Anda di halaman 1dari 38

HASIL PENGAMATAN

PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR VITAMIN C


METODE DFIF, IODIMETRI, DAN SPEKTROFOTOMETRI
(NUTRISARI JERUK, BUAH VITA JUICE ORANGE, YOU C
1000 ORANGE)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 19 November 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Nutrisari Jeruk


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Vitamin C Metode DFIF

Diketahui : Wsampel = 5 gram

Vt DFIF = 6,55mL

Vtitrasi Sampel = 7,20mL

K = 0,1

Vblanko = 1,2mL

Faktor DFIF = 0,0935

Ditanyakan : Kadar Vitamin C?

Jawab :

∅ × (𝑉𝑡 − 𝑉𝑏) × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝐹𝐼𝐹 × 100


𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 =
𝑊𝑠

100
× (7,20 − 1,2) × 0,0935 × 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 10
5

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 114,36𝑚𝑔 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶/100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan metode


DFIF pada sampel D (Nutrisari Jeruk) didapatkan Wsampel sebesar 5gram, Vtitrasi
DFIF sebesar 6,55mL; Vtitrasi sampel sebesar 7,20mL; K sebesar 0,1; dan Vblanko
sebesar 1,2mL. Faktor DFIF yang didapatkan sebesar 0,0935 dan kadar Vitamin C
sebesar 114,36mg Vitamin C/100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya labu ukur untuk membuat dan
mengencerkan larutan, pipet tetes untuk mengambil larutan dalam skala tetesan,
erlenmeyer untuk menampung larutan asam askorbat pada saat proses titrasi,
buret sebagai penampung titran, serta klem serta statif digunakan untuk
menyangga buret. Bahan yang digunakan adalah larutan HPO₃ untuk mengatur
suasana menjadi asam, larutan DFIF sebagai titran dan oksidator yang akan
direduksi oleh asam askorbat, sampel sebagai bahan yang akan dianalisis, dan
asam askorbat digunakan sebagai reduktor. Perlakuan yang dilakukan
diantaranya pembuatan larutan B untuk mengencerkan larutan A yang memiliki
konsentrasi tinggi, penentuan kadar DFIF sebagai faktor koreksi dan titrasi
untuk mengetahui kadar vitamin C.

Mekanisme penentuan kadar vitamin C metode DFIF yaitu saat vitamin


C ditambahkan dengan HPO₃ yang membuat suasanya menjadi asam.
Kemudian, titrasi dilakukan dengan DFIF yang ada pada suasana netral/ basa
dengan indikator berwarna biru dan saat mencapai TAT menjadi berwarna
merah yang menandakan larutan sudah dalam suasana asam. Vitamin C akan
mereduksi DFIF sehingga warnanya akan pudar.

Menurut SNI 01-3722-1995 tentang kandungan vitamin C dalam serbuk


minuman rasa jeruk menyatakan bahwa kandungan vitamin C sebesar 300mg/
100 gram. Pada percobaan diatas, didapatkan kadar vitamin C sebesar
114,36mg/ 100gram sehingga kadar vitamin C masih sesuai dengan SNI.

Metode lain untuk mengentahui kadar vitamin C yaitu dengan metode


iodimetri (Sudarmadji, 2010).

Vitamin adalah nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil


untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh
tubuh sehingga harus dipasok dari makanan (Triana, 2006).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Jenis-jenis vitamin berdasarkan pelarutnya terbagi menjadi 2 yaitu vitamin


yang larut dalam lemak dimana molekul hidrofobik apolar, yang tidak disintesis
tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.
Vitamin ini memerlukan absobsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat
diabsorbsi secara efisien. Yang merupakan vitamin larut dalam lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K. Vitamin berikutnya yaitu vitamin yang larut dalam air
dimana yang termasuk adalah vitamin B kompleks merupakan kofaktor dalam
berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Karena kelarutannya,
kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian
jarang tertimbun dalam konsentrasi toksik (Triana, 2006).

Sifat dari vitamin C yaitu mempunyai berat molekul 178 dengan rumus
molekul C₆H₈O₆. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 - 192°C.
Bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai
berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam khloroform, eter, dan benzene.
Dengan logam membentuk garam. Vitamin C mudah teroksidasi lebih lebih
apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat, sinar, dan suhu tinggi
(Sudarmadji, 2010).

Fungsi vitamin C dalam tubuh adalah pembentukkan kalogen intraseluler,


sebagai koenzim, bertindak sebagai antioksidan, vitamin C mereduksi besi feri
menjadi fero dalam usus dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi (Almatsier,
2004).

DFIF adalah Diklorofenol indofenol yang berfungsi sebagai peniter yang


bersifat oksidator terdiri dari Natrium Dikloro Fenol Indofenol dilarutkan dalam
air dingin, bersifat tidak stabil dalam suhu ruang, suhu tinggi, serta cahaya (Atma,
2018).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Autoindikator adalah suatu zat yang dapat bertindak sebagai reagen juga
dapat bertindak sebagai indikator yang memberitahu TAT. Contohnya K₂Cr₂O₂,
KMnO₄, dan DFIF (Khopkar, 1999).

HPO₃ merupakan asam lemah sehingga dapat digantikan oleh asam lemah
lainnya. Contohnya yaitu Asam Asetat (Underwood, 2002).

Umumnya kehilangan vitamin C terjadi bila jaringan rusak dan terkena


udara. Rata-rata penurunan kadar vitamin C terendah dicapai pada perlakuan suhu
50C dengan lama penympanan 3 hari yaitu 0,004% (Nurhayati, 2007).

Blanko merupakan larutan yang tidak berisi analit. larutan blanko biasanya
digunakan untuk kalibrasi yang fungsinya sebagai larutan pembanding (Harjadi,
1993).

Fungsi dari nilai k yaitu untuk mengetahui vitamin /mL (mg). Sedangkan
fungsi faktor DFIF yaitu untuk titrasi distandarisasi dengan larutan vitamin C
standar sehingga bisa dijadikan faktor koreksi dalam perhitungan kadar vitamin C
pada sampel (Techinamuti, 2018).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C pada sampel
D (Nutrisari Jeruk) dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C yang didapatkan
sebesar 114,36mg Vitamin C/100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Atma, Y. (2018). Prinsip Analisis Pangan Komponen Makro dan Mikro


Nutrien. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Harjadi, W. (1993). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Nurhayati, d. (2007). Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap


Penurunan Vitamin C Brokoli. 15(2).

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Techinamuti, N. (2018). Metode Analisis Kadar Vitamin C. 16(2).

Triana, V. (2006). Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh


Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1 (1), 40-47.

Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Buah Vita Juice Orange


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Vitamin C Metode Iodimetri

Diketahui : Volume titrasi = 5,13mL

N I₂ = 0,0112 N

BE Vitamin C = 88,065

Ws = 5gram

Ditanyakan : Kadar Vitamin C?

Jawab :

𝑉 𝐼₂ × 𝑁 𝐼₂ × 𝐵𝐸 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 × 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 =
𝑊𝑠
5,13 × 0,0112 × 88,065 × 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 =
5

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑉𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 101,197𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶/ 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan metode


iodimetri pada sampel D (Buah Vita Juice Orange) didapatkan nilai Volume titrasi
sampel sebesar 5,13mL; nilai N I₂ sebesar 0,0112 N dan nilai BE Vitamin C sebesar
88,065 dan berat sampel sebesar 5gram. Kadar vitamin C yang didapatkan sebesar
101,197mg vitamin C/ 100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya labu ukur untuk melarutkan/
mengencerkan larutan, erlenmeyer untuk penampung hasil titrasi, buret sebagai
penampung titran. Bahan yang digunakan diantaranya, amilum berfungsi
sebagai indikator titrasi, I₂ sebagai peniter, As₂O₃ sebagai zat baku primer untuk
membakukan larutan I₂, aquadest sebagai pelarut untuk melarutkan sampel.
Perlakuan yang dilakukan diantaranya menitrasi sampel untuk didapatkan
kadarnya.

Mekanisme penentuan kadar vitamin C dimana vitamin C bersifat


sebagai reduktor dan I₂ bersifat sebagai oksidator. Vitamin C dan iod akan
membentuk suatu ikatan rangkap dengan atom C akan hilang pada nomor atom
2 dan 3. Setelah itu, vitamin C habis bereaksi dengan I₂, maka I₂ bereaksi dengan
amilum yang menyebabkan terjadinya perubahan warna yang menandakan
bahwa TAT sudah selesai.

Menurut SNI 01-6019-1999 tentang kandungan vitamin C dalam


minuman sari jeruk menyatakan bahwa kandungan vitamin C sebesar 300mg/
100 gram. Pada percobaan diatas, didapatkan kadar vitamin C sebesar
101,197mg vitamin C/ 100gram bahan masih sesuai dengan SNI.

Metode alternatif dari Iodimetri yaitu dengan metode DFIF dan metode
spektrofotometri (Sudarmadji, 2010).

Vitamin C adalah antioksidan yang larut dalam air. Vitamin C


merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen
reaktif dalam plasma sel. Vitamin C dapat mudah teroksidasi secara reversible
membentuk asam dehidro L-asam askorbat dan kehilangan 2 atom hydrogen.
Vitamin C merupakan salah satu vitamin esensial karena manusia tidak dapat
memproduksi vitamin C didalam tubuh sendiri dan harus diperoleh dari luar
tubuh. (Purwoko, 2017).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Kekurangan vitamin C pada tubuh menyebabkan gusi berdarah, mudah


memar, kulit kering, lemah (kurang energi), mimisan, gampang infeksi, nyeri
sendi. Kelebihan vitamin C pada tubuh yaitu diantaranya menyebabkan produksi
asam lambung meningkat akan menimbulkan masalah pencernaan seperti iritasi
lambung, diare, dan juga penyakit gangstritis, mengakibatkan terjadinya gangguan
pada urikosuria yaitu terjadinya peningkatan kadar asam urat didalam kandungan
kemihakanmemicu resiko gangguan pada ginjal. (Rusdin, 2015).

Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitas yang reaksi utamanya


adalah redoks. jenis-jenis reaksi redoks diantaranya yaitu iodium yang dibagi
menjadi iodimetri dan iodometri yang TAT berdasarkan adanya I₂ bebas. selain
itu permanganometri dan diktometri (Khopkar, 1990).

Perbedaan iodimetri dan iodometri yaitu iodometri merupakan titrasi


reduksimetri, metode titrasi tidak langsung, reduktor sebagai titran, oksidator
sebagai titrat, sedangkan iodimetri merupakan titrasi oksidimetri, metode titrasi
langsung, oksidator sebagai titran, reduktor sebagai titrat (Underwood, 2002).

Vitamin C merupakan reduktor yang cukup kuat dan agar berjalannya


reaksi diperlukan oksidator sebagai peniter. titrasi iodimetri merupakan jenis
titrasi redoks, dimana oksidator (iodin) digunakan sebagai peniter. maka dari itu
digunakan titrasi iodimetri pada analisis vitamin c agar reaksi reduksi-oksidasi
berjalan (Mursyidi, 2007).

DFIF dan iodometri juga terdapat adanya perbedaan, vitamin yang


dianalisa kadarnya berbeda, hal berbeda, hal ini disebabkan proses yang dialam
juga berbeda pada metode DFIF, sampel mengalami proses penyaringan sehingga
menyebabkan masih tersisanya vitamin pada peralat peralatan, sehingga tidak ikut
teranalisa pada waktu titrasi. Sedangkan pada metode iodimetri, sampel
kemungkinan hilang dan rusaknya vitamin C (Bassett, 1994).

Sifat fisika iodium pada temperatur biasa berupa zat padat yang
mengkristal berbentuk keping-keping atau plat-plat rombis, berkilat seperti logam

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

berwarna hitam kelabu serta bau khas yang menusuk. Iodium memiliki berat atom
126,93, mendidih suhu 183℃ dengan titik lebur 144℃ dan mudah menyublim
(uap iodium berwarna merah, sedangkan uap murni berwarna biru tua).
Sedangkan sifat kimianya molekul iodium terdiri dari atom (I2) tetapi jika
dipanaskan diatas 500℃ akan terurai menjadi 2 atom I. Iodium kurang reaktif
terhadap hidrogen bila dibanding unsur halogen lainnya, tetapi sangat reaktif
terhadap oksigen. Iodium dengan logam-logam dan beberapa metaloid langsung
dapat bersenyawa (Winarno, 2004).

Sifat dari amilum (pati) adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak
larut dalam dingin tetapi didalam air panas dapat membentuk sol atau gel yang
berbentuk kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur
makanan dan sifat gelnya dapat diubah oleh gula dan asam. Peruraian tidak
sempurna dari pati dapat menghasilkan dekstrin yaitu suatu bentuk oligosakarida
(Winarno,1991).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan penentuan kadar Vitamin C dengan metode
iodimetri dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada sampel D (Buah Vita
Juice Orange) sebesar 101,197mg vitamin C/ 100gram bahan.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. e. (1994). Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta : UI Press.

Mursyidi, A. (2007). Pengantar Kimia Analisis Volumetri dan Gravimetri .


Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Purwoko, I. (2017). Vitamin C. Semarang: Universitas Muhammadiyah


Semarang.

Rusdin, R. (2015). Kimia Pangan. Yogyakarta: Andi.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuanitatif Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Winarno, F. G. (1994). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: You C 1000 Orange


Hasil Percobaan Kadar Vitamin C dengan Metode Spektrofotometri

Diketahui :

Hasil Pembacaan Absorban Larutan Standar

Absorbansi Sampel D = 0,991mL

Konsentrasi (mg) Absorban


0 1,026
0,013 0,963
0,025 0,859
0,038 0,798
0,050 0,735
0,063 0,694
Konsentrasi Larutan Standar

10𝑚𝑔
𝑝𝑝𝑚 = = 100𝑝𝑝𝑚
0,1𝐿

Deret Standar

• 0𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0𝑚𝑔 • 1,5𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,038𝑚𝑔


• 0,5𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,013𝑚𝑔 • 2,0𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,050𝑚𝑔
• 1,0𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,025𝑚𝑔 • 2,5𝑝𝑝𝑚 × 0,025𝐿 = 0,063𝑚𝑔

Ditanyakan : Kadar vitamin C?


Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Ditanyakan : Kadar Vitamin C?

Jawab :

Konsentrasi (mg) Absorban


0 1,026
0,013 0,963
0,025 0,859
0,038 0,798
0,050 0,735
0,063 0,694
Didapatkan data:

a = 1,0183

b = -5,4739

R² = 0,9824

𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥

𝑦𝑚𝑎𝑥 = 1,0183 + (−5,4739)(0,063)

𝑦𝑚𝑎𝑥 = 0,673

𝑦𝑚𝑖𝑛 = 𝑎 + 𝑏𝑥

𝑦𝑚𝑖𝑛 = 1,0183 + (−5,4739)(0)

𝑦𝑚𝑖𝑛 = 1,0183

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Konsentrasi (x) pada Sampel D

o Sampel D
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
0,991 = 1,0183 + (−5,4739)(𝑥)
𝑥 = 0,0049 𝑚𝑔

Grafik

Gambar 1. Grafik Penentuan Kadar Vitamin C Metode Spektrofotometri

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Kadar Vitamin C

𝑚𝑔 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 × 𝐹𝑃
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = × 100
𝑊𝑠 × 1000

100
0,0049 ×
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 5 × 100
5 × 1000

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐶 = 0,0019%

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar vitamin C dengan metode


spektrofotometri pada sampel D (You C 1000 Orange) didapatkan berat sampel
sebesar 5mL. Konsentrasi dan absorban larutan standar yang didapatkan berturut-
turut senilai 0mg dan 1,026; 0,013mg dan 0,963; 0,025 dan 0,859; 0,038 dan 0,798;
0,050mg dan 0,735; 0,063 dan 0,694; sedangkan untuk absorban dan konsentrasi
untuk sampel sebesar 0,991 dan 0,0049mg. Kadar vitamin C yang didapatkan
sebesar 0,0019%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya labu takar untuk membuat
larutan baku, kuvet berfungsi tempat ketika larutan akan diukur absorbannya,
dan spektrofotometer merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan proses
spektrofotometri. Bahan yang digunakan antaranya sampel D (You C 1000
Orange) untuk di analisis, HPO₃ untuk membentuk suasana menjadi asam,
larutan DFIF berfungsi mengoksidasi vitamin C. Fungsi perlakuan diantaranya
menyalakan dan mengoperasikan spektrofotometer yang memiliki fungsi agar
absorban dapat diketahui.

Mekanisme penentuan kadar vitamin C dengan metode spektrofotometri


dimana terjadi titrasi oksidimetri. DFIF bersifat oksidator. Apabila DFIF
suasana basa maka akan berwarna biru, dan apabila suasana asam berwarna
merah. Dalam erlenmeyer terdapat sampel bersifat reduktor. Ketika titrasi
berlangsung akan terjadi reaksi redoks. Ketika habis bereaksi terjadi TAT. Ada
penambahan HPO3 yang membuat suasana asam

Menurut SNI 01-6019-1999 tentang kandungan vitamin C dalam


minuman sari jeruk menyatakan bahwa kandungan vitamin C sebesar 300mg/
100 gram. Pada percobaan diatas, didapatkan kadar vitamin C sebesar 0,0019%
atau 19ppm bahan masih sesuai dengan SNI.

Alternatif metode lain yang digunakan yaitu dengan metode iodimetri


dan metode DFIF (Sudarmadji, 2010).

Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan,


terutama buah buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food
Vitamin (Winarno, 1991).

Pereduksi atau disebut juga reduktor adalah zat yang dapat mereduksi
menyebabkan zat lain mengalami reaksi reduksi, jadi reduktor adalah zat yang

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

mengalami oksidasi (reaksi kenaikan bilangan oksidasi). Sedangkan, oksidator


adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks. Sehingga
oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (Wismono, 2007).

Penggunaan HPO₃ untuk setting blank berfungsi untuk membuat suasana


sedikit asam agar vitamin C dalam sampel tetap stabil dan tidak membentuk
dihidroaskorbat (Sudarmadji, 2010).

Pada penentuan kadar vitamin C metode spektrofotometri kurva yang


terbentuk menunjukkan penurunan karena semakin banyak vitamin C yang
ditambahkan maka semakin banyak DFIF yang tereduksi sehingga warna larutan
akan semakin pudar dan absorban semakin menurun (Sudarmadji, 2010).

Penggunaan DFIF diakhir sebelum dimasukkan kedalam


spektrofotometer untuk mencegah warna dari larutan DFIF pudar terlebih dahulu
karena direduksi oleh asam askorbat yang dapat menyebabkan pengukuran
absorbansinya tidak akurat (Damayanti, 2017).

Pembuatan larutan baku vitamin C yaitu dengan membuat larutan standar


vitamin C 10mg. Kemudian, masukan ke dalam larutan standar HPO₃ dan larutan
DFIF. Lalu, dimasukan ke dalam kuvet yang sebelumnya sudah di setting blank
dengan panjang gelombang 518nm.

Part per million atau ppm adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan
dalam satuan mg/Kg atau mg/liter. digunakan untuk menunjukan kandungan suatu
senyawa dalam larutan (Chang, 2004).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar vitamin C dengan
metode spektrofotometri pada sampel D (You C 1000 Orange) dapat
disimpulkan bahwa Kadar vitamin C yang didapatkan sebesar 0,0019%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. P. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Damayanti, E. T. (2017). Perbandingan Metode Penentuan Vitamin C pada


Minuman Kemasan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis
dan Iodimetri. 259-266.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Wismono, J. (2007). Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Graneca Exact.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR KLOROFIL


METODE SPEKTROFOTOMETRI
(DAUN SINGKONG)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 19 November 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Daun Singkong


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Klorofil Metode Spektrofotometri

Diketahui : A649 = 0,358

A665 = 0,622

Ditanyakan : Kadar klorofil?

Jawab :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = [{20,0 × 𝐴649} + {6,1 × 𝐴665}]

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = [{20,0 × 0,358} + {6,1 × 0,622}]

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = [{7,16} + {3,79}]

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 = 10,95 𝑝𝑝𝑚

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar klorofil metode


spektofotometri pada sampel D (Daun Singkong) didapatkan A649 (klorofil B)
sebesar 0,358 dan A665 (klorofil A) sebesar 0,622. Kadar klorofil yang dimiliki
sampel D yaitu sebesar 10,95ppm

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat diantaranya mortar dan alu untuk menghancurkan sampel,
spatula untuk mengambil sampel, botol timbang sebagai wadah untuk
menimbang sampel, neraca untuk menimbang sampel, erlenmeyer sebagai
tempat mengekstraksi klorofil pada sampel, pipet seukuran untuk mengambil
alkohol 96%, plastik karbon untuk melindungi erlenmeyer dan labu ukur agar
klorofil tidak rusak, labu ukur untuk menampung dan melarutkan hasil ekstraksi
klorofil, batang pengaduk untuk membantu memindahkan sampel, corong
untuk membantu memindahkan ekstraksi klorofil kedalam labu ukur, pipet tetes
untuk menandabataskan, kuvet untuk mengukur absorbansi klorofil pada
sampel menggunakan spekrofotometer. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur absorbansi sampel. Bahan yang digunakan yaitu sampel untuk di
analisis kandungan klorofilnya. Alkohol 96% untuk mengekstrak klorofil pada
sampel dan parafin untuk menutup erlenmeyer agar alkohol tidak menguap.
Perlakuan yang dilakukan yaitu mengekstrakan klorofil dengan cara mengocok
erlenmeyer yang berisikan sampel dan alkohol 96% dan tidak terkena sinar
matahari agar klorofil tidak teroksidasi atau rusak.

Mekanisme penentuan kadar klorofil yaitu berdasarkan pada penentuan


dari spektrum cahaya yang dipanaskan ke molekul klorofil didalam alat
spektrofotometer. Senyawa tertentu hanya menyerap foton yang sesuai dengan
panjang gelombang tertentu, karena itu setiap pigmen memiliki spektrum
absorbsi yang berbeda. Pengukuran klorofil secara spektrofotometri didasarkan
pada penyerapan maksimum oleh ekstrak klorofil di daerah spektrum panjang
gelombang 649 nm pada klorofil B dan panjang gelombang 665 nm pada
klorofil A sehingga diperoleh absorbansi sampel untuk dilakukan penentuan
kadar klorofil.

SNI tidak mengatur mengenai kadar klorofil pada daun singkong,


namun pada umumnya kadar klorofil paling tinggi pada daun singkong sebesar

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

27,162µg/ml. Pada praktikum penentuan kadar klorofil pada daun singkong,


didapatkan kadar sebesar 10,95ppm. Maka, kandungan pada sampel tidak
melebihi standar atau sudah sesuai (Rachmawati, 2020).

Alternatif metode lain pada penentuan kadar klorofil yaitu dengan


ekstraksi menggunakan dietil eter dengan alat instrumen seperti kromatografi, GC
ataupun HPLC (Sudarmaji, 2010).

Klofil merupakan zat berwarna, zat warna hijau yang terdapat dalam daun
dan permukaanya batang yaitu didalam spongi dibawah kutikula. Klorofil terdapat
dalam organ sel yang di namakan kloroplas pada umumnya klorofil yang banyak
terdapat dalam tanaman adalah klorofil A dan B dalam daun perbandingan 3:1.
(Muchtadi, 2011).

Sifat klorofil mudah mengalami degradasi oleh pengaruh panas, asam,


akali atau enzim. Klorofil juga dapat terdegradasi oleh oksigen dan sinar matahari,
adanya ester titik pada klorofil membuat klorofil bersifat nonpolar, yaitu tidak
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. (Muchtadi, 2011).

Klorofil di dalam daun relatif stabil terhadap cahaya karena klorofil dalam
daun masih berikatan dengan protein, serta energi dari cahaya matahari akan
mengubah karbondioksida dan air dari udara dan tanah menjadi gula sehingga
klorofil di daun akan tetap stabil (Winarno, 1992).

Perbedaan klorofil A dan klorofil B yaitu klorofil A menyerap cahaya


biruviolet dan merah dengan absorbansi pada panjang gelombang 665 nm
sedangkan klorofil B menyerap cahaya biru dan orange dengan absorbansi pada
panjang gelombang 649 nm. Klorofil A bersifat kurang polar dan berwarna biru
hijau, sedangkan klorofil B bersifat polar dan berwarna kuning hijau (Młodzińska,
2009).

Klorofil bagi tubuh manusia dapat membantu dalam hal meningkatkan


jumlah sel-sel darah, khususnya meningkatkan produksi hemoglobin dalam darah,

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

mengatasi anemia, membersihkan jaringan tubuh, membersihkan hati dan


membantu fungsi hati, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing
dan yang terpenting dari molekul klorofil adalah aman terhadap tubuh (Bahri,
2007).

Klorofil merupakan sebagian besar pigmen yang ditemukan dalam


membran tilakoid kloroplas. Pigmen hijau pada daun berperan mengabsorpsi
cahaya dalam fotosintesis fase I, yaitu reaksi fotolisis. Sumber klorofil yang paling
nyata adalah sayuran hijau. Akan tetapi, lebih baik dikonsumsi dalam keadaan
masih mentah. Proses pemanasan saat memasak merusak hampir semua
kandungan klorofilnya. (Salisbury, 1995).

Gambar 1. Skema Kerusakan Klorofil

Kerusakan klorofil secara skematis ditunjukkan pada gambar diatas, yaitu


terjadi pergantian atom magnesium pada molekul klorofil oleh atom hidrogen
membentuk feofitin. Kemudian pemutusan grup fitol dari molekul klorofil
membentuk klorofilid, yang dikatalisa oleh enzim klorofilase dan terjadi reaksi
oksidasi, yang menyebabkan perubahan warna pada klorofil (Clydesdale, 1976).

Penggunaan panjang gelombang penentuan kadar vitamin C pada metode


spektrofotometri yaitu, digunakan panjang gelombang berbeda untuk klorofil A
dan klorofil B yang memiliki kemampuan serapan panjang gelombang berbeda,
dimana klorofil A memiliki serapan panjang gelombang 665nm (violet-biru) dan
(orange-merah), sedangkan klorofil B memiliki serapan panjang gelombang
649nm (violet-merah) (Carlson, 1996).

Penggunaan alkohol sebagai pelarut klorofil atau pengekstrak klorofil


yang
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

yang terdapat pada bahan pangan, sehingga seluruh klorofil dapat dikeluarkan dan
dianalisis. Contoh pelarut lainnya yaitu N-hexan, aseton, eter (Winarno,1992).

Setting blank dilakukan dengan alkohol karena alkohol tidak memiliki


analit dan tidak berwarna sehingga dapat digunakan untuk mengkalibrasi dan
absorban klorofil (Winarno, 1992).

Angka 20 dan 6,1 itu berasal dari rumus dinterman dan demais, dimana itu
merupakan suatu ketetapan (Wintermans, 1965).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar klorofil dengan metode
spektrofotometri pada sampel D (Daun Singkong) dapat disimpulkan bahwa
kadar klorofil yang terkandung sebanyak 10,95 ppm.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. (2007). Klorofil. Lampung: Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia
Organik Universitas Lampung.

Carlson, R. E. (1996). Chlorophyll Analysis . Denver: North American Lake


Management Society.

Clydesdale, F. M. (1976). Principles Of Food Science Part I Food Chemistry.


New York and Basel: Marcel Dekker.

Młodzińska, E. (2009). Survey Of Plant Pigments: Molecular and


Environmental Determinants Of Plant Colors, Acta Biologica
Cracoviensia Series Botanica. 5(1), 7-16.

Muchtadi, T. (1992). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Institut


Pertanian Bogor.

Rachmawati, W. (2020). Pengembangan Klorofil dari Daun SIngkong Sebagai


Pewarna Makanan Alami. 3(1).

Salisbury, F. B. (1995). Fisiologi Tambahan Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Winarno, F. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia.

Wintermans, J. F. (1965). Spectrophotometric Characteristics Of Chorophyll A


and B and Their Pheophytin in Ethanol. 109(2).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR ALKOHOL


METODE DESTILASI
(PU TAO)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 19 November 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Pu Tao
Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Alkohol Metode Destilasi

Diketahui : Wpikno kosong = 12,658gram

Wpikno air = 38,241gram

Wpikno sampel = 37,683gram

Ditanyakan : Kadar alkohol?

Jawab :

[𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ] − [𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔]


𝐵𝐽 =
[𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑎𝑖𝑟] − [𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔]

[37,683] − [12,658]
𝐵𝐽 =
[38,241] − [12,658]

𝐵𝐽 = 0,9782

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar alkohol metode destilasi


pada sampel D (Pu Tao) didapatkan Wpikno sampel sebesar 37,683gram, W pikno
kosong sebesar 12,658gram, dan Wpikno air sebesar 38,241gram. Kadar alkohol
yang dimiliki sampel D berdasarkan Tabel Hubungan BJ dengan Persen (%)
alkohol yaitu sebesar 17,28%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya erlenmeyer berfungsi sebagai
tempat penampung hasil destilasi, rangkaian destilasi seperti labu destilasi
untuk menampung sampel, kondensor untuk proses kondensasi, dan lainnya
untuk menunjang proses destilasi seperti batu didih untuk mempercepat
pemanasan dan piknometer digunakan untuk mengukur massa jenis dan
densitas dari fluida pada sampel dan air. Bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah sampel itu sendiri yang digunakan untuk dianalisis. Fungsi
perlakuan diantaranya pada saat proses destilasi penggunaan batu didih untuk
mencegah bumping.

Mekanisme penentuan kadar alkohol yaitu pada saat penyulingan


campuran zat yang didihkan sehingga menguap dan uap ini didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu, maka karena alkohol memiliki titik didih lebih rendah
maka akan menguap terlebih dahulu.

Menurut SNI 4019:2013 mengenai minuman beralkohol yang berasal


dari fermentasi buah anggur diketahui bahwa kadar alkohol yang terkandung
maksimal sebesar 20,0%. Pada percobaan diatas, didapatkan kadar alkohol pada
sampel D sebesar 17,28%. Maka, kadar alkohol pada sampel masih sesuai
dengan SNI.

Alternatif metode lain selain menggunakan teknik pemisahan atau


destilasi yaitu menggunakan metode spektrofotometri dan metode kromatografi
gas (Vini, 2019).

Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH)


yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan
atau atom karbon lain. Dengan mensubstitusikan –OH ke H dari CH₄, maka
didapat CH₃OH yang dikenal methanol. Rumus fungsional dari alkohol adalah
OH dengan formula umum untuk alkohol ROH, dimana R adalah alkil atau
substitusi kelompok alkil (John Wiley dan Soon, 2011).
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Terdapat 2 jenis alkohol yaitu alkohol food grade dan fuel grade. Untuk
alkohol yang food grade yaitu terdapat etanol, dalam jumlah kecil memiliki
keuntungan bagi penikmatnya, seperti memberika rasa hangat. Etanol ini
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

substitusi kelompok alkil (John Wiley dan Soon, 2011).

Terdapat 2 jenis alkohol yaitu alkohol food grade dan fuel grade. Untuk
alkohol yang food grade yaitu terdapat etanol, dalam jumlah kecil memiliki
keuntungan bagi penikmatnya, seperti memberika rasa hangat. Etanol ini memiliki
titik didih 78,4℃. Etanol memiliki sifat tidak berwarna, mudah menguap, dan
dapat bercampur dengan air sehingga etanol digunakan sebagai pelarut. Untuk
alkohol yang fuel grade yaitu terdapat metanol merupakan bentuk paling
sederhana dari alkohol. Memiliki berbentuk cairan bening, berbau khas, memiliki
titik didih 64,5℃ (Marks et al, 2000).

Jenis alkohol yang dapat dikonsumsi ialah etanol, sedangkan methanol


merupakan alkohol yang tidak dapat dikonsumsi karena dalam tubuh akan dicerna
menjadi formalin dan bersifat racun. Kalori yang dapat dihasilkan oleh alkohol
antara lain 7 kkal per gram etanol murni (Marjoko, 2011)

Katabolisme adalah rangkaian reaksi yang bertujuan untuk pembongkaran


atau penguraan suatu molekul. Biasanya katabolisme ini bersifat eksergonik
(menghasilkan energi). Katabolisme memiliki dua fungsi yaitu menyediakan
energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas kehidupan, dan
menyediakan bahan baku untuk sintesis dengan molekul lain (Aryulina, 2004)

Fermentasi adalah proses produksi dalam sel dalam keadaan anaerobik,


sedangkan fermentasi alkohol adalah sebuah proses biologi dengan gula seperti
sukrosa, glukosa, dan fruktosa diubah menjadi energi seluler dan juga
menghasilkan alkohol dan karbondioksida. Reaksi yang terjadi pada fermentasi
alkohol yaitu gula (C₆H₁₂O₆) diubah menjadi asam piruvat, kemudian
dekarboksilasi asam piruvat, mengubah asam piruvat menjadi asetaldehid dan
karbondioksida. Selanjutnya asetaldehid oleh alkohol dehidrogenase diubah
menjadi alkohol (etanol). C₆H₁₂O₆→ 2C₂H₅OH + 2CO₂ + 2NaDH₂ + Energi (ATP)
(Efendi, 2012).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Sifat Alkohol yaitu zat yang memiliki titik didih relative tinggi
dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama.
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen
antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil yang polar (Gylbert, 2015).

Metode selain destilasi diantaranya metode kromatografi gas, ekstraksi,


metode konvensional berat jenis (Arisma, 2019).

Jumlah besar mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan rusaknya organ


tubuh secara berangsur-angsur. Dapat menyebabkan peradangan hati,
menyebabkan pendarahan dalam perut, penyakit jantung, hormon seks, dan sistem
kekebalan tubuh. Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut atau kronis
(Purwakania, 2008).

Produk olahan pangan yang mengandung alkohol adalah tape, ketan, brem,
durian, kandunga rhum pada kue, liqour pada coklat/permen, kandungan angchiu
pada penyedap rasa (Najiha, 2014).

Pengaruh berat jenis terhadap kadar alkohol/etanol yaitu jika berat jenis
larutan etanol semakin kecil, maka kadar etanol didalam larutan tersebut semakin
besar. Karena etanol berat jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan air. Semakin
kecil berat jenis maka kadar etanol semakin besar (Underwood, 1992).

Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis
atau densitas fluida. Bagian dari pikno ialah tutup pikno yang berfungsi untuk
mempertahankan suhu lubang atau gelas untuk mengukur volume cairan yang
dimasukkan. Cara menggunakan pikno yaitu melihat volume piknometer (terdapat
25 mL dan 50 mL), timbang pikno kosong lalu masukkan fluida yang akan diukur
massa jenisnya, tutup piknometer, lalu hitung massa fluida yang dimasukkan
dengan cara diselisihkan, massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong
(Brady, 1999).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar alkohol dengan metode
destilasi pada sampel D (Pu Tao) dapat disimpulkan bahwa kadar alkohol yang
dimiliki sampel D berdasarkan Tabel Hubungan BJ dengan Persen (%) alkohol
yaitu sebesar 17,28%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Arisma, Y. d. (2019). Optimalisasi Metode Penentuan Kadar Etanol dan
Metanol pada Minuman Keras Oplosan Menggunakan Kromatigrafi
Gas (KG). Skripsi.

Aryulina, D. d. (2004). Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Brady, J. E. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima. Jakarta:
Binarupa Aksara.

Efendi. (2012). Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung:


Alfabetha.

Gylbert, H. N. (2015). Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Alkohol Melalui


Ekhalasi Menggunakan Sensor TGS2620 Berbasis Mikrokontroler
Arduino Uno. 4 (7), 15-24.

John, W. S. (2011). Intoduction To Organic Chemistry. New York.

Marjoko, A. d. (2011). Daya Terima dan Kadar Alkohol Pada Tape Kulit
Singkong Berdasarkan Variasi Jumlah Ragi. Jurnal Pangan dan Gizi,
2(2), 47-58.

Marks. (2000). Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC.

Najiha, A. d. (2014). Alkohol (Arak dan Etanol) dalam Makanan Halal. 9(1),
40-51.

Purwakania, A. B. (2008). Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta :


Rajawali Pers.

Underwood, A. (1992). Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Vini, Y. (2019). Penentuan Kadar Alkohol dalam Sampel Makanan dan


Minuman. Tesis.
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Vini, Y. (2019). Penentuan Kadar Alkohol dalam Sampel Makanan dan


Minuman. Tesis.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan

Anda mungkin juga menyukai