Anda di halaman 1dari 40

HASIL PENGAMATAN

PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR VITAMIN C


METODE DFIF, IODIMETRI, DAN SPEKTROFOTOMETRI
(NUTRISARI JERUK, BUAH VITA JUICE ORANGE, YOU C
1000 ORANGE)

Oleh:
Nama : Rizal M Ramdhan
NRP : 193020186
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 19 November 2021
Asisten : Vanni Sochi Putra Mulyadi

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Rizal M Ramdhan NILAI


NRP : 193020186
Kelompok :D
Asisten : Vanni Sochi P M

Sampel: Nutrisari Jeruk


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Vitamin C Metode DFIF

Diketahui : Wsampel = 5 gram

Vt DFIF = 6,55mL

Vtitrasi Sampel = 7,20mL

K = 0,1

Vblanko = 1,2mL

Faktor DFIF = 0,0935

Ditanyakan : Kadar Vitamin C?

Jawab :

𝑉0 𝑥 𝐾 5 𝑚𝑙 𝑥 0,1
F DFID = = = 0,0935
(Vt−Vb) (6,55 mL−1,2 mL)

∅ × (𝑉𝑡 − 𝑉𝑏) × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝐹𝐼𝐹 × 100


𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 =
𝑊𝑠

100
× (7,20 − 1,2) × 0,0935 × 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 10
5

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 114,36𝑚𝑔 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶/100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan metode


DFIF pada sampel D (Nutrisari Jeruk) didapatkan Wsampel sebesar 5gram, Vtitrasi
DFIF sebesar 6,55mL; Vtitrasi sampel sebesar 7,20mL; K sebesar 0,1; dan Vblanko
sebesar 1,2mL. Faktor DFIF yang didapatkan sebesar 0,0935 dan kadar Vitamin C
sebesar 114,36mg Vitamin C/100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya labu ukur untuk membuat dan
mengencerkan larutan, pipet tetes untuk mengambil larutan dalam skala tetesan,
erlenmeyer untuk menampung larutan asam askorbat pada saat proses titrasi,
buret sebagai penampung titran, serta klem serta statif digunakan untuk
menyangga buret. Bahan yang digunakan adalah larutan HPO₃ untuk mengatur
suasana menjadi asam, larutan DFIF sebagai titran dan oksidator yang akan
direduksi oleh asam askorbat, sampel sebagai bahan yang akan dianalisis, dan
asam askorbat digunakan sebagai reduktor. Perlakuan yang dilakukan
diantaranya pembuatan larutan B untuk mengencerkan larutan A yang memiliki
konsentrasi tinggi, penentuan kadar DFIF sebagai faktor koreksi dan titrasi
untuk mengetahui kadar vitamin C.

Mekanisme penentuan kadar vitamin C metode DFIF yaitu saat vitamin


C ditambahkan dengan HPO₃ yang membuat suasanya menjadi asam.
Kemudian, titrasi dilakukan dengan DFIF yang ada pada suasana netral/ basa
dengan indikator berwarna biru dan saat mencapai TAT menjadi berwarna
merah muda yang menandakan larutan sudah dalam suasana asam. Vitamin C
akan mereduksi DFIF sehingga warnanya akan pudar. Titik akhir titrasi
ditunjukkan dengan warna merah yang stabil selama 15 detik.

Menurut SNI 01-3722-1995 tentang kandungan vitamin C dalam serbuk


minuman rasa jeruk menyatakan bahwa kandungan vitamin C sebaiknya 300
mg/100 g. Sedangkan pada hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C pada
sampel Nutrisari Jeruk dengan menggunakan metode DFIF sebesar 114,36mg
Vitamin C/100 gram bahan. Sehingga kandungan vitamin C pada sampel masih
dibawah kadar SNI

Metode lain untuk mengentahui kadar vitamin C yaitu dengan metode


iodimetri (Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah


yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh maka harus
diperoleh dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan kehidupan, memiliki tugas spesifik serta mudah rusak selama
penyimpanan dan pengolahan. ( Almatsier, 2004)

Jenis- jenis vitamin berdasarkan pelarutnya yaitu air dan lemak. Vitamin
yang larut lemak diantaranya A, D, E, dan K yang diangkut ke hati melalui system
limfe sebagai bagian dari lipoprotein dan disimpan di berbagai jaringan tubuh dan
biasanya tidak dikeluarkan melalui urine serta absorpsinya membutuhkan cairan
empedu dan pancreas. Sedangkan vitamin larut air diantaranya vitamin C dan
vitamin B kompleks. Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen
system enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energy.
Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui
urine dalam jumlah kecil. Oleh karena itu perlu konsumsi setiap hari untuk
mencegah kekurangan yang mengganggu fungsi normal tubuh. (Almatsier,2004)

Sifat dari vitamin C yaitu mempunyai berat molekul 178 dengan rumus
molekul C₆H₈O₆. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 - 192°C.
Bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai
berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam khloroform, eter, dan benzene.
Dengan logam membentuk garam. Vitamin C mudah teroksidasi lebih lebih
apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat, sinar, dan suhu tinggi
(Sudarmadji, 2010).

Fungsi vitamin C dalam tubuh adalah pembentukkan kalogen intraseluler,


sebagai koenzim, bertindak sebagai antioksidan, vitamin C mereduksi besi feri
menjadi fero dalam usus dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi (Almatsier,
2004).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DFIF adalah Diklorofenol indofenol yang berfungsi sebagai peniter yang


bersifat oksidator terdiri dari Natrium Dikloro Fenol Indofenol dilarutkan dalam
air dingin, bersifat tidak stabil dalam suhu ruang, suhu tinggi, serta cahaya (Atma,
2018). DFIF memiliki sifat kimia yakni memiliki warna yang berbeda disetiap
suasana, pada suasana basa dan netra larutanl DFIF akan berwarna biru, pada
suasana asam larutan DFIF akan berwarna merah muda, serta jika sudah direduksi
tidak berwarna (Firmansyah, 2014).

Autoindikator adalah suatu zat yang dapat bertindak sebagai reagen juga
dapat bertindak sebagai indikator yang memberitahu TAT. Contohnya K₂Cr₂O₂,
KMnO₄, dan DFIF (Khopkar, 1999).

HPO₃ merupakan asam lemah sehingga dapat digantikan oleh asam lemah
lainnya. Contohnya yaitu Asam Asetat Glasial (Underwood, 2002).

Larutan vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara


(oksidasi) terutama bila terkena cahaya. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran Fe
dan Cu, selain itu vitamin C bersifat tidak stabil dalam larutan basa (Almatsier,
2004).

Blanko merupakan larutan yang tidak berisi analit. larutan blanko biasanya
digunakan untuk kalibrasi yang fungsinya sebagai larutan pembanding (Harjadi,
1993).

Fungsi dari nilai k yaitu untuk mengetahui vitamin /mL (mg). Sedangkan
fungsi faktor DFIF yaitu untuk titrasi distandarisasi dengan larutan vitamin C
standar sehingga bisa dijadikan faktor koreksi dalam perhitungan kadar vitamin C
pada sampel (Techinamuti, 2018).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C pada sampel
D (Nutrisari Jeruk) dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C yang didapatkan
sebesar 114,36mg Vitamin C/100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Atma, Y. (2018). Prinsip Analisis Pangan Komponen Makro dan Mikro


Nutrien. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01-3722-1995 Serbuk Minuman Rasa


Jeruk. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

Firmansyah, Wahyu Erwin. 2014. Laporan Praktikum Biokimia dan Analisis


Pangan: Analisis Kadar Vitamin C. Malang: Universitas Brawijaya
diakses melalui https://www.academia.edu pada 20 November 2021

Harjadi, W. (1993). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Techinamuti, N.2018.Metode Analisis Kadar Vitamin C.Farmaka Suplemen


Volume 16 Nomor 2.jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17547/0
Diakses: 20 November 2021

Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Rizal M Ramdhan NILAI


NRP : 193020186
Kelompok :D
Asisten : Vanni Sochi P M

Sampel: You C 1000 Orange


Hasil Percobaan Kadar Vitamin C dengan Metode Spektrofotometri

Diketahui :

Hasil Pembacaan Absorban Larutan Standar

Absorbansi Sampel D = 0,991mL

Konsentrasi (mg) Absorban


0 1,026
0,013 0,963
0,025 0,859
0,038 0,798
0,050 0,735
0,063 0,694
Konsentrasi Larutan Standar

10𝑚𝑔
𝑝𝑝𝑚 = = 100𝑝𝑝𝑚
0,1𝐿

Deret Standar

• 0𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0𝑚𝑔 • 1,5𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,038𝑚𝑔


• 0,5𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,013𝑚𝑔 • 2,0𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,050𝑚𝑔
• 1,0𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,025𝑚𝑔 • 2,5𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,063𝑚𝑔

Ditanyakan : Kadar vitamin C?


Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Ditanyakan : Kadar Vitamin C?

Jawab :

Konsentrasi (mg) Absorban


0 1,026
0,013 0,963
0,025 0,859
0,038 0,798
0,050 0,735
0,063 0,694
Didapatkan data:

a = 1,0183

b = -5,4739

R² = 0,9824

𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥

𝑦𝑚𝑎𝑥 = 1,0183 + (−5,4739)(0,063)

𝑦𝑚𝑎𝑥 = 0,673

𝑦𝑚𝑖𝑛 = 𝑎 + 𝑏𝑥

𝑦𝑚𝑖𝑛 = 1,0183 + (−5,4739)(0)

𝑦𝑚𝑖𝑛 = 1,0183

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Konsentrasi (x) pada Sampel D

o Sampel D
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
0,991 = 1,0183 + (−5,4739)(𝑥)
0,991− 1,0183
𝑥 =
−5,4739
𝑥 = 0,0049 𝑚𝑔
𝑥 = 0,005 𝑚𝑔

Grafik

Grafik Penentuan kadar vitamin C metode


spektrofotometri
1,2
1,026
0,963
1 0,859
0,798
0,735 0,694
0,8
Absorbansi

0,6

0,4
y = -5,4739x + 1,0183
0,2
R² = 0,9824
0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
Konsentrasi

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Kadar Vitamin C

𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 × 𝐹𝑃
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = × 100
𝑊𝑠 × 1000

25
0,005 ×
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 5 × 100
5 × 1000

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 0,0005 %

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan metode


spektrofotometri pada sampel D (You C 1000 Orange) didapatkan berat sampel
sebesar 5mL. Konsentrasi dan absorban larutan standar yang didapatkan berturut-
turut senilai 0mg dan 1,026; 0,013mg dan 0,963; 0,025 dan 0,859; 0,038 dan 0,798;
0,050mg dan 0,735; 0,063 dan 0,694; sedangkan untuk absorban dan konsentrasi
untuk sampel sebesar 0,991 dan 0,005 mg. Kadar vitamin C yang didapatkan
sebesar 0,0005%

Gambar 1. Grafik Penentuan Kadar Vitamin C Metode Spektrofotometri

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan dalam penentuan kadar vitamin C metode
spektrofotometri adalah HPO3 sebagai pengatur suasana asam, larutan DFIF
sebagai oksidator (direduksi oleh asam askorbat), Sampel D You C 1000
Orange yang memiliki kandungan asam askorbat sebagai reduktor. Lalu alat
yang digunakan dalam penentuan kadar vitamin C metode spektrofotometri
antara lain labu ukur sebagai wadah untuk membuat larutan standar dan larutan
deret standar, kuvet untuk wadah sampel saat analisis menggunakan
spektrofotometer, dan spektrofotometer berfungsi sebagai alat yang
memancarkan cahaya unuk mengukur kadar vit C dalam sampel (dalam
absorban). Sedangkan perlakuan yang diberikan dalam penentuan kadar vitamin
C metode spektrofotometri antara lain penambahan HPO3 sebagai pembuat
suasana asam, pembuatan deret standar untuk mengukur absorban deret standar,
serta pengukuran absorban sesegera mungkin karena menghindari warna yang
semakin pudar karena DFIF yang sudah direduksi oleh asam askorbat

Mekanisme dari analisis kadar vitamin C metode spektrofotometri


adalah berdasarkan sifat dari DFIF yang akan berwarna merah saat keadaan
asam dan tidak berwarna saat telah tereduksi oleh vitamin C sehingga dapat
diketahui kadarnya dari absorban yang diukur dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 518 nm.

Berdasarkan data SNI 01-6019-1999 mengenai minuman sari jeruk.


Kandungan vitamin C pada minuman sari jeruk minimum 300 mg/100 gram.
Sedangkan pada penentuan kadar vitamin C pada sampel You C 1000 Orange
dengan menggunakan metode spektrofotometri didapat konsentrasi vitamin C
sebesar 0,0005% atau 0,05 mg pada 100 g bahan, belum dapat memenuhi
ketentuan yang diberlakukan.

Alternatif metode lain yang digunakan yaitu dengan metode iodimetri


dan metode DFIF (Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan,


terutama buah buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food
Vitamin (Winarno, 1991).

Pereduksi atau disebut juga reduktor adalah zat yang dapat mereduksi
menyebabkan zat lain mengalami reaksi reduksi, jadi reduktor adalah zat yang
mengalami oksidasi (reaksi kenaikan bilangan oksidasi). Sedangkan,
oksidatoradalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks.
Sehingga oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (Wismono, 2007).

Penggunaan HPO₃ untuk setting blank berfungsi untuk membuat suasana


sedikit asam agar vitamin C dalam sampel tetap stabil dan tidak membentuk
dihidroaskorbat (Sudarmadji, 2010).

Pada penentuan kadar vitamin C metode spektrofotometri kurva yang


terbentuk menunjukkan penurunan karena semakin banyak vitamin C yang
ditambahkan maka semakin banyak DFIF yang tereduksi sehingga warna larutan
akan semakin pudar dan absorban semakin menurun (Sudarmadji, 2010).

DFIF ditambahkan pada saat akhir sebelum diukur absorbansinya agar


mencegah warna dari larutan DFIF pudar terlebih dahulu karena direduksi oleh
asam askorbat yang dapat menyebabkan pengukuran absorbansi tidak akurat
(Damayanti, 2017).

Sampel dengan Asam askorbat ditimbang kemudian dimasukkan ke


dalam labu ukur dan dilarutkan dengan HPO3 dan ditambahkan larutan DFIF
kemudian tanda bataskan dengan larutan HPO3. (Monalisa,2013). Secara teknis
Pembuatan larutan baku vitamin C yaitu dengan membuat larutan standar vitamin
C 10mg. Kemudian, masukan ke dalam larutan standar HPO₃ dan larutan DFIF.
Lalu, dimasukan ke dalam kuvet yang sebelumnya sudah di setting blank dengan
panjang gelombang 518nm.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Part per million atau ppm adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan
dalam satuan mg/Kg atau mg/liter. digunakan untuk menunjukan kandungan suatu
senyawa dalam larutan (Chang, 2004).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar vitamin C dengan
metode spektrofotometri pada sampel D (You C 1000 Orange) dapat
disimpulkan bahwa Kadar vitamin C yang didapatkan sebesar 0,0005%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 1999. SNI 01-6019-1999 Sari Buah Jeruk.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

Chang, R. P. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I.


Jakarta: Penerbit Erlangga.

Damayanti, E. T. (2017). Perbandingan Metode Penentuan Vitamin C pada


Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis
dan Iodimetri. 259-266.

Monalisa. 2013. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga


Dodol Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Dan
Iodometri. Manado : UNSRAT Diakses melalui https://core.ac.uk pada
20 November 2021

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Wismono, J. (2007). Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Graneca Exact.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Rizal M Ramdhan NILAI


NRP : 193020186
Kelompok :D
Asisten : Vanni Sochi P M

Sampel: Buah Vita Juice Orange


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Vitamin C Metode Iodimetri

Diketahui : Volume titrasi = 5,13mL

N I₂ = 0,0112 N

BE Vitamin C = 88,065

Ws = 5gram

Ditanyakan : Kadar Vitamin C?

Jawab :

𝑉 𝐼₂ × 𝑁 𝐼₂ × 𝐵𝐸 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 × 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 =
𝑊𝑠
5,13 × 0,0112 × 88,065 × 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 =
5

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 101,197𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶/ 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 101,20 𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶/ 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan metode


iodimetri pada sampel D (Buah Vita Juice Orange) didapatkan nilai Volume titrasi
sampel sebesar 5,13mL; nilai N I₂ sebesar 0,0112 N dan nilai BE Vitamin C sebesar
88,065 dan berat sampel sebesar 5 gram. Kadar vitamin C yang didapatkan sebesar
101,20 mg vitamin C/ 100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan pada analisis penentuan kadar vitamin C metode
iodimetri antara lain I2 sebagai larutan baku standar dan oksidator, amylum
sebagai indicator spesifik, dan sampel sebagai bahan yang dianalisis. Lalu alat
yang digunakan pada analisis penentuan kadar vitamin C metode iodimetri
antara lain statif sebagai penyangga buret, buret sebagai wadah Larutan baku
primer dan alat untuk melakukan titrasi, dan Erlenmeyer sebagai wadah Larutan
Baku Primer. Sedangkan Perlakuan yang diberikan pada penentuan kadar
vitamin C metode iodimetri antara lain titrasi dilakukan duplo bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang konstan dan pemberian indikator amilum agar
memudahkan dalam melihat TAT.

Mekanisme penentuan kadar vitamin C dimana vitamin C bersifat


sebagai reduktor dan I₂ bersifat sebagai oksidator. Vitamin C dan iod akan
membentuk suatu ikatan rangkap dengan atom C akan hilang pada nomor atom
2 dan 3. Setelah itu, vitamin C habis bereaksi dengan I₂, maka I₂ bereaksi dengan
amilum membentuk senyawa kompleks Iod-Amylum yang menyebabkan
terjadinya perubahan warna yang menandakan bahwa TAT sudah selesai.

Berdasarkan data SNI 01-6019-1999 mengenai minuman sari jeruk.


Kandungan vitamin C pada minuman sari jeruk minimum 300 mg/100 gram.
Sedangkan pada penentuan kadar vitamin C pada sampel Buah Vita Juice
Orange dengan menggunakan metode Iodimetri didapat konsentrasi vitamin C
sebesar 101,20 mg vitamin C/ 100 gram bahan pada 100 g bahan, dari data
tersebut maka karar vitsmin C pada sampel belum dapat memenuhi ketentuan.

Metode alternatif dari Iodimetri yaitu dengan metode DFIF dan metode
spektrofotometri (Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Vitamin C adalah antioksidan yang larut dalam air. Vitamin C merupakan


bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam
plasma sel. Vitamin C dapat mudah teroksidasi secara reversible membentuk asam
dehidro L-asam askorbat dan kehilangan 2 atom hydrogen. Vitamin C merupakan
salah satu vitamin esensial karena manusia tidak dapat memproduksi vitamin C
didalam tubuh sendiri dan harus diperoleh dari luar tubuh. (Purwoko, 2017).

Kekurangan vitamin C pada tubuh menyebabkan gusi berdarah, mudah


memar, kulit kering, lemah (kurang energi), mimisan, gampang infeksi, nyeri
sendi. Kelebihan vitamin C pada tubuh yaitu diantaranya menyebabkan produksi
asam lambung meningkat akan menimbulkan masalah pencernaan seperti iritasi
lambung, diare, dan juga penyakit gangstritis, mengakibatkan terjadinya gangguan
pada urikosuria yaitu terjadinya peningkatan kadar asam urat didalam kandungan
kemihakanmemicu resiko gangguan pada ginjal. (Rusdin, 2015).

Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitas yang reaksi utamanya


adalah redoks. jenis-jenis reaksi redoks diantaranya yaitu iodium yang dibagi
menjadi iodimetri dan iodometri yang TAT berdasarkan adanya I₂ bebas. selain
itu permanganometri dan diktometri (Khopkar, 1990).

Perbedaan iodimetri dan iodometri yaitu iodometri merupakan titrasi


reduksimetri, metode titrasi tidak langsung, reduktor sebagai titran, oksidator
sebagai titrat, sedangkan iodimetri merupakan titrasi oksidimetri, metode titrasi
langsung, oksidator sebagai titran, reduktor sebagai titrat (Underwood, 2002).

Vitamin C merupakan reduktor yang cukup kuat dan agar berjalannya


reaksi diperlukan oksidator sebagai peniter. titrasi iodimetri merupakan jenis
titrasi redoks, dimana oksidator (iodin) digunakan sebagai peniter. maka dari itu
digunakan titrasi iodimetri pada analisis vitamin c agar reaksi reduksi-oksidasi
berjalan (Mursyidi, 2007).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DFIF dan iodometri juga terdapat adanya perbedaan, vitamin yang


dianalisa kadarnya berbeda, hal berbeda, hal ini disebabkan proses yang dialam
juga berbeda pada metode DFIF, sampel mengalami proses penyaringan sehingga
menyebabkan masih tersisanya vitamin pada peralat peralatan, sehingga tidak ikut
teranalisa pada waktu titrasi. Sedangkan pada metode iodimetri, sampel
kemungkinan hilang dan rusaknya vitamin C (Bassett, 1994).

Iod merupakan padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada


suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk
senyawa dengan banyak unsur, tetapi tidaksereaktif halogen lainnya, yang
kemudian menggeser iodide. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam Iod
mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang
kemudian membentuk larutan berwarna ungu. Iod hanya sedikit larut dalam air
(Subhan, 2014).
Sifat dari amilum (pati) adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak
larut dalam dingin tetapi didalam air panas dapat membentuk sol atau gel yang
berbentuk kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur
makanan dan sifat gelnya dapat diubah oleh gula dan asam. Peruraian tidak
sempurna dari pati dapat menghasilkan dekstrin yaitu suatu bentuk oligosakarida
(Winarno,1991).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan penentuan kadar Vitamin C dengan metode
iodimetri dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada sampel D (Buah Vita
Juice Orange) sebesar 101,20 mg vitamin C/ 100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 1999. SNI 01-6019-1999 Sari Buah Jeruk.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

Basset, J. e. (1994). Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta : UI Press.

Mursyidi, A. (2007). Pengantar Kimia Analisis Volumetri dan Gravimetri .


Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Purwoko, I. (2017). Vitamin C. Semarang: Universitas Muhammadiyah


Semarang.

Rusdin, R. (2015). Kimia Pangan. Yogyakarta: Andi.

Subhan. 2014. Analisis Kandungan Iodium Dalam Garam Butiran Konsumsi

Yang Beredar Di Pasaran Kota Ambon: Jurnal Fikratuna Volume 6,

Nomor 2. Ambon : FTIK IAIN. http://fmipa.umri.ac.id Diakses pada

20 November 2021.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuanitatif Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Winarno, F. G. (1994). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR KLOROFIL


METODE SPEKTROFOTOMETRI
(DAUN SINGKONG)

Oleh:
Nama : Rizal M Ramdhan
NRP : 193020186
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 19 November 2021
Asisten : Vanni Sochi Putra Mulyadi

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Rizal M Ramdhan NILAI


NRP : 193020186
Kelompok :D
Asisten : Vanni Sochi P M

Sampel: Daun Singkong


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Klorofil Metode Spektrofotometri

Diketahui : A649 = 0,358

A665 = 0,622

Ditanyakan : Kadar klorofil?

Jawab :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = [{20,0 × 𝐴649} + {6,1 × 𝐴665}]

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = [{20,0 × 0,358} + {6,1 × 0,622}]

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = [{7,16} + {3,79}]

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = 10,95 𝑝𝑝𝑚

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar klorofil metode


spektofotometri pada sampel D (Daun Singkong) didapatkan A649 (klorofil B)
sebesar 0,358 dan A665 (klorofil A) sebesar 0,622. Kadar klorofil yang dimiliki
sampel D yaitu sebesar 10,95 ppm

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat diantaranya mortar dan alu untuk menghancurkan sampel,
spatula untuk mengambil sampel, botol timbang sebagai wadah untuk
menimbang sampel, neraca untuk menimbang sampel, erlenmeyer sebagai
tempat mengekstraksi klorofil pada sampel, pipet seukuran untuk mengambil
alkohol 96%, plastik karbon untuk melindungi erlenmeyer dan labu ukur agar
klorofil tidak rusak, labu ukur untuk menampung dan melarutkan hasil ekstraksi
klorofil, batang pengaduk untuk membantu memindahkan sampel, corong
untuk membantu memindahkan ekstraksi klorofil kedalam labu ukur, pipet tetes
untuk menandabataskan, kuvet untuk mengukur absorbansi klorofil pada
sampel menggunakan spekrofotometer. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur absorbansi sampel. Bahan yang digunakan yaitu sampel untuk di
analisis kandungan klorofilnya. Alkohol 96% untuk mengekstrak klorofil pada
sampel dan parafin untuk menutup erlenmeyer agar alkohol tidak menguap.
Perlakuan yang dilakukan yaitu mengekstrakan klorofil dengan cara mengocok
erlenmeyer yang berisikan sampel dan alkohol 96% dan tidak terkena sinar
matahari agar klorofil tidak teroksidasi atau rusak.

Mekanisme penentuan kadar klorofil yaitu berdasarkan pada penentuan


dari spektrum cahaya yang dipanaskan ke molekul klorofil didalam alat
spektrofotometer. Senyawa tertentu hanya menyerap foton yang sesuai dengan
panjang gelombang tertentu, karena itu setiap pigmen memiliki spektrum
absorbsi yang berbeda. Pengukuran klorofil secara spektrofotometri didasarkan
pada penyerapan maksimum oleh ekstrak klorofil di daerah spektrum panjang
gelombang 649 nm pada klorofil B dan panjang gelombang 665 nm pada
klorofil A sehingga diperoleh absorbansi sampel untuk dilakukan penentuan
kadar klorofil.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Berdasarkan SNI tidak terdapat ketentuan kadar klorofil dalam daun


singkong namun berdasarkan literatur yang telah dibaca, kadar klorofil pada daun
singkong sebesar 27,162 µg/ml atau 27,162 ppm sedangkan berdasarkan hasil
percobaan diperoleh hasil kadar klorofil sebesar 10,95 ppm. Hal ini berarti kadar
klorofil pada daun singkong yang diuji lebih rendah .dibandingkan jurnal
penelitian lain. (Rachmawati,2020)

Alternatif metode lain yaitu ekstraksi menggunakan larutan KOH 10%


dalam methanol dan menggunakan eter atau petroleum eter dimana apabila warna
berubah menjadi coklat dan kembali menjadi hijau menguatkan adanya warna
klorofil. (Sudarmaji, 2010).

Klofil merupakan zat berwarna, zat warna hijau yang terdapat dalam daun
dan permukaanya batang yaitu didalam spongi dibawah kutikula. Klorofil terdapat
dalam organ sel yang di namakan kloroplas pada umumnya klorofil yang banyak
terdapat dalam tanaman adalah klorofil A dan B dalam daun perbandingan 3:1.
(Muchtadi, 2011).

Sifat kimia klorofil adalah tidak stabil sehingga sulit mempertahankan


warnanya, rusak pada pH asam, non polar, larut dalam pelarut organic. Sedangkan
sifat fisikanya dapat menerima dan memantulkan cahaya denganpanjang
gelombang berlawanan (Winarno, 2004)

Klorofil di dalam daun relatif stabil terhadap cahaya karena klorofil dalam
daun masih berikatan dengan protein, serta energi dari cahaya matahari akan
mengubah karbondioksida dan air dari udara dan tanah menjadi gula sehingga
klorofil di daun akan tetap stabil (Winarno, 1992).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Perbedaan klorofil a dan b terletak pada gugusan yang terikat pada atom C
nomor 3. Pada klorofil a gugusan yang terikat adalah metil sedangkan pada
klorofil b gugus yang terikat adalah formaldehid(CHO). Senyawa fitol merupakan
poliisopren yang ujung molekulnya berbentuk cincin. (Muchtadi,2016). Selain itu
pada panjang gelombang maksimum klorofil a dalam pelarut dietil eter 661 nm
sedangkan klorofil b 644 nm (Winarno.2004).

Klorofil bagi tubuh manusia dapat membantu dalam hal meningkatkan


jumlah sel-sel darah, khususnya meningkatkan produksi hemoglobin dalam darah,
mengatasi anemia, membersihkan jaringan tubuh, membersihkan hati dan
membantu fungsi hati, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing
dan yang terpenting dari molekul klorofil adalah aman terhadap tubuh (Bahri,
2007).

Klorofil merupakan sebagian besar pigmen yang ditemukan dalam


membran tilakoid kloroplas. Pigmen hijau pada daun berperan mengabsorpsi
cahaya dalam fotosintesis fase I, yaitu reaksi fotolisis. Sumber klorofil yang paling
nyata adalah sayuran hijau. Akan tetapi, lebih baik dikonsumsi dalam keadaan
masih mentah. Proses pemanasan saat memasak merusak hampir semua
kandungan klorofilnya. (Salisbury, 1995).

Gambar 1. Skema Kerusakan Klorofil


1. Pergantian atom magnesium pada molekul klorofil oleh atom hidrogen
membentuk feofitin.
2. Pemutusan grup fitol dari molekul klorofil membentuk klorofilid, yang
dikatalisa oleh enzim klorofilase.
3. Reaksi oksidasi, yang menyebabkan perubahan warna pada klorofil.
(Clydesdale, 1976).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Penggunaan panjang gelombang penentuan kadar vitamin C pada metode


spektrofotometri yaitu, digunakan panjang gelombang berbeda untuk klorofil A
dan klorofil B yang memiliki kemampuan serapan panjang gelombang berbeda,
dimana klorofil A memiliki serapan panjang gelombang 665nm (violet-biru) dan
(orange-merah), sedangkan klorofil B memiliki serapan panjang gelombang
649nm (violet-merah) (Carlson, 1996).

Penggunaan alkohol sebagai pelarut klorofil atau pengekstrak klorofil


yang terdapat pada bahan pangan, sehingga seluruh klorofil dapat dikeluarkan dan
dianalisis. Contoh pelarut lainnya yaitu N-hexan, aseton, eter (Winarno,1992).

Setting blank dilakukan dengan alkohol karena alkohol tidak memiliki


analit dan tidak berwarna sehingga dapat digunakan untuk mengkalibrasi dan
absorbansi klorofil (Winarno, 1992).

Angka 20 dan 6,1 itu berasal dari rumus dinterman dan demais, dimana itu
merupakan suatu ketetapan (Wintermans, 1965). Angka 20,0 dan 6,1 itu sudah
ketetapan dimana angka 20,0 akan dikalikan dengan 649 nm yaitu klorofil a dan
6,1 akan dikalikan dengan 665 nm yaitu klorofil b. (Winarno, 1992)

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar klorofil dengan metode
spektrofotometri pada sampel D (Daun Singkong) dapat disimpulkan bahwa
kadar klorofil yang terkandung sebanyak 10,95 ppm.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. (2007). Klorofil. Lampung: Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia
Organik Universitas Lampung.

Carlson, R. E. (1996). Chlorophyll Analysis . Denver: North American Lake


Management Society.

Clydesdale, F. M. (1976). Principles Of Food Science Part I Food Chemistry.


New York and Basel: Marcel Dekker.

Muchtadi, T. (1992). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Institut


Pertanian Bogor.

Rachmawati, Winasih. (2020). Pengembangan Klorofil Dari Daun Singkong


Sebagai Pewarna Makanan Alami. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Bandung

Salisbury, F. B. (1995). Fisiologi Tambahan Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Winarno, F. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia.

Winarno, F. (2004). Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : PT. Gramedia.

Wintermans, J. F. (1965). Spectrophotometric Characteristics Of Chorophyll A


and B and Their Pheophytin in Ethanol. 109(2).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR ALKOHOL


METODE DESTILASI
(PU TAO)

Oleh:
Nama : Rizal M Ramdhan
NRP : 193020186
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 19 November 2021
Asisten : Vanni Sochi Putra Mulyadi

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Rizal M Ramdhan NILAI


NRP : 193020186
Kelompok :D
Asisten : Vanni Sochi P M

Sampel: Pu Tao
Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Alkohol Metode Destilasi

Diketahui : Wpikno kosong = 12,658gram

Wpikno air = 38,241gram

Wpikno sampel = 37,683gram

Ditanyakan : Kadar alkohol?

Jawab :

[𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙] − [𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔]


𝐵𝐽 =
[𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑎𝑖𝑟] − [𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔]

[37,683] − [12,658]
𝐵𝐽 =
[38,241] − [12,658]

𝐵𝐽 = 0,9782

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar alkohol metode destilasi


pada sampel D (Pu Tao) didapatkan Wpikno sampel sebesar 37,683gram, W pikno
kosong sebesar 12,658gram, dan Wpikno air sebesar 38,241gram. Kadar alkohol
yang dimiliki sampel D berdasarkan Tabel Hubungan BJ dengan Persen (%)
alkohol yaitu sebesar 17,28%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan pada analisis penentuan kadar alkohol antara lain
air, sebagai pembanding berat jenis, alkohol berfungsi untuk membilas
piknometer, serta sampel sebagai bahan yang diuji. Lalu alat alat yang
digunakan pada analisis kadar alkohol antara lain piknometer untuk tempat
mengukur volume serta menimbang air dan sampel. erlenmeyer berfungsi
sebagai tempat penampung hasil destilasi, rangkaian destilasi seperti labu
destilasi untuk menampung sampel, kondensor untuk proses kondensasi, dan
lainnya untuk menunjang proses destilasi seperti batu didih untuk mempercepat
pemanasan. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada analisis kadar alkohol
antara lain pembilasan piknometer dengan alkohol bertujuan untuk
membersihkan piknometer dari pengotor/ kontaminan. Penempatan piknometer
di lemari pengering untuk mengeringkan piknometer dari alkohol, lalu
penempatan piknometer dalam eksikator untuk memastikan bahwa piknometer
benar benar kering karena silica gel dapat mengikat uap air yang masih tersisa,
pengisian aquaades hingga meluap bertujuan untuk memastikan bahwa volume
yang didapat tidak kurang dari 25 mL, dan destilasi berfungsi untuk
memisahkan alkohol dari sampel dengan memanfaakan perbedaan titik didih
dari alkohol dan aquades.

Mekanisme penentuan kadar alkohol yaitu pada saat penyulingan


campuran zat yang didihkan sehingga menguap dan uap ini didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu, maka karena alkohol memiliki titik didih lebih rendah
maka akan menguap terlebih dahulu.

Menurut SNI 4019:2013 mengenai minuman beralkohol yang berasal


dari fermentasi buah anggur diketahui bahwa kadar alkohol yang terkandung
maksimal sebesar 20,0%. Pada percobaan diatas, didapatkan kadar alkohol pada
sampel D sebesar 17,28%. Maka, kadar alkohol pada sampel masih sesuai
dengan SNI.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Alternatif metode lain selain menggunakan teknik pemisahan atau destilasi


yaitu menggunakan metode spektrofotometri dan metode kromatografi gas (Vini,
2019).

Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH)


yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau
atom karbon lain. Dengan mensubstitusikan –OH ke H dari CH₄, maka didapat
CH₃OH yang dikenal methanol. Rumus fungsional dari alkohol adalah OH dengan
formula umum untuk alkohol ROH, dimana R adalah alkil atau substitusi
kelompok alkil (John Wiley dan Soon, 2011).

Berdasarkan peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor


71/MIND/PER/7/2012 menyatakan minuma beralkohol golongan A dengan kadar
etanol 1%-5%, golongan B kadar etanol 5%-20%, dan golongan C kadar etanol
20%-55%.

Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu


grade industry dengan kadar alkohol 90-94 %, grade netral dengan kadar lakohol
96-99,5 % umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan baku farmasi,
dan grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5-100% (Hendrawati,
2018).

Jenis alkohol yang dapat dikonsumsi ialah etanol, sedangkan methanol


merupakan alkohol yang tidak dapat dikonsumsi karena dalam tubuh akan dicerna
menjadi formalin dan bersifat racun. Kalori yang dapat dihasilkan oleh alkohol
antara lain 7 kkal per gram etanol murni (Marjoko, 2011)

Katabolisme adalah lintasan metabolisme yang merombak suatu substrat


kompleks molekul organik menjadi komponen-komponen penyusunnya sambil
melepaskan energi pada umumnya berupa ATP (Poedjiadi, 2005).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Fermentasi adalah proses produksi dalam sel dalam keadaan anaerobik ,


sedangkan fermentasi alkohol adalah sebuah proses biologi dengan gula seperti
sukrosa , glukosa, dan fruktosa diubah menjadi energi seluler dan juga
menghasilkan alkohol dan karbondioksida.
Reaksi yang terjadi pada fermentasi alkohol secara singkat adalah :
C6H12O6 -> 2C2 H5OH + 2CO2 + 2NaOH2 + ATP

Reaksi yang terjadi selama fermentasi alkohol


1. C6H12O6 => C2H2O COOH + energi (proses glikolisis)
glukosa as. piruvat
2. C2H3O COOH => CH3 CHO +CO2
as.piruvat asetaldehid
3. 2CH3CHO + 2 NADPH => 2C2H5OH + 2 NAD
(Efendi,2012)

Sifat Alkohol yaitu zat yang memiliki titik didih relative tinggi
dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama.
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen
antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil yang polar (Gylbert, 2015).

Metode selain destilasi diantaranya metode kromatografi gas, ekstraksi,


metode konvensional berat jenis (Arisma, 2019).

Jumlah besar mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan rusaknya organ


tubuh secara berangsur-angsur. Dapat menyebabkan peradangan hati,
menyebabkan pendarahan dalam perut, penyakit jantung, hormon seks, dan sistem
kekebalan tubuh. Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut atau kronis
(Purwakania, 2008).

Produk olahan pangan yang mengandung alkohol adalah tape, ketan, brem,
durian, kandunga rhum pada kue, liqour pada coklat/permen, kandunganang chiu
pada penyedap rasa (Najiha, 2014).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Pengaruh berat jenis terhadap kadar alkohol/etanol yaitu jika berat jenis
larutan etanol semakin kecil, maka kadar etanol didalam larutan tersebut semakin
besar. Karena etanol berat jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan air. Semakin
kecil berat jenis maka kadar etanol semakin besar (Underwood, 1992).

Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis
atau densitas fluida. Bagian dari pikno ialah tutup pikno yang berfungsi untuk
mempertahankan suhu lubang atau gelas untuk mengukur volume cairan yang
dimasukkan. Cara menggunakan pikno yaitu melihat volume piknometer (terdapat
25 mL dan 50 mL), timbang pikno kosong lalu masukkan fluida yang akan diukur
massa jenisnya, tutup piknometer, lalu hitung massa fluida yang dimasukkan
dengan cara diselisihkan, massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong
(Brady, 1999).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar alkohol dengan metode
destilasi pada sampel D (Pu Tao) dapat disimpulkan bahwa kadar alkohol yang
dimiliki sampel D berdasarkan Tabel Hubungan BJ dengan Persen (%) alkohol
yaitu sebesar 17,28%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Arisma, Y. d. (2019). Optimalisasi Metode Penentuan Kadar Etanol dan
Metanol pada Minuman Keras Oplosan Menggunakan Kromatigrafi
Gas (KG). Skripsi.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 4019:2013 Anggur Buah. Jakarta:


Badan Standarisasi Nasional

Brady, J. E. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima. Jakarta:
Binarupa Aksara.

Efendi. (2012). Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung:


Alfabetha.

Gylbert, H. N. (2015). Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Alkohol Melalui


Ekhalasi Menggunakan Sensor TGS2620 Berbasis Mikrokontroler
Arduino Uno. 4 (7), 15-24.

Hendrawati, Tri Yuni dkk. 2018. Pemetaan Bahan Baku dan Analisis
Teknoekonomi Bioetanol dari Singkong (Manihot utilissima) di
Indonesia. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta diakses melalui
http://www.jurnal.umj.ac.id pada 20 November 2021

John, W. S. (2011). Intoduction To Organic Chemistry. New York.

Marjoko, A. d. (2011). Daya Terima dan Kadar Alkohol Pada Tape Kulit
Singkong Berdasarkan Variasi Jumlah Ragi. Jurnal Pangan dan Gizi,
2(2), 47-58.

Najiha, A. d. (2014). Alkohol (Arak dan Etanol) dalam Makanan Halal. 9(1),
40-51.

Poedjiadi, A. (2005). Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Purwakania, A. B. (2008). Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta :


Rajawali Pers.

Underwood, A. (1992). Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Vini, yulianti. 2019. Penentuan Kadar Alkohol dalam Sampel Makanan dan
minuman. Bandung: Uin Sunan Gunung Jati diakses melalui
http://www.digilib.uinsgd.ac.id diakses pada 20 November 2021

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan

Anda mungkin juga menyukai