OLEH
PUSPAHIDAYANI
NIM. 2020C1A012
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan
dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan,"
termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi
Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan
vitamin C harian, kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit
tertentu. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena
bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin
(Fatimawali,2013).
Mangga merupakan buah yang dapat tumbuh didaerah tropis (Jahurul et
al., 2015).Buah mangga menempati peringkat 2 sebagai tanaman tropis setelah
pisang Buah mangga merupakan sumber penting dari mikronutrien, vitamin dan
phytochemical lainnya Selain itu, buah- buahan mangga memberikan energi, diet
serat, karbohidrat, protein, lemak dan senyawa fenolik (Muchiri et al, 2012).
Buah mangga dapat dikonsumsi dalam bentuk segar ataupun olahan.
Kandungan vitamin pada buah mangga adalah 27.7 mg (Novia et al., 2015).
Menurut Khoirunnisa et al., 2009. Setiap 100 gram bagian mangga masak yang
dapat dimakan memasok vitamin C sebanyak 41 mg, bahkan hingga 65 mg untuk
mangga muda. Berarti, dengan mengkonsumsi mangga ranum 150 gram atau
mangga golek 200 gram (1/2 buah ukuran kecil), kecukupan vitamin C yang
dianjurkan untuk laki- laki dan perempuan dewasa per hari (masing-masing 60
mg) dapat terpenuhi Sebagian besar energi mangga berasal dari karbohidrat
berupa gula, yang membuatnya terasa manis. Kandungan gula ini didominasi oleh
gula golongan sukrosa Kandungan gula dalam mangga berkisar 7-12 persen.
Namun, jenis mangga manis dapat mencapai 16-18 persen (Khoirunnisa et al.,
2009).
Analisis kadar vitamin C biasa menggunakan titrasi dengan iodium.
Metode ini paling banyak digunakan karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. Titrasi ini memakai
iodiumsebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum
sebagai indikatornya (Widjanarko, 2002).
Iodin adalah salah satu unsur golongan halogen yang berwarna ungu
- kehitaman, bersifat korosif, merupakan unsur golongan halogen yang
beracun dan memiliki banyak isotop radioaktif. Garam iodin banyak terdapat
pada rumput laut. Iod juga ditemukan dalam bentuk cair yang diekstrak dari
mineralnya banyak ditemukan di Chile. Iodin memiliki sifat yang hampir sama
dengan klorin dan bromin tetapi tidak sereaktif mereka. Iodin bersenyawa
dengan banyak unsur lain terutama untuk menyediakan panas dan sebagai
katalis kimia (Vernandes, 2017)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Mangga 10 3,8
Buah Mangga
( 3,8 x 0,88 x 10 ) x 100 33,44
Vit. C (mg/100g) ¿ = =334 , 4
10 ( gr ) 10
BAB V
PEMBAHASAN
6.1. Kesimpulan
a. Vitamin C merupakan antioksidan paling efektif yang memiliki
keuntungan memperkuat resistensi tubuh, adalah vitamin yang gampang
larut dalam air.
b. Hasil yang diproleh yaitu berat sampel 10 gr dengan volume titrasi 3,8 ml
dan jumlah vitamin sebanyak 334,4 gr.
c. Pada praktikuk kali ini menganalisa kadar vitamin C pada buah mangga,
dengan menggunakan metode titrasi.
Daftar Pustaka
Vitamin A adalah salah satu zat gazi essensial yang merupakan kelompok
senyawa dengan kandungan retinol yang memiliki aktivitas biologi Vitamin A
sangat mudah teroksidasi oleh udara dan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi
bersama udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik Pigmen karotenoid (umumnya
B-karoten) diperoleh dari buah dan retinal ester diperoleh dan hewan
(Tampiasih,2010).
Sumber vitamin A berasal dari buah dan hewan Sayur dan buah yang
berwarna kuning kemerahan hanyak mengandung B-karoten, salah satunya adalah
wortel (Daucus carota, L). Semakin banyak kandungan B-karoten pada tanaman,
maka semakin pekat warna pada buah yang mengarah ke warna kuning
kemerahan (Mulyatiningsih, E,2007).
Bahan
Wortel segar
Air
3.3. Cara Kerja
Wortel rebus
1. Ditimbang 200 gram wortel segar yang telah di kecilkan ukuranya
2. Dilakukan pemanasan atau pengukusan dengan suhu 200 atau 300
3. Setelah itu lakukan pengeringan, kemudian di blender sampai halus/bubur
wortel
4. Dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring 5. Pipet larutan dengan
ukuran 10 ml
5. Diambillah tabung reaksi dan beri label bahan-bahan makanan yang akan
diuji.
6. Diisi tabung dengan larutan amilum lodida sebanyak 1 ml
7. Ditambahkan tetes demi tetes larutan iodida kedalam larutan sampai warna
larutan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Vitamin A adalah salah satu zat gazi essensial yang merupakan kelompok
senyawa dengan kandungan retinol yang memiliki aktivitas biologi Vitamin A
sangat mudah teroksidasi oleh udara dan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi
bersama udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik Pigmen karotenoid (umumnya
B-karoten) diperoleh dari buah dan retinal ester diperoleh dan hewan
(Tampiasih,2010).
6.1. Kesimpulan
a. Vitamin A adalah salah satu zat gazi essensial yang merupakan kelompok
senyawa dengan kandungan retinol yang memiliki aktivitas biologi
Vitamin A sangat mudah teroksidasi oleh udara dan rusak bila dipanaskan
pada suhu tinggi bersama udara, sinar, dan lemak yang sudah tengik
Pigmen karotenoid (umumnya B-karoten) diperoleh dari buah dan retinal
ester diperoleh dan hewan
b. Tanaman wortel banyak mengandung Senyawa β-karoten (provitamin A)
yang melimpah dalam tanaman wortel akan diubah dalam tubuh menjadi
vitamin A
c. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa data yang dihasil
perhitungan yang dihasil sebanyak 46%.
Daftar Pustaka
Agustina, A., Hidayati, N. & Susanti, P., 2019. Penetapan Kadar Β-Karoten Pada
Wortel (Daucus Carota, L) Mentah Dan Wortel Rebus Dengan
Spektrofotometri Visibel. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis (JFSP), V(1),
pp. 7-13.
Ahamad, N.M., Saleemullah, M., Shah, H.U., Khalil, I.A., and Saljoqi, A.U.R.,
“Determination of Beta Carotene Content In Fresh Vegetables
Using High Performance Liquid Chromatography”, Sarhad J. Agric.,
2007, 23 (3)
Fathonah, S., Syauqi, A. & Laili, S., 2020. Uji Kandungan Vitamin A Tanaman
Sawi (Brassica juncea L) Dan Wortel (Daucus corata L) Desa Bumiaji Dan
Poncokusumo. e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature), II(2), pp.
45-49
Winarno, FG. Kimia Makanan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta,
2004
ACARA III. ANALISA LIPIDA
BAB I
PENDAHULUAN
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga
terikat pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat
diekstraksi dengan pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan
tetraklormetana. Lipid penting karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan
isolasi dan pelindung yang terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan
mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2009).
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat
penting pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi
negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber
energi, bagian dari membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel,
isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh
serta pelarut vitamin A, D, E dan K. Penambhan lemak dalam makanan
memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di
dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi
(Sartika, 2008).
Minyak dan lemak termasuk lipid netral. Minyak dan lemak berperan
sangat penting dalam gizi kita yaitu sebagai sumber energi, cita rasa, serta sumber
vitamin A, D, E dan K. Setiap gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah
kalori yang dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat. Satu gram minyak
atau lipid dapat menghasilkan 9 kkal/gram, sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, asam linolenat dan
asam arkidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolesterol (Winarno dalam Oktaviana, 2009).
Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan
merupakan bagian utama senyawa fodpolipid membran sel. Dalam tubuh, asam
lemak tidak hanya diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan
kabohidrat, pembangunan beberapa elemen struktur dalam sel dan jaringan,
menghasilkan senyawa penanda dan bahan bakar, tetapi juga untuk melarutkan
berbagai macam bagian seluler serta ekstraseluler yang sulit larut dan nonpolar
(Tuminah, 2010).
Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak
majemuk dan turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan
menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak.
Lemak majemuk yaitu apabila dihidrolisis akan mengahasilkan alkohol, asam
lemak dan senyawa lainnya seperti fosfat, asam amino, basa organik, seperti kolin
atau betain. Lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai
pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi
dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis
atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak
dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap
(jenuh) (Sistiawan, 2011).
Metode ekstraksi yang umum digunakan dalam mengekstrak lemak yaitu
metode Soxhlet, metode Folch, metode Hara and Radin, dan metode Bligh and
Dyer. Metode ekstraksi Soxhlet merupakan metode analisis kadar lemak secara
langsung dengan cara mengekstrak lemak/minyak dari bahan pangan dengan
pelarut organik non-polar, seperti heksana, petroleum eter dan dietil eter dengan
menggunakan alat khusus yaitu ekstraktor soxhlet. Walaupun dalam
perkembangannya metode ini tidak hanya terbatas untuk ekstraksi lemak/minyak.
Metode Folch merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan oleh
ahli lemak atau lipidologis di seluruh dunia. Metode ini menggunakan campuran
pelarut dari kloroform/methanol dan etanol/dietil eter (Young et al. 2001).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan
a. Ayam Goreng
( 45,0198−44,2545)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,1701
(0,7653)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,1701
Kadar Lemak (%) = 0,352 x 100
Kadar Lemak (%) = 35,2%
b. Ayam Panggang
( 45,1987−44,9533)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,1236
(0,2454)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,1236
Kadar Lemak (%) = 0,115 x 100
Kadar Lemak (%) = 11,5%
c. Ayam Rebus
( 45,0026−44,7794)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,1626
(0,2232)
Kadar Lemak (%) = x 100
2,1626
Kadar Lemak (%) = 0,103 x 100
Kadar Lemak (%) = 10,3%
BAB V
PEMBAHSAN
6.1. Kesimpulan
a. Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang
sangat penting pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak
juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan.
b. Praktikum kali ini menggunkan metode Soxhlet. Metode Soxhlet
merupakan metode ekstraksi yang bersifat kontinu.
c. Nilai tertinngi kadar lemaknya terdapat pada sampel ayam goreng.
daging ayam sudah mengandung banyak lemak begitu pula pada
minyak goreng mengandung banyak lemak hal ini yang
menyebabkan tingginya kadar lemak pada sampel ayam goreng.
Daftar Pustaka
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen penting sel hewan atau manusia sehingga
fungsi utama protein yaitu sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon, hydrogen,oksigen,
nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor.Tersusun dari
serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu
berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein yang tersusun dari hanya asamamino
disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung bahan selainasam
amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut proteinkompleks.
Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein.
Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi,2010)
Telur terdiri dari protein 13%, lemak 12%, serta vitamin, dan mineral.
Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung
asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral, seperti besi, fosfor, sedikit
kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak
terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari
seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat
(TRA,2007).
Bahan penyusun terbesar dari putih telur setelah air adalah protein. Protein
putih telur terdiri atas protein serabut dan protein globular. Protein globular larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah
pengaruh suhu, konsenterasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein
serabut. Protein ini juga mudah terdenaturasi (Winarno,1997).
Bahan
K2SO4
CuSo4
H2SO4
Aquades
NaOH 50%
HCI 0,IN
indicator merah
metal, NaOH 0,IN
3.3. Cara Kerja
a. Ditimbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 7-2 grm
b. Pengisian sampel ke dalam labu kjedahl
c. Ditimbang 7 gr K2SO4 dan 0,3 g CuSO4
d. Ditambahkan 3 gr K2SO4 dan 3 g CuSO4, ke dalam labu kjedahl yang
berisi sampel
e. Ditambahkan larutan H2S04 sebanyak 15 ml, dilakukan di lemari asam
Proses dekstruksi dilakukan di dalam ruang asam dengan memanaskan
sampel yang ada pada labu kjedahl menggunakan kompor listrik hingga
bening berwana hijau tosca
f. Didinginkan labu kjedahl dengan cara didiamkan selama 20 menit
g. Ditambahkan 25 ml aquades ke dalam labu kjedahl yang berisi sampel
h. Ditambahkan 50 ml NaOH 50% dan 3 butir batu didih ke dalam labu
kjedahl yang berisi sampel.
i. Pindahkan sampel ke labu didih, dan tambahkan aquades hingga setengah
labu.
j. Labu destilasi dipasang, Erlenmeyer penampung di isi 25 ml larutan HCI
0,1N yang telah ditetesi 1 ml indicator merah metil
k. Destilat yang diperoleh dari hasil destilasi dititrasi dengan menggunakan
NaOH 0,1IN. titik akhir titrası ditandai dengan warna merah muda
menjadi kuning kehijauan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BM Nitrogen = 14,008
% N¿ 0,05%
% Protein=0,05 % × 6,25
% Protein=¿ 0,31 %
b. Telur mentah
% N¿ 0,01%
% Protein=0,01 % × 6,25
% Protein=¿ 0,06 %
BAB V
PEMBAHASAN
Iskandar Muthe. (2016). Analisis Kadar Protein Ikan Depik (rasbora tawarensis)
di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, vol 10.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 1966. Standar Mutu Telur Asin. SNI 01-4277-
1966. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional Indonesia.
Tim Redaksi Agromedia. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Agromedia Pustaka:
Jakarta
Winarno F.G. 1990.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah nasi
bungkus harga 10 ribu
3.3. Cara Kerja
a. Praktikan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, lingkar perut,
lingkar panggul, dan lingkar lengan
b. Praktikan mengkonsumsi nasi bungkus harga 10 ribu
c. Praktikan menunggu selama 1 jam dengan beraktifitas seperti biasa di
lingkungan kampus
d. Setelah 1 jam, praktikan menimbang berat badan, mengukur tinggi badan,
lingkar perut, dan lingkar lengan
e. Praktikan mengamati perubahan yang terajadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Status gizi adalah tingkat keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan
gizi. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu fisiologis,
psikososial, perkembangan, budaya dan ekonomi (Patimah, 2017). Status gizi
dapat diketahui melalui indikator pemeriksaan antropometri dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal tubuh manusia, meliputi:
umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar pinggul dan
ketebalan lemak di bawah kulit. 5 Indikator status gizi yang digunakan untuk
kelompok umur remaja di dasarakan pada pengukuran antropometri Berat Badan
(BB) dan Tinggi Badan (TB) dan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan LILA (lingkar
lengan atas) ekonomi (Patimah, 2017).
Fungsi zat gizi dalam tubuh dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi, yaitu
sebagai berikut (Mitayani Dan Wiwi Sartika, 2013):
1. Memberi Energi Zat yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat,
lemak dan protein. Ketika nutrisi hadir dalam jumlah terbesar dalam
makanan, itu berfungsi sebagai zat pemberi energi, yang disebut sebagai
agen pembakaran.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Protein, mineral dan air
merupakan bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan
pembentukan sel-sel baru, pemeliharaan dan penggantian sel-sel yang
rusak. Dalam fungsi ini tiga nutrisi disebut blok bangunan.
3. Mengatur proses tubuh Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk
mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air dalam sel,
berperan sebagai buffer dalam upaya menjaga netralitas tubuh dan
membentuk antibodi sebagai penangkal organisme infeksius dan benda
asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. di dalam tubuh. Mineral dan
vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi, fungsi normal
saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh,
termasuk proses penuaan. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan
dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan
mengatur suhu tubuh, sirkulasi darah, pembuangan/ekskresi limbah dan
proses tubuh lainnya. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein,
mineral, air, dan vitamin disebut zat pengatur.
6.1. Kesimpulan
a. Status gizi adalah tingkat keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan
gizi. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
fisiologis, psikososial, perkembangan, budaya dan ekonomi
b. Pada praktikum kali ini menggunakan metode antropometri dengan 5
indikator yaitu: BB, TB IMT, LILA, dan LP.
c. Pada hasil pengamatan berat badan menunjukkan bahwa pada beberapa
praktikan, terjadinya penambahan berat badan setelah mengkonsumi nasi
bungkus.
Daftar Pustaka
Budiman, L. A., Rosiyana, Sari, A. S., Safitri, S. J., Prasetyo, R. D., AlyaRizqina,
H., Kasim, I. S. N. I., & Korwa, V. M. I. (2021). Analisis Status Gizi
Menggunakan Pengukuran Indeks Massa Tubuh dan Beban Kerja dengan
Metode 10 Denyut pada Tenaga Kesehatan. NUTRIZONE (Nutrition
Research and Development Journal), 1(1), 6–15.
Charina, M. S., Sagita, S., Koamesah, S. M. J., & Woda, R. R. (2022). Hubungan
Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Cendana. Cendana Medical
Journal, 23(1), 197–204.
Muchtar, F., Effendy, D. S., Lestari, H., & Bahar, H. (2022). Pengukuran status
gizi remaja putri sebagai upaya pencegahan masalah gizi di Desa Mekar
Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Abdi Masyarakat, 4(1), 43–48.
Nuzrina, R., Melani, V., & Ronitawati, P. (2016). Penilaian Status Gizi Anak
Sekolah Dasar Duri Kepa 11 Menggunakan Indeks Tinggi Badan Menurut
Umur dan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur. Jurnal Abdimas, 3(1), 62–
67.
Pangaribuan, H., Supriadi, Arifuddin, Supetran, I. W., Patompo, F. D., & Lenny.
(2022). Edukasi Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah dan Pelaksanaan
Kelompok Terapeutik di SD Pesantren Hidayatullah Tondo: (Laporan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat). Jurnal Kolaboratif Sains, 5(1), 52–67.
Patimah. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan. Bandung: PT
Refika Aditama: 2017
Rahmat, I. (2022). Pengaruh Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Siswa di SMK
Bina Sehat Nusantara Kabupaten Bone Tahun 2022. Jurnal Suara
Kesehatan, 8(1), 1–6.
Santoso, R. D., & Wahjuni, E. S. (2022). Survei Status Gizi Siswa Kelas II SD
Negeri Se-Kecamatan Labang. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan, 10 (1), 191–197.
Septiawati, D., Indriani, Y., & Zuraida, R. (2021). Tingkat Konsumsi Energi dan
Protein dengan Status Gizi Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
10(2), 598–604.