Discarded covid 19
TB on OAT 1 bulan
Hiponatremia
hypokalemia
hipoalbuminemia
Oleh:
dr. Imam Muhamad Rissandy
Pembimbing:
dr. Wa Ode Diah Erwati
Identitas Pasien
◦ Nama: Nn.S
◦ Jenis kelamin: Perempuan
◦ Tanggal Lahir: 01-05-2001
◦ Usia: 19 tahun
◦ Agama: Islam
◦ No Rekam Medik: 0074XXXX
◦ Tanggal Masuk IGD: 19 april 2021
Anamnesis
Keluhan Utama:
batuk dan sesak.
Kulit Warna kulit sawo matang, lesi (-), Wajah Normofacies, dismorfik (-), pucat (-),
jaundice (-), ptekie (-), ruam eritem (-), ikterus (-), sianosis (-)
perdarahan (-), jaringan parut (-),
hipper/hipopigmentasi (-)
Hidung Sekret (-) , pernapasan cuping hidung (-), Telinga Normotia +/+, secret -/-
epistaksis (-), deviasi septum nasi(-)
LABORATORIUM
22/04/21
pH 7.35 7.35-7.45
PCO2 21 mmHg 35-45
PO2 109 mmHg 71-104
HCO3 12 mmol/L 22-29
Sat O2 99.4% 94.00-98.00
BE -11.5 mmol/L (-2)-(+3)
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
TUBERKULOSIS
Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
TUBERKULOSIS
EKSTRA PARU
Epidemiologi (DUNIA)
◦ Laporan Data WHO 2013:
8,6 kasus TB pada tahun 2012
1,1 juta TB dengan HIV positif
450.000 TB MDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia
75 % penderita TB = usia produktif (15-50 tahun)
Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB
TB merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia
ETIOLOGI Mycobacterium tuberculosis
Basil tuberkel yang merupakan
batang ramping dan kurus,
berukuran 3 x 0,5 mikronmeter,
non motil
tidak berspora
tidak bersimpai
Droplet terisap oleh orang sehat dan menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Kuman menetap di jaringan paru maka akan membentuk sarang TB pneumonia kecil
dan disebut sarang primer. Sarang primer ini dapat terjadi dibagian mana saja jaringan
paru.
Sarang primer peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis local) juga
diikuti pembesaran getah bening hilus (limfadenitis regional).
Dewasa tes tuberkulin hanya untuk menyatakan apakah seorang individu sedang atau pernah
mengalami infeksi Mycobacterium tuberculosis atau Mycobacterium patogen lainnya
a). Indurasi 0-5 mm (diameternya) : Mantoux negatif = golongan no sensitivity. Di sini peran
antibodi humoral paling menonjol.
b). Indurasi 6-9 mm : Hasil meragukan = golongan normal sensitivity. Di sini peran antibodi
humoral masih menonjol.
c). Indurasi 10-15 mm : Mantoux positif = golongan low grade sensitivity. Di sini peran kedua
antibodi seimbang.
d). Indurasi > 15 mm : Mantoux positif kuat = golongan hypersensitivity. Di sini peran antibodi
seluler paling menonjol.
◦ Prinsip penegakan diagnosis TB:
o Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan
pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis yang dimaksud adalah pemeriksaan
mikroskopis, TCM, dan biakan.
o Pemeriksaan TCM digunakan untuk penegakan diagnosis TB, sedangkan pemantauan
kemajuan pengobatan tetap dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis.
o Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto
toraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik pada TB paru, sehingga dapat
menyebabkan terjadi overdiagnosis ataupun underdiagnosis.
o Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan serologis.
◦ Manfaat TCM
1. Sensitivitas tinggi.
2. Hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam waktu kurang lebih 2 jam.
3. Dapat digunakan untuk mengetahui hasil resistansi terhadap
Rifampisin.
4. Tingkat biosafety rendah.
KOMPLIKASI
Komplikasi dini
pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus Poncet’s arthropathy.
Komplikasi Lanjut
dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas, kerusakan parenkim paru, kor pulmonal, amiloidosis,
karsinoma paru, dan sindrom gagal napas (sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB)
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
◦ 1) Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT
namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).
◦ 2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis).
◦ Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir,
◦ yaitu:
◦ • Relaps : adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil
pemeriksaan
◦ bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
◦ • Gagal Pengobatan : adalah pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
◦ • Putus Obat: adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
◦ • Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui
◦ 3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Klasifikasi berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan obat
◦ Pengelompokan pasien disini berdasarkan hasil uji kepekaan contoh uji dari
◦ Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa :
◦ • Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
◦ • Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan
◦ • Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
◦ • Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu
OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin)
◦ • Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap
OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).
PENGOBATAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7
bulan.
Sakit Berat
Sakit Kritis/ ARDS
/Pneumonia berat
Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
◦ Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
◦ Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
◦ Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak
yang dimaksud antara lain:
◦ Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan
dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
◦ Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan
tangan, dan lain-lain).
◦ Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan APD yang sesuai standar.
◦ Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan
oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
Pemeriksaan Penunjang
Kasus Suspek Pada pasien ditemukan salah satu kriteria klinis tetapi tidak
Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN ditemukan kriteria epidemiologis
salah satu kriteria epidemiologis
Avigan 1x1600 H-1,2x600 H2-5 Pada pasien diberikan terapi avigan 1x1600 H-1,dilanjut
Levofloxacin 1x750mg 2x600 H2-5,levofloxacin 1x750mg,vit c 1x1gr
Vit c IV
TERIMA KASIH