Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

“UJI VITAMIN C DAN UJI KARBOHIDRAT (AMILUM)


DENGAN METODE IODINE”

Oleh :

ANDIKA FIRMAN SALOMO HUTAGALUNG

(4203111084)

PSPM D 20

Dosen Pengampu : Aida Fitriani Sitompul, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
A. JUDUL PERCOBAAN.................................................................................................3
B. LATAR BELAKANG...................................................................................................3
C. PEMBATASAN MASALAH.......................................................................................3
D. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4
E. TUJUAN PERCOBAAN..............................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................................5
 UJI VITAMIN C...........................................................................................................5
 UJI AMILUM................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................6
METODE PRAKTIKUM........................................................................................................7
A. ALAT DAN BAHAN.....................................................................................................7
B. PROSEDUR PERCOBAAN........................................................................................7
BAB IV......................................................................................................................................8
HASIL PENGAMATAN.........................................................................................................8
 Hasil Uji Vitamin C.......................................................................................................9
 Hasil Uji Amilum...........................................................................................................9
BAB VI....................................................................................................................................12
KESIMPULAN.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
LAMPIRAN............................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL PERCOBAAN : Uji Vitamin C dan Kabohidrat (Amilum) dengan Metode Iodine

B. LATAR BELAKANG

Vitamin C atau asam askorbat adalah komponen berharga dalam makanan karena berguna
sebagai antioksidan dan mengandung khasiat pengobatan. Vitamin C mudah diabsorpsi
secara aktif, tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila di konsumsi mencapai
100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama tiga bulan. Tanda-tanda
skorbut akan terjadi bila persediaan di dalam tubuh tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf
kejenuhan akan dikeluarkan melalui urin.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah
seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria, tomat, dan bawang putih (Allium
sativumL). Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen
interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan,
kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat sangat penting
peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi
prolin dan hidroksilisin.Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi
larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam askorbat sudah
mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna (merah
jambu).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka. Karbohidrat merupakan sumber energi
utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kiojoule) energy pangan per gram.
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karohidrat
berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.

3
C. PEMBATASAN MASALAH

 Sampel yang digunakan untuk vitamin C yaitu Sari buah tomat, sari buah mentimun, sari
buah bengkoang, sari buah jeruk nipis, sari buah jeruk manis, dan larutan vitamin C. Dan
untuk uji karbohidrat (Amilum) menggunakan kentang, tahu, tempe, pisang, ubi jalar/ubi
kayu, dan nasi.

 Indikator yang digunakan yaitu iodine/ betadine.


 Penelitian ini merupakan analisa kualitatif, yakni perubahan warna dan jumlah tetesan
larutan sampel.

D. RUMUSAN MASALAH

 Sampel yang mana dari beberapa sampel yang mengandung viamin C dan karbohidrat
(Amilum) ?

E. TUJUAN PERCOBAAN

 Dapat mengidentifikasi vitamin C, dan Karbohidrat (Amilum) pada berbagai sampel


dengan menggunakan iodine

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

 UJI VITAMIN C

Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa kimia yang larut dalam air. Vitamin C
memiliki banyak manfaat dalam tubuh, sehingga suplement vitamin C banyak ditemukan di
pasaran. Namun, tanpa suplement tersebut kitapun dapat memenuhi kebutuhan vitamin C
dengan mengkonsumsi buah-buahan. Dalam pengujian ini menggunakan betadine sebagai
indikator keberadaan vitamin C. Pada kemasan betadine tertera bahwa betadine mengandung
povidone iodine 10% yang setara dengan iodine 1%. Iodine ini lah yang sebenarnya menjadi
indikator, karena reaksi antara asam askorbat dalam vitamin C dan iodin akan menghilangkan
warna dari iodine. Reaksi tersebut adalah:

Dibanding jenis vitamin lain, vitamin C hingga sekarang mungkin merupakan jenis
vitamin yang paling populer di masyarakat awam. Meski sama pentingnya dengan yang
lain, memang banyak orang yang menganggap khasiat vitamin C jauh melebihi
kebutuhan vitamin lain, dan hal ini seringkali dikaitkan dengan peningkatan daya tahan
tubuh. Bahkan, serangkaian penelitian yang dilakukan para ahli menemukan fungsi lain
yang jauh lebih menjanjikan sebagai suatu antioksidan yang mampu mencegah penyakit-
penyakit lain yang lebih serius termasuk kanker dan berbagai penyakit degeneratif
lainnya. Hal ini yang mungkin mendasari pengetahuan umum masyarakat tentang
perlunya mengkonsumsi vitamin C, dan tak bisa dipungkiri juga, promosipromosi dari
pihak produsen. Dan terkait dengan tingginya kesadaran self medication dengan
kemudahan pengaksesan informasi di masa sekarang, salah satu kegunaan vitamin C,
dalam dosis yang dianggap dosis tinggi (1000 mg/hari) secara praktis yang sering
muncul adalah untuk mencegah flu dalam kemampuannya meningkatkan daya tahan
tubuh. Buah-buahan banyak mengandung vitamin C, vitamin C alami yang terkandung
dalam buah bervariasi tergantung dari jenis buah tersebut.
5
 UJI AMILUM

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia,
khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori
yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kal (kkal) bila di banding protein
dan lemak. Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang
tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama
karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula
sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida
terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh
ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau
ribuan unit monosakarida (Umar, 2008). Uji karbohidrat biasanya menggunakan uji
molisch, uji benedict, uji barfoed, uji fehling, uji fermentasi, uji selliwanoff, uji osazon,
dan uji iod. Uji molisch tidak spesifik terhadap karbohidrat. Uji benedict digunakan
untuk mendeteksi adanya gula pereduksi dalam sampel. Uji barfoed dapat membedakan
monosakarida dengan disakarida. Uji fermentasi untuk hidrolisis gula oleh khamir. Uji
selliwanoff untuk membedakan gugus fungsi dari glukosa. Uji osazon untuk mengetahui
bentuk gugus glukosa. Uji iod dapat mendeteksi kandungan amilosa dalam pati
(Suhardi, 2005).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
 Pipet Tetes
 Sendok
 Gelas kecil
 Wadah plastik

2. Bahan
 Betadine
 Sari Jeruk Nipis
 Sari buah tomat
 Vitamin C Tablet
 Sari buah jeruk manis
 Sari buah mentimun
 Sari Bengkoang
 Kentang
 Tahu
 Tempe
 Pisang
 Ubi Jalar/Ubi kayu
 Nasi

B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Uji Vitamin C

 Sebelum dilakukan uji vitamin C, bahan yang akan di uji dihaluskan terlebih dahulu
dengan cara di parut lalu disaring untuk mendapatkan sarinya.

7
 Setelah itu disiapkan tabung reaksi ( dirumah gelas kecil) yang diisi dengan air
sebanyak 2 sendok makan ( 20 ml), lalu tetesi dengan 5 tetes betadine (setara lebih
kurang 0,25 ml)
 Dibuat juga larutan vitamin C dengan cara melarutkan 5 butir tablet vitamin C kedalam
20 ml air. Larutan tersebut digunakan sebagai kontrol pada pengujian ini.
 Setelah semua larutan disiapkan, diteteskan air dari bahan yang diuji pada masing-
masing tabung reaksi yang berisi larutan air+ betadine tersebut.

2. Uji Amilum
 Semua bahan, yaitu tempe, tahu, kentang, nasi, ubi kayu/ jalar, pisang kemudian
hancurkan/ lumatkan bahan-bahan tersebut untuk dijadikan sampel.
 Setelah dihaluskan masukkan sampel pada palet yang telah disediakan.
 Masing-masing sampel ditetesi dengan larutan iodin sebanyak 2/3 tetes dan diaduk
hingga tercampur merata.
 Diamkan selama 2-3 menit, kemudian amati perubahan warna yang terjadi.
 Catat hasil dari pengamatan.

8
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

TABEL DATA

 Hasil Uji Vitamin C

No Bahan Warna awal Warna akhir Jumlah


(betadine)
tetesan
1 Vitamin C tablet yg telah Coklat Kemerahan Bening 2
dilarutkan
2 Sari Jeruk Nipis Coklat Kemerahan Kuning Gelap 40
3 Sari Jeruk manis Coklat Kemerahan Kuning Cerah 31
4 Sari buah tomat Coklat Kemerahan Merah muda 56
5 Sari buah mentimun Coklat Kemerahan Hijau Bening 70
6 Sari bengkoang Coklat Kemerahan Biru kehitaman 47

 Hasil Uji Amilum

No Bahan Iodine

1 Kentang Biru Kehitaman


2 Tempe Kuning Kecoklatan
3 Tahu Kuning Kecoklatan
4 Ubi jalar/ ubi kayu Biru Kehitaman
5 Nasi yang dilumatkan Biru Kehitaman
6 Pisang Biru Kehitaman

9
HASIL UJI VITAMIN C DENGAN IODINE

HASIL UJI KARBOHIDRAT (AMILUM) DENGAN IODINE

10
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dilakukan uji vitamin C dan uji karbohidrat (Amilum)
pada beberapa sampel. Pembuktian vitamin C secara kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Iodometri karena larutan ini mampu mereduksi vitamin C. Vitamin C
merupakan zat pereduksi yang kuat dan secara sederhana dapat dititrasi dengan larutan baku
iodium sebagai oksidator (Mulyani, 2018). Sampel direaksikan dengan iodium, maka warna
iodium akan hilang. Hal ini disebabkan karena putusnya ikatan antara Oksigen dan Hidrogen
pada vitamin C membentuk 2 molekul hidrogen dan 1 molekul iodium.

Vitamin C adalah salah satu senyawa yang mudah teroksidasi karena mengandung
gugus fungsi hidroksi yang sangat reaktif. Dengan adanya oksidator gugus hidroksi, vitamin
C akan teroksidasi menjadi gugus karbonil. Proses oksidasi akan terhambat jika vitamin C
berada dalam kondisi sangat asam atau pada suhu rendah. Vitamin C sangat dibutuhkan oleh
tubuh namun diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Tubuh tidak dapat menghasilkan vitamin
C, oleh karena itu pemenuhan vitamin C oleh tubuh diperoleh melalui makanan. Kebutuhan
vitamin C setiap tubuh berbeda tergantung pada usia dan metabolisme (Badriyah &
Manggara, 2015).

Setelah dilakukan pengujian, yakni penambahan larutan pereaksi iodium, warna


iodium akan hilang jika mengandung vitamin C. Terlihat urutan vitamin C pada sampel dari
yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah Tablet vitamin C, sari jeruk manis, sari jeruk
nipis, sari tomat, dan sari mentimun. Sedangkan Sari bengkoang tidak menunjukkan reaksi
antara vitamin C dan iodin, tetapi malah menunjukkan reaksi antara amilum dengan iodin
yang menunjukkan warna Biru kehitaman. Penentuan tinggi atau rendahnya kandungan
vitamin C pada sampel melalui jumlah tetesan untuk menjernihkan larutan iodium atau
merubah warna larutannya. Semakin sedikit jumlah tetesannya, maka semakin tinggi kadar
vitamin C nya dan begitu juga sebaliknya.

Amilum berwarna biru keunguan atau hitam dengan lugol atau iodium. Lapisan yang
mengelilingi sebuah titik ditengah disebut hilum. Hilum terletak di tengah atau di tepi pada
butir amilum, terjadinya lapisan diakibatkan letak molekul yang lebih padat pada awal
pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih renggang di sebelah luar, hal ini
11
menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalamnya. Pada butir amilum, molekul
tersusun radial menunjukkan sifat kristal sehingga jika butir amilum diamati dengan
mikroskop polaroid dalam posisi silang akan tampak terang, kecuali pada tanda silang yang
pusatnya bertepatan dengan hilum tersebut. Pada butir amilum kecil, hilum bertempat di
pusat lapisan yang mengelilinginya, sedangkan pada butir amilum lebih besar, hilum
biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat).

Setelah dilakukan pengujian, terlihat perubahan warna setelah ditetesi iodine menjadi
biru kehitaman pada sampel kentang, ubi kayu/jalar, nasi yang dilumatkan dan pisang. Hal
tersebut diakibatkan oleh adanya ikatan yang terjadi antara I2 yang terkandung pada betadine
dengan zat tepung (karbohidrat) yang membentuk kompleks warna biru kehitaman.

12
BAB VI
KESIMPULAN

 Uji vitamin C

1. Urutan vitamin C pada sampel dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah
Tablet vitamin C, sari jeruk manis, sari jeruk nipis, sari tomat, dan sari mentimun.
2. Sari bengkoang tidak menunjukkan reaksi antara vitamin C dan iodin, tetapi malah
menunjukkan reaksi antara amilum dengan iodin yang menunjukkan warna Biru
kehitaman.

 Uji Karbohidrat ( Amilum)


1. Sampel kentang, ubi kayu/jalar, nasi yang dilumatkan dan pisang secara kualitatif
mengandung Amilum (Karbohidrat), dikarenakan setelah diteteskan iodine warnanya
berubah menjadi biru kehitaman.
2. Sampel tempe dan tahu secara kualitatif tidak mengandung Amilum, dikarenakan tidak
mengalami perubahan warna pada sampel setelah diteteskan iodine. Warna kuning
kecoklatan tersebut merupakan warna iodine/betadine itu sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Ardhista Shabrina, Yolla Arinda Nur Fitriana. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada
Karbohidrat. Jurnal SAINTEKS. Volume Volume 17(1):45-52

Fitri, Ardhista Shabrina, Yolla Arinda Nur Fitriana. 2020. Analisis Kadar Vitamin C pada
Buah Jeruk Menggunakan Metode Titrasi Iodometri. Jurnal SAINTEKS. Volume Volume
17(1):27-32

Ngginak, James Anggreini , Dian Naomi Rupidara, Yanti Daud. 2017. Kandungan Vitamin C
dari Ekstrak Buah Ara (Ficus carica L.) dan Markisa Hutan (Passiflora foetida L.). Jurnal
Sains dan Edukasi Sains. Vol. 2 (2): 54-59

Sari, Aprila Kumala, Serafinah Indriyani, Gustini Ekowati, Jati Batoro. 2017. Keragaman
Struktur Butir Amilum, Kadar Tepung, dan Clustering Delapan Taksa Tanaman Berumbi di
Desa Simo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. Jurnal Biotropika. Vol. 5(1):14-21

Sudarma, Nyoman, Sri Idayani, Didik Setiawan, Putu Oka Dharmawan. 2018. Pemanfaatan
Betadine Sebagai Indikator Uji Klorin Pada Beras Berpemutih. Jurnal BMJ:157-164

Tahir, Masdiana, Nurul Hikmah , Rahmawati. Analisis Kandungan Vitamin C Dan Β-


Karoten Dalam Daun Kelor (Moringa Oleifra Lam.) Dengan Metode Spektrofotometri UV–
VIS. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. Volume. 3(1):135-140

Widiastuti, Harti. Standarisasi Vitamin C Pada Buah Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Secara
Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. Vol. 2(1):72-75

14
LAMPIRAN

LINK VIDEO PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM 2 ANDIKA FIRMAN SALOMO


HUTAGALUNG_4203111084

https://drive.google.com/file/d/1DEirZkuX0rS4CZLWXOUQ
Oy0WpL5KeA-7/view?usp=sharing

15

Anda mungkin juga menyukai