, periode pengobatan maksimal 12 minggu.
ANAK: hanya pada mual dan muntah akibat sitotoksik atau radioterapi: 200-400
mcg/kg bb tiap 48 jam. Dispepsia fungsional: 10-20 mg, 3 kali sehari, sebelum
makan, dan 10-20 mg malam hari. Periode pengobatan maksimal 12 minggu. ANAK
tidak dianjurkan (PIONAS, 2015)
Untuk pengobatan mual dan muntah domperidon yang dapat diberikan dalam
dosis oral 10 sampai 20 mg tiga atau empat kali sehari sampai dengan dosis harian
maksimum 80 mg atau dapat diberikan secara rektal dengan dosis 60 mg dua kali
sehari (Sweetman, 2009)
Untuk pengobatan mual dan muntah domperidon yang dapat diberikan dalam
dosis oral 10 sampai 20 mg tiga atau empat kali sehari sampai dengan dosis harian
maksimum
80 mg atau dapat diberikan secara rektal dengan dosis 60 mg dua kali sehari.
Anak-anak dapat diberikan domperidone dalam dosis oral yang setara dengan 250
hingga 500 mikrogram/kg tiga atau empat kali sehari; dosis harian total 2,4 mg/kg
atau 80 mg, mana yang lebih kecil, tidak boleh dilampaui (Sweetman, 2009).
Secara umum, dosis efektif untuk efek prokinetik adalah 30-60 mg/hari, dosis
maksimal yang diperbolehkan sebesar 80 mg/hari. Dosis tersebut efektif pula
digunakan pada ibu hamil sebagai perangsang laktasi. Sebagian besar studi
menyebutkan bahwa penggunaan domperidone sebagai peningkat laktasi
menggunakan dosis 30 mg/hari. Sejauh ini belum ada studi yang membahas
keamanan dan efektivitas titrasi dosis maksimal domperidone sebagai galactogogue.
Namun, para ahli mengawali pemberian domperidone dalam dosis 30-90 mg/hari
dengan dosis maksimal yaitu 80- 160 mg/hari (Flanders, 2012)
f. Aturan Pakai
Dosis dewasa (> 35 kg): 1 dd 10 mg dan maks. 3 x sehari (30 mg/hari); Anak dan
remaja (<35 kg): 0,25 mg/kg, maks 3 x sehari (0,75mg/kg sehari) (Rahardja, 2015)
2) Studi Farmakokinetik
a. Metabolisme
Dimetabolisme secara cepat dan ekstensif di hati oleh isoenzim CYP3A4 melalui
N -dealkilasi dan oleh isoenzim CYP3A4, CYP1A2, dan CYP2E1 melalui
hidroksilasi. Mengalami metabolisme lintas pertama yang ekstensif (MIMS, 2021)
Domperidone mengalami metabolise saat melewati hati dan saluran cerna, dengan
mekanisme eliminasi lintas pertama (first pass metabolism). Obat ini diabsorpsi secara
oral dan memiliki bioavailabilitas tinggi. Dieksresikan melalui ginjal dan
domperidone memiliki Waktu paruh (T1/2) sekitar 7-12 jam. Kekurangan
domperidone adalah tidak dapat menembus sawar darah otak. Namun, area hipofisis
anterior merupakan salah satu area pada otak yang tidak dilindungi oleh sawar darah
otak. Karna hal tersebut, domperidone tetap dapat bekerja secara optimal pada
hipofisis anterior (Thompson Coon, 2010)
Jalur metabolisme utama adalah N-dealkilasi oleh isoenzim sitokrom P450
CYP3A4, dan hidroksilasi aromatik oleh CYP3A4, CYP1A2, dan CYP2E1. Sekitar
30% dari dosis oral diekskresikan dalam urin dalam waktu 24 jam, hampir seluruhnya
sebagai metabolit (Sweetman, 2009).
b. Absorpsi
Cepat diserap. Ketersediaan hayati: Sekitar 15%. Waktu untuk konsentrasi plasma
puncak: Kira-kira 30-60 menit (MIMS, 2021)
Bioavailabilitas sistemik domperidone hanya sekitar 15% pada subjek puasa yang
diberikan dosis oral; ini meningkat ketika domperidone diberikan setelah makan.
Bioavailabilitas yang rendah diduga karena metabolisme lintas pertama di hati dan
usus. Bioavailabilitas domperidone rektal mirip dengan setelah dosis oral, meskipun
konsentrasi plasma puncak hanya sekitar sepertiga dari dosis oral dan dicapai setelah
sekitar satu jam, dibandingkan dengan 30 menit setelah dosis oral (Sweetman, 2009).
c. Eliminasi
Melalui urin (31%; kira-kira 1% sebagai obat yang tidak berubah); kotoran (66%;
10% sebagai obat yang tidak berubah). Waktu paruh eliminasi: 7-9 jam (MIMS,
2021). Sisa dosis diekskresikan dalam feses selama beberapa hari, sekitar 10%
sebagai obat yang tidak berubah. Itu tidak mudah melewati sawar darah-otak
(Sweetman, 2009).
d. Distribusi
Masuk ke dalam ASI (dalam jumlah kecil). Ikatan protein plasma: 91-93%
(MIMS, 2021). Domperidone lebih dari 90% terikat pada protein plasma, dan
memiliki waktu paruh eliminasi terminal sekitar 7,5 jam, mengalami metabolisme hati
yang cepat dan ekstensif (Sweetman, 2009).
Tidak stabil dalam cahaya tidak stabil dalam keadaan basa dan juga
terhadap kelembapan
pKa : 7,9
Titik Lebur : 242,5°C
Inkompatibilitas :
Reaksi terhadap bahan yang bersifat mengoksidasi.
B. Bahan Tambahan
Rumus struktur :
Rumus struktur :
RM/BM : C3H8O2 / 76,09 g/mol
Sinonim : Garam natrium asam benzoat; benzoat soda; E211; natrii
benzoa; natrium benzoikum; tenang; sodii benzoa; asam
natrium benzoat.
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih ,tidak berbau ,stabil
diudara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air,agar sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%.
Stabilitas : Larutan berair dapat disterilkan dengan filtrasi autoklaf.
bahan curah harus disimpan dalam wadah tertutup baik,
di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Tidak sesuai dengan senyawa kuaterner, gelatin, garam
feri, garam kalsium, dan garam logam berat, termasuk
perak, timbal, dan merkuri. aktivitas pengawet dapat
dikurangi dengan interaksi dengan kaolin atau surfaktan
nonionik
Konsentrasi : 0.02% - 0.5%
Rumus struktur :
Rumus struktur :
C. Alasan Pemilihan
1. Bentuk Sediaan
a. Sediaannya suspensi dibuat karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia
bila ada dalam lantan tapi stabil bila disuspensi. Dalam hal seperti ini suspense
oral menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.
Untuk banyak pasien karena bentuk cair lebih disukai ketimbang bentuk padal
(tablet atau kapsul dari obat yang sama) karena mudahnya. menelan cairan dan
keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah serta lebih mudah
untuk memberikan dosis yang relative sangat besar, aman, mudah diberikan
untuk anak-anak juga mudah diatur penyusaian dosisnya untuk anak-anak
(Allen, 2011).
b. Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase yafu fase
kontinyu atau eksternal biasanya berupacairan atau semi padat dan fase
terdispersi atau internal. Terdiri dan bahan poshlikular yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam fase kontinyu bahan ditujukan untuk absorpsi fisiologi fungsi
penyaluran internal dan eksternal (Lachman, 2012).
c. Bentuk sediaan suspensi diformulasikan karena beberapa zat aktif obat
mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air, tetapi diperlukan
dalam bentuk cair agar mudah diberikan kepada pasien yang mengalami
kesulitan untuk menelan, mudah diberikan pada anak-anak, serta untuk
menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak dari zat aktif obat (G, 2012)
2. Zat Aktif
a. Domperidon (Zat aktif)
Efek samping yang sering terjadi antara lain nyeri kepala, rasa haus, mulut
kering, diare, kram perut, dan kemerahan kulit. Pada pasien dengan kondisi
tertentu seperti riwayat aritmia jantung (Takiaritmia dan pemajangan interval
QT) dan pengguna onbat antiaritmia, efek samping yang perlu diwaspadai
yaitu pemajangan interval QT pada elektrokadiografi, sehingga dapat memicu
Torsades de Pointes atau aritmia lain. Mengingat efek ini mengancam nyawa,
Food and Drug Administration (FDA) menarik domperidone dari pasar obat
tahun 2014. Sebenarnya efek samping membahayakan tersebut muncul pada
penggunaan domperidone dosis tinggi inravena pada penderita kanker. Health
Canada's Vigilance Program telah mengonfirmasi bahwa sepanjang tahun
1965 hingga tahun 2011 tidak ditemukan lapiran kematian berkaitan dengan
kasus jantung pada wanita yang mengkomsumsi domperidone. Saat ini Health
Canada menyarankan dosis harian domperidone tidak melebihi 30 mg/hari.
Efek samping lain yang jarang yaitu efek ekstrapiramidal (dystonia, akathisia,
sindrom Parkinson) dan neuropsikiatri, karena domperidone tidak dapat
menembus sawar darah otak (Dyah, 2017). Dosis 3-4 dd, 10-20 mg O.C= anak
anak 3-4 dd 0,3 mg/kg. rektal anak anak sampai 2 tahun 2-4 dd 10 mg
(Kumalasari, 2020).
3. Bahan Tambahan
a. Aquadest (Pelarut)
- Air adalah sumber untuk banyak kehidupan dan air aman digunakan untuk
formulasi dan farmasi (Rowe, 2009: 769).
- Air sangat luas digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam proses
formulasi dan pembuatan produk farmasi, zat aktif dan intermediet dan reagen
analisis (Rowe, 2009: 766).
- Kesulitan yang banyak ditemui yang merupakan factor yang amat penting
dalam formulasi suspense adalah pembasah fase padat oleh medium suspense
secara difusi, suspense pada pokoknya adalah suatu system yang tidak dapat
bercampur tetapi untuk keberadaannya suspense memerlukan beberapa derajat
kompabilitas dan pembasah bahan bahan tersuspensi dengan baik sangat
penting dalam pencampuran akhir (Lachman, 2012: 986).
b. Natrium Benzoat (Pengawet)
- Pengawet antijamur digunakan dalam preparat cairan, dan preparat setengah
padat untuk mencegah pertumbuhan jamur, seperti asam benzoate, natrium
benzoate (Allen, 2011: 145)
- Natrium benzoate digunakan terutama sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, makanan, dan farmasi. Ini digunakan dalam konsentrasi 0,02-0,5%
dalam obat-obatan oral, 0,5% dalam produk parenteral dan 0,1-0,5% pada
kosmetik. Kegunaan natrium benzoate sebagai pengawet dibatasi oleh pH yang
sempit (Rowe, 2009 : 627).
- Aktivitas antimikroba benzoate memiliki sifat bakteriostatik dan
antijamur yang dikaitkan dengan adonan benzoate yang tidak terdisosiasi,
maka kemanjuran pengawet paling baik dilihat dalam larutan asam pH 2-5
(Rowe, 2009 : 627).
c. Na CMC (Pensuspensi atau Agen pendeflokulasi)
- Zat pensuspensi yang menambah viskositas biasanya diperlukan sebagai suatu
penambah, zat zat ini menahan pengendapan dan penggumpalan partikel
partikel dengan berfungsi sebagai pembatas energi yang mengurangi tarik
menarik antar partikel dan agregasi akhir. Beberapa zat pensuspensi yang
pearch digunakan secara luas dalam formulasi adalah natrium karbixilcelulosa
(Na CMC) (Lachman, 2012: 1006).
- Pada sediaan suspensi bahan pensuspensi harus digunakan untuk
mempertahankan proses pengendapan sehingga keseragaman dosis dapat
diukur untuk mencegah terjadinya endapan dari suatu massa zat yang sukar
terdispersi kembali dan untuk mencegah penggumpalan dari bahan bahan resin
atau lemah. Bahan pensuspensi ini bekerja dengan cara meningkatkan
viskositas cairan, hingga kecepatan sedimentasi dan fase padatan berbanding
terbalik terhadap medium suspense atau sifat hidrovilik pada partikel (Wilbur
L. Scoville, 1957)
- Sodium carboximethycelulosa, CMC, CUM selulosa adalah karboksimetil eter
selulosa tersedia dalam 4 jenis viskositas = rendah. Menengah, tinggi dan
sangat tinggi, Na CMC larut dalam air panas maupun dingin untuk
menambah
kekentalan pada larutan dengan sifat yang sama seperti metilselulosa. Na CMC
jernih, tidak berwarna dan tidak digunakan dalam konsentrasi 0,5-2,0 %
(Wilbur L. Scoville, 1957: 305).
d. Gliserin (Pemanis dan Pembasah)
- Pemanis atau zat pemanis digunakan untuk memaniskan suatu preparat (Allen,
2011: 147).
- Pembasah adalah suatu surfaktan yang biasa dilarutkan dalam air. Menurunkan
sudut kontak baru dan membantu memindahkan fase udara pada permukaan
dan menggantikannya suatu fase cair (Farfis II: 966). (Apt. Rony Setianto,
2021)
- Keuntungan gliserin dari zat pemanis lain karena gliserin mempunyai
kegunaan yang banyak selain pemanis seperti pembasah, pengawet dan juga
sebagai kosolven dan gliserin kira kira 0,6 kali semanis sukrosa (Rowe, 2009:
283).
D. Formulasi
1. Rancangan Formula
Nama Produk : Dolpex
Jumlah Produk : 10 Botol/60 ml
Gliserin 20%
Aquadest ad 60 ml
2. Master Formula
3. Perhitungan Bahan
a. Domperidon = 5𝑚𝑔 𝑥 60 𝑚𝑔
5𝑚𝑙
= 0,06 mg
b. Na CMC 1% = 1𝑔
100𝑚𝑙 𝑥 60 𝑚𝑙
= 0,6 g
= 0,01 g
e. Aquadest ad 60 𝑚𝑙 = 60 ml – (0,06g+0,6g+12g+0,01g)
= 60 ml – 12,67
= 47,33 ml
4. Perhitungan Dosis
Dosis Domperidone 5 mg
n
a. Untuk umur 17 tahun = x DM (Rumus dilling)
20
17
- 1xp = x 10 mg = 8,5 mg
20
17
- Sehari = x 80 mg = 68 mg
20
1 x 5 ml x 60 mg
- 1xp = = 5 mg < 8,5 mg
60 ml
5 mg
- % = x 100 % = 58,82% < 100%
8,5 mg
- Dd = 3 x 5 mg = 15 mg < 68 mg
15 mg
- % = x 100% = 22,05% < 100%
68 mg
10 mg
b. Untuk umur 21 tahun =
80 mg
1 x 5 ml x 60 mg
- 1xp = = 5 mg < 10 mg
60 mg
5 mg
- % = x 100% = 0,5 mg
10 mg
- Dd = 3 x 5 mg = 15 mg < 80 mg
15 mg
- % = x 100% = 0,18 mg
80 mg
5. Perhitungan Perbatch
Jumlah yang akan dibuat 10 botol
a. Domperidon = 60 mg x 10
= 600 mg
b. Na CMC 1% = 0,6 g x 10
=6g
c. Gliserin 20% = 12 g x 10
= 120 g
= 0,12 ml
e. Aquadest ad 60 ml = 47,33 ml x 10
= 473,3 ml
6. Cara Kerja
1) Dikalibrasi botol 60 ml
8) Dicukupkan aquadest 60 ml
A. Uji Organoleptis
Uji organoleptis suspensi dilakukan dengan menilai perubahan warna, bau dan rasa
(Sanna, 2012)
B. Uji pH
Pengujian berat jenis dilakukan dengan Piknometer kosong yang bersih dan
kering ditimbang.
1) Kemudian aquadest dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang beratnya
2) Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Suspensi kombinasi ekstrak
dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian ditimbang beratnya
3) Massa jenis suspensi kombinasi ekstrak ditentukan menggunakan rumus
(Wahyuni Rina, 2017)
D. Uji viskositas
9. Wadah
10. Brosur
DOPLEX”
DOMPERIDONE 5 mg/5 ml
Suspensi
THU U
Diproduksi oleh :
PT. FARM A2
MAKASSAR • INOONESIA
DAFTAR PUSTAKA
R.I. ielah menaok obat ini dari peredaran Berhubung dengan kekhawatiran mengenai
O setelah di Amerika Scrikat ditemukan efek
camping berupa gangguan irama jantung
efek camping Icardiova1uler (g&ngguan
ritnye jantung) yang diberitakan di tahun
yang bemkhir fatai. Namun kemudian obat ini 2013,
diizinkan beredar kembdi di Indonesia
der' Can peringatan kliusus. harus berhati hati. juga bila menggunfian
obat-obat yang memperpanjang QT- interval
7. Doragcridoo: Ao/i/ium. Vamero
(lihat Bab 37, Obat jantung) atau meng-
Derivat benzimidazolinon ini (1979) juga gunttan obat peg mnnpcrt#mflat
berkhasial anii-emetik berdasarkan perin- peng- urâandomperidoc
tangan reseptor dopamin di CTZ (t6emo Nssrpf dni usut bak. dañ qozos
u us
bumk.PP92R,phsmz.t?,nyaThlhkv*ng
7 jam. Sesudah biutransformasi, zat ini di- hadup zut ini (cock ekstru piramidal ).
ekskresi khusus melalui empedu. Berlainan Dos”u: 3-4 dd 10-20 mg a.c.; anak anak 3-4 dd
dtngan metoklopramida, zat ini tidak me- 0,3 mg/k rck@anak-anA0-2mfiun2-
masuki CCS *ehingga tidak here/ed sedotJ 4dd lW mg,i.m.Gw.Od-02 mg
Uniuk menghindnri efek mmping neurologis perkgbeatbadan dengan mat.3m@kg
pada anak-anak di bawah usia I tahun, do- ehpri.
sisnya harus ditentukan secara hati-hau dan
saksama. karena sawar darah-otak nada bavi
D. PENGHAMBAT PRODUKSI ASAM
on4 theroycufic potential in \hc mltnog*m*ni of nausea and
vom- iting induced by chc motheropy. ro4ir Ihcrepy or
children, surgery. 0n‹g,
cduced str
2. Anonymc›ur. Dulaxetrcn Fur prevent›un uF nauseu and mcm l›ng
in gory B due in c incer chem ul herupy. Ord Len Drug Thr r 1998, 40:
or ine 53M.
clear- Pruritus. Onlasetzon end nthcr 5-HT, antagonists hnve benn i•-
2.
:r intmve- vestignted for the management of pruritus (see under
Ondansei- row p.1758).
e hepatic
Preparations 4.
uSP 3t+- Dolasetron Mesylate Injection; Dolasetron Nesylate Oral 5ofu-
tion; DolaseFcm Mesylate OraJ Suspension: Diasetron Mesylate Tablets.
PrvrpristRry Preparab0nx (details are given in Part 3) 6.
: Anzerr.e AusooL: Anzemet; AucoYo: Anzemet : Anzemet;
Anemet, Cr.• Anz’em Huap• Anemect' flaL• A roet' Mex.• *
zemet; Neils.: Anzemet: yyyy Zarranon. Su'izs: Anzem'et: UfC•
And zemet: US Anzemet: Yr Anzemet.
Of
n heal thy
lirr Phar-
Dompendon; Domperidona Dompeñdonas; Dampéndone;
Dompeñdon'; Domperdonum: R-338 I Z 5-ChIoro-1 -( I -[3-(2-
oxobenzirnidazolin- I -yl)propy ] 4-piperidyl)benzimidazoIin-2
one.
,&,OunepuAOn
C /\ H 2, CI N 5 2 ” 425 .9.
757). It CAS - 57 8 08 -d 6-'.
is ABC — A 03FA 03.
iusea ATC \/et — Q A0 3FA03.
VT. Uralan Bahan
mmd
:rapy, and 1. Dompeñdon (Martindale : 1726)
elanol
Small amounts of domperidone are distributed into wl
breast miik; concentrations are 10 to 50% of those in Penyimpanan Terlindung dari cahaya dalam wadah terlutup baik
:r chemo-
Kegunaan Sebagai zat akff
dd 10 mg
8.42
JvrnsTFarmasfndonesaAFANEQ£3 VoC J No 2
INTI8ARI
a journal-afamedis.com
Kata Kunci
Teks Lengkap:
°D* (ENGLI5 H
Referensi
Pub/@ed.•» Q
Advanced
Comparative Study
Abstract
Some excipients are currently available for the
formulation of pharmaceutical suspensions. The
purpose of this study is to develop cheap and
effective natural excipient that can be used as
an effective alternative for the formulation of
pharmaceutical suspensions. The suspending
properties of Opuntia ficus-indica and Opuntia
Uses and Administration
idone is a dopamine antagonist with actions
and uses similar to those of metoclopramide
(p.1749). It is used as an antiemetic for the short-
term treatment of nausea and vomiting of various
aetiologies (p.17fD). It is not considered suitable for
chronic nausea and vomiting, nor for the routine
prophylaxis of postopera- tive vomiting.
done is also used for its prokinetic actions in
, •„ dyspepsia (p.1695) and has been tried in diabetic gas-
been given with paracetamol in the symptomatic treat- ment of migraine (p.616).