Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS REAKSI REDOKS PADA BETADINE DAN


VITAMIN C
Disusun untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

OLEH :

APOLONIA DENNISA PUPUT TOKAN

XI MIA 2

SMAS KATOLIK FRATERAN PODOR


LARANTUKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Reduksi
Oksidasi (Redoks)” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih kepada Bapak Arif Santoso selaku Dosen mata kuliah Kimia Analisis
Stikes Karya Putra Bangsa yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai teori reaksi redoks, jenis-jenis reaksinya, prinsip reaksi
redoks, indikator redoks, dan aplikasi analisis reaksi redoks dalam analisis obat dan bahan
obat beserta contoh obatnya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Larantuka, 2 maret 2023

Apolonia Dennisa Puput Tokan


DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................................6
1.3 Tujuan….............................................................................................................................6

1.4 Manfaat...............................................................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI


2.1 Kajian pustaka…….............................................................................................................7
2.2 Konsep………………………………………............................................................7
2.3 Landasan teori…………………………….......................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian………..........................................................................................10
3.2 Jenis dan sumber data………………………………………………………………...10
3.3 Waktu dan lokasi penelitian............................................................................................10

3.4 Metode dan teknik pengumpulan data………………………………………………..11

3.5 Instrumen penelitian…………………………………………………………………….11

3.6 Metode dan teknik analisis data ………………………………………………………11

3.7 Metode dan teknik penyajian hasil analisis data……………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Vitamin dan mineral merupakan nutrisi atau zat yang sangat berperan
penting bagi tubuh dan merupakan salah satu indikator penentu kesehatan pada
tubuh manusia (Labellapansa and Boyz, 2016).
Vitamin sendiri merupakan komponen gizi parenteral yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari(Ribeiro et al., 2011).
Kekurangan atau defisiensi terhadap vitamin dan mineraldapat menjadi masalah bagi
kesehatan manusia sehingga menimbulkan berbagai
penyakit pada tubuh (Labellapansa and Boyz, 2016).
Salah satu vitamin yang penting bagi tubuh yaitu vitamin C. Vitamin C
adalah vitamin yang larut dalam air, penting bagi kesehatan manusia, memberikan
perlindungan antioksidan plasma lipid dan diperlukan untuk fungsi kekebalan tubuh
termasuk (leukosit, fagositosis dan kemotaksis), penekanan replikasi virus danproduksi
interferon(Mitmesseretal,2016).
Peran utama dari vitamin C dalam sistem imun (kekebalan tubuh) yaitu
melindungi sel-sel kekebalan tubuh terhadap stres oksidatif yang dihasilkan selama
infeksi. Sebagai antioksidan yang efektif, vitamin C harus dipertahankan dalam
tubuh pada tingkat yang relatif tinggi. Sementara manusia tidak memiliki
gulonolactone oksidase yang merupakan enzim yang diperlukan untuk biosintesis
vitamin C, oleh karena itu harus mendapatkan vitamin C dari diet vitamin C, yang
biasanya ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran segar. Konsumsi diet
suplemen vitamin C adalah cara yang efisien untuk meningkatkan kadar vitamin C
dalam tubuh ketika sumber makanan tidak memenuhi kebutuhan (Mitmesser et al.,
2016).
Kelebihan lain dari vitamin C sebagai antioksidan yaitu menjaga kesehatan
jantung, terbukti dari banyaknya mengkonsumsi vitamin C yang ada pada buah-
buahan dan sayuran dapat mencegah penyakit jantung (CVD). Selain itu, vitamin
C telah terbukti meningkatkan produksi oksida nitrat dari endothelium,
meningkatkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah, mencegah apoptosis sel-sel
otot polos pada pembuluh darah dan membantu menjaga plak lebih stabil.
VitaminC juga bekerja dalam perbaikan profil lipid, kekakuan arteri dan fungsi endoterm
(Moser and Chun, 2016). Mekanisme vitamin C yang sebagai antioksidan dan agen tumor
dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan kanker dalam dosis
tertentu, yang bertujuan kuliatas hidup lebih baik (Mata et al., 2016).
Adapun defisiensi vitamin C dapat mengakibatkan timbulnya penyakit
kudis, kelelahan, elaise, tulang nyeri dan kelebihan zat besi yang berujung pada
timbulnya penyakit anemia sel sabit atau thalasemia, anak-anak dengan gangguan
neurologis seperti autisme atau keterlambatan (Golriz et al., 2016). Selain itu juga
bisa mengakibatkan penyakit skorbut yang terbukti dari sebuah penelitian yang
dilakukan oleh dokter Inggris James Lind tahun 1947 yang membagi 12 orang
penderita skorbut dalam 6 kelompok yang masing-masing diberi tambahan diet
normal berupa 2 jeruk + 1 lemon; cider; asam sulfat encer; cuka; air laut atau
campuran obat.
Dan setelah 6 hari didapat pasien dengan mengkonsumsi jeruk dan
lemon sembuh sedangkan yang lain masih sakit (Sandra Goodman, 2000).
Penelitian tentang tingkat asupan yang dapat mencegah skorbut digunakan dalam
penetapan kecukupan gizi untuk vitamin C 60 mg per hari, namun banyak bukti
bahwa anjuran kecukupan vitamin C 60 mg tidak menggambarkan status yang
optimal untuk mencapai kesehatan yang optima (Sandra Goodman, 2000). Menurut
sebuah panel penasehat ilmiah untuk pemerintah America Serikat baru-baru ini
telah merekomendasikan bahwa semua orang dewasa yang sehat untuk
meningkatkan asupan vitamin C dengan dosis harian 250-1000 mg/hari untuk
tujuan pencegahan.
Kandungan vitamin C atau asam askorbat tidak kurang dari 99,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C6H8O6 yang oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi
berwarna gelap (Anonim, 2014). Karena vitamin C dapat mengalami degradasi,
sehingga dalam mengkonsumsi vitamin C harus diperhatikan. Degradasi terjadi
akibat lingkungan yang buruk misalnya oleh perubahan suhu dan kelembapan
udara. Beberapa faktor pendorong yang lain yang ikut berpengaruh terhadap proses
degradasi vitamin C diantaranya kondisi aerob atau anaerob, pH, adanya katalis
logam akibat kontak pada pengolahan, dan serangan jamur. Oksigen dan unsur
logam dapat mengkatalisis perubahan asam askorbat menjadi asam dehidroaskorbat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa terjadi perubahan warna pada cairan betadine?
2. Mengapa betadine dapat digunakan sebagi indikator cairan kandungan vitamin c?
3. Bagaimana reaksi redoks pada betadine dan vitamin c?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada cairan betadine.
2. Untuk mengetahui alasan betadine digunakan sebagai indikator cairan kandungan
vitamin c.
3. Untuk mengetahui reaksi redoks pada betadine dan vitamin c.

1.4 MANFAAT
1. Secara teoritis dapat menambah pengetahuan di pelajaran kimia mengenai reaksi
redoks.
2. Secara umum dapat mengetahui hal hal yang terjadi pada betadine dan vitamin c ketika
di campur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 KAJIAN PUSTAKA


Menurut Banyu Alam Purnama tahun2021 dengan judul LAPORAN
PRAKTIKUM UJI VITAMIN C menyatakan bahwa : reaksi pada uji vitamin C dapat
mensintesis senyawa organik dengan menggunakan betadine dimana Indonesia akan
bereaksi dengan vitamin c.
Reaksi redoks adalah reaksi dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi. Pada
reaksi redoks terdapat dua jenis reaksi, yaitu reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi
reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi melalui
penangkapan elektron.
Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan
bilangan oksidasi melalui pengendapan elektron.

2.2 KONSEP
Larutan iodine setelahdipanaskan dan ditetesi sampelPembahasanVitamin C
merupakan asamaskorbat, senyawa kimia yang larutdalam air (Perricone,
2007:117).Vitamin C memiliki banyak manfaaT dalam tubuh, sehingga supplement
vitamin C banyak ditemukan dipasaran. Namun, tanpa supplement tersebut kitapun
dapat memenuhikebutuhan vitamin C denganmengkonsumsi buah-buahan.Dalam
pengujian inimenggunakan betadine sebagaiindikator keberadaan vitamin C.Pada
kemasan betadine tertera bahwabetadinemengandung povidoneiodine 10% yang
setara denganiodine 1%. Iodine ini lah yangsebenarnya menjadi indikator,
karenareaksi antara asam askorbat dalamvitamin C dan iodin akanmenghilangkan
warna dari iodine.

2.3 LANDASAN TEORI


Vitamin adalah senyawa organik tertentu yang dibutuhkan orang dalam
jumlahkecil dalam makanan mereka, tetapi vitamin sangat penting untuk reaksi
metabolisme dalam sel, dan penting untuk pertumbuhan normal dan pemeliharaan
kesehatan. Menurut sifat fisiknya, vitamin dapat dibedakan menjadi vitamin yang
larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, K). Vitamin ini ditemukan di bagian makanan yang berlemak dan berminyak.
Vitamin ini hanya  bisa dicerna oleh Vitamin C atau asam askorbat adalah
senyawa organik yang berasal dari gulasendiri, memiliki berat molekul
178.Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam berat molekul aseton dan
alkohol danlogam akan membentuk garam. Larutan ini sangat rentan
terhadap oksidasi dalamkondisi basa, katalis besi dan tembaga, oksidase askorbat,
suhu ringan dan tinggi, pekat e r h a d a p p a n a s , k r i s t a l p u t i h s t a b i l d a l a m
k o n d i s i a s a m ( p H r e n d a h ) d a n k o n d i s i kristalisasi kering, agen reduksi
kuat, rasa asam, mudah teroksidasi menjadi asam d e h y d r o a s c o r b i c ,
tetapi mudah direduksi menjadi asam askorbat, tidak berasa
Vitamin sendiri tidak dapat diproduksi di dalam tubuh, tetapi dapat
ditemukand a l a m m a k a n a n s e p e r t i b u a h - b u a h a n d a n s a y u r a n . V i t a m i n
khususnya vitamin Cmudah rusak, sehingga kandungan vitamin C
d i d a l a m t u b u h j a u h l e b i h s e d i k i t , sehingga perlu untuk menggunakan
dan menangani vitamin dengan benar.
Vitamin C memiliki banyak fungsi di dalam tubuh.
P e r t a m a - t a m a , f u n g s i vitamin C adalah mensintesis kolagen. Karena
vitamin C memiliki hubungan yangs a n g a t penting dalam
p e m b e n t u k a n k o l a g e n k a r e n a h i d r o k s i l a s i p r o l i n d a n l i s i n menjadi
hidroksiprolin membutuhkan vitamin C yang merupakan komponen pentingd a l a m
pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa
p r o t e i n y a n g mempengaruhi keutuhan struktur sel di semua jaringan
ikat (seperti tulang rawan,matriks tulang, gigi, membran kapiler, kulit, dan
tendon)
Saat mengolah makanan dengan benar, ada baiknya mengetahui
kandunganvitamin yang ada di dalam makanan tersebut, terutama kandungan
vitamin C, karenadipercaya dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimiawi secara
keseluruhan dan begitu juga dengan kualitas buah-buahan tersebut. Oleh karena itu,
perlu dilakukan analisisy a n g lebih mendalam terhadap kandungan
v i t a m i n C t e r s e b u t u n t u k m e n g e t a h u i kandungan vitamin C pada makanan
tersebut.
Iodin dan iodium dalam vitamin C digunakan sebagai indikator vitamin C,
dan berperan penting dalam pembentukan hidroksiprolin dan hidroksisin yang
merupakankomponen kolagen. Vitamin C adalah zat pereduksi yang kuat
dan dapat ditentukandengan titrasi yodium sesuai dengan sifat yang ditentukan.
Indikator yang digunakana d a l a h p a t i d e n g a n i o d i u m s t a n d a r y a i t u 1 m l
0 , 0 1 N d a n i o d i u m s e t a r a 0 , 8 a s a m askorbat.Penentuan kadar vitamin C
dapat ditentukan dengan titrasi. Jenis titrasi yangdigunakan adalah
metode titrasi iodium yang termasuk dalam titrasi redoks
denganmenggunakan pati sebagai indikatornya. Sebenarnya titrasi ini
bisa dilakukan tanpaindikator, karena ketika titik akhir tercapai, warna
iodium dalam titrasi menghilang. Warna-warna yang muncul adalah coklat tua
sampai terang, kemudian kuning, kuningmuda, sampai warna tersebut hilang sama
sekali.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN


Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk pengujian,
pengukuran, dan hipotesis berdasarkan perhitungan matematika dan statistic.

3.2 JENIS DAN SUMBER DATA


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui
eksperimen dengan metode survey dan eksperimen. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah betadine dan vitamin c. metode deskriptif kuantitatif merupakan
suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006).
Jenis penelitiann ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
penelitian deskriptif observasional. Penelitian digunakan untuk melihat gambaran dari
fenomena, deskripsi kegiatan dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada
data factual dari penyimpulan (Nursalam, 2013).
Penelitian obserfasi merupakan penelitian yang tidak melakukan manipulasi
atau intervesi pada subjek peneliti. Penelitian ini hanya melakukan
pengamatan/observasi pada subjek penelitian.

3.3 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan
3.4 METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen(percobaan) dan metode
observasi(pengamatan)
2. Teknik penelitian
Peneliti melakukan eksperimen kemudian peneliti mengobservasi untuk
mendapatkan data lalu menyimpulkan hasil penelitian.

3.5 INSTRUMEN PENELITIAN


Peneliti menggunakan lembar observasi berupa checklist dengan pengamatan
betadine dan vitamin C(data). Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
 Aqua gelas (untuk menaruh data)
 Hp (untuk dokumentasi)
 Laptop
 Alat tulis

3.6 METODE DAN TEKNIK ANALISIS DATA


1. Editing
Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam proses ini, data dijumlahkan
apakah sudah lengkap atau belum (Budiarto, 2009)
2. Coding
Pemberian kode pada setiap variable. Coding adalah mengklasifikasikan jawaban
dalam kategori tertentu (Setiadi, 2007)
3. Prositing
Proses memasukan data kedalam program yang ada dikomputer (Setiadi, 2007)
data diperoleh setelah peneliti melakukan observasi terhadap betadine dan vitamin
C.
4. Cleaning
Peneliti akan melakukan analisa kembali data yang telah selesai dimasukan.
Analisis data yang digunakana adalah cara analisis untuk variable tunggal (Lapau,
2012). Analisa univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik setiap
variable penelitian (Notoatmojo, 2010).
Bentuk analisis univariat tergantung jenis datanya. Data numerik digunakan nilai
mean dan median. Pada umumnya dalam analisis hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari setiap variable.
Jenis data dari penelitian ini adalah data numerik (kuantitatif). Hasilnya dianalisis
secara deskrisi (dalam bentuk persentase dan frekuensi)

3.7 METODE DARI TEKNIK PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA


Data-data dalam penelitian ini dirapikan dalam bentuk angka-angka berupa tabel.
DAFTAR PUSTAKA
Purnama Banyu Alam.2021.Laporan praktikum analisis uji vitamin c.Biologi.
Fakultas sains dan teknologi.Bandung.
2021.Reaksi reduksi dan oksidasi antara asam askobat pada vitamin c dan iodium
dalam betadine.Kimia.Fakultas matematika dan ilmu penegtahuan alam.Medan
Fajarwati Arum.2015.Reduksi Oksidasi(Redoks).Farmasi.Stikes karya putra
bangsa.Tulangagun.
https://www.academia.edu/41093323/MAKALAH_REAKSI_REDOKS_SMA
https://www.smakaquinasruteng.sch.id/berita/detail/427134/reaksi-redoks--
percobaan-reaksi-kimia-pada-betadine-dan-vitamin-c/
https://sumsel.kemenag.go.id/berita/view/151149/x-mipa-5-uji-praktikum-reaksi-
redoks-pada-betadine-dan-vitacimin
https://sumsel.kemenag.go.id/berita/view/151149/x-mipa-5-uji-praktikum-reaksi-
redoks-pada-betadine-dan-vitacimin

Anda mungkin juga menyukai