Anda di halaman 1dari 5

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serat pangan merupakan bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau
karbohidrat analog yang resistan terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus
dengan fermentasi lengkap atau parsial pada usus besar. Serat makanan tersebut
meliputi pati, polisakarida, oligosakarida, lignin dan bagian tanaman
lainnya.(AACC, 2001). Berdasarkan jenis kelarutannya, serat dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu serat pangan tidak larut dalam air atau insoluble dietary fiber
(IDF) seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan serat pangan larut dalam air atau
soluble dietary fiber (SDF) seperti pektin, gum, musilase. Sifat kelarutan ini sangat
menentukan pengaruh fisiologis serat pada proses-proses di dalam pencernaan dan
metabolisme zat-zat gizi (Sulistijani 2001).
Serat pangan memiliki fungsi dalam proses pencernaan manusia. Serat pangan
merupakan serat yang tidak dapat dicerna manusia sehingga dapat dijadikan
prebiotik untuk bahan pangan bakteri usus dengan fermentasi dan menghasilkan
SCFA (short chain fatty acid) yang dapat membantu penyerapan mineral, terutama
kalsium. Serat pangan juga berfungsi untuk mengurangi absorpsi gula sehingga
bersifat hipokolesterolemik hipoglikemik. Serat makanan tidak larut (IDF) sangat
penting peranannya dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti konstipasi
(susah buang air besar), ambeien, kanker usus besar dan infeksi usus buntu (Prosky
dan De Vries, 1992). Serat tidak larut (SDF) dapat membentuk volume dan berat
feses yang akan mengurangi konstipasi dan mempercepat waktu transit makanan,
sedangkan serat larut segera didegradasi oleh bakteri usus sehingga tidak
mempengaruhi bobot feses dan tidak menimbulkan efek laksatif.
Serat pangan dapat diperoleh dari berbagai sumber bahan pangan dan dalam
bentuk bermacam-macam, misalnya dalam bentuk pati. Serat pangan banyak
ditemukan dalam bentuk pati pada bahan pangan kacang-kacangan. Kacang-
kacangan baik bagi pencernaan karena kandungan serat pangannya yang cukup
tinggi. Beberapa contoh kacang-kacangan yang mengandung serat pangan yaitu
edamame, kacang hijau, kacang tunggak, dan kacang merah. Namun, setiap jenis
kacang memiliki kadar serat pangan larut air dan tidak larut air yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, dilakukannya praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar
serat pangan larut dan tidak larut air pada beberapa jenis kacang-kacangan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:
1) Menganalisa kadar serat pangan larut air pada kacang merah, kacang
tunggak, edamame, dan kacang hijau.
2) Menganalisa kadar serat pangan tidak larut air pada kacang merah, kacang
tunggak, edamame, dan kacang hijau.
BAB 4. PEMBAHASAN
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu:
1)
2)

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini, diharapkan sampel yang
digunakan tidak hanya sampel jenis kacang-kacangan, bisa ditambah dengan
sampel sayuran dan buah-buahan yang memang mengandung kadar serat pangan
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai