Thorax
Inspeksi
-Bentuk dan gerak simetris
-Retraksi otot pernapasan (-)
-Lesi (-)
-Pelebaran sela iga (-)
Jantung
•Inspeksi
Iktus kordis tampak di ICS V linea axillary anterior sinistra
•Palpasi
Iktus cordis teraba di ICS V linea axillary anterior sinistra, tidak kuat
angkat.
• Perkusi (batas jantung)
Batas kanan : ICS V linea para sternal dextra
Batas kiri : ICS V linea anterior axillary sinistra
Batas atas : ICS II linea para sternal sinistra
Batas jantung-hepar : ICS V linea mid clavicular dextra
• Auskultasi:
Bunyi jantung S1 dan S2 normal, S3 gallop (-), dan murmur
(-)
Paru-paru anterior Paru-paru posterior
Inspeksi: Inspeksi:
Retraksi otot pernafasan -/- Bentuk dan gerakan simetris
Palpasi Palpasi
Hemithoraks kiri & kanan : VF Hemithoraks kiri dan kanan:
menurun VF normal
Perkusi Perkusi
Hemithoraks kiri dan kanan: Hemithoraks kanan dan kiri :
sonor sonor
Auskultasi Auskultasi
Hemithoraks kiri & kanan : Hemithoraks kiri dan kanan :
VBS normal VBS normal
Ronchi -/-, Wheezing -/- Ronchi -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi
- Bentuk : Cembung, massa (-), jaringan parut (-)
- Kulit : jar. parut (-), lesi (-)
Auskultasi
- Bising usus (+) normal
Perkusi
- Tympanic (+)
- Pekak pindah (-)
Palpasi
- Dinding perut : lembut
- Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
- Massa (-)
- Hepatomegali (-), splenomegali (-)
- Nyeri ketok cva (-)
Hepar
- Ukuran:
- cm dibawah arcus costarum
- 1 cm dibawah processus xiphoideus
Spleen
- Tidak teraba
- Ruang troube kosong
Ginjal
- Nyeri ketok CVA (-/-)
Ekstrimitas atas Ekstrimitas bawah
1. HHD
2. CAP DD Bronchitis Akut
3. AKI dd CKD e.c DKD
4. CAD OMI Inferior, CHF
5. DM tipe 2 dengan DKD, neuropati, retinopati
6. Anemia
USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Laboratorium
•Pemeriksaan darah rutin
•EKG
•Foto Thorax
•Fungsi ginjal : Ureum, Kreatinin
•Fungsi hati: albumin
•Nilai elektrolit
•GDS, 2 jam PP, Gula darah puasa
DIAGNOSIS KERJA
Diabetes
Diabetes
05.00
Pemeriksan Darah Rutin
Hb : 11,0 g/dl ()
Ht : 33 % ()
L : 10.900 sel/mm3 ()
Tr : 533.000 sel/mm3 ()
Diabetes
O: O:
-Keadaan umum: sakit sedang -Keadaan umum: sakit sedang
-Kesadaran: compos mentis -TD: 160/90 mmHg
-TD: 180/120 mmHg N : 84 x/menit
N : 84x/menit R : 24x/menit
R : 24x/menit (penggunaan O2) S : 36,70C
S : 35,7oC Saturasi O2: 98%
-Conjunctiva anemis -VF kiri lebih kurang dibanding yang kanan
-Edema tungkai bawah (+/+) -Tidur sudah mulai bisa berbaring (setengah
-Tidur harus dalam posisi setengah duduk, duduk)
karena jika sambil berbaring akan sesak
A:
-Lab:
Hb : 7.8 () P:
Cr: 2,87 () -Echocardiography
K: 4.96 -Ramipril 1x5
-Lasix 2x40
A: -CPG 1x75
-Car-Q 1x100
P:
-Transfusi PRC opsi 2 labu
-Post transfusi:
•Lasix 2 amp IV
•Dacurve
•Thorax PA
04/10/17 05/10/17
S: S:
Pasien mengatakan batuk sudah mulai -Pasien mengatakan batuk sudah sangat
berkurang berkurang
-Pasien mengeluhkan BAK sangat banyak
O:
-Keadaan umum: tenang
-TD: 150/100 mmHg
N : 76 x/menit
R : 20 x/menit
S : 35.20C
Saturasi O2: 98%
-Lab:
GDP : 238 ()
GD2JPP : 200 ()
A:
P:
Ramipril 1x7.5 PO
Concor 1x1.25
Ezelin 16 U
Foley catheter
DIAGNOSIS AKHIR
CAD
COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
Definisi Penyakit ginjal kronik adalah Pasien tidak mengetahui
adanya kerusakan ginjal dan atau laju memiliki penyakit ginjal
filtrasi glomerulus <60 kronik
ml/menit/1.73m2 dalam waktu ≥3
bulan.
Negara berkembang terjadi kasus Pasien tinggal di negara
Epidemiologi 40-60 kasus per juta per tahun berkembang
FR & Etiologi Pasien memiliki diabetes
mellitus yang baru
diketahui saat masuk ke
RS
Klasifikasi
SYMPTOMS:
•Kulit: gatal, mudah memar
•THT: metallic taste, epistaksis
•Pulmo: sesak
•Cardio: dyspneu on exertion,
nyeri retrosternal saat inspirasi
(perikarditis)
•GI: anoreksia, mual,
muntah
•Genitourinary: nokturia,
impotensi, amenorea
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
Diagnosis Laboratorium: •Pada pasien terdapat
•Sesuai penyakit yang mendasari peningkatan dari
•Penurunan fungsi ginjal: ↑ serum urea kreatinin
serum urea dan kreatinin, dan •Adanya :
↓ GFR -penurunan GFR
•Biokimia darah: -penurunan Hb
•Hb ↓
o asam urat ↑
o hiponatremia
o hiperkalemia
o hiperfosfatemia
o hipokalsemia
o dislipidemia
o glucose intolerance
o asidosis metabolik
•Urinalisis:
o proteinuria
o hematuria
o leukosuria
o cast
o isostenuria
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
•Farmakologis:
•ACE inhibitor
•EPO
•Pengikat fosfat (garam kalsium,
Al(OH)3, garam magnesium
[CaCO3, Ca acetate])
•Calcium mimetic agent
TEORI (GAGAL GINJAL KRONIS) KASUS
Gejala Hyperkalemia
Muscle weakness and paralysis
ECG changes
Metabolic acidosis
Kussmaul’s respiration, hypotension,
hyperreflexia
Salt and water retention
Pulmonary edema, ascites, pleural
effusion
Cardiovascular
Congestive heart failure, pulmonary
oedema, hypertension (25%),
arrhytmia, pericarditis
Infections
Occur in 30 – 70% of patients
A leading cause of morbidity and
mortality
Neurological
Confusion, somnolence, seizures
Gastrointestinal
Anorexia, nausea, vomiting, ileus
Gastrointestinal bleed in 10 – 30% of
patients
Anemia (decreased erythropoiesis, GI
bleed and frequent blood sample)
TEORI (GASTRITIS) KASUS
Klasifikasi Berdasarkan tanda dan
gejala pasien, klasifikasi
gastritis pasien termasuk ke
dalam Gastritis Akut erosif
hemoragik, karena pasien
memiliki riwayat konsumsi
obat stelan yang
mengandung NSAID. Obat
stelan tersebut (Binahong)
berisikan :
-Paracetamol
-Fenilbutason
-Piroksikam
1.Paracetamol, termasuk
antipiretik & analgetik
Pre – renal ringan
Myocardial failure 2. Fenilbutason, termasuk
Myocardial infarction, pulmonary embolism, antiinflamasi, antipiretik,
congestive heart failure, tamponade, analgetik.
mechanical ventilation Phenylbutazone mengikat
Disruption of renal autoregulation dan menginaktivasi sintesis
Angiotensin-converting-enzyme prostaglandin H synthase
Renal artery or vein occlusion dan prostacyclin synthase
Thrombosis, thromboembolism, severe melalui peroksida (H2O2).
stenosis, dissecting aneurysm Penurunan produksi
prostaglandin menyebabkan
peradangan jaringan
sekitarnya berkurang.
TEORI (GASTRITIS) KASUS
Klasifikasi • Intrinsic Renal
Small vessel vasculitis or acute 3. Piroxicam, termasuk
glomerulonephritis golongan NSAID
Connective tissue disease (SLE, scleroderma) Menghambat sintesis
Malignant hypertension prostaglandin dalam jaringan
Toxemia of pregnancy tubuh dengan menghambat
Microscopic polyarteritis siklooksigenase; COX-1, COX-
Poststreptococcal glomerulonephritis 2.
Rapidly progressive glomerulonephritis
Interstitial nephritis
Karena yang dihambatnya
Drugs (e.g methicillin)
infection COX-1, maka akan terjadi
Cancer (lymphoma, leukemia, sarcoidosis) peningkatan sekresi H di
Acute tubular necrosis lambung, untuk pembentukan
Ischemia (secondary to pre – renal events) HCl, sehingga semakin sering
Nephrotoxic antibiotics (gentamicin, penggunaan obat ini, semakin
kanamycin) banyak juga produksi HCl di
Heavy metals (mercury, cisplatin) lambung yang menyebabkan
Solvents (carbon tetrachloride, ethylene, peningkatan asam lambung.
glycol)
Radiographic contrast agents
Intratubular crystals (uric acid or oxalate)
Intratubular pigments (myoglobinuria)
Post – renal
Upper urinary tract obstruction
Ureteral obstruction of one or both kidneys
Lower urinary tract obstruction
Bladder – outlet obstruction (more common)
TEORI KASUS
Kelainan miokardiu
Iskemik miokardium
Miokarditis
Kardiomiopati
Kelainan metabolik
Simptoms (right)
Abdominal discomfort
oHepatomegali
Peripheral edema
↑ BB karna akumulasi cairan
TEORI (DM) KASUS
Diagnosis Kriteria Mayor:
PND
PND/Orthopnea Kardiomegali
JVP meningkat
Ronki Basah tidak nyaring Edema ankle
Kardiomegali Batuk malam hari
2. Bronkhitis Kronis
• Didefinisikan sebagai adanya batuk
produktif yang berlangsung 3 bulan dalam
1 tahun selama 2 tahun berturut turut
• Penyebab utama adalah merokok sigaret
yang berat dan berjangka panjang,
yang mengiritasi tabung-tabung bronchial
dan menyebabkan mereka menghasilkan
lendir yang berlebihan
TEORI (BRONKHITIS) KASUS
Palpasi
-Sela iga melebar
Perkusi
-Hipersonor
Auskultasi
-Fremitus melemah
-Suara nafas vesikuler melemah atau
normal
-Ekspirasi memanjang
-Bunyi jantung menjauh
-Terdapat ronki dan atau mengi pada
waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Spirometri Pasien tidak dilakukan
Kunci pada pemeriksaan pemeriksaan spirometri
spirometri ialah rasio FEV1
(Forced Expiratory Volume in 1 s)
dan FVC (Forced Vital Capacity).
FEV1 adalah volume udara yang
pasien dapat keluarkan secara
pak dalam satu detik pertama
setelah inspirasi penuh. FEV1
pada pasien dapat diprediksi dari
usia, jenis kelamin dan tinggi
badan. FVC adalah volume
maksimum total udara yang
pasien dapat hembuskan secara
paksa setelah inspirasi penuh
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Berdasarkan Global Initiative for Pasien tidak dilakukan
Chronic Obstructive Lung Disease pemeriksaan spirometri
(GOLD) 2011, diklasifikasikan
berdasarkan derajat berikut:
Derajat 0 (berisiko)
Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih
gejala batuk kronis, produksi sputum,
dan dispnea. Ada paparan terhadap
faktor resiko.
Spirometri : Normal
Derajat I (PPOK ringan)
Gejala klinis : Dengan atau tanpa
batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum.Sesak napas derajat sesak 0
sampai derajat sesak 1
Spirometri : FEV1/FVC < 70%, FEV1
≥ 80%
Derajat II (PPOK sedang)
Gejala klinis : Dengan atau tanpa
batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum. Sesak napas derajat sesak 2
(sesak timbul pada saat aktivitas).
Spirometri :FEV1/FVC < 70%; 50% <
FEV1 < 80%
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Derajat III (PPOK berat)
Gejala klinis : Sesak napas
derajat sesak 3 dan
4.Eksaserbasi lebih sering
terjadi
Spirometri :FEV1/FVC < 70%;
30% < FEV1 < 50%
Derajat IV (PPOK sangat berat)
Gejala klinis : Pasien derajat III
dengan gagal napas kronik.
Disertai komplikasi kor
pulmonale atau gagal jantung
kanan.
Spirometri :FEV1/FVC < 70%;
FEV1 < 30% atau < 50%
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Diagnosis Radiologis:
Pemeriksaan radiologi
yakni foto toraks posisi
posterior anterior (PA)
untuk melihat apakah ada
gambaran restriksi
bronkial.
TEORI (BRONKITIS) KASUS
Treatment •Terapi pada penyakit yang mendasari Farmakologis:
Diberikan Antibiotik
•Non farmakologis:
• menghentikan kebiasaan merokok
• meningkatkan toleransi paru dengan
olahraga dan latihan pernapasan
• memperbaiki nutrisi
•Farmakologis:
•Antitusif (penekan batuk)
•Ekspektoran
•Antipiretik
•Bronkhodilator
Golongan antikolinergik
Golonganβ– 2 agonis
Kombinasi antikolinergik danβ– 2 agonis.
Golongan xantin
•Antibiotik
TEORI KASUS
Epidemiologi • Di dunia, sebanyak 371 juta jiwa terkena Pasien seorang wanita berusia
DM (Federasi Diabetes Internasional / IDF) 59 tahun.
dengan proporsi DM 2 adalah 95% dan DM
1 hanya 5%.
• DM tipe 1 biasanya timbul pada balita,
anak, atau remaja. 75% berkembang pada
usia < 30 tahun.
• DM tipe 2 terjadi berkaitan dengan gaya
hidup yang buruk dan timbul di usia > 40
tahun, tapi saat ini banyak muncul pada
usia lebih muda, dan biasanya muncul pada
keadaan obese
Faktor Resiko:
3. DM Tipe Lain
- Defek genetik fungsi sel β
- Defek genetik kerja insulin
- Drug / chemical induced
- GDM: perubahan metabolik dalam
kehamilan
Kematian
Penurunan Peningkatan level
insulin hormon dihubungkan
dengan stress
Peningkatan katekolamin,
kortisol dan hormon
Peningkatan Pengurangan pertumbuhan antagonis
pelepasan penggunaan insulin
asam lemak insulin
Peningkatan
Peningkatan
produksi glukosa
pembentukan
keton
Peningkatan
Akumulasi β-hydroxybutyrate glukagon
dan asam asetoasenat dalam Peningkatan level glukosa
darah darah
Asidosis Keton dalam Solute diuresis
metabolik urin
Depresi Polyuria
Respirasi
SSP
Kussmaul
Shock Hipovolemia Dehidrasi
Peningkatan rasa
haus
Polydipsia
TEORI (DM) KASUS