ABSTRAK
Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat terhidrolisis oleh bahan-bahan kimia
yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam sulfat (H 2SO4) dan natrium
hidroksida (NaOH). Analisis kadar serat kasar sangat penting untuk dilakukan karena serat telah
diketahui mempunyai banyak manfaat bagi tubuh seperti mencegah sembelit, mencegah kanker,
mencegah sakit pada usus besar, dan membantu menurunkan kadar kolesterol. Tujuan dari praktikum
kali ini yaitu untuk mengetahui cara analisis kadar serat kasar pada bahan pangan dengan metode SNI
01-2891-1992 dan mengetahui kadar serat kasar dalam sampel. Hasil analisis kadar serat kasar daun
pepaya yaitu berkisar antara 2,3655%-3,7649%, buah pepaya yaitu berkisar antara 1,7960%-2,0602%,
kangkung yaitu berkisar antara 3,7425%-2,2541%, bayam yaitu 1,7021%-2,4764%, dan wortel yaitu
1,5295%-1,9556%. Urutan rata- rata kadar serat kasar dari sampel dari yang terbesar hingga terkecil
yaitu wortel, pepaya, bayam, kangkung, dan daun pepaya.
Kata kunci: Serat kasar, metode SNI 01-2891-1992
Berdasarkan hasil pengamatan pada Hal ini jika dibandingkan dengan hasil
Tabel 1, urutan rata- rata kadar serat kasar dari pengamatan dari sampel pepaya (Tabel 1),
sampel dari yang terbesar hingga terkecil yaitu maka hasil analisis kadar serat kasar pada
wortel, pepaya, bayam, kangkung, dan daun sampel pepaya (Tabel 1) lebih besar daripada
pepaya. Namun, hasil duplo yang dilakukan literatur. Hal ini diduga terjadi akibat proses
memiliki data yang cukup jauh nilainya. Hal hidrolisis komponen selain serat kasar dengan
ini diduga terjadi akibat hidrolisis yang menggunakan asam dan basa masih belum
dilakukan dengan asam atau basa masih belum maksimal, sehingga komponen selain serat
maksimal, sehingga masih ada komponen lain kasar ikut teranalisis dan mempengaruhi hasil
yang ikut teranalisis dalam penentuan kadar pengamatan.
serat kasar dan mempengaruhi hasil Hasil analisis kadar serat kasar pada
pengamatan. sampel kangkung (Tabel 1) yaitu berkisar
Hasil analisis kadar serat kasar daun antara 3,7425%-2,2541%. Berdasarkan
pepaya (Tabel 1) yaitu berkisar antara penelitian yang dilakukan oleh Farida et al.
2,3655%-3,7649%. Berdasarkan hasil (2004), kadar serat kasar pada kangkung air
penelitian yang dilakukan oleh Nwofia, et al. segar sebesar 1,80%. Berdasarkan hal ini,
(2012), kadar serat kasar yang terkandung maka kadar serat kasar hasil analisis (Tabel 1)
dalam daun pepaya berkisar antara 11,41%- lebih besar daripada literatur. Adanya
13,15%. Hasil analisis kadar serat kasar pada perbedaan yang diperoleh antara hasil analisis
sampel daun pepaya (Tabel 1) jauh lebih kecil dengan literatur karena adanya perbedaan
jika dibandingkan dengan literatur. Hal ini varietas yang digunakan, lokasi penanaman,
diduga akibat penyaringan larutan sampel genetik, sinar matahari, curah hujan, topografi,
yang tidak dalam keadaan panas sehingga tanah, musim, pemupukan, dan derajat
tidak semua serat kasar terpisah dengan kemasakan dari kangkung (Harris, 1985).
larutan H2SO4 yang digunakan. Tingginya Serat kasar yang tinggi pada kangkung berasal
kadar serat kasar pada daun pepaya dari dinding sel kangkung yang terdiri dari
menjadikan daun pepaya berpotensi untuk beberapa jenis karbohidrat yaitu selulosa,
digunakan pada formulasi pakan ternak karena hemiselulosa, dan pektin (Winarno, 2004).
serat akan memudahkan pergerakan usus dan Hasil analisis kadar serat kasar pada
penyerapan nutrisi (Brody, 1994). sampel bayam (Tabel 1) yaitu 1,7021%-
Hasil analisis kadar serat kasar pada 2,4764%. Kadar serat kasar yang ada dalam
buah pepaya yaitu berkisar antara 1,7960%- bayam petik yaitu sebesar 8,61% basis kering
2,0602%. Berdasarkan hasil penelitian yang (Akubugwo, et al., 2007). Hasil analisis kadar
dilakukan oleh Nwofia, et al. (2012), yaitu serat kasar pada sampel wortel (Tabel 1) yaitu
kadar serat kasar pada daging buah pepaya 1,5295%-1,9556%. Berdasarkan penelitian
lebih kecil jika dibandingkan dengan daun yang dilakukan oleh Hanif, et al. (2006), kadar
pepaya, yaitu berkisar antara 0,77%-0,93%. serat kasar dari wortel yaitu 0,6 %. Hal ini
berarti bahwa kadar serat kasar sampel wortel Biotechnology Vol. 6 (24): 2833-
dan bayam yang didapatkan (Tabel 1) tidak 2839.
sesuai jika dibandingkan dengan literatur. Hal
ini diduga terjadi karena perbedaan jenis Apriyantono, A. 2002. Pengaruh pengolahan
komoditas sampel yang digunakan dan metode terhadap nilai gizi dan keamanan
analisis kadar serat kasar yang berbeda. pangan. Disampaikan pada Seminar
Berdasarkan hasil analisis serat kasar Online Kharisma ke-2.
secara keseluruhan (Tabel 1), semua hasil
analisis berbeda cukup jauh dengan kadar serat Badan Standardisasi Nasional. 1992. Cara Uji
kasar sampel dari literatur. Hal ini Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-
menunjukkan bahwa metode yang digunakan 1992. Badan Standardisasi Nasional,
untuk menentukan kadar serat kasar yang Jakarta.
dilakukan pada praktikum kali ini masih Brody, T. 1994. Nutritional Biochemistry,
belum optimal dalam menentukan kadar serat Second Edition. Academic Press San
dari sampel. Hal ini diduga terjadi akibat Diego, California.
proses hidrolisis komponen lain selain serat
kasar yang kurang sempurna sehingga deMan, J. M. 1997. Kimia Makanan. Institut
komponen lain tersebut ikut teranalisis sebagai Teknologi Bandung, Bandung.
serat kasar. Selain itu, pemanasan yang kurang
sempurna pada oven juga bisa menjadi faktor Farida W. S., Nurjaeni, R. Mutia, dan D.
penyebab perbedaan yang cukup jauh. Faktor Diapari . 2004. Kemampuan cerna
lain yang mempengaruhi kadar serat kasar kuskus beruang (Ailurops ursinus)
pada bahan yaitu suhu dan lama perendaman. terhadap pakan alternatif di
Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Jamarun penangkaran. J. Biosmart Vol 6
dan Herawati (2001), bahwa semakin tinggi (1):65-70.
suhu maka persentase serat kasar semakin
meningkat. Hanif, R., Z. Iqbal, M. Iqbal, S. Hanid, dan M
Contoh serat kasar yaitu selulosa dan Rasheed. 2006. Use Of Vegetables As
lignin dalam makanan. Selulosa merupakan Nutritional Food: Role In Human
jenis karbohidrat yang strukturnya merupakan Health. Journal of Agricultural and
polimer homolog beta glukosa yang biasanya Biological Science Vol. 1 (1):18-22.
disertai polisakarida lain dan lignin, yang
Harris, R. S. 1985. Pengaruh Budidaya
memiliki rantai yang sangat panjang (deMan.
Pertanian Terhadap Bahan Pangan
1997).
Nabati. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
KESIMPULAN
Jamarun, N., Dan R. Herawati. 2001.
Hasil analisis kadar serat kasar daun Pengaruh Suhu Dan Lama
pepaya (Tabel 1) yaitu berkisar antara Perendaman Terhadap Kandungan
2,3655%-3,7649%, buah pepaya yaitu berkisar Bahan Kering, Protein Kasar, Serat
antara 1,7960%-2,0602%, kangkung yaitu Kasar, Dan HCN Biji Karet. Fakultas
berkisar antara 3,7425%-2,2541%, bayam Peternakan, Universitas Andalas,
yaitu 1,7021%-2,4764%, dan wortel yaitu Padang.
1,5295%-1,9556%. Urutan rata- rata kadar
serat kasar dari sampel dari yang terbesar Nwofia, G. E., P. Ojimelukwe, dan C. Eji.
hingga terkecil yaitu wortel, pepaya, bayam, 2012. Chemical Composition of
kangkung, dan daun pepaya. Leaves, Fruit Pulp, and Seeds in Some
Carica papaya (L) Morphotypes. Int. J.
DAFTAR PUSTAKA Med. Arom. Plants Vol 2(1): 200-206.