ANALISIS PROKSIMAT
ARIF RIZQI NURWIDIYANTO DAN JIHAN FAHIRA
ABSTRAK
Tujuan dari percobaan kadar karbohidrat adalah Mengetahui persentase kadar
karbohidrat total dalam sampel sosis dan tahu putih dari hasil pengurangan angka 100 dengan
persentase komponen lain (air, lemak, protein dan abu) Tujuan dari percobaan kadar air
adalah Mengetahui persentase kadar air dari sosis dan tahu putih melalui kehilangan berat
akibat pemanasan selama beberapa waktu pada suhu 100°C. Tujuan dari percobaan kadar
lemak adalah Mengetahui persentase kadar lemak kasar pada sampel sosis dan tahu putih
dengan cara ekstraksi menggunakan suatu zat pelarut lemak. Tujuan dari percobaan kadar
protein adalah Mengetahui persentase kadar protein dalam sampel sosis sapi dan tahu putih
dengan metode Kjeldahl. Tujuan dari percobaan kadar abu adalah mengetahui persentase
kadar abu dalam sampel sosis sapi dan tahu putih lewat proses pengabuan dengan tanur.
Prinsip dari metode pengujian karbohidrat yaitu menggunakan metode by difference. Prinsip
dari metode penentuan kadar air yaitu menggunakan pengeringan oven. Prinsip dari
penentuan kadar lemak yaitu menggunakan metode soxhlet. Prinsip dari penentuan kadar
protein yaitu menggunakan metode Kjeldahl. Prinsip dari penentuan kadar abu yaitu dengan
metode tanur. Hasil dari praktikum ini didapatkan analisis tahu kadar karbohidrat sebesar
1,519%, kadar air sebesar 78 %, kadar protein sebesar 8,125%, kadar lemak sebesar 10,856
% dan kadar abu sebesar 1,5 %. Analisis sosis didapatkan kadar karbohidrat 49,542 %, kadar
air 19,5 %, kadar protein 14,708 %, kadar lemak 14,708 % dan kadar abu 4,5 % Berdasarkan
hasil praktium diatas dapat disimpulakan bahwa kadar air lebih tinggi ditahu dibandingkan
disosis. Sedangkan kadar karbohidrat disosis lebih tinggi dari ditahu.
Kata kunci : abu, air, karbohidrat, lemak, protein
PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia (Siregar N S. 2014). Semua
karbohidrat terdiri atas unsur Carbon(C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus kimia
Cn(H2O)n
(Kole et al., 2020). Karbohidrat terbagi menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks (Handayani et al., 2016). Karbohidrat sederhana terdiri atas
monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida yang terdiri dari satu atau dua
ikatan molekul sakarida (Ziba., 2018). Karbohidrat kompleks terdiri atas dua ikatan
monosakarida yang disebut polisakarida terdiri dari pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida
non pati (Ramayanti dan Purnakarya., 2013).
Analisis kadar karbohidrat dihitung dengan cara perhitungan kasar (analisis
proksimat) atau yang disebut Carbohydrate by difference. (Kole et al., 2020). Kadar
karbohidrat dihitung secara by difference dan dipengaruhi oleh komponen nutrisi lain yaitu
kandungan protein, lemak,air, dan abu. (Wulandari et al., 2016).
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah
(yang disebut juga kelembaban tanah), bahan pangan, bahan pertanian, dan sebagainya.
(Prasetyo et al., 2019). Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan
bahan makanan tersebut terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dalam aw
(Agus., 2010). Semakin tinggi kadar air membuat mutu produk tersebut semakin rendah
(Arizka dan Daryatmo., 2015).
Pemeriksaan kadar air digunakan metode pengeringan atau oven (thermogravimetri)
(Hernando et al., 2015). Pengeringan dengan oven dianggap lebih menguntungkan karena
akan terjadi pengurangan kadar air dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat (Dina et
al., 2013).
Lemak merupakan senyawa yang tersusun dari trigliserida atau trigliserol serta
termasuk golongan lipida.( Aziza., 2015) Satu sifat yang khas dan mencirikan golongan
lipida (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya
ether, benzene, kloroform) atau sebaliknya ketidak larutanyan dalam air
(Novella dan Purwanti., 2019).
Kadar lemak kasar ditentukan dengan metode ekstraksi soxhletas
(Zuniar, R. dan Purnomo., 2016). Metode ekstraksi Soxhlet merupakan metode analisis kadar
lemak secara langsung dengan cara mengekstrak lemak/minyak dari bahan pangan dengan
pelarut organik non-polar,seperti heksana, petroleum eter dan dietil eter dengan
menggunakan alat khusus yaitu ekstraktor soxhlet (Aminullah., 2018). Kadar lemak sangat
dipengaruhi proses pemasakan, suhu pemasakan dan lama pemasakan dengan semakin tinggi
suhu pemanasan membuat produk semakin mudah rusak (Yuliana et al., 2013)..
Protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino
yang saling terangkai melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan
gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan
peptida (Adrian.,2014). Analisis kadar protein menggunakan metode uji Kjeldahl. (Lamid et
al .,2015). Prinsip kerja metode Kjeldahl adalah mengubah senyawa organik menjadi
anorganik (Bakhtra., 2014)
Abu (ash) merupakan residu yang tersisa setelah proses pembakaran
(Faizal et al., 2015). Mineral yang tidak dapat terbakar akan tertinggal dan menjadi abu,abu
ini dapat menurunkan nilai kalor dan menyebabkan kerak pada peralatan (Thoha, 2010).
Pengukuran kadar abu dilakukan dengan metode pengabuan kering menggunakan alat tanur
(Astuti et al., 2018).
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui metode perhitungan
kadar karbohidrat by difference. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui metode perhitungan kadar air pada suatu bahan pangan. Tujuan dari praktikum
ini adalah mahasiswa dapat mengetahui metode perhitungan kadar lemak pada suatu bahan
pangan. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui metode perhitungan
kadar protein pada suatu bahan pangan. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui metode perhitungan kadar abu pada suatu bahan pangan.
MATERI METODE
Metode yang dilakukan dalam perhitungan kadar karbohidrat yaitu menghitung kadar
air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu masing-masing sampel. Perhitungan yang
digunakan menggunakan rumus:
Metode yang dilakukan dalam percobaan kadar air diawali dengan preparasi cawan
porselin yang dilakukan dengan disiapkan cawan porselin, dimasukkan dalam oven suhu
105oC selama 1 jam dan dikeluarkan dari oven seta didiamkan dalam desikator. Uji kadar air
dapat dilakukan dengan cara dilakukan maserasi sampel sampai halus, cawan porselin
dikeluarkan dari desikator serta ditimbang, dilakukan tare pada neraca analitik, sampel
ditimbang di atas cawan, diulangi lagi penmbangan, diberi kode pada cawan porselin dan
cawan dioven dengan suhu 105o selama 4 jam, cawan porselin dikeluarkan, selanjutnya
cawan porselin ditimbang, ulangi sampai berat konstan. Perhitungan kadar air dapat
dilakukan dengan rumus:
Berat B−Berat C
Kadar lemak = ×100 %
Berat A
Metode penghitungan protein dapat dilakukan dengan sampel ditimbang sebanyak 0,5
gram dan dimasukkan dalam labu Kjeldahl, ditambah katalisator selenium, ditambah asam
sulfat teknik, sampel didestruksi, dilakukan proses destilasi dengan perangkan H 3BO3 4 %,
sampel dimasukkan labu destilasi, dilakukan destilasi sampai penangkap berubah warna,
prosedur diulangi, hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0,1 N. Kadar protein dapat dihitung
dengan rumus
Metode penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan cara cawan porselin dipreparasi,
cawan porselin ditimbang, kadar air diuji sebelumnya, tanur diabukan selama 4 jam suhu
550oC, sampel diangkat dengan penjepit, dimasukkan dalam desikator 15 menit. Kadar abu
dapat dihitung dengan rumus
Berat abu
Kadar abu = x 100%
Berat sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum diatas dapat ditentukan kadar karbohidrat dengan metode by
different dihasilkan kadar karbohidrat tahu yaitu 1,519 %. Hal itu sesuai dengan pendapat
Andarwulan et al (2018) yang menyatakan bahwa komposisi kimia tahu terdiri dari kadar air
sebesar 88%, protein sebesar 6%, lemak 3.5%, karbohidrat 1.9% dan kadar abu 0.6%. Kadar
karbohidrat dari sosis yaitu 49,542 %. Dengan jumlah karbohidrat tersebut, sosis tersebut
tidak memenuhi batas maksimal yang ditetapkan SNI 01-3820(1995) yaitu penggunaan
karbohidrat pada sosis maksimal 8 %.
Karbohidrat dalam tubuh manusia berfungsi sebagai sumber energi. Hal itu sesuai
dengan pendapat Azmy dan Mundiastuti (2018) yang menyatakan bahwa karbohidrat dalam
tubuh manusia bermanfaat sebagai sumber energi utama yang diperlukan untuk
beraktivitas,karbohidrat yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak
sebagai cadangan sumber energi. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kadar
karbohidrat bahan pangan adalah kandungan serat produk dan cara pengolahan produk. Hal
itu sesuai dengan pendapat Witasari (2010) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kenaikan kadar karbohidrat adalah kandungan serat dalam makanan, proses
pencernaan,cara pemasakannya, ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan.
Berdasarkan praktikum analisis proksimat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar Air Sampel Tahu dan Sosis
Sampel 1 Sampel 2
I II I II
Berat Cawan 16.,17 14,09 14,92 14,32
Berat Sampel 2 2 2 2
Berat setelah 16,62 14,52 16,64 15,82
oven pertama
Berat setelah 16,62 14,52 16,64 15,82
oven kedua
Kadar air 77,5 % 78,5% 14 % 25 %
Rata-rata kadar 78 % 19,5 %
air
Data primer praktikum Analisis Pangan, 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat disimbulkan bahwa kadar air dari tahu yaitu 78 %. Hal itu
sesuai dengan pendapat Andarwulan et al (2018) yang menyatakan bahwa kadar air dari tahu
cukup tinggi yaitu 80-83 %. Kadar air dari sosis yaitu 25 %, hal itu sesuai dengan batas aman
kadar air dari sosis sesuai SNI 3820:2015 yaitu maksimal sebesar 67 %.
Kadar air yang tinggi dapat membuat produk mengalami fermentasi. Hal itu sesuai dengan
pendapat Wulandari (2017) yang menyatakan bahwa kadar air tinggi akan lebih mudah
menyebabkan terjadinya fermentasi Prinsip dari metode oven yaitu mengeringkan sampel
dalam oven bersuhu 100-105°C sampai bobot konstan dan selisih bobot awal dengan bobot
akhir dihitung sebagai kadar air. Hal itu sesuai dengan pendapat Hutapea (2014) yang
menyatakan bahwa prinsip penentuan kadar air dengan metode pengeringan adalah
menguapkan air yang ada dalam bahan dengan pemanasan. Kemudian menimbang bahan
sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan dengan suhu 105°C-110°C
selama 3 jam. Pembuatan sosis membutuhkan bahan pengikat air untuk meningkatkan
emulsifitas lemak dengan bahan yang digunakan adalah tepung terigu atau tepung jagung.
Hal itu sesuai dengan pendapat Rosmawati dan Risna (2016) yang menyatakan bahwa dalam
pembuatan nugget membutuhkan tepung yang berfungsi sebagai bahan pengikat adonan
nugget, yang dapat meningkatkan daya ikat air daging, dan emulsifikasi lemak dengan bahan
yang digunakan adalah tepung terigu,tepung jagung dan tepung ampas tahu.
Maserasi berfungsi dalam perendaman larutan. Hal itu sesuai dengan pendapat
Yennie dan Elystia (2013) yang menyatakan bahwa maserasi merupakan teknik ekstraksi
yang dilakukan untuk bahan yang tidak tahan panas dengan cara perendaman di dalam
pelarut tertentu selama waktu tertentu. Kadar air dianalisis secara duplo berfungsi untuk
meningatkan ketepanan. Hal itu sesuai dengan pendapat Rubiyanti et al (2019) yang
menyatakan bahwa analisis kadar air dilakukan secara duplo bertujuan untuk meningkatkan
ketepatan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kadar lemak Sampel Tahu dan Sosis
Sampel 1 Sampel 2
I II I II
Berat sampel 2 2 2 2
Berat setelah 1,15 1,10 1,66 1,68
oven pertama
Berat setelah 1,15 1,09 1,66 1,68
oven kedua
Berat setelah 0,99 0,93 1,45 1,42
oven ketiga
Kadar lemak 8% 8,25 % 10,5 % 13 %
Rata-rata kadar 8,125 % 11,75 %
lemak
Data Primer Praktikum Analisis Pangan, 2020
Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa kadar lemak dari tahu yaitu 8,125 %.
Hal itu sesuai dengan SNI 01-3142(1998) yang menyatakan bahwa kadar lemak minimal dari
tahu yaitu 0,5 %. Berdasarkan praktikum diatas didapatkan bahwa kadar lemak dari sosis
yaitu 11,75 %. Hal itu sesuai dengan SNI 3820(2015) yang menyatakan bahwa kadar lemak
dalam sosis maksimal yaitu 20 %.
Prinsip dari metode soxhlet yaitu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak seperti eter, N-
Heksan dan benzen, kemudian berta lemak ditentukan dengan cara memisahkan lemak
dengan pelarut. Hal itu sesuai dengan pendapat Asmariani et al (2017) yang menyatakan
bahwa metode. Prinsip dari metode soxhlet yaitu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak
seperti petroleum benzena,petroleum eter, aseton dan lainnya. Berat lemak kemudian
ditentukan dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya. Kertas saring berfungsi
sebagai tempat penampungan lemak sebelum dioven. Hal itu sesuai dengan pendapat
Angelia (2016) yang menyatakan pelarut melarutkan lemak dalam kertas saring, larutan sari
ini terkumpul dalamkertas saring dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan
lewat sifon menuju labu.
Blanko