A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Pasien NJ
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 12 tahun
Alamat : Lr. Nangka I No.067B RT/RW 16/03 Kel. Muntang
Tapus Kec. Prabumulih Barat
Pekerjaan : Sekolah
Tanggal kunjungan : 20 April 2020
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Sesak nafas yang hebat sejak 6 jam yang lalu.
5. Pengobatan
O2 Nasal Canul 2-4 liter/menit
Nebulisasi dengan ventolin.
Salbutamol 3 x 2 mg
Ambroxol sirup 3x1 cth
6. Riwayat Alergi Obat
-
1
C. Data Penunjang
1. Data Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/70mmhg
Nadi : 108 kali/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup
Pernafasan : 32 kali/menit, cepat, dan dangkal
Mata : CA (-), SI (-)
Pulmo : Rhonki (+), wheezing (+)
Suhu : 37,3 ºC
Kulit : Warna sawo matang, turgor kembali cepat,
ikterus pada kulit (-), scar (-), keringat umum
(+), pucat pada telapak tangan dan kaki (-),
pertumbuhan rambut normal.
Hidung : Epitaksis
Mulut : Sariawan (-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-),
atrofi papil (-), stomatitis (-), rhagaden (-), bau
pernapasan khas (-)
2. Data Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Keterangan
Hb 13-16 g/dl 14,3 Normal
Leukosit 5000-10000/uL 13.280 Tinggi
40-48% (P)
Hematocrit 40,6 Normal
37-43% (W)
Trombosit 150-400.103/ uL 296.000 Normal
Gula darah puasa <126 mg/dL 102 Normal
D. Diagnosis
Serangan asma, Bronkitis akut , Pneumonia
3
E. Data Organ Vital
hasil
NO DATA
Batuk + + + +
Dahak + + + +
Sesak napas + + + -
Rhonki + - - -
Wheezing + - - -
Demam - - - -
4
H. Terapi Farmakologis
1. Saat di IGD
- O2 Nasal Canul 2-4 liter/menit
- Nebulisasi dengan ventolin.
- Infus Ringer Laktat
- Salbutamol 3 x 2 mg
- Ambroxol sirup 3x1 cth
2. Saat di bangsal
No Nama Obat
20 21 22 23
1 O2 Nasal Canul 2-4 Liter √ aff
Ventolin Nebulasi
2 3x 6x 6x 6x
5
3. Obat Pulang
Berotec (fenetreol ) Inhaler
Salbutamol 2 mg 3x1 tab
Ambroxol syr 3x1 cth
6
I. FARMAKODINAMIK OBAT
1. Berotec
Komposisi : Fenoterol hidrobromida.
Indikasi : Terapi simtomatik (hanya bersifat
menghilangkan gejala, tidak
menghilangkan/menyembuhkan penyebab
utamanya) episode asma akut. Pencegahan asma
yang dipicu oleh olah raga. Terapi simtomatik
asma bronkhial & kondisi lain yang disertai
dengan penyempitan saluran pernafasan yang
bersifat reversibel seperti bronkhitis obstruktif
kronis.
Dosis : Episode asma akut 1x semprot, jika belum ada
perbaikan setelah 5 manit, berikan dosis ke 2.
Jika serangan asma tidak dapat diatasi dengan 2
semprot, dosis mungkin perlu ditambah.
Pencegahan asma yang mungkin dipicu oleh
aktivitas fisik 1-2 semprot, maks: 8 semprot/hr.
7
Asma bronkial dan keadaan lain dengan
penyempitan sal nafas yang reversibel bila
diperlukan pengulangan dosis, 1-2 semprot
untuk
tiap pemberian, maks 8 semprot/hr
Efek samping : Tremor halus pada otot rangka, gugup, sakit
kepala, pusing, takikardi, palpitasi, batuk, iritasi
lokal; mual, muntah, berkeringat, otot lemah,
mialgia, kram otot. Hipokalemia, serius
diakibatkan olehterapi agonis
Perhatian : Diabetes melitus yang tidak terkontrol, infark
miokardial yang baru saja terjadi dan atau
kelainan parah jantung organik atau pembuluh
darah, hipertiroidisme, sesak nafas akut yang
semakin memburuk, trimester pertama
kehamilan dan menyusui, feokromositoma.
Penggunaan regular jangka panjang memerlukan
evaluasi ulang untuk tambahan obat-obat anti
radang. Monitor kadar kalium serum
Interaksi obat : β-adrenergik, antikolinergik, dan derivat xantin
dapat mempertinggi efek Berotec.
penurunan efek yang sangat potensial dapat
terjadi selama pemakaian bersama β-bloker.
hati-hati bila digunakan bersama dengan MAOI
(penghambat mono amin oksidase) atau
antidepresan trisiklis.
inhalasi anestesi/obat bius hidrokarbon halogen
dapat meningkatkan kerentanan terhadap efek β-
agonis pada kardiovaskular (jantung dan
pembuluh darah).
Kontra indikasi : Kardiomiopati obstruktif hipertrofik,
takhiaritmia
8
Kategori Kehamilan : B
9
2. Salbutamol
Komposisi : Salbutamol
Farmakologi : Farmakologi :
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-
2 adrenergik yang selektif. Pada bronkus
salbutamol akan menimbulkan relaksasi otot
polos bronkus secara langsung.
Maka SALBUTAMOL efektif untuk
mengatasi gejala-gejala sesak napas pada
penderita- penderita yang mengalami
bronkokonstriksi seperti : asma bronkial,
bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum,
baik untuk penggunaan akut maupun kronik.
SALBUTAMOL menghambat pelepasan
mediator dari ”pulmonary mast cell”,
mencegah kebocoran kapiler dan udema
bronkus serta merangsang pembersihan
mukosiliar. Sebagai agonis beta-2
SALBUTAMOL pengaruhnya terhadap
adrenoseptor beta-1 pada sistem
kardiovaskuler adalah minimal. Ratio stimulasi
beta-2/beta-1 salbutamol lebih besar dari obat-
obat simpatomimetik lainnya.
SALBUTAMOL dapat digunakan oleh anak-
anak maupun dewasa.
SALBUTAMOL juga bekerja langsung pada
otot polos uterus yaitu menurunkan
kontraktilitasnya. Efek SALBUTAMOL dapat
dihambat oleh obat-obat penghambat reseptor
beta, maka SALBUTAMOL tidak boleh
diberikan bersama-sama dengan obat tersebut.
10
SALBUTAMOL diabsorpsi dengan baik
melalui saluran pencernaan sehingga efeknya
akan tampak setelah 15 menit dan berlangsung
selama 4 – 8 jam.
Waktu paruh eliminasinya berkisar dari 2,7
sampai 5 jam.
SALBUTAMOL tidak dimetabolisme oleh
enzim-enzim COMT maupun sulfatase dari
dinding intestin. Di hati akan berkonjugasi
dengan sulfat.
Diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh.
Indikasi : SALBUTAMOL merupakan obat
bronkodilator untuk menghilangkan gejala
sesak napas pada penderita asma bronkial,
bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum.
Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap
Salbutamol
Dosis : Untuk tablet :
Dewasa : sehari 3-4 kali 2-4 mg.
Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 2
mg.
Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali 1 mg-2
mg.
Untuk sirup :
Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh.
Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 1
sendok teh.
Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali ½-1
sendok teh.
Dosis anak adalah 0,3 mg/kg.bb./hari,
dibagi dalam 3 dosis.
11
Efek samping : Agar diberikan secara hati-hati pada
pasien tirotoksikosis.
Karena data-data penggunaan pada
triwulan pertama dari kehamilan masih
terbatas, maka sebaiknya
penggunaannya dihindari.
Hindari penggunaan pada penderita
dengan hipertensi, penyakit jantung
iskemik dan pasien yang sudah tua.
3. Ringer Laktat
Indikasi : Profilaksis dan memelihara keseimbangan air
dan elektrolit yang terganggu akibat stres pada
sebelum atau seesudah operasi. Natrium klorida
dalam larutan isotonik menyediakan ion ekstra
sel yang diindikasi untuk kehilangan natrium
yang dapat timbul dari keadaan seperti
gastroenteritis, ketoasidosis diabetik, ileus dan
asites. Infus kalium digunakan untuk mengatasi
hipokalemia berat dan pengosongan kalium.
Campuran dengan natrium laktat dapat
digunakan untuk menggantikan larutan natrium
12
klorida isotonik selama pembedahan pada
manajemen awal penderita cedera atau luka.
Larutan infus yang terdiri dari 130 mEq/L Na,
4 mEq/L K, 3 mEq/L Ca, 109 mEq/L Cl dan 28
mEq/L laktat. Infus ini berfungsi untuk
mengatasi kehilangan cairan ekstraseluler
abnormal akut.
13
Perhatian : Payah jantung, udem dengan retensi Na, sepsis
parah, kondisi pra dan pasca trauma. Kerusakan
hati, hiperkalemia, dan kondisi retensi K.
Efek samping : Panas, iritasi dan infeksi pada tempat
penyuntikan, trombosis atau flebitis vena yang
meluas dari tempat penyuntikan dan
ekstravasasi.
4. Ambroxol
Komposisi Ambroxol
Indikasi : Ambroxol adalah obat untuk meredakan batuk berdahak
(mukolitik) akibat beberapa kondisi seperti bronkitis atau
emfisema,
Ambroxol digunakan untuk penyakit saluran nafas akut
dan kronik yang disertai sekresi brochial yang abnormal,
misalnya pada ekserbasi dan bronchitis kronis dan asma
bronkial.
Mekanisme Kerja : Ambroxol merupakan mukolitik atau pengencer dahak
yang bekerja memecah serat asam mukopolisakarida
sehingga dahak menjadi lebih encer dan mudah
dikeluarkan saat batuk.
Efek Samping : Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah
mengonsumsi ambroxol, yaitu : mual atau muntah, diare,
dispepsia, mulas, sakit perut atau sakit maag, mulut atau
tenggorokan kering , hiestasia oral atau faring.
Dosis : Dewasa : 30 mg, 2-3 kali sehari (2-3 kali 1 tab). Dosis
dapat ditingkatkan hingga 60 mg, 2 kali sehari.
Anak usia ≤ 6 bulan : 3 mg, 2 kali sehari
Anak usia 7 bulan sampai 1 tahun : 6 mg, 2 kali sehari.
Anak usia 1-2 tahun : 7,5 mg, 2 kali sehari
Anak usia 2-5 tahun : 7,5 mg, 3 kali sehari
Anak usia 6-11 tahun : 15 mg, 2-3 kali sehari (2-3 kali ½
tab)
Cara Pemberian Obat : Konsumsi ambroxol sesuai anjuran dokter dan baca
petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan
mengubah dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Ambroxol dikonsumsi sesudah makan, minum segelas air
untuk membantu menelan obat. Jika lupa mengonsumsi
ambroxol, segera minum ketika ingat. Jika sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, abaikan dosis yang
terlewat dan jangan menggandakan dosis ambroxol untuk
menggantikan dosis yang terlewat.
Simpan ambroxol di tempat yang terhindar dari paparan
sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan
anak-anak.
Kontra Indikasi : Hipersensitif
Perhatian Khusus : Ambroxol hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
14
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsi
ambroxol :
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki.
Ambroxol tidak boleh diberikan kepada pasien yang
alergi terhadap ini.
5. Nasal O2
Komposisi : oksigen
Indikasi : sebagai terapi oksigen pada pasien yang dapat
bernafas spontan namun membutuhkan dukungan
oksigen konsentrasi rendah hingga sedang.
15
Dosis :
Dewasa :
Laju aliran oksigen pada 1-5 L/menit dapat memberi
efek pada fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 24-40%.
6. Nebulasi Ventolin
17
LEMBARAN PENGKAJIAN OBAT
Tepat atau
Mulai Jenis Obat Rute Dosis Berhenti Indikasi Obat Tidak Tepat Komentar dan Alasan
indikasi
sebagai terapi
Nasal O2 menganung oksigen sebagai
oksigen pada
pasien yang dapat terapi pasien yang dapat bernafas spontan
2-4 Liter
O2 Nasal bernafas spontan namun membutuhkan oksigen konsentrasi
20/4-20 Nasal 21/4/20 Tepat
namun rendah- sedang
membutuhkan
dukungan oksigen
konsentrasi
rendah hingga
sedang.
Meredakan
s(melebarkan
Ventolin Nebu mengandung Salbutamol
=bronkodilatasi
20/4-20 ventolin nebu 3 kali 2,5 23/4- 20 Tepat yang berfungsi sebagai bronkodilator
nebulasi mg salaurannafas)
dengan merelaksasi otot polos bronkial
mengatasi sesak
napas pasien
Meredakan
Salbutamol yang berfungsi sebagai
(melebarkan
salbutamol 3 kali 2mg bronkodilator dengan merelaksasi otot
20/4-20 Po dilanjutk =bronkodilatasi Tepat
an polos bronkial sehingga meredakan sesak
salaurannafas)
mengatasi sesak nafas.
napas pasien
Ambroxol
merupakan
3 kali 1 mukolitik atau Ambroxol merupakan mukolitik atau
ambroxol pengencer dahak yang bekerja memecah serat
20/4-20 oral cth dilanjutk pengencer dahak Tepat
an yang bekerja asam mukopolisakarida sehingga dahak
memecah serat menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
asam saat batuk.
mukopolisakarida
sehingga dahak
menjadi lebih
encer dan mudah
dikeluarkan saat
batuk
LEMBAR PENGKAJIAN OBAT
N JENIS PERMASALAHAN
O PERMASALAHA ANALISA MASALAH TERKAIT DENGAN KOMENTAR /REKOMENDASI
N OBAT
Korelasi antara 1. Adakah obat tanpa indikasi Tidak ada - Fenoterol Hidrobrimida Terapi simtomatik
1 terapi obat dengan medis? permasalahan (hanya bersifat menghilangkan gejala,
penyakit tidak menghilangkan/menyembuhkan
penyebab utamanya) episode asma akut.
Pencegahan asma yang dipicu oleh olah
raga. Terapi simtomatik asma bronkhial &
kondisi lain yang disertai dengan
penyempitan saluran pernafasan yang
bersifat reversibel seperti bronkhitis
obstruktif kronis.
- Antibiotik Hanya diberikan jika serangan
asma dicetuskan atau disertai oleh
rangsangan infeksi saluran pernafasan, yang
ditandai dengan suhu yang meninggi.
yang ditandai dengan meningkatnya sputum
dan sediaan injeksi kerjanya lebih cepat
- Semua keluhan dan gejala klinis pasien diberi
terapi yang sesuai
mengatasi sesak ventolin nebulasi Sesak nafas Sesak nafas 3 kali 2,5mg + + + (-)
nafas berkurang
Régimen Evaluasi
No Hari/tanggal Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasi ESO Tanggal Uraian
Dosis
1. 20 apr 2020 hipertensi, penyakit jantung Salbutamol 3 x 2,5 mg dilakukan pemantauan - -
iskemik terhadap tekanan darah
Jangan menghentikan
obat secara
mendadak,
lakukan penurunan
dosis perlahan
2. 20 apr 2020 Takiaritmia, hipokalemia, Ventolin nebu 3x Didiskusikan dengan - -
Hipotensi, Palpitasi 6x dokter menurunkan
6x dosis
3. 20 apr 2020 mual atau muntah, diare, Ambroxol 3 x 1cth penggunaan obat - -
dispepsia, mulas, sakit perut setelah makan
atau sakit maag, mulut atau
tenggorokan kering ,
hiestasia oral atau faring.
DFP 2-LEMBAR PENGKAJIAN OBAT
1. Indikasi 4. Interval pemberian 9. ESO/ ADR/ Alergi 13. Sterilitas sediaan injeksi
a. Tidak ada indikasi 5. Cara/waktu pemberian 10. Ketidaksesuaian 14. Kompatibilitas obat
b. Ada 6. Rute Pemberian Obat RM dengan : 15. Ketersediaan
indikasi,tidak ada 7. Lama pemberian a. Resep obat/kegagalan
terapi 8. Interaksi obat: b. Buku Injeksi mendapatkan obat
c. Kontra Indikasi a. Obat 11. Kesalahan penulisan 16. Kepatuhan
2. Pemilihan Obat b. Makanan/minum resep 17. Duplikasi terapi
3. Dosis obat c. Hasil Lab 12. Stabilitas sediaan 18. Lain-lain
a. Kelebihan (over injeksi
dose)
b. Kekurangan (under
dose)
LEMBAR KONSELING
Uraian Rekomendasi/Saran
- Perlu dijelaskan cara penggunaan Berotec inhaler terutama jika pasien
Berotec Inhaler baru pertama kali menggunakan inhaler.
- Berotec hanya digunakan ketika sesak napas
Salbutamol Digunakan tiga kali sehari setelah makan
Ambroxol Digunakan tiga kali sehari setelah makan
BAB III. KESIMPULAN
a. KESIMPULAN
a. Pasien Nj mengalami serangan asma eksaserbasi akut, dimana pasien
mengalami sesak napas disertai batuk berdahak berwarna putih selama
6 jam
b. Terapi yang digunakan pasien adalah Nebu ventolin, Salbutamol,
Barotec, Ambroxol
b. SARAN
a) Monitoring gejala pasien seperti sesak napas, batuk berdahak.
b) Monitoring penggunaan obat pasien.
c) Monitoring efek dari terapi obat pasien.
d) Monitoring kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA