Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISA LEMAK METODE SOXHLET


Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Analisa Gizi
Dosen Pengampu : Angga Hardiansyah S.Gz, M.Si

Disusun Oleh :
Nur Eliska Aulia (1607026059)

PROGAM STUDI GIZI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ISLAM WALISONGO

SEMARANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabatnya, serta para pengikutnya sampai
pada hari kiamat nantinya.
Pada kesempatan ini, saya telah menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Analisa Gizi yang berjudul “Analisa Lemak Metode Soxhlet” dengan baik.
Dalam makalah ini, saya membahas tentang apa itu lemak, metode-metode yang digunakan
untuk menganalisis lemak, dan penjelasan mengenai metode soxhlet.
Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan moral dari keluarga dan sahabat yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada Angga Hardiansyah S.Gz, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Analisa Gizi. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya meminta maaf apabila ada
kesalahan dalam pembuatan maupun isi dari makalah ini . Kritik dan saran dari rekan-
rekanita sekalian sangat dibutuhkan untuk perbaikan makalah saya selanjutnya.

Wassaamualaikum Wr. Wb
Semarang, 22 April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................ .. 3
PENDAHULUAN
a. Latar belakang ............................................................................................. 4
b. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
c. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5
PEMBAHASAN
a. Pengertian Lemak .
b. Metode Analisis Lemak .............................................................................. 8
c. Metode Soxhlet ........................................................................................... 13
PENUTUP
a. Kesimpulan ................................................................................................. 16
b. Saran .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... . 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lemak merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut air. Sifat kelarutan lemak sangat tergantung pada struktur umumnya
dan ini menjadi dasar penggolongan jenis lemak. Lemak dapat digolongkan
menjadi tiga golongan utama yaitu : lemak sederhana (seperti gliserida dan
lilin), lemak majemuk (seperti fosfolipid, serebrosida, sulfolipid, aminolipid
dan lipoprotein) dan turunan lemak (seperti asam lemak, gliserol, sterol, lemak
alkohol, lemak aldehid, dan lemak keton).1
Lemak atau minyak adalah salah satu komponen gizi utama sebagai
penyumbang energi dalam tubuh. Konversi energi dari lemak yang mencapai 9
kkal/g jauh lebih efisien dibandingkan dengan protein dan karbohidrat yang
masing-masing hanya mencapai 4 kkal/g. Namun demikian, keseimbangan gizi
dalam tubuh dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi sekitar 30% lemak
dalam diet/hari.2
Lemak atau minyak dalam tubuh tidak hanya terbatas sebagai sumber
kalori, tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis penting antara lain : sebagai
sumber lemak esensial dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Selain bermanfaat
untuk tubuh, lemak juga mempunyai sifat fungsional yang sangat penting dalam
bidang industri pangan. Lemak dapat menghantarkan panas dengan baik pada
saat menggoreng, melembutkan produk, membentuk “body”, dan
meningkatkan palatabilitas produk. Lemak atau minyak banyak digunakan pada
pembuatan berbagai produk pangan bakery, confectionary, es krim, dan lain-
lain.3
Lemak atau minyak diperoleh dari dua sumber utama yaitu sumber
hewani seperti susu, daging sapi, ikan, dan lain-lain serta sumber nabati seperti
kelapa, kelapa sawit, kedelai, kacang tanah, biji kapas, zaitun, dan lain-lain.
Lemak atau minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi (invisible fat).

1
Sunita Almatsier, Prinsip dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009. Hlm. 51
2
Nuri Andarwulan, dkk, Analisa Pangan, Dian Rakyat, Jakarta, 2011. Hlm. 179
3
Ibid,. Hlm. 180

4
Sedang lemak yang telah diekstrak untuk dibuat produk olahan dikenal sebagai
lemak kasat mata (visible fat).4
Lemak atau minyak berada dalam sumbernya dengan kadar dan
komposisi yang berbeda. Perbedaan inilah yang menyebabkan setiap jenis
lemak atau minyak mempunyai karakteristik fisiko-kimia yang berbeda pula.
Perbedaan jumlah, komposisi dan sifat fisika-kimia dari minyak dan lemak yang
berbeda inilah yang mendasari dilakukannya analisis lemak atau minyak baik
secara kimia maupun menggunakan instrumen. Analisis yang dilakukan
tersebut dapat memberikan informasi untuk mengetahui jumlah minyak atau
lemak yang dapat dipergunakan dari suatu sumber lemak dan minyak, aplikasi
minyak atau lemak pada produk pangan maupun non pangan, kualitas serta
tingkat kerusakannya. Selain itu analisis komposisi lemak dan minyak dapat
memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah asam lemak yang menyusun
lemak atau minyak.5

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lemak?
2. Metode apa saja yang digunakan untuk menganalisis lemak?
3. Bagaimana penjelasan mengenai Metode Soxhlet?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan apa itu lemak.
2. Untuk menjelaskan metode-metode yang digunakan untuk menganalisis
lemak.
3. Untuk menjelaskan apa itu metode Soxhlet.

4
Ibid,.
5
Ibid,.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lemak
Lemak atau lipid berasal dari kata Yunani yang berarti Lipos yang
merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang diberikan oleh sifat
kelarutannya. Lemak tidak bisa larut air, tetapi larut dalam pelarut non polar
seperti kloroform dan eter. Lemak atau minyak merupakan lipida yang banyak
terdapat di alam, minyak merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan
asam lemak. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan
penting yang menentukan karakteristik sifat keseluruhan, seperti aroma, tekstur,
rasa dan penampilan.6
Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua
lemak. Asam lemak adalah asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon
lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada
ujung lain gugus metil (CH3). Asam lemak berantai panjang yang mempunyai
atom karbon dari 4 sampai 20. Hal ini membuat kebanyakan lemak bersifat tidak
larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak.7
Struktur umum lemak adalah : R1, R2, R3 adalah gugus alkil yang
mungkin saja sama atau juga berbeda. Gugus alkil tersebut dibedakan menjadi
gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikatan rangkap) dan tidak jenuh (terdapat
ikatan rangkap). Adapun struktur kimia lemak yaitu komponen penyusun lemak
menggabungkan karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan terkadang fosfor
(F) dan nitrogen (N).8
Berdasarkan struktur molekulnya lemak dapat digolongkan menjadi 3 golongan
yaitu :
1. Lemak sederhana (homolipid) yaitu lemak yang jika dihidrolisis
menghasilkan asam lemak dan alkohol, contoh : gliserida dan lilin.

6
Haroid Hart, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta, 2003
7
Sunita Almatsier, Prinsip dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009. Hlm. 52
8
Ika Okhtora Angelia, SP, M. Sc, Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas Kelapa, Program
Studi Teknologi Hasil Pertanian politeknik Gorontalo, 2016. Hlm. 20-21

6
2. Lemak majemuk yaitu ester asam lemak dan alkohol yang mengandung
gugus lain, seperti : fosfolipid, serebrosida, sulfolipid, aminolipid, dan
lipoprotein.
3. Lemak turunan yaitu hasil hidrolisis kelompok lemak, seperti asam lemak,
gliserol, steroid, alkohol, aldehid, dan keton.

Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap), lemak digolongkan menjadi :


1. Asam Lemak Jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai
zig-zag yang biasanya berwujud padat. Contoh : butirat (lemak susu),
palmitat dan stearat.
2. Asam Lemak tak Jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Contoh : Oleat dan linoleat.

Berdasarkan senyawa penyusunnya, lemak dibagi dalam 3 jenis :


1. Asam Lemak merupakan asam monokarboksilat berantai lurus yang dapat
dibebaskan dari hidrolisis lemak atau minyak. Asam lemak disusun oleh 3
unsur atom yaitu karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Panjang rantai
karbon dan keberadaan ikatan rangkap pada asam lemak membedakan jenis
asam lemak yang satu dengan yang lain. Berdasarkan panjang rantainya,
asam lemak dapat digolongkan menjadi asam lemak berantai pendek (short
chain fatty acid), asam lemak berantai sedang (medium chain fatty acid) dan
asam lemak berantai panjang (long chain fatty acid). Sedangkan
berdasarkan ikatan rangkap, asam lemak digolongkan menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
2. Gliserida
Gliserida terdiri dari mono-di- dan tri gliserol ester asam lemak (gliserida)
yang selanjutnya disebut dengan monogliserida, digliserida, dan trigliserida
dapat dinamai dengan beberapa nama. Contoh trigliserida disusun oleh 3
molekul asam lemak strearat dan gliserol dapat diberi nama
tristearoilgliserol, gliserol tristrearat, tristearin atau St,St,St.
3. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung asam fosfat sebagai mono atau
diester, dimana guugus asam fosfat menngantikan rantai lemak yang
terdapat pada trigliserida. Penamaan fosfolipid didasarkan pada turunan
7
asam fosfatnya seperti 3-sn-fosfatidilkolin (lesitin) atau berdasarkan nama
sistematik seperti pada penamaan trigliserida.9

Fungsi lemak meliputi :


 Sebagai pelindung tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu rendah
 Sebagai pelarut beberapa vitamin
 Sebagai sumber energi
 Sebagai alat angkut vitamin latrut lemak
 Sebagai pelindung organ vital seperti lambung dan jantung
 Sebagai penahan lapar
 Sebagai penghemat protein, sebab lemak merupakan sumber utama
terbentuknya energi.
 Sebagai penyusun membran10

B. Metode Analisis Lemak


Lemak atau minyak pada sumber lemak atau minyak alami berada dalam
jumlah yang berbeda-beda. Analisis kadar lemak pada lemak pada suatu bahan
dapat memberikan informasi mengenai ketersediaan lemak yang dapat kita
aplikasikan untuk berbagai kebutuhan. Menurut definisi, lemak larut dalam
pelarut organik dan tidak larut dalam air. Karena itulah, air merupakan bahan
yang penting yng digunakan sebagai dasar untuk pemisahan lemak dari protein,
air dan karbohidrat. Berbagai metode analisis kadar lemak sudah banyak
dikembangkan diantaranya : metode solvent, non solvent dan instrumental.
- Metode solvent
Metode analisa lemak dari bahan kering dapat dianalisis secara terputus-
putus atau berkesinambungan. Metode ekstraksi solvent diantaranya :
1. Metode Golfish (Continuous solvent Extraction Method)
2. Metode Soxhlet (Semicontinuous Solvent Extraction Method)
3. Metode Mojonnier (Discontinuous Solvent Extraction Method)
4. Metode chloform-Metanol (Discontinuous Solvent Extraction Method)

9
Nuri Andarwulan, dkk, Analisa Pangan, Dian Rakyat, Jakarta, 2011. Hlm. 182-186
10
Ika Okhtora Angelia, SP, M. Sc, Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas Kelapa, Program
Studi Teknologi Hasil Pertanian politeknik Gorontalo, 2016. Hlm. 21

8
5. Total fat by GC (AOAC Metod 996.06)
- Metode non Solvent
Metode analisa lemak yang berbentuk cair atau bahan yang mengandung
kadar air yang tinggi (Analisa lemak kasar secara basah/ekstraksi dingin).
- Metode non solvent diantaranya :
1. Metode Babock pada lemak susu (AOAC Method 989.04 and 989.10)
2. Metode Gerber
- Metode Instrumental
1. Metode Inframerah
2. Specific Grafity Method
3. Nuclear Magnetic Resonance Method (NMR)11

a. Metode Ekstraksi Solvent


- Pelarut yang ideal untuk ekstraksi lemak harus mempunyai
“solvent power” yang tinggi terhadap lemak dan rendah atau bahkan “non
solvent power” bagi protein, asam amino dan karbohidrat.
- Titik didih rendah, tidak meninggalkan residu, tidak mudah terbakar, dan
tidak beracun.
- Seperti : etil eter, petrolium eter, heksana dan pentana.
- Kombinasi dua atau tiga jenis pelarut digunakan untuk ekstraksi. Pelarut
dalam kondisi murni dan bebas peroksida. Rasio pelarut dan bahan terlarut
penting untuk memaksimalkan ekstraksi.
- Ekstraksi dengan pelarut organik atau dengan hidrolisis asam/basa.
Bergantung pada persiapan sampel dan jenis pelarut yang digunakan.12

a) Metode Goldfish (Continuous solvent Extraction Method)


Prinsip analisis metode Goldfish adalah pelarut secara kontinyu
mengekstrak sampel (mengaliri sampel) di timbel keramik yang
ditempatkan dalam gelas beker. Setelah waktu ekstraksi selesai (4 jam),
timbel dikeluarkan dari gelas beker, beker dikeringkan hingga konstan.

11
Dr. S. Suzanne Nielson, Food Analysis Foutrh Edition, Pardue University, USA, 2010. Hlm.
120
12
Ibid,. Hlm. 120-121

9
Kadar lemak ditentukan dengan menghitung perubahan berat sampel.
Keuntungan metode ini adalah lebih cepat dan efisien. Metode Goldfish
mirip dengan metode soxhlet, namun labu ekstraksi metode goldfish
dirancang sehingga pelarut hanya melewati sampel, bukan merendam
sampel. Kerugian metode ini adalah dapat menyebabkan “chanelling”
(ekstraksi tidak sempurna).13
Perhitungan :

WWeight of fat in sampel = (beaker glass +fat) – beaker glass


%fat on dry weight basis = (gr of fat in sample/gr of dried sample)

b) Metode Soxhlet (Semicontinuous Solvent Extraction Method)


Prinsip analisis metode ini adalah lemak diekstrak menggunakan pelarut
organik. Pelarut terkumpul pada ruang ekstraksi selama 5-10 menit, sampel
direndam, kemudian masuk kembali ke dalam labu didih dengan membawa
ekstrak, setelah pelarutnya diuapkan, lemak dari bahan dapat ditimbang dan
dihitung presentasenya.
Metode ini memerlukan waktu yang lama dibandingkan dengan sistem
kontinyu. Metode ini digunakan untuk analisis : lemak sereal (AOAC No.
920.39C), lemak daging (AOAC No. 960.39). Pelarut organik yang
digunakan untuk estraksi diantaranya : petroleum eter, dietil eter, atau n-
heksana).14
Perhitungan :

Wc−Wa
%Lemak = x 100 %
Wb

Keterangan :
Wc = berat labu lemak setelah distilasi
Wa = berat labu lemak awal
Wb = berat sampel

13
Ibid,. Hlm. 122
14
Ibid,. Hlm. 123

10
c) Metode Mojonnier (Discontinuous Solvent Extraction Method)
Prinsip analisa metode ini adalah lemak diekstraksi dengan campuran
pelarut etil eter dan petroleum eter dalam labu Mojonnier, dan lemak yang
diekstrak dikeringkan sampai berat konstan dan dinyatakan sebagai persen
lemak. Metode ini dapat digunakan untuk sampel padat dan cair. labu
mojonnier digunakan untuk hidrolisis asam atau basa pada sampel sebelum
diekstrak. Jadi sebelum ekstraksi, dilakukan hidrolisis (asam/HCL).15
Perhitungan :
100 𝑥 [[(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ + 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ)] − (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)]
%𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 =
berat sampel

d) Metode Chloform-Methanol (Discontinuous Solvent Extraction Method)


Prinsip analisa metode ini adalah kombinasi dari Chloroform dan
methanol untuk melarutkan komponen polar, sedangkan Chloform untuk
melarutkan lemak. Kemudian ditambahkan 0,88% KCl, untuk memisahkan
fase polar dan non polar. Metode ini digunakan untuk ekstraksi bahan
rendah lemak.16

e) Total fat by GC (AOAC Methode 996.06)


Prinsip metode ini adalah lemak dan asam lemak dalam makanan
diekstraksi dengan metode hidrolisis. Hidrolisis asam untuk sebagian
produk hidrolisis basa untuk produk susu dan kombinasi keduanya untuk
keju.17

b. Metode non Solvent


a) Metode Babcock pada lemak susu (AOAC Method 989.04 and 989.10)
Analisis kadar lemak dengan metode babcock digunakan untuk
menentukan kadar lemak contoh cair atau pasta. Metode ini sering
digunakan untuk penetapan kadar lemak susu dan santan. Lemak susu,
santan berada dalam bentuk emulsi O/W (lemak dalam air). Emulsi ini dapat
dipecah dengan menggunakan asam kuat, sentrifuse dan pemanasan.

15
Ibid,. Hlm. 123
16
Ibid,. Hlm. 124
17
Ibid,. Hlm. 125

11
Lemak dalam susu berada dalam bentuk emulsi. Emulsi ini dihancurkan
dengan menggunakan H2SO4 dan dengan menggunakan sentrifuse dan atau
pemanasan. Lemak dalam susu dapat dipisahkan dan dapat diukur kadarnya
pada botol yang telah dikalibrasi (botol babcock).18
Pereaksi yang digunakan adalah H2SO4 pekat. Berat jenis 1.80 – 1.83
Perhitungan :

%Kadar Lemak = Volume lemak yang terbentuk

b) Metode Gerber
Metode analisis lemak ini digunakan untuk dairy produk, dengan
menggunakan pelarut Asam Sulfat dan Amyl Alkohol. Asam Sulfat untuk
menguraikan protein dan karbohidrat, mengeluarkan panas, dan melepaskan
lemak. Amyl Alkohol mencegah pengarangan gula (laktosa). Metode ini
menggunakan botol Gerber. Pengaplikasian metode ini banyak digunakan
di Eropa. Volume lemak dapat diketahui langsung, seperti pada metode
Babcock.19

c. Metode Instrumental
a) Metode Inframerah
Metode ini didasarkan pada penyerapan energi inframerah (panjang
gelombang 5,73 µm) untuk lemak. Semakin besar absorban (serapan sinar
inframerah), semakin tinggi konsentrasi lemak sampel. Alat yang digunakan
adalah Specteometer infra Merah.
- Mid-IR untuk susu (AOAC No. 972. 16)
- Near-IR untuk sereal, daging dan biji-bijian.

b) Specific Grafity Method


Metode ini didasarkan pada specific gravity larutan yang mengandung
lemak terekstrak. Sampel yang diekstrak dengan Perchloethylene,

18
Dr. Ir. Rina Yenrina, M. Si, Metode Analisis bahan Pangan dan Komponen Bioaktif, Andalas
University Press, Padang, 2015. Hlm. 49
19
Dr. S. Suzanne Nielson, Food Analysis Foutrh Edition, Pardue University, USA, 2010. Hlm.
130

12
kemudian larutan disaring dan ditimbang. Berat lemak diketahui dengan
membandingkan tabel atau grafik.

c) Nuclear Magnetic Resonance Method (NMR)


Metode ini didasarkan pada kurva titik leleh lemak yang dikandung dalam
bahan. Metode ini sangat cepat, akurat dan sangat mahal.20

C. Metode Soxhlet
Metode ekstraksi Soxhlet merupakan metode analisis kadar lemak secara
langsung dengan cara mengekstrak lemak dari bahan dengan pelarut organik
seperti heksana, petrolium eter dan dietil eter. Ekstraksi dilakukan dengan cara
direfluks pada suhu yang sesuai dengan titik didih pelarut yang digunakan.
Selama proses refluks, pelarut secara berkala akan merendam sampel dan
melarutkan lemak atau minyak yang ada pada sampel. Refluks dihentikan
sampai pelarut yang merendam sampel sudah berwarna jernih yang artinya
sudah tidak ada lagi lemak atau minyak yang terlarut. Jumlah lemak per berat
bahan yang diperoleh menunjukkan kadar lemak kasar (crude fat) artinya semua
yang terlarut oleh pelarut tersebut dianggap lemak. Misalnya vitamin larut
lemak seperti vitamin A, D, E dan K.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketelitian analisis
metode soxhlet diantaranya ukuran partikel bahan atau sampel, jenis pelarut,
waktu ekstraksi, dan suhu ekstraksi.21

20
Ibid,. Hlm. 130-131
21
Nuri Andarwulan, dkk, Analisa Pangan, Dian Rakyat, Jakarta, 2011. Hlm. 191-192

13
Gambar 1. Ekstraksi lemak Metode Soxhlet

a. Prinsip Analisis
Lemak diekstrak menggunakan pelarut organik. Setelah pelarutnya diuapkan,
lemak dari bahan dapat ditimbang dan dihitung presentasenya.

b. Alat dan bahan


Alat :
- Alat Soxhlet lengkap dengan kondensor dan labu lemak
- Hot plate atau penangas uap
- Oven
- Timbangan
- Desikator
- Kertas Saring
- Kapas
- Erlenmeyer
- Batu didih
- Kaca arloji

Bahan :
- Pelarut organik (seperti heksana, petrolium eter dan dietil eter)
- Aquades

14
- HCl 25%
- AgNO3 0,1 N

c. Prosedur Kerja
1. Timbang 5 g sampel dalam erlenmeyer.
2. Kemudian tambahkan 45 ml aquades panas, 55 ml HCl 25% (sambil
diaduk) dan ditambahkan batu didih.
3. Tutup erlenmeyer dengan gelas arlogi kemudian dididihkan secara
perlahan-lahan selama 30 menit, diusahakan volume tetap terjaga, jika
volume berkurang ditambahkan kembali dengan aquades.
4. Larutan disaring dengan kertas saring bebas lemak.
5. Endapan dicuci dengan aquades panas hingga bebas Cl dengan cara
mereaksikan air sarigan dengan AgNO3 0,1 M.
6. Residu bersama kertas saringnya dikeringkan selama 16-18 jam pada
suhu 100˚-105˚C.22

d. Perhitungan

Wc−Wa
%Lemak = x 100 %
Wb

Keterangan :
Wc = berat labu lemak setelah distilasi
Wa = berat labu lemak awal
Wb = berat sampel

22
Ibid,. Hlm. 193-194

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lemak merupakan senyawa yang larut dalam pelarut organik tetapi
tidak larut air. Perbedaan jumlah, komposisi dan sifat fisika-kimia dari minyak
dan lemak mendasari dilakukannya analisis lemak atau minyak baik secara
kimia maupun menggunakan instrumen. Berbagai metode analisis kadar lemak
sudah banyak dikembangkan diantaranya : metode solvent, non solvent dan
instrumental.
Salah satu metode analisis lemak yang digunakan adalah metode
Soxhlet. Prinsip metode ini adalah lemak diekstrak menggunakan pelarut
organik. Setelah pelarutnya diuapkan, lemak dari bahan dapat ditimbang dan
dihitung presentasenya.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberi pengeahuan yang lebih luas
tenteng duni teknologi pangan, dan dapat diterapkan dalam pengolahan bahan
pangan guna memperbaiki mutu, meningkatkan daya simpan, dan menjaga
kehigienisan bahan pangan itu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Andarwulan, Nuri dkk. 2011. Analisa Pangan. Jakarta : Dian Rakyat
Angelia, Ika Okhtora. 2016. Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas Kelapa.
Gorontalo : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian politeknik Gorontalo
Hart, Haroid. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Nielson, Suzanne. 2010. Food Analysis Foutrh Edition. USA : Pardue University
Yenrina, Rina. 2015. Metode Analisis bahan Pangan dan Komponen Bioaktif.
Padang : Andalas University Press

17

Anda mungkin juga menyukai