DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
FAKULTAS FARMASI
MEDAN
2032
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan proposal“ANALISIS SIKLAMAT DAN VITAMIN C PADA TABLET VITAMIN C
DENGAN METODE IODIMETRI”ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini untuk memenuhi tugas Project Best Learning.
Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan kami penulis
untuk menambah wawasan kita semua.
PENULIS
KELOMPOK 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..…..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..…3
BAB 1…………………………………………………………………………………………………..4
1.2 TUJUAN……………………………………………………………………………………………5
1.3 MANFAAT…………………………………………………………………………………………5
BAB 2…………………………………………………………………………………………………..6
2.3 SIKLAMAT………………………………………………………………………………………7
3.2 BAHAN……………………………………………………………………………………………9
3.3 FLOWSHEET……………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..11
BAB I
PENDFAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi
metabolisme. Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat
pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai
tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin
dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. Fungsi utama vitamin adalah
mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya
vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D,
E, dan K, dan vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C (Rahayu dkk.,
2020).
Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Vitamin
C dapat disintesis dari D- glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan
sebagian besar hewan. Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh,
sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat
kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi
hidroksilasi. (Rahayu dkk., 2020).
Vitamin C mudah teroksidasi jika terkena udara dan proses ini dipercepat
oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksiator serta katalis tembaga dan besi. Vitamin C
terdapat dalam dua bentuk di alam yaitu L-asam askorbat ( bentuk tereduksi) dan
L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi) (Nurfadillah, 2021).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
c. Agar praktikan dapat mengidentifikasi kadar vitamin C yang terdapat pada vitamin
C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vitamin C
Vitamin C atau asam L-askorbat adalah nutrisi penting bagi manusia dan hewan.
Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua jenis vitamin dan mudah
rusak selama penyimpanan. Laju kerusakan meningkat karena kerja logam, terutama
tembaga, besi, kerja enzim, eksposur oksigen, pemanasan yang terlalu lama dengan
adanya oksigen, dan eksposur terhadap cahaya dapat merusak kandungan vitamin C
dalam makanan. Enzim yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya
merupakan katalis yang efisien untuk penguraian asam askorbat. Asam L-askorbat
(vitamin C) adalah lakton (ester dalam asam hidroksi karboksilat) dan diberi ciri oleh
gugus enadiol, yang menjadikannya senyawa pereduksi yang kuat (Techinamuti dan
Pratiwi, 2018).
Vitamin C dari alam bisa ditemukan pada buah-buahan ataupun sayuran. Contoh
buah-buahan lokal yang diketahui kaya akan vitamin C adalah buah lemon lokal, jeruk
nipis, jambu biji, apel Malang, dan nanas. Di beberapa negara, dosis yang biasa
dianjurkan berkisar dari 60-48, 90 mg vitamin C per hari. Tapi rata-rata setiap orang
membutuhkan 1000 mg atau lebih setiap harinya. vitamin C bisa meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas
di dalam darah maupun cairan. Vitamin C memiliki banyak fungsi yang berhubungan
dengan kesehatan, sehingga baik orang sehat maupun sakit membutuhkan vitamin C,
baik yang berasal dari alam maupun dalam bentuk suplemen (Yuliani dan Saputri,
2020).
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata rata
absorbsi adalah 90 % untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi
sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak
16 %. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Vitamin C diekskresikan
terutama melalui urine, sebagian kecil didalam tinja dan sebagian kecil diekskresikan
melalui kulit (Yuniastuti, 2008).
Angka kecukupan gizi vitamin C adalah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai
kira-kira 60 mg pada dewasa. Efisiensi absorpsi akan berkurang dam kecepatan
ekskresi meningkat bila digunakan dalam jumlah yang besar. Kebutuhan akan vitamin
C meningkat 300%-500% pada penyakit infeksi, tuberkolosis, tukak peptik, penyakit
neo laptik. Beberapa obat diduga dapat mempercepat ekskresi vitamin C, misalnya
tetraksiklin, fenobarbital dan salsilat (Achadi, 2007)
2.3 Siklamat
Nama Resmi : Cyclohexysulfamic acid
Sinonim : Asam siklamat
Rumus Molekul : C6H13NO3S
Berat Molekul : 201,22 g/mol
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau,
rasa agak manis walaupun dalam larutan encer.
Kelarutan : Larut dalam air, daam etanol (95%) P, dan dalam propilen glikol; praktis
tidak larut dalam kloroform, dan dalam eter
Khasiat : Zat tambaha
(DITJEN POM,1979)
Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda pada
tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan kedalam pangan dan minuman.
Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat. Nama lain
dari siklamat adalah natrium sikloheksilsulfamat atau natriumsiklamat. Dalam
perdagangan, siklamat dikenal dengan nama assugrin, sucaryl, atausucrose (Cahyadi,
2009).
Siklamat (asam siklohexysulfamat) adalah garam natrium atau kalsium dari asam
siklamat. Pemanis ini dibuat dengan proses sulfonisasi komponen siklohexylamin,
selanjutnya direaksikan dengan asam sulfamat atau sulfur trioksida. Siklamat memiliki
kemanisan 30-50 kali lebih manis dari pada gula tergantung konsentrasi yang
digunakan. Siklamat sering dikombinasikan dengan sakarin dengan perbandingan 10
bagian siklamat dan 1 bagian sakarin. Siklamat relatif stabil pada saat pemanasan
sehingga sesuai untuk produk-produk yang menggunakan suhu tinggi dalam
pengolahannya seperti produk-produk pemanggangan. Siklamat sedikit larut dalam air
dan mengalami hidrolisis secara perlahan pada air panas (Estiasih dkk., 2015).
Kadar maksimum siklamat yang diperbolehkan dalam suatu bahan makanan
khususnya untuk minuman adalah 250-350 mg. Namun sampel vitacimin yang
diujikan memiliki kadar siklamat sebesar 250 mg (Al-Muqsith, 2021).
Siklamat merupakan jenis pemanis buatan yang cukup sering digunakan karena
memiliki tingkat kemanisan 30 kali lebih manis dibanding gula dengan jumlah
kemanisannya yaitu 3,94 kkal/g dan tidak menimbulkan aftertaste. Hasil metabolisme
siklamat yaitu sikloheksamina dan bersifat karsinogenik, sehingga sekresi lewat urine
dapat merangsang pertumbuhan tumor kandung kemih.7 World Health Organization
(WHO) menyatakan adanya batas maksimum kadar siklamat yang boleh dikonsumsi
perhari atau Acceptable Daily Intake (ADI) yakni 11 mg/kg BB (Al-Muqsith dan
Nadira, 2021)
Menurut Permenkes No.722/MENKES/PER/IX/1988 tentang BTP minuman yang
diperbolehkan untuk siklamat adalah 0,3 gram atau 300 mg. Menurut BBPOM No.11
Tahun 2019 batas maksimum BTP Pemanis buatan jenis siklamat adalah 250-350 mg.
Siklamat telah dilarang penggunaannya di beberapa negara pada tahun 1970-an, yaitu
di Amerika, Kanada dan Inggris karena produk degredasinya bersifat karsinogenik.
Penggunaan siklamat ini tidak dilarang di Indonesia, namun pemerintah telah
menetapkan batas maksimum yang diperbolehkan (Al-Muqsith dan Nadira, 2021).
1. Aquades
Nama Resmi : Aqua destilata
Sinonim : Air Suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18, 02 gr/mol
Pemerian : Cairan jernuh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
Kelarutan : -
Penyimpanan : -
2. Kalium Iodida
Nama Resmi : Kalit Iodium
Sinonim : Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
Berat Molekul : 166,00 gr/mol
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak berwarna opak dan putih,
atau serbuk butiran putih, higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih,
larut dalam etanol (95%)
3. Larutan Kanji
Nama Resmi : Amilum Manihot
Sinonim : Pati singkong, kanji
Rumus Molekul : C16H12O6
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan : Praktis, tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
4. Asam sulfat
- Nama resmi : Acidum
- Sinonim : asam Sulfat
- Rumus Molekul : H2SO4
- Struktur Molekul:
- Berat Molekul : 98,07 gr/mol
- Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna, (+)air menimbulkan
panas
3.1 ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, buret 50ml
(pyerx), batang pengaduk, corong, erlenmeyer (250 ml, 100 ml Iwaki), labu ukur 50 ml
(pyrex), gelas beaker 50 ml (pyrex), gelas ukur 50 ml ( pyrex), pipit tetes, pipet volume
10 ml (pyrex), termometer -10-110 c, neraca analitik (fujitsu), statif dan klem, bola
hisap (D&N), tabung reaksi (iwaki, pyrex).
3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, vitamin C, kalium
iodida(10%), larutan kanji, natrium siklamat, vitamin C, larutan H2SO4, NaOh,
sampel (vitacimin), NaNO3, HCL, BaCl.
3.4 FLOWSEET
Kanji
- Disuspensikan 1 gr kanji dalam 100 ml air
-Dididihkan sampai terbentuk kristal dan jernih
Larutan Kanji 1%
3.4.2. Titrasi Iodimetri
Sampel Vitamin C
- Disiaptan alat dan bahan
- Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan tissue
- Dimasukkan ke dalam lumpang sampel melampiron,
digerus hingga
homogen dengan sampel pembawa
- Disiapkan 4 kertas perkamen
- Dibagi campel sama rata menjadi 4 bagian
- Dilipat kertas perkomen
- Dihidupkan timbangan neraca analitik. ditekan tombol
ON
- Dibersihkan timbangan
- Dimasukkan kertas perkamen, lalu ditimbang sampel
- Dicatat hasil penimbangan dan diulangi untuk sampel
- Dimasukkan sampel dengan menggunakan corong
kedalam
erlenmeyer
- Dibilas sisa sampel yang melekat, diperkamen dan
dimasukkan hasil bilasan melalui pinggir corong.
- Dipasang bola hisap ke mat pipet
- Dipipet s ml HCl 0,02 N dan dimasukkan re dalam
Erlenmeyer
- Dihomogenken
- Dimasukkan indikator kanji ke dalam arlenmeyer
Dengan Pipet tetes
- Ditutup mulut erlenmeyer dengan aluminium Foil
Larutan Pentiter I2
DAFTAR PUSTAKA