Anda di halaman 1dari 29

Analisi Kasus Asma

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Pasien NJ
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 12 tahun
Alamat : Lr. Nangka I No.067B RT/RW 16/03 Kel. Muntang
Tapus Kec. Prabumulih Barat
Pekerjaan : Sekolah
Tanggal kunjungan : 20 April 2020

B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
 Sesak nafas yang hebat sejak 6 jam yang lalu.

2. Riwayat Perjalanan Penyakit


 Sejak kurang lebih 6 jam yang lalu, pasien mengeluh sesak nafas, sesak
timbul saat cuaca dingin dan terkena debu, tidak dipengaruhi oleh aktivitas,
posisi. Mengi (+), batuk (+) berdahak berwarna putih, encer, darah tidak ada.
Demam tidak ada. Pasien berobat ke UGD Puskesmas Prabumulih Barat.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu
 Riwayat asma (+).
 Riwayat alergi debu/asap (+)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit asma dalam keluarga ada (ibu dan adik penderita).

5. Pengobatan
 O2 Nasal Canul 2-4 liter/menit
 Nebulisasi dengan ventolin.
 Salbutamol 3 x 2 mg
 Ambroxol sirup 3x1 cth
6. Riwayat Alergi Obat
-

1
C. Data Penunjang
1. Data Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/70mmhg
Nadi : 108 kali/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup
Pernafasan : 32 kali/menit, cepat, dan dangkal
Mata : CA (-), SI (-)
Pulmo : Rhonki (+), wheezing (+)
Suhu : 37,3 ºC
Kulit : Warna sawo matang, turgor kembali cepat,
ikterus pada kulit (-), scar (-), keringat umum
(+), pucat pada telapak tangan dan kaki (-),
pertumbuhan rambut normal.

Kepala : Normosefali, bentuk oval, simetris, deformitas


(-), ekspresi tampak sakit sedang.

Hidung : Epitaksis
Mulut : Sariawan (-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-),
atrofi papil (-), stomatitis (-), rhagaden (-), bau
pernapasan khas (-)

Thorax : Inspeksi: statis: simetris kanan = kiri; dinamis:


Paru- paru
simetris kanan = kiri, retraksi dinding dada
(+).
Palpasi: stemfremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi: sonor di kedua lapangan paru.
Auskultasi : vesikuler (+) ekspirasi
memanjang, ronkhi (-), wheezing (+) ekspirasi
pada kedua lapangan paru
Jantung : Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi: Ictus cordis tidak teraba.
2
Perkusi : Batas kanan : linea sternalis dekstra.
Batas kiri: linea midclavicularis sinistra ICS
V.
Batas atas : ICS II.
Auskultasi : HR= 108 kali/menit,
murmur (-), gallop (-).

2. Data Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Keterangan
Hb 13-16 g/dl 14,3 Normal
Leukosit 5000-10000/uL 13.280 Tinggi
40-48% (P)
Hematocrit 40,6 Normal
37-43% (W)
Trombosit 150-400.103/ uL 296.000 Normal
Gula darah puasa <126 mg/dL 102 Normal

D. Diagnosis
Serangan asma, Bronkitis akut , Pneumonia

3
E. Data Organ Vital

hasil
NO DATA

1 Tekanan darah (mmHg) 110/70mmhg


2 Nadi (kali/menit) 108 kali/ mnt
3 Laju napas (kali/menit) 32
4 Suhu (oC) 37,3oC

G. Monitoring Kondisi Pasien


Kondisi Pasien Tanggal 20 april 21 april 2020 22 April 2020 23 April 2020
2020

Batuk + + + +
Dahak + + + +
Sesak napas + + + -
Rhonki + - - -
Wheezing + - - -
Demam - - - -

4
H. Terapi Farmakologis
1. Saat di IGD
- O2 Nasal Canul 2-4 liter/menit
- Nebulisasi dengan ventolin.
- Infus Ringer Laktat
- Salbutamol 3 x 2 mg
- Ambroxol sirup 3x1 cth

2. Saat di bangsal

No Nama Obat
20 21 22 23
1 O2 Nasal Canul 2-4 Liter √ aff
Ventolin Nebulasi
2 3x 6x 6x 6x

3 Salbutamol 3x 2 mg 2mg 2mg 2mg 2mg


4 Ambroxol sirup 3x1 cth √ √ √ √

5
3. Obat Pulang

Berotec (fenetreol ) Inhaler

Salbutamol 2 mg 3x1 tab

Ambroxol syr 3x1 cth

6
I. FARMAKODINAMIK OBAT

1. Berotec
Komposisi : Fenoterol hidrobromida.
Indikasi : Terapi simtomatik (hanya bersifat
menghilangkan gejala, tidak
menghilangkan/menyembuhkan penyebab
utamanya) episode asma akut. Pencegahan asma
yang dipicu oleh olah raga. Terapi simtomatik
asma bronkhial & kondisi lain yang disertai
dengan penyempitan saluran pernafasan yang
bersifat reversibel seperti bronkhitis obstruktif
kronis.
Dosis : Episode asma akut 1x semprot, jika belum ada
perbaikan setelah 5 manit, berikan dosis ke 2.
Jika serangan asma tidak dapat diatasi dengan 2
semprot, dosis mungkin perlu ditambah.
Pencegahan asma yang mungkin dipicu oleh
aktivitas fisik 1-2 semprot, maks: 8 semprot/hr.

7
Asma bronkial dan keadaan lain dengan
penyempitan sal nafas yang reversibel bila
diperlukan pengulangan dosis, 1-2 semprot
untuk
tiap pemberian, maks 8 semprot/hr
Efek samping : Tremor halus pada otot rangka, gugup, sakit
kepala, pusing, takikardi, palpitasi, batuk, iritasi
lokal; mual, muntah, berkeringat, otot lemah,
mialgia, kram otot. Hipokalemia, serius
diakibatkan olehterapi agonis
Perhatian : Diabetes melitus yang tidak terkontrol, infark
miokardial yang baru saja terjadi dan atau
kelainan parah jantung organik atau pembuluh
darah, hipertiroidisme, sesak nafas akut yang
semakin memburuk, trimester pertama
kehamilan dan menyusui, feokromositoma.
Penggunaan regular jangka panjang memerlukan
evaluasi ulang untuk tambahan obat-obat anti
radang. Monitor kadar kalium serum
Interaksi obat : β-adrenergik, antikolinergik, dan derivat xantin
dapat mempertinggi efek Berotec.
penurunan efek yang sangat potensial dapat
terjadi selama pemakaian bersama β-bloker.
hati-hati bila digunakan bersama dengan MAOI
(penghambat mono amin oksidase) atau
antidepresan trisiklis.
inhalasi anestesi/obat bius hidrokarbon halogen
dapat meningkatkan kerentanan terhadap efek β-
agonis pada kardiovaskular (jantung dan
pembuluh darah).
Kontra indikasi : Kardiomiopati obstruktif hipertrofik,
takhiaritmia

8
Kategori Kehamilan : B

9
2. Salbutamol
Komposisi : Salbutamol
Farmakologi : Farmakologi :
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-
2 adrenergik yang selektif. Pada bronkus
salbutamol akan menimbulkan relaksasi otot
polos bronkus secara langsung.
Maka SALBUTAMOL efektif untuk
mengatasi gejala-gejala sesak napas pada
penderita- penderita yang mengalami
bronkokonstriksi seperti : asma bronkial,
bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum,
baik untuk penggunaan akut maupun kronik.
SALBUTAMOL menghambat pelepasan
mediator dari ”pulmonary mast cell”,
mencegah kebocoran kapiler dan udema
bronkus serta merangsang pembersihan
mukosiliar. Sebagai agonis beta-2
SALBUTAMOL pengaruhnya terhadap
adrenoseptor beta-1 pada sistem
kardiovaskuler adalah minimal. Ratio stimulasi
beta-2/beta-1 salbutamol lebih besar dari obat-
obat simpatomimetik lainnya.
SALBUTAMOL dapat digunakan oleh anak-
anak maupun dewasa.
SALBUTAMOL juga bekerja langsung pada
otot polos uterus yaitu menurunkan
kontraktilitasnya. Efek SALBUTAMOL dapat
dihambat oleh obat-obat penghambat reseptor
beta, maka SALBUTAMOL tidak boleh
diberikan bersama-sama dengan obat tersebut.

10
SALBUTAMOL diabsorpsi dengan baik
melalui saluran pencernaan sehingga efeknya
akan tampak setelah 15 menit dan berlangsung
selama 4 – 8 jam.
Waktu paruh eliminasinya berkisar dari 2,7
sampai 5 jam.
SALBUTAMOL tidak dimetabolisme oleh
enzim-enzim COMT maupun sulfatase dari
dinding intestin. Di hati akan berkonjugasi
dengan sulfat.
Diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh.
Indikasi : SALBUTAMOL merupakan obat
bronkodilator untuk menghilangkan gejala
sesak napas pada penderita asma bronkial,
bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum.
Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap
Salbutamol
Dosis : Untuk tablet :
 Dewasa : sehari 3-4 kali 2-4 mg.
 Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 2
mg.
 Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali 1 mg-2
mg.
Untuk sirup :
 Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh.
 Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 1
sendok teh.
 Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali ½-1
sendok teh.
 Dosis anak adalah 0,3 mg/kg.bb./hari,
dibagi dalam 3 dosis.

11
Efek samping :  Agar diberikan secara hati-hati pada
pasien tirotoksikosis.
 Karena data-data penggunaan pada
triwulan pertama dari kehamilan masih
terbatas, maka sebaiknya
penggunaannya dihindari.
 Hindari penggunaan pada penderita
dengan hipertensi, penyakit jantung
iskemik dan pasien yang sudah tua.

Peringatan :  Agar diberikan secara hati-hati pada


pasien tirotoksikosis.
 Karena data-data penggunaan pada
triwulan pertama dari kehamilan masih
terbatas, maka sebaiknya
penggunaannya dihindari.
 Hindari penggunaan pada penderita
dengan hipertensi, penyakit jantung
iskemik dan pasien yang sudah tua.

3. Ringer Laktat
Indikasi : Profilaksis dan memelihara keseimbangan air
dan elektrolit yang terganggu akibat stres pada
sebelum atau seesudah operasi. Natrium klorida
dalam larutan isotonik menyediakan ion ekstra
sel yang diindikasi untuk kehilangan natrium
yang dapat timbul dari keadaan seperti
gastroenteritis, ketoasidosis diabetik, ileus dan
asites. Infus kalium digunakan untuk mengatasi
hipokalemia berat dan pengosongan kalium.
Campuran dengan natrium laktat dapat
digunakan untuk menggantikan larutan natrium

12
klorida isotonik selama pembedahan pada
manajemen awal penderita cedera atau luka.
Larutan infus yang terdiri dari 130 mEq/L Na,
4 mEq/L K, 3 mEq/L Ca, 109 mEq/L Cl dan 28
mEq/L laktat. Infus ini berfungsi untuk
mengatasi kehilangan cairan ekstraseluler
abnormal akut.

Mekanisme kerja : Keunggulan terpenting dari larutan Ringer


Laktat adalah komposisi elektrolit dan
konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang
dikandung cairan ekstraseluler. Natrium
merupakan kation utama dari plasma darah dan
menentukan tekanan osmotik. Klorida
merupakan anion utama di plasma darah.
Kalium merupakan kation terpenting di
intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf
dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan
untuk menggantikan kehilangan cairan pada
dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok
perdarahan.
Dosis : 500 – 1000 ml dengan kecepatan 300 – 500
ml/jam (kira-kira 75 – 125 tetes/menit). Pada
syok, dehidrasi dan DDS diguyur (20
ml/BB/jam).
Kontraindikasi : Hiperdehidrasi, hipernatremia, hiperkalemia,
dan gangguan fungsi ginjal.
Kontraindikasi : Hiperdehidrasi, hipernatremia, hiperkalemia,
dan gangguan fungsi ginjal.

13
Perhatian : Payah jantung, udem dengan retensi Na, sepsis
parah, kondisi pra dan pasca trauma. Kerusakan
hati, hiperkalemia, dan kondisi retensi K.
Efek samping : Panas, iritasi dan infeksi pada tempat
penyuntikan, trombosis atau flebitis vena yang
meluas dari tempat penyuntikan dan
ekstravasasi.

4. Ambroxol

Komposisi Ambroxol
Indikasi : Ambroxol adalah obat untuk meredakan batuk berdahak
(mukolitik) akibat beberapa kondisi seperti bronkitis atau
emfisema,
Ambroxol digunakan untuk penyakit saluran nafas akut
dan kronik yang disertai sekresi brochial yang abnormal,
misalnya pada ekserbasi dan bronchitis kronis dan asma
bronkial.
Mekanisme Kerja : Ambroxol merupakan mukolitik atau pengencer dahak
yang bekerja memecah serat asam mukopolisakarida
sehingga dahak menjadi lebih encer dan mudah
dikeluarkan saat batuk.
Efek Samping : Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah
mengonsumsi ambroxol, yaitu : mual atau muntah, diare,
dispepsia, mulas, sakit perut atau sakit maag, mulut atau
tenggorokan kering , hiestasia oral atau faring.
Dosis : Dewasa : 30 mg, 2-3 kali sehari (2-3 kali 1 tab). Dosis
dapat ditingkatkan hingga 60 mg, 2 kali sehari.
Anak usia ≤ 6 bulan : 3 mg, 2 kali sehari
Anak usia 7 bulan sampai 1 tahun : 6 mg, 2 kali sehari.
Anak usia 1-2 tahun : 7,5 mg, 2 kali sehari
Anak usia 2-5 tahun : 7,5 mg, 3 kali sehari
Anak usia 6-11 tahun : 15 mg, 2-3 kali sehari (2-3 kali ½
tab)
Cara Pemberian Obat : Konsumsi ambroxol sesuai anjuran dokter dan baca
petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan
mengubah dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Ambroxol dikonsumsi sesudah makan, minum segelas air
untuk membantu menelan obat. Jika lupa mengonsumsi
ambroxol, segera minum ketika ingat. Jika sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, abaikan dosis yang
terlewat dan jangan menggandakan dosis ambroxol untuk
menggantikan dosis yang terlewat.
Simpan ambroxol di tempat yang terhindar dari paparan
sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan
anak-anak.
Kontra Indikasi : Hipersensitif
Perhatian Khusus : Ambroxol hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
14
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsi
ambroxol :
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki.
Ambroxol tidak boleh diberikan kepada pasien yang
alergi terhadap ini.

- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita


penyakit ginjal, penyakit hati, tukak lambung, ulkus
duodenum, atau gangguan pernapasan khusus seperti
ciliary dyskinesia.

- Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat,


suplemen, atau produk herbal tertentu.

- Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau


merencanakan kehamilan.

- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek


samping yang serius atau overdosis setelah
mengonsumsi ambroxol.

Interaksi : Jika ambroxol digunakan bersama antibiotik tertentu


seperti cefuroxime, doxycyclin, atau erythromycin maka
bisa terjadi peningkatan kadar antibiotik tersebut di dalam
tubuh.
Selalu konsultasikan ke dokter jika berencana
mengonsumsi ambroxol bersama oabt, suplemen, atau
produk herbal apa pun.
Kategori Kehamilan : Ambroxol termasuk kategori N yaitu belum dikategorikan.
Ambroxol dapat terserap ke dalam ASI. Bila sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.
Jenis Sediaan : Tablet / sirup

5. Nasal O2

Komposisi : oksigen
Indikasi : sebagai terapi oksigen pada pasien yang dapat
bernafas spontan namun membutuhkan dukungan
oksigen konsentrasi rendah hingga sedang.

15
Dosis :
Dewasa :
Laju aliran oksigen pada 1-5 L/menit dapat memberi
efek pada fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 24-40%.

 0,5-1 L/menit untuk neonatus

 1-2 L/menit untuk bayi

 1-4 L/menit untuk anak yang lebih besar


Laju oksigen maksimal pada anak dengan berat
badan <30 kg adalah 6 L/menit.

6. Nebulasi Ventolin

Komposisi Nebulasi dengan ventolin


Indikasi : Ventolin digunakan sebagai obat pereda asma, mulai dari yang
ringan, sedang, hingga berat. Obat ini juga dapat digunakan
untuk pencegahan serangan asma.
Mekanisme Kerja :
Efek Samping : Efek samping penggunaan Ventolin yang mungkin terjadi antara
lain:
- palpitasi (denyut jantung tidak teratur), nyeri dada, denyut
jantung cepat, tremor terutama pada tangan, kram otot, sakit
kepala, dan gugup
- urtikaria atau biduran
- angiodema (pembengkakan di bawah kulit)
- hipotensi
- hipokalemia dalam dosis tinggi
Dosis : Bentuk: nebules
- Dewasa dan anak diberi dosis awalnya sebanyak 2.5 mg, lalu
dapat ditingkatkan menjadi 5 mg.
- Penggunaan dapat diulangi sebanyak 4 kali sehari.
Cara Pemberian Obat : - Cuci tangan sebelum menyiapkan obat.
- Pastikan peralatan yang digunakan sudah bersih.
- Letakkan nebulizer di tempat yang rata.
- Masukkan obat ke cangkir dan pastikan dosis yang diberikan
sesuai resep dokter.
- Sambungkan cangkir obat ke nebulizer, dan masker mulut ke
cangkir obat, dengan menggunakan selang yang sudah
disediakan.
16
- Nyalakan mesin, jika mesin berfungsi normal, alat akan
mengeluarkan uap yang berisi obat.
- Letakkan masker ke mulut lalu bernapaslah perlahan-lahan
hingga obat habis. Proses ini memakan waktu sekitar 15–20
menit.
- Jaga cangkir obat agar tetap tegak selama alat dipakai.
Kontra Indikasi : Hindari penggunaan Ventolin pada pasien dengan indikasi:
- hipersensitif atau alergi
- tidak digunakan untuk aborsi yang terancam dan persalinan
premature
Perhatian Khusus : Informasikan dokter jika Anda memiliki riwayat:
- alergi salbutamol atau obat golongan beta2-agonist lainnya
misalnya terbutaline
- intoleransi laktosa atau alergi susu
Beritahu pula dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit:
- hipertiroidisme
- hipertensi
- diabetes
- gangguan irama jantung
- penyakit jantung koroner
- penyakit ginjal
- hipokalemia
- kejang
Hindari mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat
berat atau melakukan aktivitas yang membutuhkan
kewaspadaan. Informasikan dokter jika Anda sedang
menggunakan obat lain, baik herbal maupun kimiawi.
Interaksi : Obat ventolin tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat
penghambat β yang tidak selektif misalnya:
- propranolol
- golongan obat monoamin oksidase inhibitor
Kategori Kehamilan : Ventolin masuk dalam kategori C. Yang artinya, studi pada
hewan telah memperlihatkan adanya efek negatif pada janin.
Namun, belum ada studi terkontrol pada manusia.
Obat boleh diberikan pada ibu hamil hanya jika manfaat yang
didapat lebih besar dari potensi risiko pada janin. Konsultasikan
dulu dengan dokter.
Jenis Sediaan : Nebulasi

17
LEMBARAN PENGKAJIAN OBAT

Tepat atau
Mulai Jenis Obat Rute Dosis Berhenti Indikasi Obat Tidak Tepat Komentar dan Alasan
indikasi
sebagai terapi
Nasal O2 menganung oksigen sebagai
oksigen pada
pasien yang dapat terapi pasien yang dapat bernafas spontan
2-4 Liter
O2 Nasal bernafas spontan namun membutuhkan oksigen konsentrasi
20/4-20 Nasal 21/4/20 Tepat
namun rendah- sedang
membutuhkan
dukungan oksigen
konsentrasi
rendah hingga
sedang.
Meredakan
s(melebarkan
Ventolin Nebu mengandung Salbutamol
=bronkodilatasi
20/4-20 ventolin nebu 3 kali 2,5 23/4- 20 Tepat yang berfungsi sebagai bronkodilator
nebulasi mg salaurannafas)
dengan merelaksasi otot polos bronkial
mengatasi sesak
napas pasien
Meredakan
Salbutamol yang berfungsi sebagai
(melebarkan
salbutamol 3 kali 2mg bronkodilator dengan merelaksasi otot
20/4-20 Po dilanjutk =bronkodilatasi Tepat
an polos bronkial sehingga meredakan sesak
salaurannafas)
mengatasi sesak nafas.
napas pasien
Ambroxol
merupakan
3 kali 1 mukolitik atau Ambroxol merupakan mukolitik atau
ambroxol pengencer dahak yang bekerja memecah serat
20/4-20 oral cth dilanjutk pengencer dahak Tepat
an yang bekerja asam mukopolisakarida sehingga dahak
memecah serat menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
asam saat batuk.
mukopolisakarida
sehingga dahak
menjadi lebih
encer dan mudah
dikeluarkan saat
batuk
LEMBAR PENGKAJIAN OBAT

N JENIS PERMASALAHAN
O PERMASALAHA ANALISA MASALAH TERKAIT DENGAN KOMENTAR /REKOMENDASI
N OBAT
Korelasi antara 1. Adakah obat tanpa indikasi Tidak ada - Fenoterol Hidrobrimida Terapi simtomatik
1 terapi obat dengan medis? permasalahan (hanya bersifat menghilangkan gejala,
penyakit tidak menghilangkan/menyembuhkan
penyebab utamanya) episode asma akut.
Pencegahan asma yang dipicu oleh olah
raga. Terapi simtomatik asma bronkhial &
kondisi lain yang disertai dengan
penyempitan saluran pernafasan yang
bersifat reversibel seperti bronkhitis
obstruktif kronis.
- Antibiotik Hanya diberikan jika serangan
asma dicetuskan atau disertai oleh
rangsangan infeksi saluran pernafasan, yang
ditandai dengan suhu yang meninggi.
yang ditandai dengan meningkatnya sputum
dan sediaan injeksi kerjanya lebih cepat
- Semua keluhan dan gejala klinis pasien diberi
terapi yang sesuai

Terapi yang diberikan sesaui dengan kondisi pasien


(tidak ada alergi/ kondisi khusus)

2. Adakah kondisi klinis yang Tidak ada


tidak diterapi? Apakah permasalahan
kondisi tersebut
membutuhkan terapi obat ?

3. Kontra Indikasi Tidak ada


permasalahan
2 Pemilihan obat Bagaimana pemilihan obat? Tidak ada -
yang sesuai permasalahan
3 Dosis Obat 1. Kelebihan (Over dose) Tidak ada -
permasalahan.

2. Kekurangan (under dose) Tidak ada -


permasalahan.
4 Interval Pemberian Apakah interval pemberian obat Tidak ada
sudah tepat permasalahan
5 Cara/ Waktu Apakah obat yang diberikan sudah Tidak ada -
pemberian tepat (sebelum/ sesudah makan, permasalahan
bersama makanan)
6 Rute Pemberian Apakah rute obat yang diberikan Tidak ada -
Obat sudah tepat (iv, PO, pulveres, SL permasalahan
etc)
7 Lama Pemberian Tidak ada -
permasalahan.
8 Interaksi Obat 1. Obat Ada permasalahan
2. Makanan/minuman

9 ESO/ADR/Alergi Tidak ada -


permasalahan.
10 Ketidaksesuaian i. Resep Tidak ada -
RM dengan ii. Buku Ijeksi permasalahan.
11 Kesalahan Tidak ada -
Penulisan Resep permasalahan.
12 Kegagalan Tidak ada -
mendapatkan obat permasalahan
13 Kepatuhan Tidak ada -
permasalahan.
14 Duplikasi Terapi Tidak ada -
permasalahan.

RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN

Pharmaco- Recommendation Monitoring Desired end 4/2


Regimen 0
therapeutic goal for therapy parameter point(s)
20 21 22 23
Mengatasi sesak nasal canul O2 Sesak nafas Sesak nafas 2- 4 liter + aff
napas pasien berkurang

mengatasi sesak ventolin nebulasi Sesak nafas Sesak nafas 3 kali 2,5mg + + + (-)
nafas berkurang

Mengurangi batuk Ambroxol Frekuensi Batuk dan 3 x 1 cth + + + (-)


dan mengencerkan batuk dan sputum
dahak pada pasien Sputum berkurang
LEMBAR MONITORING EFEK SAMPING OBAT (AKTUAL)

Régimen Evaluasi
No Hari/tanggal Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasi ESO Tanggal Uraian
Dosis
1. 20 apr 2020 hipertensi, penyakit jantung Salbutamol 3 x 2,5 mg dilakukan pemantauan - -
iskemik terhadap tekanan darah
Jangan menghentikan
obat secara
mendadak,
lakukan penurunan
dosis perlahan
2. 20 apr 2020 Takiaritmia, hipokalemia, Ventolin nebu 3x Didiskusikan dengan - -
Hipotensi, Palpitasi 6x dokter menurunkan
6x dosis
3. 20 apr 2020 mual atau muntah, diare, Ambroxol 3 x 1cth penggunaan obat - -
dispepsia, mulas, sakit perut setelah makan
atau sakit maag, mulut atau
tenggorokan kering ,
hiestasia oral atau faring.
DFP 2-LEMBAR PENGKAJIAN OBAT

No Hari/tanggal Kode Masalah Uraian Masalah Rekomendasi/Saran Tindak Lanjut


1 20 Apr 2020 8a Metilprednisolon dapat meningkatkan Pantau penggunaan obat Jika efek toksisitas muncul,
(Interaksi obat) kadar aminofilin dalam darah dan tersebut yaitu jika muncul efek maka disarankan untuk
juga toksisitas aminofilin toksisitas aminofilin seperti mengurangi dosis
takiaritmia. aminofilin
2 20 Apr 2020 8a Asetilsistein bekerja tidak hanya Monitoring kondisi pasien jika Jika terjadi iritasi lambung
(Interaksi obat) mengurangi mukus pada bronkus tapi juga terjadi iritasi pada lambung maka disarankan untuk
mukus pada lambung, sehingga jika menggunakan obat gastritis
dikombinasikan dengan metilprednisolon yaitu Sukralfat yang
dapat merusak mukosa lambung bekerja dengan membentuk
lapisan yang dapat
melindungi lambung
Kode Masalah :

1. Indikasi 4. Interval pemberian 9. ESO/ ADR/ Alergi 13. Sterilitas sediaan injeksi
a. Tidak ada indikasi 5. Cara/waktu pemberian 10. Ketidaksesuaian 14. Kompatibilitas obat
b. Ada 6. Rute Pemberian Obat RM dengan : 15. Ketersediaan
indikasi,tidak ada 7. Lama pemberian a. Resep obat/kegagalan
terapi 8. Interaksi obat: b. Buku Injeksi mendapatkan obat
c. Kontra Indikasi a. Obat 11. Kesalahan penulisan 16. Kepatuhan
2. Pemilihan Obat b. Makanan/minum resep 17. Duplikasi terapi
3. Dosis obat c. Hasil Lab 12. Stabilitas sediaan 18. Lain-lain
a. Kelebihan (over injeksi
dose)
b. Kekurangan (under
dose)
LEMBAR KONSELING

Uraian Rekomendasi/Saran
- Perlu dijelaskan cara penggunaan Berotec inhaler terutama jika pasien
Berotec Inhaler baru pertama kali menggunakan inhaler.
- Berotec hanya digunakan ketika sesak napas
Salbutamol Digunakan tiga kali sehari setelah makan
Ambroxol Digunakan tiga kali sehari setelah makan
BAB III. KESIMPULAN

a. KESIMPULAN
a. Pasien Nj mengalami serangan asma eksaserbasi akut, dimana pasien
mengalami sesak napas disertai batuk berdahak berwarna putih selama
6 jam
b. Terapi yang digunakan pasien adalah Nebu ventolin, Salbutamol,
Barotec, Ambroxol

b. SARAN
a) Monitoring gejala pasien seperti sesak napas, batuk berdahak.
b) Monitoring penggunaan obat pasien.
c) Monitoring efek dari terapi obat pasien.
d) Monitoring kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurafiatin, Atin. 2007. Asma. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas


Indonusa Esa Unggul. Jakarta.
2. Muchid, dkk. 2007, September. Pharmaceutical care untuk penyakit asma.
Diakses 24 September 2008 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik
Depkes RI:
http://125.160.76.194/bidang/yanmed/farmasi/Pharmaceutical/ASMA.pdf
3. O’Byrne P, et al. 2006. Global Initiative for Asthma. Medical Communications
Resource. Inc.
4. Medicafarma. (2008, Mei 7). Asma Bronkiale. Diakses 24 September 2008 dari
Medicafarma: http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.html
5. Nataprawira, HMD. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak edisi pertama. Badan
Penerbit IDAI. Jakarta, Indonesia.
6. Tanjung, D. 2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Diakses 4 Januari 2011
dari USU digital library: http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-
dudut2.pdf
7. Medlinux. 2008. Penatalaksanaan Asma Bronkial. Diakses 4 Januari 2011 dari
Medicine and Linux: http://medlinux.blogspot.com/2008/07/penatalaksanaan-
asma-bronkial.html

Anda mungkin juga menyukai