Anda di halaman 1dari 2

BAB 4.

PEMBAHASAN

4.1 Minuman Cengkeh.

Penggunaan cengkeh ini sudah dikenal sejak abad 19an, bahkan dahulu kala
cengkeh sangat berharga hingga menjadi alat tukar untuk perdagangan dengan
pedagang Eropa. Cengkeh merupakan salah satu rempah-rempah yang lazim
digunakan sebagai bumbu dalam berbagai masakan maupun minuman di
Indonesia karena menambah rasa dan aroma yang khas pada masakan tersebut.
Salah satu minuman khas Indonesia yang menggunakan cengkeh adalah
bandrek dan bir pletok. Bandrek adalah minuman tradisional
orang Sunda dari Jawa Barat, Indonesia, yang dikonsumsi untuk meningkatkan
kehangatan tubuh. Minuman ini biasanya dihidangkan pada cuaca dingin, seperti
di kala hujan ataupun malam hari. Bahan dasar bandrék adalah jahe, cengkeh,
serai, merica, pandan, telur ayam kampung, gula merah dan sebagainya. Susu juga
dapat ditambahkan tergantung dari selera penyajian.
Bir pletok merupakan minuman khas betawi yang terbuat dari campuran jahe,
daun pandan, serai, kayu manis, gula, kapulaga, cengkeh, daun jeruk, hingga pala.
Meski bernama bir, tapi minuman ini nggak ada campuran alkoholnya kok.
Sensasi pertama merasakan bir pletok adalah rasa pedasnya yang agak kuat,
namun selanjutnya akan memberikan sensasi hangat pada tubuh. Bir pletok juga
enak disajikan dalam kondisi dingin, cukup tambahan beberapa potongan es batu
saja.

4.2 Manfaat Cengkeh.

Sebagai salah satu bahan dari minuman , cengkeh memiliki kandungan kimia
yang bersifat sebagai antimikroba, baik pada bagian batang, bunga dan daunnya.
Daun cengkeh mengandung saponin, flavonoid dan tannin, disamping minyak
atsiri yang bermanfaat sebagai bahan antimikroba, karena di dalamnya terdapat
bahan aktif yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroba dan
secara alami sudah terbukti. Daun cengkeh mengandung zat-zat minyak atsiri,
kariofilin, gom, dan serat.
Kandungan pada cengkeh yang bernama eugenol juga memiliki manfaat yaitu
mengatasi sakit gigi sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit
kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik, campak, dan lain-lain
(Ayoola, 2008).

Anda mungkin juga menyukai