Anda di halaman 1dari 6

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava

L.) DENGAN METODE TITRASI NA-2,6 DICHLOROPHENOL INDOPHENOL (DCIP)

Septipianus Arung Padang*), Rasnita Maharani Maliku*)


*)
Akademi Farmasi Toraja

ABSTRAK

Buah Jambu biji merah (Psidium guajava L.) mengandung beberapa senyawa fitokimia
serta vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis kandungan vitamin C dengan metode analisis kualitatif dan metode analisis
kuantitatif. Sampel yang digunakan untuk analisis kualitatif adalah Buah Jambu biji merah
mentah, setengah matang, dan matang dengan penambahan larutan pereaksi tembaga (II) sulfat 0,5
%, besi (II) sulfat 0,2 N, larutan NaOH 0,1 N dan larutan Na-2,6 dichlorophenol indophenol
(DCIP) 0.5 mg/ml. Hasil yang diperoleh adalah sampel Buah Jambu biji merah (Psidium guajava
L.) positif mengandung vitamin C dengan adanya reaksi warna yang terjadi saat penambahan
larutan pereaksi. Penetapan kadar vitamin C yang terdapat dalam Buah Jambu biji merah (Psidium
guajava L.) dilakukan dengan metode titrasi yang menggunakan Na-2,6 dichlorophenol
indophenol (DCIP) sebagai titran. Berdasakan penelitian ini diperoleh kadar vitamin C pada Buah
Jambu biji merah (Psidium guajava L.) sebesar 0,429 mg/ gram atau 42,9 mg/ 100 gram.

Kata kunci : Jambu biji merah (Psidium guajava L.), Analisis kualitatif, Analisis kuantitatif,
vitamin C

PENDAHULUAN cukup dan teratur dapat menurunkan risiko


Radikal bebas merupakan senyawa penyakit degeneratif serta kardiovaskuler,
oksigen yang reaktif, secara umum diketahui seperti kanker, diabetes melitus, dan
sebagai senyawa yang memiliki elektron aterosklerosis. Konsumsi makanan yang
yang tidak berpasangan. Reaktivitas radikal mengandung antioksidan dapat menghambat
bebas dapat dihambat oleh sistem munculnya penyakit degeneratif akibat
antioksidan yang berperan dalam sistem penuaan dan meningkatkan status
kekebalan tubuh. Radikal bebas dapat imunologis. Kecukupan asupan antioksidan
terbentuk sebagai hasil proses metabolisme secara optimal perlu untuk semua kelompok
alami tubuh yang merupakan sumber umur.
endogen, seperti respirasi mitokondria, efek Komponen antioksidan banyak
samping dari metabolisme kimia, terdapat pada sayur-sayuran dan buah-
peradangan akibat kerja fisik, olahraga buahan. Salah satu kandungan antioksidan
berlebihan, reaksi terhadap besi dan logam yang paling banyak ditemukan adalah
lain, serta makanan berlebihan. vitamin C. Buah Jambu biji memiliki kadar
Radikal bebas juga berasal dari viamin C yang paling tinggi dibandingkan
sumber eksogen yang dapat terbentuk karena dengan buah lainnya yaitu 87 mg/ 100 gram.
polutan lingkungan, kurang olahraga, pola Kandungan vitamin Buah Jambu biji
makan yang tidak sehat, stres, merokok, mencapai puncaknya saat menjelang
radiasi sinar ultraviolet, ozon, pelarut matang. Hal ini menyebabkan adanya
sintetis, dan segala aktivitas yang perbedaan kadar vitamin C maupun bahan
menghasilkan pembakaran. Selain itu, kimia lainnya. Berdasarkan analisis mutu
manusia juga memerlukan antioksidan kimia tahun 1991 oleh staf peneliti Badan
eksogen yang berasal dari luar tubuh untuk Penelitian Pasar Minggu, diperoleh data
mengatasi kerusakan akibat radikal bebas. bahwa kandungan vitamin C per 100 gram
Senyawa antioksidan mampu melindungi Buah Jambu biji matang adalah 150,50 mg,
tubuh dari berbagai penyakit yang terkait matang optimal sebanyak 130,13 mg, dan
keberadaan radikal bebas dan dapat lewat matang sebanyak 132,24 mg
meningkatkan kekebalan tubuh. Oleh karena Berdasarkan sumber yang diperoleh
itu konsumsi antioksidan dalam jumlah yang dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 1


RI (1981), kandungan gizi yang terdapat Metode Titrasi Na-2,6 dichlorophenol
dalam 100 g Buah Jambu biji adalah air indophenol (DCIP)”.
86,10 g, energi 49 kkal, protein 0,90 g, Berdasarkan latar belakang yang
lemak total 0,30 g, karbohidrat 12,20 g, telah diuraikan di atas, adapun rumusan
kalsium 14 mg, besi 1,10 mg, magnesium 10 masalah yang ingin diangkat oleh penulis
mg, fosfor 28 mg, kalium 284 mg, natrium 3 adalah berapa kadar vitamin C pada Buah
mg, tiamin 0,05 mg, riboflavin 0,05 mg, Jambu biji merah (Psidium guajava L.)
niasin 1,2 mg, asam panthothenat 0,15 mg, dengan Metode Titrasi Na-2,6
vitamin C 87 mg, vitamin B-6 0,143 mg, dichlorophenol indophenol (DCIP) ?
folat 14 mcg, vitamin A 792 IU, dan vitamin Tujuan penelitian ini adalah untuk
E 1,2 mg-ATE. mengetahui kadar vitamin C yang
Vitamin C adalah salah satu zat gizi terkandung dalam Buah Jambu biji merah
yang berperan sebagai antioksidan efektif (Psidium guajava L.) dengan Metode Titrasi
atau mengatasi radikal bebas yang dapat Na-2,6 dichlorophenol indophenol (DCIP)
merusak sel atau jaringan termasuk
melindungi lensa dari kerusakan oksidatif METODE DAN BAHAN
yang ditimbulkan oleh radiasi. Vitamin C Jenis Penelitian
berbentuk kristal putih, merupakan suatu Jenis penelitian yang digunakan
asam organik dan termasauk asam, tetapi dalam penelitian ini adalah eksperimen.
tidak berbau dalam larutan. Vitamin C
mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen Waktu dan Tempat Penelitian
dari udara dan juga karena suhu, tetapi lebih Penelitian ini dilakukan di
stabil bila terdapat dalam bentuk kristal Laboratorium Kimia Analisis Farmasi
(Wardani, L.A.,2012) Akademi Farmasi Toraja pada bulan April -
Setiawan, dkk (2009) melakukan Mei 2017
penelitiantentang penentuan kadar vitamin C
dalam Buah Jambu biji merahdengan Pengambilan Sampel
perbandingan tingkat kematangan. Metode Pengambilan sampel diambil
yang digunakan adalah metode Iodimetri. langsung di daerah Tallunglipu, Kecamatan
Hasil yang diperoleh pada Buah Jambu biji Tallunglipu, Kab. Toraja Utara, Sulawesi
merah yang matang adalah 56,3266 mg Selatan.
sedangkan pada Buah Jambu biji merah
setengah matang hanya 38,3 mg. Febrianti, Alat dan Bahan
dkk. (2015) juga melakukan penelitian Alat yang digunakan adalah berupa
tentang perbandingan aktivitas antioksidan alat-alat gelas dan buret. Sedangkan bahan-
Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan Buah bahan yang digunakan adalah asam
Jambu biji merah (Psidium guajava L.). askorbat, asam asetat glasial, asam
Aktivitas antioksidan yang diuji dilakukan metafosfat, asam oksalat 0,4% b/v, besi (II)
dengan tiga cara yaitu uji kandungan asam sulfat 2 N, buah jambu biji merah, natrium
askorbat (vitamin C), uji total fenol, dan uji hidroksida, Na-2,6 dichlorophenol
penangkapan radikal DPPH menggunakan indophenol (DCIP) dan tembaga (II) sulfat
spektrofotometri UV-Vis. Untuk uji 5% b/v
kandungan asam askorbat (vitamin C)
dilakukan dengan metode Iodimetri. Hasil Prosedur Kerja
penelitian menunjukkan bahwa terdapat Penyiapan larutan sampel
perbedaan kandungan asam askorbat Sampel buah jambu biji
(vitamin C) pada Buah Pepaya dan Buah dibersihkan, lalu ditimbang sebanyak 20
Jambu biji merah berturut - turut yaitu 48,4 gram, dipotong kecil-kecil lalu diblender
mg/ 100 g dan 49,86 mg/ 100g. dan diencerkan dengan 50 ml asam oksalat
Berdasarkan hasil penelitian kemudian disaring kedalam corong gelas
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan dengan menggunakan kertas saring. Dipipet
penelitian dengan judul “Penetapan Kadar masing-masing 2 ml larutan yang diperoleh
Vitamin C pada Buah Jambu biji merah ke dalam tabung reaksi (Tabung I, II, dan
mentah (Psidium guajava L.) dengan III).

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 2


Identifikasi sampel
Masing-masing tabung
ditambahkan dengan pereaksi yang berbeda- Keterangan :
beda. Untuk tabung I sampel ditambahkan 3 Va = Volume aliquot (ml)
tetes larutan pereaksi tembaga (II) sulfat 5% W = Berat vitamin C (mg)
b/v dan 3 tetes larutan NaOH 0,1N. Untuk Vt = Volume titrasi (ml)
tabung II sampel ditambahkan 3 tetes larutan Vb = Volume blanko (ml)
NaOH 0,1N dan 2 tetes pereaksi besi (II) Vc = Volume labu tentukur (ml)
sulfat. Dan untuk tabung III sampel
ditambahkan 3 tetes pereaksi Na-2,6 c. Penyiapan larutan sampel
diklorofenol Indofenol (DCIP). Sampel di bersihkan,
ditimbang sekitar 25 g lalu di potong
Analisis Kuantitatif kecil-kecil dimasukkan ke dalam
a. Pembuatan pereaksi blender kemudian ditambah sekitar 5 g
1. Larutan Na-2,6 diklorofenol asam metafosfat-asetat dimasukkan
Indofenol (DCIP) dalam blender, setelah itu di
Dibuat larutan Na-2,6 blender,kemudian ditimbang seksama
diklorofenol Indofenol (DCIP) 2,5 g lalu dimasukkan kedalam labu
sebanyak 50 mg ditambahkan 50 tentukur 25 ml dan ditambahkan asam
ml larutan NaHCO3 0,84% (b/v) metafosfat-asetat sampai garis tanda.
dalam 200 ml air suling kemudian Dihomogenkan, kemudian disaring
disaring. Filtrat pertama dibuang ± 5 ml. (Ditjen
2. Larutan asam metafosfat-asetat POM, 1995).
Dibuat larutan asam
metafosfat P sebnyak dalam 40 ml d. Penetapan kadar vitamin C
asam asetat glasial P dan encerkan Dipipet 2 ml larutan sampel
dengan air secukupnya hingga 500 lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ml. Simpan di tempat dingin, hanya kemudian ditambah 5 ml asam
boleh digunakan dalam jangka metafosfat-asetat. Dititrasi dengan
waktu 2 hari (Farmakope Indonesia larutan 2,6-diklorofenol indofenol
Edisi IV). sampai terbentuk warna merah jambu
yang mantap sebagai titik akhir titrasi.
b. Perhitungan kesetaraan pentiter Na- Dilakukan penetapan blanko (Ditjen
2,6 diklorofenol Indofenol (DCIP) POM, 1995). Menurut AOAC (2002),
Ditimbang seksama 50 mg kadar vitamin C dapat dihitung dengan
asam askorbat BPFI, pindahkan ke rumus :
dalam labu tentukur 100 ml, kemudian
dilarutkan dengan larutan asam ( )
metafosfat-asetat LP, dicukupkan
sampai garis tanda. Dipipet 1 ml,
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan Keterangan :
ditambahkan larutan asam metafosfat- Vt : Volume titrasi (ml)
asetat 6 ml. Titrasi segera dengan Vb : Volume blanko (ml)
larutan 2,6-diklorofenol indofenol Vl : Volume labu tentukur (ml)
hingga warna merah muda mantap tidak Vp : Volume pemipetan (ml)
kurang dari 5 detik. Lakukan titrasi Bs : Berat sampel (g)
blanko menggunakan 7 ml asam
metafosfat-asetat dan dititrasi dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan 2,6-diklorofenol indofenol Pada penelitian ini dilakukan
hingga warna merah muda mantap. analisis kualitatif kandungan vitamin C pada
Kadar larutan baku 2,6-diklorofenol Buah Jambu biji merah dengan variasi
indofenol dinyatakan dengan kesetaraan tingkat kematangan buah yang berbeda yaitu
dalam mg asam askorbat (Ditjen POM, Buah Jambu biji merah yang mentah,
1995). Perhitungan kesetaraan dihitung setengah matang dan matang. Adapun hasil
dengan rumus : analisis kualitatif kandungan vitamin C pada

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 3


C6H8O6 + CuSO4.5H2O + NaOH Na2SO4 + C6H12O6 + Cu2O + H2O
Buah Jambu biji merah dapat dilihat pada
Tabel 1. Pada sampel Jambu biji merah
mentah yang ditambahkan pereaksi B
Tabel 1. Hasil analasis kualitatif sampel diperoleh warna ungu yang bening,
Jambu biji merah (Psidium guajava L.) sedangkan pada sampel Jambu biji merah
setengah matang dan matang diperoleh
Pereaksi Pereaksi Pereaksi warna ungu yang keruh. Reaksi yang terjadi
Sampel
A B C adalah
Biru C6H8O6 + FeSO4.5H2O + NaOH Na2SO4 + C6H12O6 + Fe2O + H2O
I -
ungu
Pada sampel Jambu biji merah
Jambu Ungu tua mentah yang ditambahkan pereaksi C terjadi
II -
biji bening perubahan warna dari jernih menjadi merah,
mentah merah akan tetapi setelah beberapa detik warna
muda merah pada sampel kembali jernih.
III - -
langsung Sedangkan pada sampel Jambu biji merah
menhilang setengah matang dan matang yang
ditambahkan pereaksi C terjadi perubahan
I Biru -
warna dari keruh menjadi merah, akan
Jambu tetapi setelah beberapa menit warna merah
Ungu
biji II - pada larutan sampel mulai memudar. Reaksi
keruh
setengah yang terjadi adalah
matang merah
muda C6H8O6 + C12H7NCl2O2 C6H6O6 + C12H9NCl2O2
III - -
hampir
bening Vitamin C merupakan asam kuat
Biru dengan nilai pKa 4,21 yang bersifat sangat
I -
khijauan sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar
Jambu yang menyebabkan kerusakan seperti suhu,
Ungu
biji II -
keruh
oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator
matang logam. Asam askorbat sangat mudah
Merah teroksidasi menjadi Ldehidroaskorbat yang
III - -
muda masih mempunyai keaktivan sebagai
vitamin C. Asam Ldehidroaskorbat secara
Keterangan : kimia sangat labil dan dapat mengalami
Pereaksi A = pereaksi tembaga (II) sulfat 5% b/v perubahan lebih lanjut menjadi asam L-
dan 3 tetes larutan NaOH 0,1N diketogulonat yang tidak memiliki keaktivan
Pereaksi B = 3 tetes larutan NaOH 0,1N dan 2 vitamin C lagi.
tetes pereaksi besi (II) sulfat
Pereaksi C = 3 tetes pereaksi Na-2,6 diklorofenol
Indofenol (DCIP)

Berdasarkan data dari tabel 1


diperoleh bahwa sampel Buah Jambu biji
merah mentah mengandung vitamin C
dengan hasil yang telah sesuai dibandingkan
dengan Jambu biji merah setengah matang
dan matang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
reaksi warna yang terbentuk. Hasil reaksi Gambar 1 Reaksi oksidasi vitamin C (Putra,2011)
warna yang terbentuk adalah pada sampel
Jambu biji merah mentah yang ditambahkan Adanya penambahan pereaksi
pereaksi A diperoleh warna biru keunguan tembaga (II) sulfat menyebabkan vitamin C
yang bening, sedangkan pada sampel Jambu mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+
biji merah setengah matang dan matang sehingga terjadi perubahan warna dari
yang ditambahkan pereaksi A diperoleh sampel Jambu biji merah yang berwarna
warna biru keruh. Reaksi yang terjadi adalah bening menjadi biru keunguan. Pada sampel
Jambu biji setengah matang dan matang

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 4


tidak diperoleh warna biru keunguan yang Larutan Na-2,6 diklorofenol Indofenol
disebabkan oleh warna larutan sampel yang digunakan sebagai titran dan pada larutan
keruh meskipun telah disaring sebanyak dua sampel yang ditambahkan asam metafosfat
kali sehingga perubahan warna yang sebagai titer. Larutan DCIP yang digunakan
dihasilkan hanya berwarna biru pucat. untuk titrasi distandarisasi dengan larutan
Vitamin C bersifat asam yang larut dalam vitamin C standar. Vitamin C standar
pelarut polar, sehingga untuk hasil yang ditambahkan larutan asam metafosfat-asetat
terbaik digunakan NaOH yang bersifat basa. dan dititrasi dengan Na-2,6 diklorofenol
Alasan penambahan NaOH adalah untuk Indofenol sampai diperoleh titik akhir titrasi
mempercepat terjadinya reaksi antara (merah muda mantap). Dan selanjutnya
sampel dan pelarut. Penambahan pereaksi dilakukan titrasi blanko menggunakan
besi (II) sulfat digunakan sebagai larutan asam metafosfat-asetat. Kadar
pengoksidasi vitamin C sehingga terjadi larutan baku 2,6-diklorofenol indofenol
perubahan warna ungu. Pada sampel Jambu dinyatakan dengan kesetaraan dalam mg
biji merah setengah matang dan matang asam askorbat. Hasil perhitungan kesetaraan
tidak diperoleh warna ungu yang disebabkan yang diperoleh adalah 1 ml 2,6-diklorofenol
oleh warna larutan sampel yang keruh indofenol setara dengan 0,429 mg vitamin
sehingga perubahan yang dihasilkan hanya C.
berwarna ungu pucat. Larutan pereaksi Na- Sampel Buah Jambu biji merah
2,6 diklorofenol Indofenol (DCIP) (Psidium guajava L.) diblender dengan asam
menyebabkan hilangnya warna terhadap metafosfat-asetat kemudian difiltrasi dengan
larutan sampel. Apabila Na-2,6 diklorofenol menggunakan kertas saring. Penggunaan
Indofenol (DI) direduksi oleh vitamin C asam metafosfat-asetat pada saat sampel
maka larutan akan menjadi tidak berwarna, diblender bertujuan untuk mencegah logam
dan apabila semua vitamin C sudah katalis lain mengoksidasi vitamin C.
mereduksi Na-2,6 diklorofenol Indofenol Selanjutnya filtrat dititrasi dengan Na-2,6
(DI) maka akan terjadi pewarnaan. dichlorophenol indophenol (DCIP) sampai
Berdasarkan penelitian analisis titik akhir titrasi (merah muda). Dilakukan
kualitatif pada Jambu biji merah matang, titrasi blanko menggunakan asam
setengah matang, dan mentah dengan metafosfat-asetat dan dititrasi dengan Na-2,6
pereaksi A, pereaksi B, dan pereaksi C diklorofenol indofenol.
diperoleh hasil bahwa Buah Jambu biji
merah positif mengandung vitamin C.
Selanjutnya dilakukan penelitian analisis
kuantitatif pada Buah Jambu biji merah
mentah yang memiliki hasil lebih bagus
dengan metode titrasi menggunakan Na-2,6
diklorofenol Indofenol (DCIP).

Tabel 2 Hasil Kesetaraan larutan Na-2,6


diklorofenol Indofenol dengan
vitamin C standar
Gambar 2 reaksi yang terjadi pada penetapan
Volume kadar asam askorbat dengan metode DCIP
W Kesetar
diklorofenol Perhitungan kadar yang diperoleh
vit. V aan
Indofenol (ml) adalah 0,429 mg atau 42,9 mg/ 100 gram
C (ml) (mg)
(mg) Vrata- Buah Jambu biji merah mentah. Hasil yang
V1 V2 diperoleh berbeda dengan kandungan
rata
vitamin C pada Jambu biji merah (Psidium
50 7 12 15 13,5 0,4045
guajava L.) yaitu 87 mg/ 100 gram.
50 7 13 15 14 0,429 Perbedaan kandungan asam askorbat pada
50 7 12 14 13 0,4125 buah-buahan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain varietas, spesies,
Pada penelitian ini kadar asam kultivar, dan kondisi panen. Variabel lain
askorbat diukur dengan menggunakan yang berpengaruh adalah suhu lingkungan,
metode titrasi Na-2,6 diklorofenol Indofenol. proses fotosintesis, kelembaban relatif, stres

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 5


oksidatif, paparan matahari. Polutan juga Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi
dianggap sebagai kontributor utama yang ke III. Departemen Kesehatan.
mempengaruhi variasi kandungan asam Republik Indonesia
askorbat. Tingkat kematangan buah
Febrianti, Novi, Rohmana M.I., Yunianto,
mempengaruhi banyaknya kadar vitamin C
Irfan., dan Dhaniaputri, Risanti, 2015,
pada buah. Semakin matang buah maka
Perbandingan Aktivitas Antioksidan
semakin tinggi kadar asam askorbatnya. Hal
buah pepaya (Carica papaya L.) dan
ini disebabkan karena selama proses
buah jambu biji merah (Psidium
pemasakan buah mengalami peningkatan
guajava L). Jurnal [Internet]. [diakses
kadar askorbat.
pada 09 Maret 2017]. Tersedia pada :
http://research-
PENUTUP
report.umm.ac.id/index.php/research-
Kesimpulan
report/article/download/703/908.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Firmansyah, Erwin, 2014, Analisis
a. Pada analisis kualitatif sampel Jambu Kandungan Vitamin C. Malang :
biji merah (Psidium guajava L.) Universitas Brawijaya
mentah, setengah matang, dan matang
Hidayah, N., 2009, Sifat Optik Buah Jambu
positif mengandung vitamin C yang
Biji (Psidium guajava) yang disimpan
ditandai dengan adanya perubahan
dalam Toples Plastik Menggunakan
warna setelah penambahan larutan
pereaksi tembaga (II) sulfat 0,5 % (biru Spektrofotometer Reflektans UV-Vis,
keunguan), besi (II) sulfat 0,2 N (ungu), Skripsi, Institut Teknologi Bogor.
larutan NaOH 0,1 N dan larutan Na-2,6 P.S., Rizky, 2011, Peranan Vitamin C
dichlorophenol indophenol (DCIP) 0.5 dalam Perawatan Kulit. Bandung :
mg/ml (menghilangkan warna larutan). Universitas Islam Bandung
b. Pada analisis kuantitatif sampel Jambu
biji merah mentah (Psidium guajava L.) Putra, Azhar, 2011, Penetapan Kadar
dengan metode titrasi dengan Na-2,6 Vitamin C dari Bawang Putih (Allium
dichlorophenol indophenol (DCIP) sativum L) Secara Titrasi 2,6-
diperoleh kadar vitamin C sebesar 0,429 Diklorofenol Indofenol,
mg/ gram atau 0,2145 mg/ g. skripsi,Universitas Sumatra Utara,
Medan
Saran S.P., Parimin, 2005, Jambu Biji; Budidaya
Disarankan kepada masyarakat dan Ragam Manfaatnya. Google
untuk lebih memilih mengonsumsi buah- Book halaman 11-12[Internet].
buahan segar dibandingkan buah-buahan [diakses pada 11 Maret 2017].
yang telah diolah karena kandungan Tersedia pada :
antioksidan yang terdapat dalam buah segar http://books.google.co.id/books?id=y
sangat mudah teroksidasi setelah mengalami Btep1lW3swC&pg=PA11&dq=morfo
pengolahan. logi+jambu+biji&hl=id&sa=X&redir
_esc=y.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, A., Sahudi, dan Mahrozah, W.,
Agustinus, 2009, Studi Hematologis Potensi 2009, Penentuan Kadar Vitamin C
Metabolik Jambu Biji Merah Dalam Buah Jambu Biji Merah.
(Psidium guajava L.) pada Penderita Yogyakarta : Akademi Teknologi
Demam Berdarah Dengue,Skripsi. Kulit
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suprianto, La Ode, 2010, Analisis Kadar
Anonim, 1979, Card System dan Reaksi Vitamin C pada Buah Jambu Biji
Warna. Institut Teknologi Bandung Merah (Psidium guajava L.)
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi Berdasarkan Suhu Penyimpanan,
ke IV. Departemen Kesehatan. Thesis, Universitas Muhammadiyah
Republik Indonesia. Semarang, Semarang.

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 6

Anda mungkin juga menyukai