Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

KIMIA FARMASI KUANTITATIF


PENETAPAN KADAR CAMPURAN ASETOSAL + VITAMIN C
Dosen pengampu : Yulianis M.Farm.,Apt

SEMESTER VA

SHIFT 2

KELOMPOK 2 DAN 5

NAMA KELOMPOK:

1. CHELISIA PUTRI (1648201026)


2. M. KENDRI MIRZARETA (1448201062)
3. DWI NOVA LISTARY (1748201027)
4. FERY LIDIYA ASSYIFA (1748201030)

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita senantiasa ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena
curahan rahmat serta karunianya lah kami akhirnya sampai pada tahap
menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Farmasi Kuantitatif ini. Kami sekaligus
pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen
pembimbing yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami sungguh-sungguh berharap sekali makalah ini bisa berguna pada
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penetapan kadar campuran
asetosal + vitamin c. Kami juga sadar bahwa pada makalah ini tetap ditemukan
banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar
benar menantinya adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang hendak
kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak ada suatu hal yang
sempurna.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak
terutama untuk para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
perkataan yang tidak berkenan di hati.

Jambi, 29 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................4

1.2 Tujuan ..................................................................................................................4

1.3 Prinsip ..................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5

2.1 Teori Umum .........................................................................................................5


2.2 Teori Khusus ........................................................................................................8

BAB III METODE KERJA.....................................................................................9

3.1 Alat dan bahan ....................................................................................................9


3.2 Cara kerja ............................................................................................................9
3.3 Prosedur Analisisa titrasi ....................................................................................10
3.4 Simulasi Perhitungan ..........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan sering digunakan
sebagai suplemen. Fungsi vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit dan sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas
didalam darah maupun cairan. Analisis vitamin C dapat dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya vitamin C dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui kadar vitamin C dalam sampel. Analisi kualitatif yang diuraikan
adalah dengan menggunakan pereaksi benedict dan analisis kuantitatif yang
diuraikan meliputi titrasi asam basa dan iodimetri.

Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah
rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju perusakan meningkat karena
kerja logam, terutama tembaga, besi, dan juga oleh kerja enzim. Eksposur
oksigen, pemanasan yang terlalu lama dengan adanya oksigen, dan eksposur
terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C makanan. Enzim yang
mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang
efisien untuk penguraian asam askorbat. Asam L-askorbat (vitamin C) adalah
lakton (ester dalam asam hidroksikarboksilat) dan diberi ciri oleh gugus enadiol,
yang menjadikannya senyawa pereduksi yang kuat (Deman, 1997). Vitamin C
dari alam bisa ditemukan pada buah-buahan ataupun sayuran. Contoh buah-
buahan lokal yang diketahui kaya akan vitamin C adalah buah lemon lokal, jeruk
nipis, jambu biji, apel Malang dan nenas. (Almatsier, 2001). Di beberapa negara,
dosis yang biasa dianjurkan berkisar dari 60-90 mg vitamin C per hari. Tapi rata-
rata setiap orang membutuhkan 1000 miligram atau lebih setiap harinya (Dymas,
2011; Khairina, 2008). Orang yang tidak suka makan buahbuahan, mengakibatkan
kekurangan vitamin C. Akibat dari kekurangan vitamin C, antara lain akan
mengalami sariawan yaitu bibir pecah-pecah bahkan badan menjadi lemas.
Banyak orang mengambil tablet vitamin C yang dijual di pasaran karena dapat
menggantikan vitamin yang ada di bahan alam. Kelebihan vitamin C bisa
memberikan dampak negatif yaitu bisa menimbulkan efek yang buruk terhadap
tubuh. Misalnya badan menjadi pucat dan kurus. (Khairina, 2008; Almatsier,
2001).

1.2 Tujuan pratikum : Untuk memperoleh kadar campuran Asetosal + vitamin c


dengan metode alkalimetri dan iodometri.

1.3 Prinsip titrasi : Prinsip percobaan ini adalah penentuan kadar aspirin dan
vitamin C melalui metode titrimetri. Analisis kadar aspirin dalam suatu tablet
dilakukan dengan cara titrasi menggunakan larutan basa. Sedangkan
penentuan kandungan vitamin C dapat dilakukan menggunakan larutan
standar Iod. Prinsip ini didasarkan pada suatu reaksi yang diperolleh dengan
cara mereaksikan larutan standar yang diperlukan untuk bereaksi secara
sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan
tubuh. Vitamin C merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia
dimana dianjurkan sebesar 30-60 mg per hari. Kegunaan dari vitamin C yaitu,
sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting
mulai dari pembuatan kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur
tingkat kolesterol (Basset.j.dkk, 1994).

Asam asetil salisilat (aspirin) adalah termasuk dalam jenis asam lemah
dengan harga pka 3,8. Aspirin di gunakan secara luas dalam bentuk murni atau
campuran dengan obat lain, baik sebagai obat penghilang rasa nyeri (analgesik)
atau obat demam. Analisis kadar aspirin dalam tablet dapat dilakukan dengan cara
titrasi menggunakan larutan basa seperti NaOH dengan menggunakan indikator
fenolftalein (Hardjono Sastrohamidjojo. 2005)

Ada beberapa macam titrasi, beberapa di antaranya yaitu asidi alkali metri ( asam
basa) dan juga titrasi iodometri dan iodi metri (Khopkar. 2003).

Asidi-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam dan


basa. Secara sederhana, asam merupakan larutan yang memiliki pH diatas 7
sedangkan basa merupakan larutan yang memiliki pH kurang dari 7 (Khopkar.
2003) Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan
atau penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang
bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion
iodide.

Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi


redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah
bilangan oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsur yang
bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron) (Khopkar. 2003)
Pada proses titrasi di kenal istilah titran dan juga titrat, titrat merupan suatu zat
yang yang ingin kita cari kadar atau konsentrasinya, atau dengan kata lain titrat
merupakan zat atau sampel yang belum di ketahui konsentrasinya. Titran
merupakan suatu zat atau pun larutan baku yang di ketahui kadar atau
konsentrasinya dan di gunakan sebagai penitrrasi sampel yang ingin di cari
konsentrasinya (Keenan, dkk. 1984).

Titrasi ini memakai Iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin


C dan memakai amilum sebagai indikatornya. (Wijanarko, 2002). Metode titrasi
iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod
standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah berkenaan
dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1994).
Prosedur penetapan kadar vitamin C secara iodimetri: Sekitar 400mg asam
askorbat yang ditimbang seksama dilarutkan dalam campuran yang terdiri atas
100mL air bebas oksigen dan 25mL asam sulfat encer. Larutan dititrasi dengan
iodium 0.1N menggunakan indikator kanji sampai terbentuk warna biru.

Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri


adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat
Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara
langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium
thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (Day & Underwood, 1981)
Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk natrium thiosulfat
dan dianjurkan apabila thiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga. (Day
& Underwood, 1981).

Metode iodometrik menggunakan dua jenis indikator, yaitu kanji dan Iodin
yang dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga
memberikan warna ungu atau violet yang intensitas untuk zat-zat pelarut seperti
karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji lebih umum
dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji bertindak
sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodine. Dalam beberapa proses tak
langsung banyak agen pengoksida yang kuat dapat dianalisis dengan
menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan.
Karena banyak agen pengoksida yang membutuhkan larutan asam untuk bereaksi
dengan iodin,

Natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai titrannya. Titrasi Iodium


juga adalah salah satu metode analisis yang dapat digunakan dalam menghitung
kadar Vitamin C. Dimana, suatu larutan vitamin C (asam askorbat) sebagai
reduktor dioksidasi oleh Iodium, sesudah vitamin C dalam sampel habis
teroksidasi, kelebihan Iodium akan segera terdeteksi oleh kelebihan amilum yang
dalam suasana basa berwarna biru muda. Kadar vitamin C dapat diketahui dengan
perhitungan 1ml 0,01 N larutan Iodium = 0,88 mg asam askorbat. Kekurangan
dari metode ini yaitu ketidak akuratan nilai yang diperoleh karena vitamin C dapat
dipengaruhi oleh zat lain (Wijanarko, 2002).
2.2 Teori Khusus

Asetosal

Struktur Asam asetil salisilat (Badan POM, 2003).

Rumus: Asetosal C9H18O4

BM : 180,16

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah jenis obat turunan dari salisilat
yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik ( penahan rasa sakit) ,
antipiretik ( terhadap demam) dan antiinflamasi ( peradangan) (Badan POM,
2003). Kandungan dalam aspirin yaitu memiliki bioavailabilitas yang cepat,
ikatan protein 99,6%, dengan 300-650mg dosis untuk 3jamnya. Densitasnya
1,40g/cm3 , titik lebur 135oC , titik didih 140 oC dan kelarutannya dalam air
3mg/mL (Deglin dan vallerand, 2004). Selain untuk kesehatan aplikasi aspirin
yaitu sebagai terapi topikal bahan keratolik, efek keratoplastik, efek anti-pruritus,
efek anti-inflamasi, efek analgetik, efek bakteriostatik dan disinfektan, efek
fungistatik dan efek tabir surya (Sulistyaningrum dkk, 2012).

Vitamin C

Struktur Asam Askorbat (Mujiran,1990)

Rumus: C6H18O6

BM : 176,13

Dalam analisis volumetri yang dimaksud dengan iodometri adalah titrasi


terhadap I2 bebas yang terdapat dalamlarutan dan Iodimetri adalah titrasi dengan
larutan I2 standar. Perbedaannya yaitu iodometri terjadi secara tidak langsung dan
iodimetri terjadi secara langsung. Pada penentuan kadar vitamin C yang terjadi
yaitu iodimetri dengan potensial reduksi normalnya (Mujiran,1990). Vitamin C
atau dikenal dengan asam askorbat merupakan senyawa kimia yang terdapat
dalam bentuk L-askorbat atau L-dehidroaskorbat. Vitamin C sebagian besar
merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif
mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan (Karinda dkk,
2013). Vitamin C merupakan suatu asam organik dan memiliki berat molekul
176,12g/mol. Kandungan vitamin C dalam tablet adalah sebagai antioksidan
dimana kandungannya sangat beragam antarvarietas, tetapi berkisar antara 27-
49mg/100g ( Dechacare, 2007). Aplikasinya dalam kehidupan berperan penting
dalam pembentukan kolagen tubuh, membantu penyerapan zat besi, serta
membantu pembuluh darah kapiler. Konsumsi dosis normal vitamin C 60-
90mg/hari (Sediaotama, 2000).

Sifat fisik asam askorbat yaitu bentuknya serbuk, bewarna putih atau agak
kekuningan, memiliki rasa asam dengan bau tidak spesifik. Sifat kimia asam
askorbat yaitu dalam keadaan kering akan stabil diudara, dalam larutan akan cepat
teroksidasi dan akan mereduksi kuat pada larutan Iod 0,1N (Sediaotama, 2000).

Asam Askorbat merupakan padatan berupa yang berbentuk serbuk putih


dankekuningan menggumpal jika ditempatkan diudara terbuka karena akan
membentuk hidrat. Melarut jika dengan akuades dan tidak larut jika dimasukkan
kedalam alkohol (Daintith, 1994). Sehingga untuk melarutkan asam askorbat
maka diperlukan pelarut berupa akudes. Akuades mempunyai sifat kimia dan
fisika yang unik, fungsi penambahan air dalam erlenmeyer yaitu kemampuan
akuades melarutkan dan membawa zat berwujud padat. Selain itu akuades dapat
menyebabkan panas yang dimiliki oleh suatu larutan dilepaskan (Cepipradana,
2013). Fungsi pengadukan yaitu untuk melarutkan asam askorbat dan
mempercepat reaksi antara akuades dan asam askorbat dalam campuran.

C6H8O6 + I2 → C6H6O6 + 2I- + 2H+


BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


 Alat : beaker glass, buret, erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur
 Bahan : sampel vitamin c dan asetosal, NaOH, KIO3, aquadest, indikatpr
fenol merah, etanol, indicator amylum, HCl 2 N

3.2 Cara kerja

Dikerjakan 6 sampel yang ditimbang sama banyak.

1. Penetapan kadar total : sampel dilarutkan kedalam 10 ml etanol netral + 2


tetes indikator fenol merah,titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai
terbentuk warna merah
2. Penetapan kadar vitamin c : sampel dilarutkan kedalam 15 ml air + 7,5
HCl 2 N + 2 ml indicator amylum,titrasi dengan KIO3 0,02 M terbentuk
warna merah

C6H8O6 + I2 → C6H6O6 + 2I- + 2H+

C9H8O4 + NaOH → C9H7O4Na + H2O


SIMULASI PERHITUNGAN

a. Penentuan Aspirin
1).Diketahui: BM aspirin = 180 g/mol
V NaOH = 11,95 ml
M NaOH = 0,1 M
Ditanya : kadar aspirin ?
Jawab : Gram aspirin = BM aspirin × (volume × M NaOH)
= 180 g/mol × (11,95×10-3 × 0,1 M)
= 0,2151 gram
Aspirin teoritis 0,5 gram
gram aspirin hasil
Kadar aspirin dalam tablet: gram aspirin teoritis × 100%

: 0,2151gram 0,5gram × 100%


:43,02 %

2).Diketahui: V iod = 2,4 ml, 0,1 N


V vit C = 50 ml
Ditanya : kadar vitamin C
Jawab : mol iod = mol vitamin C
(2,4 × 0,1) = (50 × N)
0,24 = 50 × N
N = 0,0048 N
gram(C6H6O8)
N= 𝐵𝐸

1
Hasil(gram)=N × BE × × 50
1000

=0,0048 × 88,07 × 0,05


=0,021 gram
0,021 gram
Kadar vitamin C = x 100 %
0,1

= 21%
DAFTAR PUSTAKA

 Anonim.1979.Farmakope Indonesia Edisi III.Dapatermen Kesehatan


Republik Indonesia Jakarta
 Anonim.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Dapatermen Kesehatan Republik
Indonesia Jakarta
 Basset.J,Denny.R.C,Jeffrey.G.H.1994.Kimia analisis kuantitatif
anorganik.Edisi 4. Hal 259-262. Jakarta: bukukedokteran EGC.
 Brady, J.E, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1, hal 619,
Binapura Aksara, Tanggerang.
 Golberg, D.E, 2003, Kimia Untuk Pemula, Edisi ketiga, Alih Bahasa :
Suminar Setiati Achmadi, hal 95, Erlangga, Jakarta.
 Khopkar, S M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas
Indonesia
 Padmaninarum.R.T.2008.Titrasi iodometri.yogyakarta:UNY hal 2
 Pratama.A, Darjat, Setiawan.I,2013.Aplikasi labview sebagai pengukur kadar
vitamin C dalam larutan menggunakan metode titrasi iodmetri. Semarang:
universitas Dipenogoro.
 Chang, Raymon. 2004. “Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1”. Edisi
ketiga. Erlangga. Jakarta. Hal : 90.
 Mujiran, Drs. 1990. “ Kimia Analisis Kuantitatif”. Yogyakarta. Hal 23-32.
 Sastrohamidjojo, Handjono. 2005. Kimia Dasar. Yogjakarta : Gajah Mada
University Press Shevla, G. 1985.
 Vogel Analisis Anorgami Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai