“ELEKTROGRAVIMETRI”
Oleh :
Kelompok IV
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Elektrogravimetri” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Analisis Instrumentasi yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah direncanakan.
Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, cinta
kasih dan kerja sama serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang yang ada di sekitar, yang telah
membantu tercapainya makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari kuantitas maupun
kualitas dalam penulisan makalah ini. Karena itu kami mengharapkan kritik serta
saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dan demi terciptanya
makalah yang lebih baik selanjutnya.. Maka kami dengan penuh rasa syukur
mempersembahkan makalah ini semoga bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
Kelompok IV
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
lapis tipis?
4. Apa saja fase diam dan fase gerak dalam kromatografi lapis tipis?
4. Dapat mengetahui apa saja fase diam dan fase gerak dalam kromatografi lapis
tipis.
farmasi?
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut : manfaat dari penulisan
makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami mengenai kromatografi lapis tipis
PEMBAHASAN
A. Pengertian kromatografi
Pengertian dari Kromatografi adalah cara pemisahan zat berkhasiat dan zat
yang lain yang ada dalam bahan atau sediaan dengan jalan penyarian
berfraksi, penyerapan atau penukaran ion pada zat berpori, menggunakan cairan atau
gas yang mengalir. Zat yang diperoleh dapat digunakan untuk uji identifikasi atau
penetapan kadar.
Jarak yang telah ditempuh pelarut dapat diukur dengan mudah dan jarak
tempuh cuplikan diukur pada pusat bercak itu, atau pada titik kerapatan maksiumum.
Definisi koefisien distribusi K adalah perbandingan dingin kadar senyawa terlarut
dalam fasa gerak CM dan kadar senyawa terlarut dalam fasa diam Cs,
CS
K
CM
Ada hubungan sederhana antara harga K dan Rf. Jarak tempuh rata-rata
molekul terlarut berbanding langsung dengan kecepatan alir pelarut dikalikan dengan
fraksi waktu senyawa terlarut terdapat dalam fasa gerak. Kemudian dapat dinyatakan
sebagai jumlah molekul dalam setiap fasa, atau sebagai distribusi senyawa terlarut
dalam dua fasa :
CM AM
CM AM CS AS
Dimana AM dan AS, adalah luas penampang melihat dua fasa itu (tegak lurus
lempeng). Penjabaran lebih lanjut persamaan di atas, diperoleh
AM AM
Rf
AM AS CS CM AM KAS
Luas penampang melintang sukar diukur, oleh karena itu persamaan di atas
kurang praktis, tetapi dapat menunjukan bahwa harga Rf adalah bentuk modifikasi
dari tetapan keseimbangan. Karnanya harga Rf dapat diharapkan tergantung pada
parameter sama seperti pada metode kromatografi kolom. Harga R f juga merupakan
kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara
permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta
penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang
banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara
senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak
atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik
yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk
kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat
berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau
yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan isolasi
Kromatogram
digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran
lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan
ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di
Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi
dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan
kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring
yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap
pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak
warna.
Perhitungan nilai Rf
gelas kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum
Biasanya aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan
terhadap harga Rf meskipun menggunakan fase bergerak dan zat terlarut yang
sama tetapi hasil akan dapat diulang dengan hasil yang sama, jika
menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel tetap dan jika pengikat
Pada prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu
pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.
kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut
Teknik percobaan.
Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metoda aliran penaikan yang hanya
diperhatikan, karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran
Suhu.
Kesetimbangan.
jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak
jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi
bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.
pelarut yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian
dalam sinar ultra violet. Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada
lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi
kembali.
kombinasi eluen non polar dengan polar. Apabila noda yang diperoleh terlalu
Mengidentifikasi senyawa-senyawa
tipis dan bercak-bercak kecil yang serupa dari asam amino yang telah
Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang sesuai
bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang telah
a. Menggunakan pendarflourfase
tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa menyinarkan
sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda
kecoklatan.
Lempeng yang akan digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu agar pada
proses elusi lempeng silica gel dapat menyerap dan berikatan dengan sampel.
menit.
Chamber harus dijenuhkan untuk menghilangkan uap air atau gas lain yang
Eluen yang digunakan harus murni sehingga tidak menghasilkan noda lain.
Gel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada
Permukaan gel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk
Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengansilica
gel. Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan
campuran ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan
posisi asli campuran. Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua
ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai
kromatogram berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri
dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fase gerak di bawah
garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas jenuh
atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika,
atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silika terdapat
ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan
silika.
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan
gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan
gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa
untuk alumina.
senyawa-senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-
pergerakan pelarut.
tergantung pada:
• Kelarutan senyawa dalam pelarut. Tergantung pada besar atraksi antara molekul-
Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih
kuat dibanding senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van der
Waals yang lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari
senyawa yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu
Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut
dalam pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi
antara senyawa dengan jel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan
hal yang penting-hal ini akan mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik
yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel silika dan yang
Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu
terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara waktu
proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti bahwa
semakin kuat senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas
lempengan.
baik ketika anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat
yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang
mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah
larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Semua kromatografi memiliki fase
cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-
Fase Diam
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika gel atau
alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras.
Gel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis
tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam
sinar ultra violet. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium
elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi
campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan
adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini dikenal
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif
Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika. Hal ini
tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan gel silica
(KLT) dapat diterapkan dalam menganalisis adanya senyawa paracetamol dan kafein
dalam sediaan obat paten seperti poldanmig yang beredar di pasaran apakah
ultraviolet maka dapat ditentukan noda yang tidak tampak oleh kasat mata. Cara yang
menggunakan perbandingan jarak yang ditempuh solut dengan jarak yang ditempuh
menggunakan silika gel sebagai fase diam, harga Rf 1 menunjukkan jika senyawa
sangat polar.
memerlukan tambahan waktu, kecuali bila telah tersedia lempeng yang diproduksi secara
komersial.
Silika gel merupakan fasa diam yang paling sering digunakan untuk KLT.
Silika gel mempunyai ukuran 10–40 µ. Sedangkan proses serapan terutama
bervariasi dari 20-150 Å. Silika gel berpori 80-150 dinamakan berpori besar.
Luas permukaan silika gel bervariasi dari 300 – 1000 m 2/g. Pada kelembapan
45 -75 % dapat mengikat air 7 – 20%.
Alumina merupakan fasa diam yang paling banyak digunakan setelah silika
gel. Alumina untuk KLT bersifat sedikit basa (pH 9), di samping itu juga ada
alumina netral (pH 7) dan alumina asam (pH 4). Dalam banyak hal digunkaan
CaSO4 sebagai pengikat.
Keiselguhr merupakan penyerap dengan aktivitas rendah. Tidak banyak
digunakan dalam KLT. Penggunaan utama sebagai padatan pendukung untuk
fasa diam dalam kromatografi partisi.
D. Fasa gerak
Jika sebagai fasa gerak digunakan sistem pelarut campuran, pada lapisan fasa
diam susunan pelarut itu dapat mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Hal ini
akan menghasilkan kedpat-ulangan agak jelek. Oleh karenanya sistem dua pelarut
lebih disenangi.
n-Propanol Benzena
tert-Butanol Toluena
Fenol Sikloheksana
Proteleum
Minyak parafin
Pada sistem partisi air sebagai fasa diam, terikat oleh pendukung, dan fasa
geraknya digunakan yang tidak bercampur dengan air. Sistem ini biasanya dibuat
dengan mencampur air dengan pelarut organik dalam corong pisah. Setelah kedua
fasa itu terpisah keduanya digunakan untuk penjenuhan bejana pengembangan dan
fasa organik bertindak sebagai fasa gerak.
E. Metodologi
a. Pembuatan lempeng
Ukuran lempeng gelas yang biasa digunakan 20 x 20, 20 x 10 dan 20 x 5
cm. Sebelum dilapisi lempeng kaca ini dibersihkan dengan air dan deterjen,
kemudian dikeringkan. Cuci lagi dengan aseton dan permukaan kaca yang
bersih jangan samapi tersentuh.
30 gram silika gel atau penyerap lain dibuat bubur dengan sejumlah air atau
pelarut lain, dan segera dipindahkan dalam alat perata. Ratakan bubur itu untuk
4-5 lempeng (20x20 cm) dalam waktu 4 menit jika digunakan bahwa pengikat
dalam bubur penyerap itu dapat juga ditambahkan dapar untuk membuat
keasaamn tertentu atau kandungan air pada lapisan fasa diam. Pindahkan
lempeng itu dengan hati-hati pada rak dan setelah 30 menit keringkan pada 100-
120o selama 1 jam untuk mengaktifkan fasa diam. Dinginkan dan simpan
lempeng itu dalam desikator. Tebal lapisan fasa diam biasanya 0,25 mm,
sedangkan untuk pemisahan preparatif digunakan tebal 0,5-2,0 mm.
Perbandingan bahan dan pelarut untuk pembuatan lempeng
b. Pentolan cuplikan
Pada lempeng lapis tipis konvensional (20 x 20 cm, 10 x 20 cm, 5 x 20 cm,
tebal 0,2 mm) cuplikan biasanya di totolkan sebagai bercak bulat atau garis,
1,5-2,0ncm dari tepi bawah. Bercak sebaiknya berukuran sama dan mempunyai
diameter 3-6 mm.
Pentotolan dapat dilakukan dengan mikropipet atau dengan “microsyringe”,
biasanya diperlukan 1-20 ul. Volume lebih besar dari itu dapat ditotolkan
terhadap dalam bagian-bagian kecil dengan pengeringan di antara penotolan itu.
Kelebihan beban menyebabkan bercak asimetri dan peruabahan harga R f, yang
dapat dihindari jika cuplikan kurang dari 10-20 µg.
Pada lempeng kromatografi lapis tipis efesiensi tinggi (KLTET) (biasanya
10x10 cm atau 10x20 cm) hanya diperlukan dalam nano sampai samapai
pikogram setiap bercak. Diameternya tidak harus lebih 1-1,5 mm dan volume
cuplikan tidak lebih 0,2 ul. Diperlukan tehnik penotolan khusus, yaitu dengan
syringe 1 µl yang dihubungkan dengan sekrup mikrometer, atau dengan sebuah
kapiler platina iridium dalam aplikator otomatis.
c. Pengembangan kromatogram
F. Analisis kuantitatif
Pada sistem serapan dapat dilakukan dengan model pantulan atau transmisi.
Cairan transmisi dilakukan dengan menyinari bercak dari satu sisi dan mengukur
sinar yang diteruskan pada sisi lain. Pada kenyataannya hanya sinar tampak yang
dapat digunakan untuk metode ini. Pada cara pantulan, yang diukur sinar pantulan.
Gangguan utama pada sistem serapan adalah fluktuasi latar belakang yang dapat
dikurangi dengan beberapa cara , misalkan dengan menggunakan alat berkas ganda,
sitem transmisi dan pantulan secara bersamaan atau sistem dua panjang gelombang.
Pada cara pantulan dapat digunakan sinar tampak maupun ultraviolet.
Kurva baku dibuat setiap lempeng dan kadar senyawa dihitung seperti pada
metode spektofotometri. Ketelitian penetapan termaksud penolakan cuplikan,
pengembangan kromatogram dan pengukuran, 2-5 %.
Sistem fluoresensi biasanya lebih disenangi jika senyawa itu dapat dibuat
berfluoresensi. Batas deteksi sistem ini lebih rendah dan kelinieran respon dan
selektifitasnya lebih tinggi. Gangguan fluktuasi latar belakang juga lebih rendah.
Bercak yang diukur dengan sistem fluoresensi, serapan ultraviolet atau sinar
tampak dapat ditetapkan lebih teliti daripada bercak yang disemprot dengan pereaksi
warna. Faktor keseragaman pada penyemprotan merupakan hal yang sangat
menentukan.
Pengambilan senyawa dari fasa diam biasanya digunakan tabung Craig dengan
cara penyarian. Hal ini snagat berguna terutama untuk KLT preparatif karena
Cara lain, bercak dikerok dan disinari dengan pelarut polar misalnya etanol.
Untuk menghindari kontaminasi minyak dan serabut pada penyaringan fasa diam
digunakan penyaring kaca masir. Karena jumlah yang disarig kecil, semua alat harus
benar-benar bersih. Kemudian dilanjutkan pengukuran secara spektofotometri. Cara
ini memerlukan waktu cukup lama, lagi pula kepekaanya tidak setinggi densitometri.
G. Penggunaan
KLT biasaya merupakan metode pilihan pertama jika seseorang ingin
memisahkan suatu campuran. Hal ini disebabkan metode ini sederhana dan cepat.
Berikut ini contoh penggunaan KLT pada pemisahan alkaloida kinina, kinidina,
sinkonina dan sinkonidina dalam kulit kina.
a. larutan cuplikan
0,1 gram serbuk kulit kina dibahasi dengan 2 tetes amonia 25 % f dan
dikocok dengan 5 ml kloroform selama 10 menit. Saring dan uapkan filtrat
samapi kering. Larutan dalam 1,0 ml metanol, totolkan 5 -10 ul larutan ini 2 cm
dari tepi bawah.
b. fasa diam
Silika gel GF254 atau lempen jadi silika gel F254 20x20 cm.
c. fasa gerak
Ada beberapa sistem fasa gerak yang telah banyak digunakan untuk
pemisahan alkalida utama kulit kina
d. Deteksi
Pertama panaskan lempeng KLT pada 100° selama 10 menit untuk
menghilangkan amina.
Deteksi alkaloida utama kina
e. Analisis kuantitatif
Bercak pada KLT dapat disari dengan kloroform, etanol mutlak, asam
klorida 0,1 N, atau asam sulfat 0,1 N, kemudian dilanjutkan pengukuran secara
fluorimetri atau spektofotometri. Pada fluorimetri digunakan juga gelombang
BAB III
A. Kesimpulan
Kromatografi biasanya juga di artikan sebagai teknik pemisahan
kesetimbangan antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara
permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
oleh fase gerak tersebut, sesuai dengan prinsip “like dissolve like”.
dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak.Identifikasi pemisahan
hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan metode kertas tidak bisa, dan
senyawa paracetamol dan kafein dalam sediaan obat paten seperti poldanmig.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[online].Tersedia:http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-
Baharuddin, Hamzah. dkk. 2017. Pemisahan Kimia Analitik. Palu: Program Studi
Kantasubrata, Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi
Penerbit Liberty: