SEMESTER VA
SHIFT 2
KELOMPOK 2 DAN 5
NAMA KELOMPOK:
Puji syukur kita senantiasa ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena
curahan rahmat serta karunianya lah kami akhirnya sampai pada tahap
menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Farmasi Kuantitatif ini. Kami sekaligus
pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen
pembimbing yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami sungguh-sungguh berharap sekali makalah ini bisa berguna pada
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penetapan kadar campuran
asetosal + vitamin c. Kami juga sadar bahwa pada makalah ini tetap ditemukan
banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar
benar menantinya adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang hendak
kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak ada suatu hal yang
sempurna.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak
terutama untuk para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
DAFTAR ISI
Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah
rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju perusakan meningkat karena
kerja logam, terutama tembaga, besi, dan juga oleh kerja enzim. Eksposur
oksigen, pemanasan yang terlalu lama dengan adanya oksigen, dan eksposur
terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C makanan. Enzim yang
mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang
efisien untuk penguraian asam askorbat. Asam L-askorbat (vitamin C) adalah
lakton (ester dalam asam hidroksikarboksilat) dan diberi ciri oleh gugus enadiol,
yang menjadikannya senyawa pereduksi yang kuat (Deman, 1997). Vitamin C
dari alam bisa ditemukan pada buah-buahan ataupun sayuran. Contoh buah-
buahan lokal yang diketahui kaya akan vitamin C adalah buah lemon lokal, jeruk
nipis, jambu biji, apel Malang dan nenas. (Almatsier, 2001). Di beberapa negara,
dosis yang biasa dianjurkan berkisar dari 60-90 mg vitamin C per hari. Tapi rata-
rata setiap orang membutuhkan 1000 miligram atau lebih setiap harinya (Dymas,
2011; Khairina, 2008). Orang yang tidak suka makan buahbuahan, mengakibatkan
kekurangan vitamin C. Akibat dari kekurangan vitamin C, antara lain akan
mengalami sariawan yaitu bibir pecah-pecah bahkan badan menjadi lemas.
Banyak orang mengambil tablet vitamin C yang dijual di pasaran karena dapat
menggantikan vitamin yang ada di bahan alam. Kelebihan vitamin C bisa
memberikan dampak negatif yaitu bisa menimbulkan efek yang buruk terhadap
tubuh. Misalnya badan menjadi pucat dan kurus. (Khairina, 2008; Almatsier,
2001).
1.3 Prinsip titrasi : Prinsip percobaan ini adalah penentuan kadar aspirin dan
vitamin C melalui metode titrimetri. Analisis kadar aspirin dalam suatu tablet
dilakukan dengan cara titrasi menggunakan larutan basa. Sedangkan
penentuan kandungan vitamin C dapat dilakukan menggunakan larutan
standar Iod. Prinsip ini didasarkan pada suatu reaksi yang diperolleh dengan
cara mereaksikan larutan standar yang diperlukan untuk bereaksi secara
sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam asetil salisilat (aspirin) adalah termasuk dalam jenis asam lemah
dengan harga pka 3,8. Aspirin di gunakan secara luas dalam bentuk murni atau
campuran dengan obat lain, baik sebagai obat penghilang rasa nyeri (analgesik)
atau obat demam. Analisis kadar aspirin dalam tablet dapat dilakukan dengan cara
titrasi menggunakan larutan basa seperti NaOH dengan menggunakan indikator
fenolftalein (Hardjono Sastrohamidjojo. 2005)
Ada beberapa macam titrasi, beberapa di antaranya yaitu asidi alkali metri ( asam
basa) dan juga titrasi iodometri dan iodi metri (Khopkar. 2003).
Metode iodometrik menggunakan dua jenis indikator, yaitu kanji dan Iodin
yang dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga
memberikan warna ungu atau violet yang intensitas untuk zat-zat pelarut seperti
karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji lebih umum
dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji bertindak
sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodine. Dalam beberapa proses tak
langsung banyak agen pengoksida yang kuat dapat dianalisis dengan
menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan.
Karena banyak agen pengoksida yang membutuhkan larutan asam untuk bereaksi
dengan iodin,
Asetosal
BM : 180,16
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah jenis obat turunan dari salisilat
yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik ( penahan rasa sakit) ,
antipiretik ( terhadap demam) dan antiinflamasi ( peradangan) (Badan POM,
2003). Kandungan dalam aspirin yaitu memiliki bioavailabilitas yang cepat,
ikatan protein 99,6%, dengan 300-650mg dosis untuk 3jamnya. Densitasnya
1,40g/cm3 , titik lebur 135oC , titik didih 140 oC dan kelarutannya dalam air
3mg/mL (Deglin dan vallerand, 2004). Selain untuk kesehatan aplikasi aspirin
yaitu sebagai terapi topikal bahan keratolik, efek keratoplastik, efek anti-pruritus,
efek anti-inflamasi, efek analgetik, efek bakteriostatik dan disinfektan, efek
fungistatik dan efek tabir surya (Sulistyaningrum dkk, 2012).
Vitamin C
Rumus: C6H18O6
BM : 176,13
Sifat fisik asam askorbat yaitu bentuknya serbuk, bewarna putih atau agak
kekuningan, memiliki rasa asam dengan bau tidak spesifik. Sifat kimia asam
askorbat yaitu dalam keadaan kering akan stabil diudara, dalam larutan akan cepat
teroksidasi dan akan mereduksi kuat pada larutan Iod 0,1N (Sediaotama, 2000).
a. Penentuan Aspirin
1).Diketahui: BM aspirin = 180 g/mol
V NaOH = 11,95 ml
M NaOH = 0,1 M
Ditanya : kadar aspirin ?
Jawab : Gram aspirin = BM aspirin × (volume × M NaOH)
= 180 g/mol × (11,95×10-3 × 0,1 M)
= 0,2151 gram
Aspirin teoritis 0,5 gram
gram aspirin hasil
Kadar aspirin dalam tablet: gram aspirin teoritis × 100%
1
Hasil(gram)=N × BE × × 50
1000
= 21%
DAFTAR PUSTAKA