Anda di halaman 1dari 68

Case Report

Discarded covid 19
TB on OAT 1 bulan
Hiponatremia
hypokalemia
hipoalbuminemia
Oleh:
dr. Imam Muhamad Rissandy
Pembimbing:
dr. Wa Ode Diah Erwati
Identitas Pasien
◦ Nama: Nn.S
◦ Jenis kelamin: Perempuan
◦ Tanggal Lahir: 01-05-2001
◦ Usia: 19 tahun
◦ Agama: Islam
◦ No Rekam Medik: 0074XXXX
◦ Tanggal Masuk IGD: 19 april 2021
Anamnesis
Keluhan Utama:
batuk dan sesak.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien dating dengan batuk sejak 2 bulan yang terasa semakin memberat sejak 2
hari SMRS,batuk terus menerus dan berdahak (+) keringat malam (+) sesak
(+).pasien juga mengeluh tidak nafsu makan sejak 2 hari SMRS,Lemas (+) hingga
tidak kuat berjalan sejak 2 hari yang lalu,pasien juga mengaku indera penciuman
menurun(+).
Demam(-) mual(+) muntah (+), BAB dan BAK (+) normal,nyeri tenggorokan (+)
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien sedang dalam pengobatan TB paru bulan ke 1 di RSUD
ciawi sejak tgl 24/03/2021
- Obat rutin,Rifampisin 450mg,INH 300mg,pyrazinamide
1000mg,Ethambutol 1000mg
- TCM-TB(gen expert): MTB tidak terdeteksi
- Riwayat HT,DM,Alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
-
Pemeriksaan Fisik: (19 april 2021)
Keadaan Umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: CM, GCS 15 (E4 V5 M6).

Tanda Tanda Vital:


Tekanan Darah: 90/70 mmHg
Nadi: 132x/menit
Suhu: 37,3
Respiratory Rate: 30-34 x/menit
Saturasi Oksigen: 94% Room Air  100% dengan nasal kanul 3 lpm
Status Lokalis
Kepala: Normosefali
Mata: Konjungtifa anemis +/+, Sklera Ikterik -/-,kaku kuduk (-)
Leher: Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat
Thorax:
Paru: Vasikuler +/+, Rhonki +/+, Whizing -/-
Jantung: S1/S2 Reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: Distensi(+), BU (+) normal, NTE(+)
Ekstremitas: Akral Hangat, CTR<2 detik, edema -/-
Status Generalis
Tenggorokan Tonsil: T1/T1, Hiperemis (-) Dendritus Leher Kaku kuduk (-)
(-) Pembesaran KGB (-)
Faring: Hiperemis(-), Arkus faring JVP tidak meningkat
simetris(+), uvula di tengah
Dada Bentuk dada normal, retraksi dinding Kepala Bentuk kepala normosepali, rambut hitam
dada (+) tebal.

Paru Inspeksi: pengembangan dinding dada Mata Konjungtifa anemis -/-


simetris kanan dan kiri. Sklera Ikterik -/-
Palpasi: pengembangan dinding dada Pupil bulat, isokor, diameter 2 mm/ 2mm
simetris dinamis. Reflek cahaya langsung +/+
Perkusi: sonor Reflek cahaya tidak langsung +/+
Auskultasi: suara napas vasikuler +/+,
Rhonki +/+, Whizing -/-
Jantung Inspeks: pulsasi iktus cordis tidak terlihat Abdomen: Inspeksi: bentuk abdomen normal, skar (-)
Palpasi: iktus cordis tidak teraba Auskultasi: bising usus normal
Perkusi: tidak dilakukan Perkusi: timpani
Auskultasi: Suara Jantung 1 dan 2 Palpasi: Distensi abdomen (-) nyeri tekan
regular, murmur(-), gallop (-) abdomen (-)

Kulit Warna kulit sawo matang, lesi (-), Wajah Normofacies, dismorfik (-), pucat (-),
jaundice (-), ptekie (-), ruam eritem (-), ikterus (-), sianosis (-)
perdarahan (-), jaringan parut (-),
hipper/hipopigmentasi (-)
Hidung Sekret (-) , pernapasan cuping hidung (-), Telinga Normotia +/+, secret -/-
epistaksis (-), deviasi septum nasi(-)

Punggung Deformitas (-) Genitalia Normal


Rontgen Thorax
Foto Thorax
19/04/2021
Cor : Ukuran kesan
membesar ringan
Pulmo : tampak patchy
infiltrat di
suprahiler,parahiler,paracard
ial kanan kiri dengan
perkabutan inhomogen.
Sinus costophrenicus kanan
cruam dan kiri tajam
Diafragma dan tulang baik.
Kesan :
-Cerdiomegali ringan
dengan curiga edema paru
-pneumonia
-curiga efusi pleura kanan
Diagnosis Awal
Obs.dispnea pada TB on OAT bulan ke1
Susp covid-19
Low intake
hiponatremia
Diagnosis Akhir
Discarded covid-19
TB on OAT bulan ke 1
Hiponatremia
Hipokalemia
Hipoalbuminemia
Asidosis metabolik
Terapi
Konsul Tim COVID-19
IGD:
-suspek
O2 dengan Nasal kanul 3 lpm -swab pcr
-Nacl 3% 500cc/12jam 1kolf,selanjutnya Nacl 0.9%
IVFD RL loading 500cc dilanjutkan 500cc/8jam
1500cc/24jam -avigan 2x1600mg lanjut 2x600mg sampai H-5

Inj.omeprazole 1x40mg -Levofloksasin 1x750mg


-OAT lanjut
Inj.ondancetron 1x4mg -Vit c 1x1gr

Pasang DC -Vit d 1x1000iu


-Ranitidin 2x1amp
-Rawat ruang biasa
19/04/2021 09:00 (IGD) 19/04/2021 13.00 (TC) 20/04/2021 19.00 (IGD)
S: batuk(+)berdahak(+)sesak(+) lemas(+) mual(+) S: batuk berdahak(+) lemas (+) sesak (+) S: batuk (+) lemas (+) sesak (+)
muntah (+)
O: KU: TSS O: KU: TSS
O: KU: TSS Kes:CM Kes: CM
Kes: CM TD: 90/600 mmHg TD: 100/70 mmHg
TD: 80/60mmHg HR: 130x/menit HR: 77x/menit
HR: 132x/menit Suhu: 37,7 Suhu: 36,6
Suhu: 37,3 RR: 26-28x RR: 28-30
RR: 30-34x/m SPO2 : 100% on nasal kanul 3lpm SPO2 : 98% on NRM 10lpm
SPO2 : 94-95% room air,100% dengan nasal
kanul 3 lpm A: susp.covid-19+TB on OAT bln ke A: susp.covid-19+TB on OAT bln ke
1+malnutrisi+anemia+hiponatremia 1+malnutrisi+anemia+hiponatremia
A: obs.dyspnea ec TB on OAT bulan ke 1+low
intake+hiponatremia P: P: Terapi lanjut.
-Nacl 3% 500cc/12jam 1kolf,selanjutnya Nacl -plasbumin 25% 1 flash
P: 0.9% 500cc/8jam -channa 3x2tab
-O2 nasal kanul 3 lpm -avigan 2x1600mg lanjut 2x600mg sampai H-5 -swab PCR hasil negatif
-IVFD RL loading 500cc dilanjutkan Nacl 0.9% -Levofloksasin 1x750mg
1500cc/24jam -OAT lanjut
-inj.omeprazole 1x40mg -Vit c 1x1gr
-inj.ondansetron 1x4mg -Vit d 1x1000iu
-Ranitidin 2x1amp
-NAC 1x1200mg
-as.folat 3x1
-tranfusi PRC 500cc
21/04/2021 23:30 (TC) 22/04/2021 21:300 (IGD)
S: batuk(+) sesak nafas berat, tampak gelisah S: -

O: KU: TSB O: KU: TSB


Kes: CM Kes: somnolen ( E2 M5 V4)
TD: 100/70 mmHg TD: 90/60 mmHg
HR: 108x/menit HR: 133x/menit
Suhu: 36,7 Suhu: 36,9
RR: 30x RR: 32
SPO2 : 79-81 on NRM 15lpm SPO2 : 81-82% on NRM 15 lpm

A:discarded covid-19+TB on OAT bln ke A: discarded covid-19+TB on OAT bln ke


1+anemia+hiponatremia+hypokalemia+hipoalbumin 1+anemia+hiponatremia+hypokalemia+hipoalbumin+
asidosis metabolic
P: Terapi lanjut.
-pro ICUICU full P: Terapi lanjut.
-koreksi kalium 25 meq dalam 100cc habis dalam -pasang NGT
6jam -meropenem 3x500mg IV
-heparin 2x5000U SC -bicnat 3x1 perNGT
19/04/21 17:12
Hemoglobin 6.5 g/dL GD Swaktu 98 mg/dL
Hematokrit 20% Ureum 14.8 mg/dL
Eritrosit 3,0 x10^6/uL Kreatinin 0.42 mg/dL
Leukosit 6300/uL SGOT 28 U/L
Trombosit 236.000/uL SGPT 15 U/L
Basofil 0% Natrium 127 mEq/L
Eusinofil 0% Kalium 3.0 mEq/L
Netrofil 81% Chlorida 90 mg/dL
Lymfosit 13% Ag. SARS-COV2 Negatif
Monosit 6%
MCV 68 fL
MCH 22 pg
MCHC
LED
NLR
PEMERIKSAAN
32 g/dL
90 mm/jam
6,23 %
ALC
LABORATORIUM
810
20/04/21 21/04/21
Albumin 1.93 g/dL Albumin 2.51 g/dL
20/04/21 21/04/21
Hemoglobin 10.1 g/dL Natrium 137 mEq/L
Hematokrit 28.3% Kalium 2.8 mEq/L
Leukosit 5700/uL Cloride 102mEq/l
Trombosit 287.000/uL

HIV I/II Rapid Non reaktif PCR SARS CoV2 Negatif


CT Gen E -
PCR SARS CoV2 Negatif CT Gen N -
CT Gen E - CT Gen ORFLab -
CT Gen N -
CT Gen ORFLab
PEMERIKSAAN
-

LABORATORIUM
22/04/21
pH 7.35 7.35-7.45
PCO2 21 mmHg 35-45
PO2 109 mmHg 71-104
HCO3 12 mmol/L 22-29
Sat O2 99.4% 94.00-98.00
BE -11.5 mmol/L (-2)-(+3)

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
TUBERKULOSIS
Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis

MENYERANG JARINGAN PARU MENYERANG ORGAN TUBUH


(TIDAK TERMASUK PLEURA) LAIN ( PLEURA, SELAPUT OTAK,
PERIKARDIUM, KELENJAR
TUBERKULOSIS LIMFE, TULANG PERSENDIAN,
KULIT, USUS, SALURAN
PARU KENCING DAN LAIN LAIN

TUBERKULOSIS
EKSTRA PARU
Epidemiologi (DUNIA)
◦ Laporan Data WHO 2013:
8,6 kasus TB pada tahun 2012
1,1 juta TB dengan HIV positif
450.000 TB MDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia
75 % penderita TB = usia produktif (15-50 tahun)

Source: Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis 2014


INDONESIA ?
Menempati urutan ketiga di dunia setelah india dan cina untuk kasus TB

Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB

TB merupakan pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia
ETIOLOGI Mycobacterium tuberculosis
Basil tuberkel yang merupakan
batang ramping dan kurus,
berukuran 3 x 0,5 mikronmeter,
non motil
tidak berspora
tidak bersimpai

Dinding kompleks  lapisan lemak


(60%)  as. Mikolat yang Di dalam jaringan hidup sebagai
parasit intraseluler yakni dalam
dihubungkan dengan
sitoplasma makrofag
aribionogalaktan oleh ikatan
glikolipid dan peptidoglikan  OBLIGAT AEROB --> bagian apikal
bakteri tahan asam merupakan tempat predileksi
penyakit tuberkulosis
CARA PENULARAN DROPLE
T
INFECT.

PASIEN TUBERKULOSIS BTA (+)  Menyebar dari paru ke organ


daya penularan tergantung lainnya melalui sistem perdarahn,
banyaknya kuman yang limfe atau penyebaran langsung ke
dikeluarkan organ
Patogenesis
 TB Primer
Penularan karena droplet kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar dalam udara. Droplet ini dapat
menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar UV dan kelembaban udara yg
baik.

Droplet terisap oleh orang sehat dan menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Kuman menetap di jaringan paru maka akan membentuk sarang TB pneumonia kecil
dan disebut sarang primer. Sarang primer ini dapat terjadi dibagian mana saja jaringan
paru.

Sarang primer  peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis local) juga
diikuti pembesaran getah bening hilus (limfadenitis regional).

Sarang primer + limfangitis local + limfadenitis regional = kompleks primer.


 kompleks primer akan menjadi :
 Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat
 Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi di hilus atau kompleks (sarang)
Ghon.
•Berkomplikasi dan menyebar secara :
a. Per kontinuitatum = menyebar kesekitarnya.
b. Secara bronkogen pada paru yang sama maupun paru sebelah. Dapat juga tertelan bersama sputum dan
ludah sehingga menyebar ke usus.
c. Secara limfogen = ke organ tubuh lainnya
d. Secara hematogen = ke organ tubuh lainnya.
 TB Post Primer
Kuman dormant pada TB primer muncul bertahun-tahun kemudian sebagai
infeksi endogen menjadi TB dewasa (TB post primer), berinvasi ke daerah parenkim
paru.
Tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas penderita, sarang dini ini
dapat menjadi :
1.Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa cacat
2.Sarang meluas, tapi segera menyembuh dengan jaringan fibrosis. Ada yang
menimbulkan perkapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran.
3.Sarang dini meluas dan granuloma berkembang menghancurkan jaringan
sekitarnya lalu bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek
membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan akan terjadi kavitas pada
paru.
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Radiologis
- Bakteriologis
DIAGNOSIS KLINIS
◦ Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih
◦ Gejala lain yang sering dijumpai :
- Dahak bercampur darah
- Batuk darah
- Sesak Napas, nyeri dada
- Badan lemas, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, malaise
- Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan
- Bemam/meriang lebih dari sebulan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
kulit yang pucat karena anemia, suhu demam(subfebris), badan kurus atau berat badan menurun
Pemeriksaan Fisik
Pada TB paru umumnya terletak pada lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior serta
daerah apeks lobus inferior, ditemukan :
Suara napas bronkial, amforik, ronki basah. Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus akibat
penekanan KGB yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak
• Pemeriksaan Fisik
 tergantung luas kelainan struktur paru
- demam
- Pembesaran KGB
- Suara napas ronki basah, kasar, dan nyaring
- Jika infiltrate yang luas  perkusi redup dan auskultasi suara nafas bronkial
- Infiltrat meliputi pleura suara nafas menjadi vesicular melemah
- Jika ada kavitas cukup besar di perkusi akan hipersonor dan auskultasi akan amorfik
- TB paru dengan fibrosis yang luas  atrofi dan retraksi otot intercostal
- Retraksi otot pernapasan aksesoris
- Kor pulmonal (takipnea, takikardi, sianosis, right ventricular lift, right atrial gallop,
murmur, JVP meningkat, hepato splenomegaly, asites, edema)
- Efusi pleural (paru terlihat tertinggal dalam pernafasan, perkusi suara pekak, auskultasi
suara nafas lemah – tidak terdengar samasekali)
Pemeriksaan Penunjang
◦ Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung  Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS)
Sewaktu saat pertama kali dating terduga TB, pagi saat pagi hari esok harinya, sewaktu pada saat hari ke 2 penyerahan dahak pagi.
Ditetapkan positif jika salah satu uji SPS positif TB
◦ Tuberculin skin test
◦ Pemeriksaan biakan: untuk menegakkan diagnosis pasti TB pada pasien: TB ekstra paru, anak, dan yang pemeriksaan
dahaknya negative
◦ Immunoassay dengan lipoarabimanon , perosidase anti peroksida (PAP-TB)
◦ Pemeriksaan uji kepekaan obat: menentukan resistensi M.Tb terhadap OAT (GeneXpert untuk rapid testnya)
◦ X-ray, ct scan (densitas jaringan lebih jelas dan sayatan dibuat transversal) MRI (evaluiasi apex parum tulang belakang,
perbatasan dada perut sayatan transversal sagittal dan koronal tetapi tidak sebaik ct scan)
◦ Pemeriksaan lab :
1. Darah :
-pada TB paru aktif (awal) leukosit sedikit meninggi dan pergeseran kekiri, laju endap darah mulai meningkat
- Anemia ringan (normokrom dan normositer)
- Gamma globulin meningkat
- Kadar natrium darah menurun
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Px. standart adalah foto thorax PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, oblique, CT- Scan.
•Gambaran radiologis TB inaktif:
–Fibrotik
–Kalsifikasi (Schwarte)
•Gambaran radiologis lesi TB aktif :
–Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
–Kavitas, dikelilingi oleh bayangan berawan atau nodular
–Bayangan bercak milier
–Efusi pleura
TES TUBERKULIN
Anak  masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis TB

Dewasa  tes tuberkulin hanya untuk menyatakan apakah seorang individu sedang atau pernah
mengalami infeksi Mycobacterium tuberculosis atau Mycobacterium patogen lainnya

Menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin P.P.D(Purified Protein Derivative) secara intrakutan

Dasar tes tuberkulin  reaksi alergi tipe lambat


Setelah 48-72 jam tuberkulin
disuntikkan  reaksi berupa
indurasi kemerahan yang terdiri
dari infiltrat limfosit yakni reaksi
persenyawaan antara antibodi
seluler dan antigen tuberkulin

a). Indurasi 0-5 mm (diameternya) : Mantoux negatif = golongan no sensitivity. Di sini peran
antibodi humoral paling menonjol.
b). Indurasi 6-9 mm : Hasil meragukan = golongan normal sensitivity. Di sini peran antibodi
humoral masih menonjol.
c). Indurasi 10-15 mm : Mantoux positif = golongan low grade sensitivity. Di sini peran kedua
antibodi seimbang.
d). Indurasi > 15 mm : Mantoux positif kuat = golongan hypersensitivity. Di sini peran antibodi
seluler paling menonjol.
◦ Prinsip penegakan diagnosis TB:
o Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan
pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis yang dimaksud adalah pemeriksaan
mikroskopis, TCM, dan biakan.
o Pemeriksaan TCM digunakan untuk penegakan diagnosis TB, sedangkan pemantauan
kemajuan pengobatan tetap dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis.
o Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto
toraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik pada TB paru, sehingga dapat
menyebabkan terjadi overdiagnosis ataupun underdiagnosis.
o Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan serologis.
◦ Manfaat TCM
1. Sensitivitas tinggi.
2. Hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam waktu kurang lebih 2 jam.
3. Dapat digunakan untuk mengetahui hasil resistansi terhadap
Rifampisin.
4. Tingkat biosafety rendah.
KOMPLIKASI
Komplikasi dini
pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus Poncet’s arthropathy.

Komplikasi Lanjut
dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas, kerusakan parenkim paru, kor pulmonal, amiloidosis,
karsinoma paru, dan sindrom gagal napas (sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB)
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:

◦ 1) Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT
namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).
◦ 2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis).
◦ Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir,
◦ yaitu:
◦ • Relaps : adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil
pemeriksaan
◦ bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
◦ • Gagal Pengobatan : adalah pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
◦ • Putus Obat: adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
◦ • Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui
◦ 3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Klasifikasi berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan obat
◦ Pengelompokan pasien disini berdasarkan hasil uji kepekaan contoh uji dari
◦ Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa :
◦ • Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
◦ • Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan
◦ • Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
◦ • Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu
OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin)
◦ • Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap
OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).
PENGOBATAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7
bulan. 

Terdapat 2 macam aktifitas/sifat obat terhadap TB


- BAKTERISID  membunuh bakteri yang sedang tumbuh (metabolismenya masih aktif)
- STERILISASI (BAKTERIOSTATIK)  membunuh bakteri yang pertumbuhannya lambat
(metabolismenya kurang aktif)
EFEK SAMPING PENGOBATAN
PEMANTAUAN PENGOBATAN TB
*pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis dengan dua contoh uji dahak (sewaktu dan pagi)
OAT KATEGORI 1
◦ Akhir tahap awal
- Negatif: Lanjutkan pengobatan tahap lanjutan
- Positif:
1. Pengobatan teratur? Bila tidak, ingatkan pasien kepentingan berobat
2. Segera berikan dosis tahap lanjutan. Lakukan pemeriksaan dahak setelah 1 bulan. Jika
bulan ke-3 masih positif lakukan uji kepekaan obat
3. Bila tidak mungkin uji kepekaan, teruskan pengobatan sampai bulan ke-5
◦ Bulan ke-5
- Negatif: lanjutkan pengobatan
- Positif:
1. Suspek TB MDR
2. Cek kepekaan obat atau rujuk
OAT KATEGORI 2
◦ Akhir tahap awal
- Negatif: lanjutkan
- Positif:
1. Pengobatan teratur? Jika tidak ingatkan pasien
2. Suspek TB MDR
3. Uji kepekaan obat atau rujuk
4. Jika tidak bias rujuk lanjut obat sampai bulan ke-5 lalu cek dahak
◦ Bulan ke-5
- Negatif: lanjutkan pengobatan
- Positif:
1. Pengobatan gagal
2. Uji kepekaan obat/rujuk
3. Berikan penjelasan pencegahan dan pengendalian infeksi jika tidak bisa dirujuk
HASIL PENGOBATAN PASIEN TB
• Sembuh: bakteriologi (-) di akhir pengobatan dan salah satu pemeriksaan sebelumnya
• Pengobatan lengkap: salah satu tes (-) tapi di akhir pengobatan tidak ada bukti
• Gagal: tetap (+) pada bulan ke-5 atau lebih
• Meninggal saat atau sebelum berobat
• Putus berobat: loss selama 2 bulan berturut-turut
• Tidak dievaluasi: tidak diketahui hasil akhir pengobatan
1 Covid-19
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu SARS-CoV-2

SARS-CoV-2 (60-140 nm)


- Ordo : Nidovirales
- Family : Coronaviridae
- Virus RNA strain tunggal
- 4 struktur protein utama :
1. Protein N (nukleokapsid)
2. Protein M (membran)
3. Protein S (spike)*
4. Protein E (envelope)
Epidemiologi

13 Desember 2020 – Seluruh Dunia


Total kasus konfirmasi Covid 19 : 17.660.523 kasus
Total kasus kematian Covid 19 : 680.894
kasus
Penularan

- Penularan langsung (droplet), tidak langsung


- Berkontak erat (1-2 m) dgn pasien confirmed (simptomatik)
- Masa penularan : 48 jam sebelum onset gejala
(pre- simptomatik) s/d 14 hari setelah onset gejala

- Resiko tinggi : + penyakit penyerta/komorbid (usia lanjut, HT,


DM, penyakit paru kronik, KVS, imunodefisiensi)

- Pencegahan : mencuci tangan dgn air & sabun, physical


distancing, etika batuk bersin, menggunakan masker, hindari
menyentuh mata, hidung mulut sebelum cuci tangan
Manifestasi Klinis

- Masa inkubasi 1-14 hari


- Demam
- Batuk
- Sesak nafas
- Hidung tersumbat
- Nyeri tenggorokan
- Rasa lelah
- Anosmia
- Gejala GIT
- Sakit kepala
- Ruam kulit
Derajat Keparahan Gejala

Tanpa Gejala Sakit Ringan Sakit Sedang


Pasien tidak Pasien dgn gejala Pasien dgn
menunjukkan gejala ISPA non spesifik pneumonia ringan
apapun (demam, batuk, dll) (SaO2 >93%)

Sakit Berat
Sakit Kritis/ ARDS
/Pneumonia berat

Pasien dgn pneumonia + 1 Pasien dgn ARDS, sepsis


dari : dan syok sepsis
- RR >30 x/menit
- Distress pernafasan berat
- SaO2 <93 %
Perjalanan Klinis Covid-19
Definisi operasional
◦ Kasus Suspek
a. Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
◦ Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN salah satu kriteria epidemiologis:
◦ Kriteria Klinis:
◦ Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam* dan batuk; ATAU
◦ Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat demam*, batuk, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia,
nyeri
◦ tenggorokan, coryza/ pilek/hidung tersumbat*, sesak nafas,
◦ anoreksia/mual/muntah*, diare, penurunan kesadaran
Kriteria Epidemiologis:
◦ Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko
tinggi penularan**; ATAU
◦ Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal***; ATAU
◦ Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan
pelayanan medis, dan nonmedis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan
kasus dan kontak; ATAU
◦ Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable
COVID-19.
Kasus Probable
◦ Kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19; DAN memiliki
salah satu kriteria sebagai berikut:
◦ Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR; ATAU
◦ Hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR satu kali negatif dan tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
RT-PCR yang kedua

Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
◦ Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
◦ Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
◦ Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak
yang dimaksud antara lain:
◦ Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan
dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
◦ Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan
tangan, dan lain-lain).
◦ Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan APD yang sesuai standar.
◦ Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan
oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Pencitraan Diagnostik

(sesuai indikasi) Ro Thorax dan CT 1. Rapid test IgM, IgG


scan Thorax Tidak direkomendasikan WHO
IgM terdeteksi 3-6 hari onset
- Darah rutin gambaran :
IgG terdeteksi 10-18 hari onset
- Hitung jenis,
- Elektrolit, - ground-glass 2.Virologi : Swab rRT-PCR Px
- Fungsi ginjal, - infiltrat, dilakukan di hari 1 dan 2 Jika
- AGD, - Konsolidasi fokal salah satu (+) : Confirmed
- Hemostasis, - Bilateral,
- Laktat, Swab dapat juga dilakukan sbg
multilobar
follow up pada sakit berat
- Prokalsitonin - Lobus inferior
Covid-19
- Distribusi perifer
Penatalaksanaan Covid-19
Prinsip : Simptomatik Belum ada vaksin dan
dan Suportif (O2, obat spesifik Covid-
ventilasi mekanik) 19 ( masih uji coba)
Kriteria Sembuh Kriteria Pulang

- Selesai Isolasi DAN - Selesai Isolasi DAN


- Dikeluarkan surat - Memenuhi kriteria klinis :
pernyataan selesai 1. Dinyatakan sembuh o/ DPJP
pemantauan oleh dokter 2. Komorbid teratasi dan stabil

Kriteria Selesai Isolasi

- Asimptomatik : 10 hari isolasi


- Simptomatik : 10 hari + min 3 hari
bebas gejala atau Swab 1x negatif +
min 3 hari bebas gejala
Pembahasan
Teori Kondisi Pasien
Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 Pasien dating dengan batuk sejak 2 bulan
minggu atau lebih,sesak nafas,keringat yang terasa semakin memberat sejak 2 hari
malam SMRS,batuk terus menerus dan berdahak (+)
keringat malam (+) sesak (+).
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus Pada pasien hasil pemeriksaan TCM negatif
ditegakkan terlebih dahulu dengan
pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan
bakteriologis yang dimaksud adalah
pemeriksaan mikroskopis, TCM, dan biakan
Komplikasi dini Pada rontgent thorax pasien ditemukan
pleuritis, efusi pleura, empiema, gambaran efusi pleura
laringitis, usus Poncet’s arthropathy.
Pembahasan
Rifampisin 450mg,INH 300mg,pyrazinamide
1000mg,Ethambutol 1000mg

Kasus Suspek Pada pasien ditemukan salah satu kriteria klinis tetapi tidak
Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis DAN ditemukan kriteria epidemiologis
salah satu kriteria epidemiologis

Avigan 1x1600 H-1,2x600 H2-5 Pada pasien diberikan terapi avigan 1x1600 H-1,dilanjut
Levofloxacin 1x750mg 2x600 H2-5,levofloxacin 1x750mg,vit c 1x1gr
Vit c IV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai