Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KROMATOGRAFI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisa Zat Gizi

Dosen pengampu : Angga Hardiansyah, S.Gz., M. Si

Disusun oleh :

Nama : Nur Eliska Aulia

NIM : 1607026059

Kelas : Gizi 4B

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kita semua. Sholawat serta salam tetap berlimpah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga serta para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat kelak.
Pada kesempatan ini, saya telah menyelesaikan makalah Analisa Zat Gizi dengan judul
“KROMATOGRAFI” sebagai tugas semester genap. Dalam makalah ini saya mengulas
beberapa hal terkait apa itu kromatografi, jenis-jenis kromatografi serta prinsip-prinsipnya.
Terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Angga Hardiansyah, S. Gz.,
M. Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Analisa Zat Gizi. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 26 Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ........................................................................................................


2. Rumusan masalah ....................................................................................................
3. Tujuan penulisan .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian kromatografi .........................................................................................


2. Jenis-jenis kromatografi .........................................................................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ............................................................................................................
2. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dewasa ini, deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat penting,
terutama dalam bidang kimia, farmasi, gizi, serta bidang lainnya. Suatu analisis kimia
terutama kimia pangan seperti pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu,
analisis vitamin atau mineral dalam suatu bahan pangan dan lain-lain. Banyak metode
analisis seperti titrasi, ekstraksi, distilasi, spektrofotometri, atau lainnya akan tetapi
semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan
hasil analisis. Dengan alasan inilah, teknik kromatografi dikembangkan.
Pada tahun 1906 Michael S. Tswett seorang ahli botani ini hendak memisahkan
beberapa jenis klorofil dari ekstrak zat hijau daun dari beberapa jenis tumbuhan. Dalam
tumbuhan terdapat banyak sekali pemisahan secara alami untuk pigmen-pigmennya,
dan juga terjadi perubahan secara kimiawi sehingga menampakkan perubahan warna.
Setelah ada kromatografi perubahan-perubahan kimia ini dapat diikuti dengan baik.1
Teknik kromatografi ini bermanfaat untuk menguraikan suatu campuran.2
Kromatografi adalah suatu metode yang khususnya digunakan dalam pemisahan
komponen-komponen dalam suatu sampel yang terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa
diam dan fasa gerak. Fase diam dapat berupa padat atau cair dan fase gerak berupa cair
atau gas.3
Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik yang
paling banyak di gunakan karena sangat handal untuk memisahkan senyawa-senyawa
yang mirip sekalipun dengan mekanisme pemisahan yang melibatkan beberapa fase.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kromatografi?
2. Apa saja jenis-jenis kromatografi dan prinsip dari masing-masing jenisnya?

1
Surjani Wonorahardjo, Metode-metode Pemisahan Kimia, Penerbit Akademia Permata, Jakarta, 2013, hal.
123-124
2
S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit UI-Press, Jakarta, 2014. Hal. 135
3
Dr. Dwiarso Rubiyanto M.si, Metode Kromatografi, Penerbit Deepublish, Yogyakarta, hal. 12
3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian kromatografi.
2. Menjelaskan jenis-jenis kromatografi dan prinsip dari masing-masing jenisnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kromatografi
Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani dari Rusia, Michael
S. Tswett (1906) yang melakukan teknik pemisahan pigmen tanaman berwarna. Teknik
ini kemudian dinamakan “chromatography” yang merupakan penggabungan dari dua
kata dari bahasa Yunani, yaitu croma yang berarti warna dan graphein yang berarti
menulis. Jadi, kromatografi berarti “menulis dengan warna”.4
Kromatografi adalah suatu metode yang khususnya digunakan dalam
pemisahan komponen-komponen dalam suatu sampel yang terdistribusi dalam dua fase
yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padat atau cair dan fase gerak
berupa cair atau gas.5
Kromatografi pada prinsipnya adalah suatu teknik pemisahan menggunakan dua
fase yaitu fase gerak (mobile) dan fase diam (stationary). Pemisahan terjadi
berdasarkan distribusi komponen zat yang dianalisa antara dua fase tersebut yang mana
pemisahan komponen terjadi secara diferensial yang dibawa fase gerak melewati fase
diam. Fase gerak dapat berupa cairan (kromatografi cair) atau berupa gas (kromatografi
gas). Sedangkan fase diam adalah berupa padatan (adsorbsi) atau cairan (partisi).6

2. Jenis-Jenis Kromatografi
a. Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas adalah metode yang digunakan untuk memisahkan bahan
kimia berwarna, terutama pigmen. Metode ini berguna untuk pemisahan campuran
senyawa yang kompleks dengan kepolaran yang hampir mirip. Contohnya adalah
pemisahan asam amino.7
Kromatografi kertas termasuk jenis kromatografi cair-cair. fase diamnya berupa
lapisan tipis air yang diserap dari udara oleh kertas saring dan fase geraknya berupa

4
Ibid.,
5
Ibid.,
6
Prof. Dr. H. M. Sanusi Ibrahim dan Dr. Marham Sitorus, M. Si, Teknik Laboratorium Kimia Organik, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2013, hal. 19-20
7
Wikipedia, Kromatografi Kertas, 2016 Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatogarafi_kertas
pada tanggal 30 juni 2018
cairan. Fase gerak yang umumnya digunakan adalah pelarut-pelarut organik atau
campurannya dan atau campuran pelarut organik dengan air.8
Prinsip pemisahan pada kromatografi kertas adalah distribusi atau partisi
senyawa-senyawa diantara dua cairan yang tidak saling bercampur. Partisi suatu
senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air (pada kertas) dan fase gerak yang
melewatinya. Jika menggunakan kertas saring, harus kertas saring dengan mutu
terbaik. Kertas dibuat dari serat selulosa yang merupakan polimer dari gula
sederhana, yaitu glukosa. Fungsi kertas saring adalah sebagai penyangga fase diam.
Fase gerak adalah larutan pengembang yang dapat bergerak naik pada fase diam
sambil bergerak membawa sampel bersamanya.9
Pemisahan dengan metode ini dilakukan dengan cara campuran atau sampel
yang akan dipisahkan diteteskan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong
kertas saring untuk membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering kertas
dimasukkan dalam bejana tertutup yang berisi fase gerak atau pelarut (solvent).
Ujung kertas saring yang ditetesi sampel dibiarkan tercelup dalam pelarut yang
dipilih sebagai fase gerak (noda tidak boleh tercelup karena senyawa yang akan
dipisahkan akan terlarut dari kertas).10
Fase gerak akan bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen dari campuran. Bila permukaan pelarut telah bergerak
hingga jarak tertentu sesuai waktu yang diinginkan, kertas diambil dari bejana dan
kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda. Pemisahan dengan kromatografi
kertas ditunjukkan pada gambar a.1.11

Sumber : http://chromatographyscience.blogspot.com

8
Maria Aloisia Uron Leba, Buku Ajar Akstraksi dan Real Kromatografi, Penerbit Deepublish CV Budi Utama,
Yogyakarta, 2017, hal. 42
9
Ibid., hal. 43
10
Ibid., hal. 42
11
Ibid., hal. 44
b. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian
bahan kimia tunggal dari campurannya.12 Prinsip kromatografi kolom yaitu
komponen akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.
Pemisahan terjadi karena terjadinya perbedaan daya serap atau partisi fase diam
terhadap komponen-komponen sampel yang akan dipisahkan dengan digerakkan
oleh fase gerak (eluen).13

Gambar b.1 Rangkaian alat kromatografi kolom


Sumber :

Kromatografi kolom preparatif klasik berupa tabung kaca dengan diameter


antara 5 mm hingga 50 mm dengan panjang 5 cm hingga 1 m dengan keran pengisi
(dengan sumbat kaca atau serat kaca – untuk mencegah hilangnya fase diam) pada
bagian bawah. Dua metode yang umum digunakan untuk preparasi kolom adalah
metode kering dan metode basah.
 Pada metode kering, kolom pertama kali diisi dengan serbuk kering fase diam,
kemudian kolom dialiri fase gerak hingga seluruh kolom terbasahi. Mulai titik
ini, fase diam tidak diperkenankan mengering.
 Pada metode basah, fase diam dibasahi dengan fase gerak hingga menjadi bubur
di luar kolom, dan kemudian dituangkan perlahan-lahan ke dalam kolom.
Pencampuran dan penuangan harus ekstra hati-hati untuk mencegah munculnya

12
Wikipedia, Kromatografi Kolom, 2016 Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatogarafi_kolom
pada tanggal 30 juni 2018
13
Op.cit, Prof. Dr. H. M. Sanusi Ibrahim dan Dr. Marham Sitorus, M. Si, hal. 20
gelembung udara. Larutan bahan organik diletakkan di bagian atas fase diam
menggunakan pipet. Lapisan ini biasanya ditutup dengan lapisan kecil pasir atau
katun atau wol kaca untuk melindungi bentuk lapisan organik dari tuangan
eluen. Eluen kemudian dialirkan perlahan melalui kolom sambil membawa
sampel bahan organik. Seringkali, corong pisah bersumbat yang sudah diisi
eluen diletakkan di bagian atas kolom.14

c. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Kromatografi Lapis Tipis (KLT) atau TLC (Tin Layer Cromatography) adalah
salah satu metode kromatografi yang digunakan untuk preparatif atau memisahkan
senyawa-senyawa dalam jumlah kecil. Absorben yang sering digunakan adalah
silika gel, selulosa, alumina dan ditambah dengan kalsium sulfat untuk jadi perekat
pada plat kaca atau porselen. Absorben tersebut berperan sebagai fase diam. 15
Faktor Retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan
jarak yang ditempuh oleh eluen. Rf adalah besaran yang menyatakan berapa lama
fraksi waktu molekul zat terlarut tinggal dalam fase bergerak. Masing-masing
senyawa mempunyai nilai Rf yang berbeda dengan berubahnya kombinasi pelarut
penyerap.16 Rumus :
jarak tempuh komponen
Rf =
jarak tempuh eluen

Prinsip pemisahan dari KLT adalah senyawa yang berbeda dalam campuran
sampel bergerak dengan laju yang berbeda karena perbedaan gaya tariknya pada
fase diam serta perbedaan kelarutannya dalam eluen. Dengan mengganti pelarut,
atau mungkin menggunakan suatu campuran, pemisahan komponen (diukur
berdasarkan nilai Rf) dapat diatur.17
KLT menghasilkan pemisahan yang lebih baik dibandingkan dengan
kromatografi kolom dan lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan lebih cepat.18

14
Op.cit, Wikipedia
15
Op.cit, Prof. Dr. H. M. Sanusi Ibrahim dan Dr. Marham Sitorus, M. Si, hal. 24
16
Op.cit, S. M. Khopkar, hal. 139
17
Wikipedia, Kromatografi Lapisan Tipis, 2016 Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatogarafi_lapisan_tipis pada tanggal 30 juni 2018
18
Ibid.,
Gambar c.1 Proses Kerja KLT
Sumber : www.ilmukimia.org/2003/05/kromatografi-lapis-tipis-klt.html

d. Kromatografi Gas
Kromatografi gas ada dua jenis yaitu dengan fase diam cair disebut
Kromatografi Gas Cair (Gas Liquid Chromatography = GLC/GC) dan
Kromatografi Gas Padat (Gas Solid Chromatoghraphy = GSC). Kedua jenis
kromatografi gas ini adalah bentuk instrumen dan untuk analisa senyawa organik
yang lazim digunakan adalah GLC/GC.19
Fase gerak dalam GLC adalah gas, yang sering digunakan adalah helium,
hidrogen, atau nitrogen. Pilihan gas pembawa terutama tergantung pada
karakteristik detektor.20
Jenis senyawaan yang dapat dianalisis dengan kromatografi gas umumnya
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Digunakan untuk senyawaan dengan titik uap tinggi (mudah menguap)
2) Titik didih rendah
3) Memiliki kestabilan termal sehingga dapat terlarut dalam fase gas

Komponen dasar yang umumnya terdapat pada kromatografi gas adalah :

1) Sistem fase gerak (gas)


2) Alat penginjeksi sampel (sample injector)
3) Kolom Kromatografi
4) Fase Stasioner
5) Detektor
6) Sistem pencatatan (recording system)21
Sampel diinjeksikan melalui suatu sampel injection port yang temperaturnya
dapat diatur, senyawa-senyawa dalam sampel akan menguap dan akan dibawa oleh
gas pengemban menuju kolom. Zat terlarut akan terabsorpsi pada bagian atas

19
Op.cit, Prof. Dr. H. M. Sanusi Ibrahim dan Dr. Marham Sitorus, M. Si, hal. 27
20
R. A. Day, JR dan A.L. Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001,
hal. 488
21
Dra. Fatma Lestari, M. Si, PhD, Bahaya Kimia : Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di Udara,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2007, hal. 164
kolom oleh fase diam, kemudian akan merambat dengan laju rambatan masing-
masing komponen yang sesuai dengan nilai Kd (Koefisien Partisi) masing-masing
komponen tersebut.22
Komponen-komponen tersebut terelusi sesuai dengan urut-urutan makin
membesarnya nilai koefisien partisi (Kd) menuju detektor. Detektor mencatat
sederetan sinyal yang timbul akibat perubahan konsentrasi dan perubahan laju
elusi. Pada alat pencatat sinyal ini akan tampak sebagai kurva antara waktu
terhadap komposisi aliran gas pembawa.23
Ada beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat menggunakan
kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan
uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi
antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis relatif cepat dan
sensitivitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Kelemahannya adalah teknik ini
terbatas untuk zat yang mudah menguap.24

e. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Liquid Chromatography
(HPLC) merupakan modernisasi dari kromatografi kolom dimana peralatannya
dalam bentuk elektronik atau instrumentasi. Untuk ukuran partikel kolom yang
sangat kecil maka elusi secara grafitasi sangat sulit sehingga untuk mengelusi
digunakan dengan bantuan pompa untuk memberikan tekanan. Komponen dari
HPLC adalah tangki pelarut, pendingin pelarut, pompa dengan regulator, tempat
injeksi sampel, kolom, dan detektor (tergantung sifat komponen yang dianalisa).25
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya,
alatnya terdiri dari kolom (sebagai fase diam) dan larutan tertentu sebagai fase
geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah
pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fase gerak. Campuran
analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke

22
Op.cit, S. M. Khopkar, hal. 175
23
Ibid.,
24
Ibid.,
25
Op.cit, Prof. Dr. H. M. Sanusi Ibrahim dan Dr. Marham Sitorus, M. Si, hal. 25
detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang
puncak-puncaknya terpisah.26
Kelebihan HPLC dibanding metode kromatografi lainnya, diantaranya : cepat,
selektif, peka, kolom dapat dipakai lagi, ideal untuk molekul besar dan ion, mudah
memperoleh kembali sampel. Namun, terdapat beberapa kekurangan HPLC uang
membuatnya tidak efisien digunakan, yaitu : sulit untuk mengidentifikasi senyawa,
kecuali jika HPLC dihubungkan dengan spektrometer massa; jika sampel yang
digunakan sangat kompleks, maka resolusi (pemisahan) yang baik sulit diperoleh;
mahal; sampel yang digunakan jumlahnya sedikit.27

26
Ibid.,
27
Ibid.,
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kromatografi adalah suatu metode yang khususnya digunakan dalam
pemisahan komponen-komponen dalam suatu sampel yang terdistribusi dalam dua
fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padat atau cair dan
fase gerak berupa cair atau gas.
Ada beberapa jenis kromatografi, diantaranya : kromatografi kertas,
kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas dan
kromatografi cair kecepatan tinggi (KCKT/HPLC). Dari beberapa jenis
kromatografi yang dewasa ini paling banyak digunakan adalah HPLC, karena lebih
efisien dan selektif dibanding metode pemisahan yang lain.

2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Apabila terdapat
kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah, penulis meminta maaf.
Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Sanusi dan Marham Sitorus. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik.
Yogyakarta : Graha Ilmu
JR , R. A. Day dan A.L. Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Leba, Maria Aloisia Uron. 2017. Buku Ajar Akstraksi dan Real Kromatografi. Yogyakarta :
Penerbit Deepublish CV Budi Utama
Lestari Fatma. 2007. Bahaya Kimia : Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di
Udara. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Khopkar, S. M. 2014. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit UI-Press
Rubiyanto, Dwiarso. 2017. Metode Kromatografi. Yogyakarta : Penerbit Deepublish
Wikipedia. 2016. Kromatografi Kertas. Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_kertas pada tanggal 30 juni 2018

Wikipedia. 2016. Kromatografi Kolom. Diakses dari


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_kolom pada tanggal 30 juni 2018

Wikipedia. 2016. Kromatografi Lapisan Tipis. Diakses dari


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_lapisan_tipis pada tanggal 30 juni 2018
Wonorahardjo, Surjani. 2013. Metode-metode Pemisahan Kimia. Jakarta : Penerbit Akademia
Permata

Anda mungkin juga menyukai