Anda di halaman 1dari 5

TP KLTP

1. Jelaskan pengertian dariKLTP


2. Jelaskan perbedaan dari Fase diam dan Fase gerak
3.Jelaskan mekanisme kerja dari KLTP
4.Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari KLTP
5.Tuliskan tingkat kepolaran senyawa mulai dari yang paling polar
6.Tuliskan kepolaran pelarut yang ada pada percobaan KLTP beserta contohnya
7. Sebutkan alat dan bahan percobaan KLTP

Jawaban
1. A. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah salah satu metode yang
memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling dasarWalaupun
KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakainya hanya
dalam jumlah miligram (Firawati & Iqbal, 2018).
B. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif adalah metode isolasi yang sudah lama popular
karena metode ini telah digunakan secara universal oleh mahasiswa dan peneliti-peeliti
bahan alam (Prasetya dkk,2021)
C. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) merupakan proses isolasi yang terjadi
berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-
komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap
adsoben terhadap komponen kimia tidak samamaka komponen akan bergerak dengan
kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan (Ningrum
dkk., 2023)

2. A. Menurut Purwati (2020), fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu
atau beberapa pelarut sedangkan fase diam merupakan tempat fase gerak mengelusi
sampel.
B. Fase diam adalah yang dilalui sama fase gerak untuk memisahkan komponen-
komponen yang ada dicampuran sampel sedangkan fase gerak adalah zat yg bisa
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang ada dicampuran sampel
(Rochman, 2021).
C. Fasa diam adalah fasa yang tidak bergerak dan fasa gerak adalah fasa yang bergerak.
Fase gerak bergerak melalui fase diam mengambil senyawa yang akan diuji. Ketika fase
gerak terus bergerak melalui fase diam, ia membawa senyawa bersamanya
(Agrawal, 2022).

3. A. KLTP sama dengan Kromatografi Lapis Tipis yaitu pemisahan senyawa


berdasarkan pada perbedaan kepolaran senyawa terhadap fase gerak dan fasa diamnya
(Rubiyanto, 2017).
B. Cuplikan pada KLTP dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada pelat
KLTP. Pelarut yang baik adalah pelarut atsiri (heksana, diklorometana, etil asetat.
Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin, karena pemisahan
tergantung pada lebar pita. Bejana dijaga tetap jenuh dengan pelarut pengembang
dengan bantuan kertas saring yang diletakkan berdiri disekeliling permukaan bagian
dalam bejana. Kebanyakan Penjerap KLT preparatif mengandung indikator fluorosensi
yang membantu mendeteksi letak pita yang terpisah pada senyawa yang menyerap sinar
ultraviolet (putri, 2017)
C. KLT preparatif adalah suatu teknik pemisahan yang sangat sederhana untuk
pemisahan cuplikan kecil (50 mg sampai 1 g). Cuplikan yang akan dipisahkan
ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi plat dan dikembangkan. Setelah terbentuk
pita, maka pita tersebut dikerok dan disaring. Cuplikan yang didapat dilakukan KLT
(Mardaneni, 2017)

4. keuntungan dan kerugian KLTP


A. Keuntungan : Salah satu pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan
memakai peralatan paling dasar adalah kromatografi lapis tipis preparatif.
Kerugian: Ketebalan dari lempeng menyebabkan waktu yang dibutuhkan menjadi lebih
lama dibadingkan dengan KLT pada umumnya (Erizka, 2017)
B. menurut Fikayinuar (2022), KLT Preparatif merupakan pemisahan yang tergolong
murah dan mudah didapat namun membutuhkan waktu yang lama
C. Metode KLTP memiliki beberapa kelebihan dibandingkan kromatografi kolom, yaitu
sampel yang kecil, pelarut yang sedikit, dan waktu yang cepat namun dalam pengujian
pemisahan lebih baik terdapat pada kromatografi kolom (Elsa, 2016)

5. A. Berdasarkan struktur dari masing-masing senyawa metabolit sekunder diduga


urutan tingkat kepolaran senyawa metabolit sekunder berturut-turut adalah fenolik,
saponin, tannin, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid (Alhusna, 2017).
B. berdasarkan temuan hasil uji fitokimia pada sediaan, dimana didapatkan kandungan
senyawa alkaloid, steroid, dan terpenoid. Alkaloid bersifat polar, steroid dan terpenoid
bersifat non polar (Wenas, 2017).
c. Senyawa yang bersifat semi polar yaitu senyawa golongan fenolik termasuk
flavonoid, sedangkan senyawa bersifat polar yaitu alkaloid, saponin, dan tannin (Ois,
2017)

6. A. Menurut Hidayah, N., dkk., (2016), Proses ekstraksi dapat menggunakan 3 jenis
pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda, yaitu n- heksana (nonpolar), etil asetat
(semipolar) dan etanol/metanol (polar).
B. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi (perendaman) dengan
menggunakan tiga pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya, yaitu etanol (polar),
etil asetat (semi polar) dan n-heksan (nonpolar) (Dwicahyani, 2018)
C. Menurut Leba, (2017) dalam Buku Ajar: Ekstraksi dan real kromatografi.
7. a. Menurut Diana (2017),
alat: batang pengaduk panjang, botol vial bekas, cawan porselin, chamber KLTP,
corong kaca, gelas kimia, gelas ukur, kertas saring, lempeng 7 x 0,5 cm, lampu UV 254,
lempeng KLTP, pipa kapiler, pipet tetes, statif, timbangan analitik, vial, mistar, dan
sendok tanduk besi.
Bahan: bahan yang digunakan adalah aluminium foil, fraksi methanol, sampel,
Etil asetat, kapas, kertas saring, methanol, n-heksan, silica gel kasar dan halus, tisu.
b. Menurut Ahmad M. (2016),

c. menurut Ningsih (2022),

alat yang digunakan, yaitu Batang pengadukpanjang, Chamber, Corong kaca,

Gelas kimia, Gelasukur, Gunting, Lampu UV, dan Vial.


bahan yang digunakan, yaitu Aquadest, AlCl3, Aluminium foil, Etil asetat, , Fraksiaktif
KKK dan KCV, Kapas, KertasSaring, Label, Lempeng KLTP,N-Heksan, dan Tissue.
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, Chandresh. 2022. Chromatographic Techniques. Savitribai Phule Pune


University.

Ahmad Musir Dkk., 2015. Penuntun Praktikum: Teknologi Pemisahan.


Universitas Pancasila

Diana S. M. 2017. Laporan Praktikum Klp Preparatif. Jurusan Farmasi

Dwicahyani, Sumardianto & Rianingsih, L. (2018). Uji Bioaktivitas Ekstrak


Teripang Keling Holothuria Atra Sebagai Antibakteri Staphylococcus
Aureus Dan Escherichia Coli. Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil
Perikanan, 7(1), 15-24.

Alhusna, E. (2017). Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Dari


Kulit Akar Tumbuhan Jengkol (Pithecellobium Lobatum Benth).

Elsa, Yuwono & Prawita. (2016). Pengembangan Metode Isolasi Dan Identifikasi
Mitragynine Dalam Daun Kratom (Mitragyna Speciosa). Jurnal Biosains
Pascasarjana, 18(3), 191.

Erizka Dwi Febrianty, A. Y. U. (2017). Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan


Rimpang Gandasuli (Hedychium Coronarium).

Fikayuniar, L. (2022). Fitokimia. Penerbit Nem.

Firawati, F., & Pratama, M. I. (2018). Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Saponin
Daun Bungkus (Smilax Rotundifolia) Menggunakan Metode
Spektrofotometri Ultraviolet. Jurnal Farmasi, 6(2), 115-121.

Hidayah, N., Dkk., (2016). Uji Efektivitas Ekstrak Sargassum Muticum Sebagai
Alternatif Obat Bisul Akibat Aktivitas Staphylococcus Aureus. Journal Of
Creativity Student, 1(2).
Mardaneni, I. (2017). Pemisahan Dan Identifikasi Senyawa Steroid Alga Merah
(Eucheuma Cottonii) Fraksi Etil Asetat Perairan Wongsorejo-Banyuwangi
Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan Lc-Ms/Ms

Ningrum Dkk. 2023. Buku Ajar Kimia Farmasi. Yogyakarta: Penerbit Samudra
Biru.

Ningsih, I. Dkk. (2022) D. Petunjuk Praktikum Fitokimia Edisi Revisi X.

Leba, M. A. U. (2017). Buku Ajar: Ekstraksi Dan Real Kromatografi. Deepublish.

Ois Nurcahyanti, O. 2017. Pengujian Aktivitas Antimalaria Ekstrak Daun Baru


Laut.

Prasetya,F Dkk., (2021). Novel Amides Derivative With Antimicrobial Activity


Of Piper Betle Var. Nigra Leaves From Indonesia. Molecules (Basel,
Switzerland), 26(2), 335.

Purwati, Anny. 2020. Penetapan Kadar Senyawa Alfa Mangostin Pada Sediaan
Decocta Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwati, Anny. 2020. Penetapan Kadar Senyawa Alfa Mangostin Pada Sediaan
Decocta Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putri, R. A. O. (2017). Isolasi Metabolit Sekunder Dari Fraksi Aktif Antioksidan


Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Makinoa Crispata (Steph.)
Miyak (Bachelor's Thesis, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, 2017).

Rochman, Abdul. 2021. Analisis Farmasi Dengan Kromatografi Cair. Yogyakarta:


Gadjah Mada Universiy Press.

Rochman, Abdul. 2021. Analisis Farmasi Dengan Kromatografi Cair. Yogyakarta:


Gadjah Mada Universiy Press.

Rubiyanto, D. (2017). Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum Dan


Pendekatan Pembelajaran Kromatografi. Deepublish.

Wenas, D. M. (2017). Kajian Ulasan Aktivitas Farmakologi Dari Limbah Pisang


Ambon Dan Pisang Kepok. Sainstech Farma: Jurnal Ilmu
Kefarmasian, 10(1), 30-36.

Anda mungkin juga menyukai