mual serta muntah yang disebabkan oleh kemoterapi atau operasi. Formulasi ampul
metoklopramid biasanya mengandung metoklopramid hidroklorida sebagai bahan aktif.
Untuk sediaan ampul metoklopramid, larutan isotonis yang cocok adalah larutan natrium
klorida (NaCl) 0,9%. Larutan ini sering digunakan sebagai pelarut untuk injeksi obat-obatan
karena memiliki konsentrasi yang sama dengan cairan tubuh manusia, sehingga tidak
menyebabkan perubahan osmolalitas yang signifikan ketika disuntikkan ke dalam tubuh. Hal
ini penting untuk mencegah iritasi pada pembuluh darah atau jaringan di sekitarnya. Selain
itu, larutan glukosa juga dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk metoklopramid,
terutama jika pasien membutuhkan energi tambahan dari glukosa. Dalam hal ini, larutan
glukosa yang sering digunakan adalah larutan glukosa 5%.
Ketika saraf-saraf ini rusak, lambung mungkin tidak berkontraksi dengan benar
atau tidak berkontraksi sama sekali, yang mengakibatkan makanan tidak dapat
bergerak melalui lambung dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan gejala
seperti mual, muntah, perut terasa penuh, kembung, dan sulit mencerna
makanan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya stasis lambung pada orang
dengan diabetes adalah perubahan kadar glukosa darah yang tidak terkendali.
Kadar glukosa darah yang tinggi atau tidak stabil dapat mempengaruhi fungsi
saraf secara lebih lanjut.
Untuk ampul injeksi metoklopramid, larutan isotonis yang lebih cocok adalah
larutan natrium klorida (NaCl) 0,9%. Larutan NaCl 0,9% sering digunakan
sebagai pelarut untuk obat-obatan injeksi karena memiliki konsentrasi yang
sama dengan cairan tubuh manusia, sehingga tidak menyebabkan perubahan
osmolalitas yang signifikan ketika disuntikkan ke dalam tubuh. Hal ini penting
untuk mencegah iritasi pada pembuluh darah atau jaringan di sekitarnya.
1. Isotonisitas : NaCl 0,9% adalah larutan isotonis yang memiliki konsentrasi garam
yang sama dengan cairan tubuh manusia. Penambahan NaCl 0,9% dapat
membantu menjaga kestabilan osmolalitas lingkungan metoklopramid sehingga
cocok digunakan sebagai pelarut untuk obat injeksi.
2. Keamanan : NaCl 0,9% adalah larutan yang aman dan umumnya tidak
menimbulkan iritasi atau reaksi yang tidak diinginkan pada jaringan atau
pembuluh darah yang disuntikkan.
3. Pemeliharaan Stabilitas : Penambahan NaCl 0,9% dapat membantu memelihara
stabilitas kimia dan metoklopramid fisik dalam formulasi ampul.
4. Kemudahan Penggunaan : NaCl 0,9% adalah larutan yang umum digunakan
dalam praktik medis sehingga lebih mudah ditemukan dan digunakan dalam
pembuatan formulasi obat.
Untuk formulasi jenis larutan pembawa untuk sediaan ampul, tergantung pada
jenis obat dan kebutuhan formulasi. Beberapa jenis larutan pembawa yang
umum digunakan dalam sediaan ampul meliputi:
1. Kestabilan : Jika metoklopramid lebih stabil dalam bentuk cair dan tidak rentan
terhadap degradasi cahaya atau udara, ampul mungkin menjadi pilihan yang
lebih baik karena dapat melindungi obat dari paparan eksternal.
2. Kemudahan Penggunaan : Jika sediaan metoklopramid akan sering digunakan
dan diperlukan kemudahan akses dan dosis yang akurat, vial mungkin lebih
sesuai karena memungkinkan untuk menarik ulang dosis yang tepat.
3. Ketersediaan : Produksi ampul atau vial dapat bervariasi tergantung pada
fasilitas produksi dan kebijakan perusahaan farmasi. Dalam beberapa kasus, satu
bentuk kemasan mungkin lebih mudah dan lebih murah diproduksi daripada
yang lain.
4. Keselamatan : Jika faktor keamanan penting, seperti risiko kontaminasi silang
atau kebocoran, harus dipertimbangkan, ampul mungkin lebih unggul karena
biasanya tidak perlu menyuntikkan jarum untuk menghapus dosis.
5. Penggunaan Tunggal vs. Multidosis : Jika metoklopramid direncanakan untuk
digunakan dalam satu dosis tunggal, ampul mungkin lebih praktis. Namun, jika
sediaan metoklopramid akan digunakan dalam beberapa dosis, vial dengan
penutup yang dapat ditusuk dapat lebih sesuai.
Dalam praktiknya, keputusan antara ampul dan vial untuk sediaan metoklopramid steril
akan tergantung pada faktor-faktor ini, serta pertimbangan praktis dan ekonomis
lainnya yang relevan untuk kebutuhan formulasi dan penggunaan klinis.
Beberapa alasan pemilihan ampul daripada vial untuk sediaan metoklopramid steril
antara lain:
1. Kestabilan dan Perlindungan : Ampul biasanya terbuat dari kaca tahan panas
yang lebih kuat dan mampu memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap
cahaya, udara, dan kontaminasi eksternal. Ini dapat membantu menjaga
kestabilan kimia metoklopramid dalam lingkungan.
2. Penggunaan Tunggal : Ampul sering digunakan untuk produk yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam dosis tunggal, karena ampul tidak
memerlukan penarikan ulang dosis. Hal ini dapat mengurangi risiko kontaminasi
silang dan memastikan dosis yang tepat.
3. Kemudahan Penggunaan : Ampul biasanya lebih mudah dibuka dan digunakan
daripada vial, karena tidak memerlukan penutup yang dapat dibuka dan jarum
suntik untuk mengeluarkan dosis.
4. Pencegahan Kelebihan Dosis : Ampul dirancang untuk mengandung volume
yang tepat untuk satu dosis, sehingga mengurangi risiko kelebihan dosis.
5. Karakteristik Produk : Beberapa produk farmasi, termasuk metoklopramid,
mungkin lebih cocok disimpan dalam ampul karena karakteristik kimianya yang
sensitif terhadap cahaya, udara, atau suhu.
Kelebihan sediaan vial dibandingkan dengan ampul termasuk:
1. Kemudahan Penggunaan : Vial lebih mudah untuk dibuka dan dosis yang
ditarik karena biasanya memiliki penutup yang dapat dilepas dan penggunaan
jarum suntik yang lebih fleksibel.
2. Dapat Digunakan Ulang : Vial biasanya dapat digunakan kembali setelah
pembukaan pertama dengan catatan prosedur sterilisasi dan penggunaan yang
benar.
3. Kemampuan menyimpan Ulang : Setelah digunakan, vial dapat disimpan
kembali dengan lebih mudah daripada ampul, yang seringkali tidak dapat
disimpan setelah dibuka.
4. Volume yang Dapat Diatur : Vial sering tersedia dalam berbagai ukuran yang
memungkinkan penyesuaian volume yang diinginkan, sementara ampul sering
tersedia dalam volume tetap.
5. Pemisahan Dosis : Dalam beberapa kasus, vial memungkinkan pembagian dosis
yang lebih akurat karena dapat mengeluarkan dosis yang lebih kecil dari ampul.
6. Penggunaan Bahan Kemasan Lebih Tahan Lama : Kaca vial umumnya lebih
tahan terhadap pengaruh lingkungan daripada kaca ampul, yang dapat
memungkinkan penyimpanan yang lebih lama.
Dosis ampul biasanya sulit untuk disesuaikan secara langsung untuk dosis anak-anak
karena ampul umumnya berisi volume yang tetap dan sulit untuk diubah. Namun,
ampul bisa digunakan untuk dosis anak-anak dengan cara yang sama seperti vial:
Penting untuk mengikuti instruksi dari tenaga medis yang kompeten dan memastikan
bahwa dosis yang diberikan sesuai dengan pedoman dosis yang berlaku. Pemilihan
dosis dan cara penggunaan ampul harus mempertimbangkan keamanan dan kesehatan
anak-anak yang bersangkutan.