Anda di halaman 1dari 37

Identitas Pasien

 Nama : Tn. F
 Umur : 58 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Menikah
 Alamat : Jl. Ibrahim Sattah, Kel.
Cinta Raja, Kec. Sail
 Tanggal Masuk RS : 30 Juli 2013
 No. Rekam Medis : 826901
Anamnesis
 KU : Sesak napas yang memberat

 Riwayat Penyakit Sekarang:


 Sesak napas sejak 3,5 jam SMRS. Dirasakan
semakin memberat, tidak dipengaruhi aktivitas
 Batuk (+) berdahak berwarna putih, lemas (+),
sering merasa haus, nafsu makan ↓, BB ↓
 Pasien dalam pengobatan TB di RS Arifin Ahmad,
selama 2,5 bulan, sekarang malas minum obat
Anamnesis (2)
 Riwayat Penyakit Dahulu:
 Alergi , hipertensi dan asma disangkal, DM (+)
sejak 2 bulan yang lalu

 Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:


 Cucu pasien yang berusia 6 tahun menderita TB
sejak 1 bulan yang lalu

 Riwayat Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan :


 Merokok selama 41 tahun, sebanyak 2-3/ hari
 Minum alkohol selama 36 tahun
Pemeriksaan Fisik

Kompos mentis, tampak sakit berat

Primary Survey
A : Bebas
B : Spontan, frekuensi nafas 32 x/menit, reguler
C : Akral dingin, CRT > 2”, tekanan darah
170/100 mmHg, frekuensi nadi 168x/menit,
suhu afebris

Secondary Survey
Secondary Survey (2)
 Toraks:
 Inspeksi: tampak penggunaan otot-otot bantu napas,
pergerakan hemitoraks kanan tertinggal
 Palpasi : ekspansi dada asimetris, fremitus
hemitoraks kanan lebih lemah
 Perkusi : hipersonor pada hemitoraks kanan
 Auskultasi : vesikuler melemah pada hemitoraks
kanan Rh (-/+) basah kasar, Wh (-/-), BJ I
dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Secondary Survey (3)

 Abdomen:
 Supel, nyeri tekan (-), timpani, bising usus (+)
normal
 Ekstremitas : akral mulai dingin, CRT > 2”

 Superior : edema (-/-), sianosis (-/-)


 Inferior : edema (-/-), sianosis (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Kesimpulan:
 Pneumotoraks
kanan
 Infiltrat di kedua
lapang paru
 Cor dalam batas
normal.
Pemeriksaan Penunjang (2)

 GDS : 409 mg/dl


Diagnosis

 Tension Pneumotoraks
 TB paru dalam pengobatan
 DM tipe 2
Penatalaksanaan

 Tindakan Needle decompression  udara /gas


(-)
 Pemasangan Water Sealed Drainage (WSD)
 Produksi minimal serosa, bubble (+), undulasi (+)
 IVFD RL : D5 (3:2) =30 tpm
 Inj Cefotaxim 1 gram/12 jam
 Inj Ketorolak 1 amp/12 jam
 OAT kategori 1, fase lanjut (RH)  teruskan
 RI drip 4 IU/jam
 Deit rendah gula, rendah karbohidrat dan
Video 1 (Needle Decompression)
Video 2 (Water Sealed Drainage)
Foto toraks setelah pemasangan
WSD
Kesimpulan :
 Pneumotoraks kanan
 Infiltrat di kedua
lapang paru
 Terpasang WSD di
hemitoraks kanan
 Cor dalam batas
normal
Follow Up
Hari ke 1, 31/07/2013 Hari ke 2, 1/08/2013
S Sesak napas berkurang, demam (+) Sesak napas berkurang, demam (-)

O TD: 100/ 70mmHg, HR: 72x/m, RR: 28x/m,


T: 37,6 °C
TTD: 100/ 70mmHg, HR: 74x/m, RR: 26x/m,
T: 36,2 °C,
WSD: undulasi (+), produksi minimal WSD: undulasi (+), produksi minimal
serosa, ekspiratori bubble (-), forced serosa, ekspiratori bubble (-), forced
ekspiratori bubble (+), rembesan (-) ekspiratori bubble (+), rembesan (-)

GDS/ 6jam: 293mg/dl, 132mg/dl, 168mg/dl, GDS: 68 mg/dl => insulin stop sementara,
95mg/dl 172mg/dl, 214mg/dl

A Pneumotoraks dekstra terpasang WSD, TB


paru, DM tipe 2
Pneumotoraks dekstra terpasang WSD, TB
paru, DM tipe 2

P Terapi lanjut, kecuali RI drip dturunkan


menjadi 1 IU/jam
Terapi Lanjut, kecuali
• RI drip 1 IU/jam ganti RI 5 IU bolus
Tambahan: • Inj cefotaxim 1 gram /12 jam ganti
• Metformin 1-1-1 Ciprofloxasin 2x500 mg PO
• Sistenol k/p • Inj ketorolak 1 amp /12 jam ganti Codein
3x1 dan Asam mefenamat 3x500 mg PO
Foto toraks (01/08/2013)
Kesimpulan:
 Infiltrat di kedua
lapang paru
 Terpasang WSD di
hemitoraks kanan
 Emfisema subkutis
regio hemitoraks
kanan
 Cor dalam batas
normal
Follow Up
Hari ke 3, 2/07/2013 Hari ke 4, 3/08/2013
S Sesak napas(-) Sesak napas berkurang, demam (-)

O TD: 110/ 80mmHg, HR: 82x/m, RR:


20x/m, T: 36,6 °C
TD: 110/ 90mmHg
HR: 80x/m
RR: 19x/m
WSD:undulasi (+), produksi minimal T: 36 °C
serosa, ekspiratori bubble (-), forced
ekspiratori bubble (-), rembesan (-)

GDS: 180 mg/dl

A Pneumotoraks dekstra terpasang WSD,


TB paru, DM tipe 2
Riwayat Pneumotoraks dekstra , TB paru,
DM tipe 2

P Terapi lanjut
Rencana lepas WSD
Terapi lanjut
Setelah perawatan 6 x 24 jam => keadaan
pasien membaik, direncanakan pulang
Foto toraks (02/08/2013)
Kesimpulan :
 Infiltrat di kedua
lapang paru
 Terpasang WSD di
hemitoraks kanan
 Cor dalam batas
normal
Edukasi

 Anjurkan napas dalam


 Ajarkan teknik batuk yang benar
 Edukasi pasien agar minum obat teratur
 Menggunakan masker
 Menghindari kontak langsung dengan anak-
anak
 Edukasi tentang bahayanya rokok
 Batasi makanan yang manis dan berlemak
 Tidur teratur, yaitu 8 jam perhari
 Olahraga 2-3 kali perminggu
Dasar Teori VS Kasus
Pneumotoraks

 Pneumotoraks adalah pengumpulan udara


dalam ruang potensial antara pleura viseral
dan pleura parietal.

 Adanya peningkatan tekanan pada rongga


paru sehingga paru tidak dapat mengembang
saat bernapas
Pneumotoraks (2)
Dibagi berdasarkan:
Penyebab Volume udara Kebocoran pleura PASIEN
Pneumotoraks Pneumotoraks Pneumotoraks
spontan/idiopatik partialis terbuka Penyebab:
Pneumotoraks sponta
Pneumotoraks Pneumotoraks Pneumotoraks
traumatik totalis tertutup
Volume udara:
Pneumotoraks Pneumotoraks Pneumotoraks pneumotoraks partialis
iatrogenik lokalisata dengan
mekanisme ventil

Pada awalnya kami mendiagnosis dengan


tension pneumotoraks
Anamnesis dan Temuan Klinis
Pneumotoraks Tension Pneumotoraks PASIEN
Sesak napas 3,5 jam
Sesak napas Sesak napas yang semakin memberat
semakin memberat
Nyeri dada dan banyak
Dada terasa nyeri, Dada terasa nyeri, banyak keringat
terkadang batuk keringat, sianosis
Tekanan darah: 170/100
mmHg
Tekanan darah Tekanan darah mula-mula
normal/meningkat meningkat, lalu menurun
(syok) Frekuensi nadi: 168
x/menit
Frekuensi nadi normal/ Frekuensi nadi meningkat
meningkat Frekuensi napas: 32
x/menit
Frekuensi napas Frekuensi napas sangat
meningkat meningkat JVP 5-2 cmH2O
JVP normal/ meningkat JVP meningkat
Anamnesis dan Temuan Klinis (2)
Pneumotoraks Tension Pneumotoraks PASIEN
Pemeriksaan paru:
I: penggunaan otot bantu
Pemeriksaan paru: Pemeriksaan paru: napas, trakea terdorong ke kiri,
I: tampak penggunaan I: tampak penggunaan pergerakan hemitoraks kanan
otot bantu napas, trakea otot bantu napas, trakea tertinggal
ditengah/terdorong, terdorong, pergerakan P: ekspansi dada asimetris,
pergerakan hemitoraks hemitoraks asimetris fremitus hemitoraks kanan
asimetris P: ekspansi dada lebih lemah
P: ekspansi dada asimetris, fremitus P: hipersonor pada hemitoraks
asimetris, fremitus melemah kanan
melemah P: hipersonor A: vesikuler melemah pada
hemitoraks kanan
P: hipersonor A: suara napas
A: suara napas melemah melemah/ menghilang

Akral mulai dingin


Rontgen toraks: Tampak area
lusensi avaskuler pada
hemitoraks dekstra
Patogenesis yang terjadi pada pasien
Tn, F /58 tahun

TB paru dalam
pengobatan 2,5 DM tipe 2
bulan

Mulai malas minum obat

TB paru (aktif) ↑ gula darah

Bleb Infiltrat Terhambat perbaikan jarinagn

Pleura
Locus minoris resistentiae
mudah Pneumotoraks
(tempat rawan)
robek
Penatalaksana

Pneumotoraks Tension Pneumotoraks PASIEN


O2 dan Intravena line
O2 dan Intravena line Needle decompression Needle decompression
Water Sealed Drainage O2 dan Intravena line
Water Sealed Drainage
Atasi kausal Water Sealed Drainage
Atasi kausal Atasi kausal

Setelah dilakukan needle decompression


tidak ada udara yang keluar dari paru pasien
Penatalaksana (2)
TEORI PASIEN
Penatalaksanaan (3)
TEORI PASIEN
WSD (2)
WSD dinyatakan Pasien dapat PASIEN
berhasil dipulangkan
WSD dinyatakan berhasil:
Paru sudah Keadaan umum
mengembang penuh memungkinkan
Paru sudah mengembang
dilihat dari pemeriksaan fisik
Darah /cairan tidak Kontrol 1-2 hari pasca dan rontgen
keluar lagi dari WSD pengangkatan WSD 
paru tetap
mengembang penuh Pasien dipulangkan:
• keadaan umum baik
• tanda infeksi (-)
Tidak ada pus dari Tanda-tanda infeksi/
slang WSD empiema tidak ada
TB paru
Anamnesis pada Penyakit TB Paru Anamnesis Pasien

Gejala Respiratorik
Gejala Respiratorik
• batuk (+)
• batuk ≥ 2 minggu

• batuk darah • 2,5 bulan yang lalu batuk darah

• sesak nafas • sesak nafas (+)

• nyeri dada • nyeri dada (+)

Gejala Sistemik Gejala Sistemik

• demam • demam (+) dirasakan sesekali

• keringat malam, malaise, • keringat malam (+), lemas dan lesu


anoreksia dan berat badan (+), penurunan nafsu makan(+) dan
menurun berat badan menurun (+)
Pemeriksaan
TB Paru PASIEN
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
suara napas bronkial / amorfik/ melemah/ suara napas melemah pada hemitoraks
ronki basah kanan dan ronki basah kasar pada
hemitoraks sinistra
Pemeriksaan Sputum BTA (SPS)

Pemeriksaan Sputum BTA (SPS)


• hasil +3/+2
• hasil +1 dengan biakan (+) atau foto
thoraks (+) • 2,5 bulan yang lalu sputum BTA (+) 2
Pemeriksaan Biakan
hasil (+) • 10 hari yang lalu pemeriksaan sputum
BTA (-)
Pemeriksaan Foto Thoraks
Pemeriksaan Biakan
• terdapat bayangan berawan/ noduler Tidak dilakukan
• kavitas
• bercak milier Pemeriksaan Foto Thoraks
• efusi pleura
• pneumotoraks • pneumotoraks dekstra
• terdapat infiltrat
Penatalaksanaan

Kategori - 1 Kategori - 2 PASIEN


Kategori - 1
2HRZES/4H3R3 2HRZES/HRZE/
5H3R3E3 2HRZE/4H3R3
Pada kasus: Pada kasus:
Pada kasus:
 Pasien baru TB paru  pasien kambuh
BTA positif  Pasien gagal  Pasien baru TB paru
 Pasien TB paru BTA  pasien putus BTA positif, dalam
negatif foto toraks pengobatan pengobatan
positif
 Pasien TB ekstra
paru
Diabetes Mellitus
 Definisi: Kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya.
Anamnesis dan pemeriksaan
Diabetes Mellitus PASIEN
Anamnesis Anamnesis
Keluhan klasik: poliuria, polidipsia, BAK normal, nafsu makan menurun
polifagia, dan penurunan berat, lemah (+) namun sering merasa haus, lemas
badan (+)
Riwayat DM (+) sejak 2,5 bulan yang
Keluhan lain: kesemutan, gatal, mata lalu
kabur dan disfungsi ereksi pada pria,
serta pruritus vulvae pada wanita.
Pemeriksaan
Pemeriksaan
GDS 409 mg/dl
GDS ≥ 200 mg/dl
GDP ≥ 126 mg/dl GDP (-)
HbA1C ≥ 6,5 %
HbA1C (-)
Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus PASIEN
Edukasi
Edukasi
• edukasi tentang bahaya rokok
gaya hidup sehat • tidur teratur, yaitu 8 jam perhari

Terapi gizi medis

• karbohidrat 45-65% Terapi gizi medis


• lemak 20-25 % batasi makanan yang manis dan
• protein 10 – 20% berlemak
• natrium 1 sendok teh ( garam
dapur)
• serat ± 25 g/1000 kkal/hari.
Penatalaksanaan (2)
Diabetes Melitus PASIEN
Latihan jasmani Latihan jasmani
latihan jasmani 3-4 x/minggu selama 30 menit • olahraga 2-3 kali perhari
• jalan kaki
• bersepeda santai
• jogging
• Rerenang

Intervensi farmakologis
Intervensi farmakologis
• insulin
• insulin • penghambat glukoneogenesis
• pemicu Sekresi Insulin -metformin
- Sulfonilurea
- Glinid
• penambah sensitivitas terhadap insulin
- tiazolidindion
• penghambat glukoneogenesis
-metformin
• penghambat glukosidase alfa
-acarbose
Daftar Pustaka
 Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. p. 1063.
 Maskell N; British Thoracic Society Pleural Disease Guideline Group. British Thoracic Society
Pleural Disease Guidelines--2010 update. Thorax. 2010;65:667-669.
 Bowman, Jeffrey, Glenn. Pneumothorax, Tension and Traumatic. Updated: 2010 May 27; cited
2013 September 12. Available from http://emedicine.medscape.com/article/827551
 Light RW, Lee GY. Pneumothorax, chylothorax, hemothorax, and fibrothorax. In: Mason RJ,
Murray JF, Broaddus VC, Nadel JA, eds. Textbook of Respiratory Medicine. 4th ed. Philadelphia,
Pa: Saunders Elsevier; 2005:chap 69.
 Alsagaff, Hood. Mukty, H. Abdul. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University
Press; 2009. p. 162-179.
 Collapsed lung (pneumothorax). Pubmed health. 2012. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001151/.
 Wuryantoro, Nugroho A, Saunar RY. Manual Pemasangan WSD. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2011.
 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis Pedoman Diagnostik Dan Penatalaksanaan Di
Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2006. p.9-36.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Edisi II. Cetakan pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2006. p.13-33.
 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia; 2011. p.4-30.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai