1.1 LatarBelakang
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan yang mana pangan
juga termasuk dalam salah satu faktor bertahan hidupnya manusia. Pangan yang
baik adalah pangan yang mengandung air, karbohidrat, lemak, abu, protein, serta
vitamin. Kualitas dan komponennya juga di jaga secara fisik, kimia,dan biologis.
Hal ini ini dapat dilakukan melalui analisis proksimat yaitu suatu metode analisis
secara kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dari suatu bahan
pangan.
Lemak atau minyak adalah senyawa organik yang terdapat di dalam
mahluk hidup yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut nonpolar
seperti heksan, dietileter. Komponen utama lipida adalah lemak, lebih 95% lipida
adalah lemak. Lemak adalah triester asam lemak dan gliserol.
Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat dari kedelai
dengan jalan memekatkan protein kedelai dan mencetaknya melalui proses
pengendapan protein pada titik isoelektriknya, dengan atau tanpa penambah
unsure-unsur lain yang diizinkan (Suprapti, 2005). Atau menurut Cahyadi (2009),
Tahu adalah ekstrak protein kedelai yang telah digumpalkan dengan asam, ion
kalsium, atau bahan penggumpal lainnya.
Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin banyak air yang dapat
dikeluarkan dari gumpalan protein. Gumpalan protein itulah yang kemudian
disebut tahu (Suprapti, 2005).
Menurut Suprapti (2005) beberapa hal yang mempengaruhi kualitas yahu
antara lain:
1. Tingkat kepadatan
Pembuatan tahu padat (dimampatkan) seperti tahu Kediri, memerlukan
bahan yang jauh lebih banyak dari pada bahan yang diperlukan dalam pembuatan
tahu gembur.
3. Penampilan
Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila kedalam bakal tahu
(sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat berfungsi sebagai
penyedap rasa, seperti garam dan flavour buatan.
2. Tepung Kedelai
Kedelai adalah tanaman semusim yang ditanam pada musim kemarau,
karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Kandungan protein kedelai
cukup tinggi sehingga kedelai masuk kedalam lima bahan makanan yang
mengandung protein tinggi. Kedelai mengandung delapan asam amino penting
yang tinggi, kecuali metionin dan fenilalanin. Standar mutu biji kedelai, baik
untuk jenis kuning, hitam, dan hijau maupun campuran ditetapkan dalam SNI 01-
3922-1995 yang mengklasifikasikan mutu kedelai dalam empat tingkatan, yakni
mutu I, II, III, dan IV (Tabel 2). Syarat umum (kualitatif) meliputi bebas hama dan
penyakit (kutu, ulat, telur, kepompong), bebas bau busuk, asam atau bau asing
lainnya, bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida, memiliki suhu
normal.
Kadar air, adalah jumlah kandungan air dalam biji kedelai yang dinyatakan
dalam persentase berat basah.
Kedelai kuning, adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih atau
hijau dan bila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada bidang
irisan keping bijinya dan tidak tercampur lebih dari 10% kedelai jenis lain.
Kedelai hitam, adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam dan tidak
tercampur lebih dari 10% kedelai jenis lain.
Kedelai hijau, adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau dan bila dipotong
melintang memperlihatkan warna hijau pada bidang irisan keping bijinya dan
tidak tercampur lebih dari 10% kedelai jenis lain.
Kedelai campur, adalah kedelai yang tidak memenuhi syarat-syarat jenis kedelai
kuning, hitam, dan hijau dan kedelai berwarna dua macam.
Butir belah, adalah biji kedelai yang kulit bijinya terlepas dan kepingkeping
bijinya terlepas atau tergeser.
Butir rusak, adalah biji kedelai yang berlubang bekas serangan hama, pecah
karena mekanis, biologis, fisis, dan enzimatis seperti berkecambah, busuk, timbul
bau yang tidak disukai, dan berubah warna ataupun bentuk.
Butir warna lain, adalah butir kedelai yang warnanya tidak sama dengan aslinya
akibat campuran dengan varietas lain.
Kotoran, adalah benda asing seperti pasir, tanah, potongan sisa batang, daun,
kulit polong, biji-bijian lain yang bukan kedelai.
Butir keriput, adalah biji kedelai yang berubah bentuknya dan keriput, termasuk
biji sangat muda atau tidak sempurna pertumbuhannya.
Pengovenan 24 jam
Eksikator 15 menit
Penimbangan A
Gambar 1.Persiapan alat analisa kadar lemak
Kertas
Pengovenan 20 menit
Eksikator 15 menit
Penimbangan A
Pengovenan 24 jam
Eksikator 15 menit
Penimbangan B
Sampel B
Penuangan pelarut
Refluks 4 jam
Esikator 15 menit
Penimbangan
Sampel pada kertas saring dimasukkan ke dalam labu soxhlet, labu lemak
dipasang pada alat ekstraksi soxhlet. Setelah itu, dilakukan ekstraksi dengan cara
refluks selama 4-6 jam dengan jalan menambahkan n-heksan sampai merendam
sampel beserta kertas saring. Ekstraksi dihentikan bila pelarut yang digunakan
sudah berwarna jernih. Selanjutnya, labu lemak dioven selama 24 jam untuk
mendapatkan berat sebenarnya. Labu lemak kemudian dieksikator untuk
menstabilkan RH dan pendinginan labu lemak. Lalu, dilakukan penimbangan
pada labu lemak menggunakan neraca analitik agar hasil yang didapat lebih
akurat. Berat labu lemak itu kemudian digunakan dalam perhitungan presentase
kadar lemak sampel.
Berat
Berat
Berat Rata-
Berat Berat Sampel + Berat
Berat Labu Rata Berat
Sampel Uji Kertas + Sampel Kertas Sampel
Kertas Alas Labu Lemak
Sampel Basah Setelah Kering
Kosong Alas +
Pengeringan
Lemak
3.2 Pembahasan
Analisa kadar lemakn dengan pengulangan sampel sebanyak masing-masing 4
ulangan. Pada tahu, diketahui bahwa rata-rata kadar lemak basis basah dan basis
kering berturut-turut 5.6936% dan 40.6689%.Banyaknya kadar lemak sesuai
dengan SNI 01-3142-1998, menyatakan bahwa kadar lemak BB terbesar yang
harus dimiliki tahu dengan kualitas SNI yaitu minimal 0,5%. Pada tepung kedelai,
diketahui bahwa rata-rata kadar lemak basis basah dan basis kering berturut-turut
17.0150% dan 17.5105%. Banyaknya kadar lemak tidak sesuai dengan literatur
Suprapti (2005), menyatakan bahwa kadar air BB yang harus dimiliki tepung
kedelai maksimal 21%. Standar deviasi pada tahu dan tepung kedelai basis basah
dan basis kering berturut-turut 0.8530dan 6.0931; 6.6516 dan 6.8453.Sedangkan
RSD pada tahu dan tepung kedelai basis basah dan basis kering berturut-turut
0.1498% dan 0.3909%.
Gambar 3. Diagram Rata-rata Kadar Lemak Tepung Kedelai dan Tahu
1%<RSD2% = teliti
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pelarut yang digunakan bisa polar atau non polar, hal itu dapat di sesuikan
dengan bahan yang di analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Yuanita, L. 2011. Pengukuran Kadar Protein, Lemak, Karbohidrat Dan Air Untuk
Penentuan Usia Panen Terbaik Ditinjau Dari Segi Nutrisi Dan Ekonomi
Pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) (Skripsi). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Koswara, S. 2009.Menyuling danMenepungkan Minyak Asiri DaunJeruk
Purut http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/MENYULING%20DAN
%20MENEPUNGKAN%20MINYAK%20ASIRI.pdf [diakses tanggal 10Februari
2010].
AOAC. 2005. Official of Analysis of The Association of Official Analytical
Chemistry. Arlington: AOAC Inc
Cahyadi, Wisnu. 2009. Kedelai: Khasiat dan Teknologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Standar Nasional Indonesia. 1998. SNI 01-3142-1998: Tahu. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI 01-3922-1995: Tempe Kedelai.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Sunardi, 2005, Penuntun Praktikum Kimia Analisan Instrumentasi,
Universitas Indonesia, FMIPA UI, Depok.