Anda di halaman 1dari 38

Disusun oleh :

Laporan Kasus dr. Febi Ramdhani Rachman

Limfadenitis TB + TB Paru
Pendamping :
dr. Gabriella Natalia Setiabudhi, M.Kes

Program Internsip Dokter Indonesia


RSUD Cibabat - Cimahi
2019

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pada tahun 2015 TB merupakan salah satu dari 10
penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. WHO
mengemukakan bahwa diperkirakan pada tahun 2015
Pendahuluan terdapat 10,4 juta kasus TB baru.

• TB ekstrapulmoner merupakan 15-20% dari


semua kasus.
• Limfadenitis TB merupakan bentuk terbanyak
(35% dari semua TB ekstrapulmoner)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama pasien : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 20 tahun (14/01/1999)
Alamat : Jl. Industri, Cimahi
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMK
Status Perkawinan : Belum menikah
Tanggal Kunjungan : 2 Desember 2019
Jam : 10.00 WIB
Kode CM : 1299381
DPJP : dr. G
Status pasien : Pasien kontrol
Anamnesis
Keluhan Utama : benjolan pada leher kiri dan kanan

• Benjolan pada leher kiri berukuran sebesar kelereng, semakin


lama semakin membesar berukuran sebesar telur ayam dalam
waktu 2 bulan, nyeri (+), kemerahan, pegal.
7 bulan lalu
• Benjolan di bagian kanan berukuran sebesar biji melinjo.
• Benjolan tidak ikut bergerak ketika pasien menelan
• Pasien menyangkal adanya sesak diakibatkan dari benjolan yang
semakin lama semakin membesar.
• Keluhan ini merupakan keluhan yang pertama kali.
Pasien Menyangkal
Keluhan Penyerta
Batuk dan demam dalam
jangka waktu lama
Penurunan BB
Sulit menelan, perubahan suara
menjadi serak,
Nafsu makan senang berada di tempat dingin
menurun
Nyeri tenggorokan,
gigi berlubang
Keringat malam

Benjolan tidak ikut bergerak


saat pasien menelan
Anamnesis

• Pasien berobat ke Poliklinik Bedah RSUD Cibabat, dokter bedah


merujuk pasien untuk dilakukan biopsi pada kedua benjolan.
• Setelah hasil biopsi keluar, pasien rutin berobat TB di Poliklinik
5 bulan lalu DOTS RSUD Cibabat.
• Keluhan benjolan mulai membaik sejak pasien berobat secara rutin
sejak 5 bulan lalu.
• Benjolan di leher kiri sebesar jeruk nipis semakin lama semakin
mengecil dan sekarang berukuran seperti biji melinjo.
• Benjolan pada bagian kanan sekarang sudah menghilang.
• Benjolan sudah tidak nyeri dan tidak ada kemerahan.
Data Tambahan
Tidak ada riwayat penyakit lain seperti
Tidak ada riwayat alergi tekanan darah tinggi, kencing manis,
obat ataupun makanan. jantung, ginjal ataupun HIV.

Pasien belum pernah


mengkonsumsi obat
Tidak ada keluarga atau Tuberkulosis.
rekan kerja yang memiliki
penyakit TB ataupun
memiliki gejala yang Pasien merupakan seorang
sama seperti pasien perokok.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x /menit, reguler, equal,
isi cukup
Suhu : afebris
Respirasi : 20 x/menit, regular
BB / TB : 63 Kg / 160 cm
BMI : 24,6 (normal)
Kepala • konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher • STATUS LOKALIS

• Pulmo : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing-/-, perkusi : sonor


Thorax • Cor : S1, S2 murni, regular, murmur (-),batas jantung dbn

• datar, lembut, BU (+), nyeri tekan epigastrik (-),


Abdomen • Hepatosplenomegali (-), perkusi: timpani

Ekstremitas • CRT < 2 detik, akral hangat, edema -/-


STATUS LOKALIS

a/r Colli Sinistra : teraba massa, soliter, ukuran 3cm x 2 cm x 1cm, mobile(+),
nyeri tekan (-), kemerahan (-), bekas luka (+)
a/r Colli Dextra : bekas luka (+)
Laboratorium
20 Juni 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 11.3 g/dL (↓) 13.0 – 16.0 d/dL

Hematokrit 33 % (↓) 40– 50 %

Leukosit 10.300 /mm3 (↑) 4.000 – 10.000 /mm3

Trombosit 254.000 /mm3 150.000 – 440.000 /mm3


Cor tidak membesar
Sinuses dan diafragma normal
Pulmo : Hilli kasar
Corakan bronkovaskular normal
Tampak bercak infiltrat di perihiler
bilateral dan perikardial kanan

Kesan :
Gambaran TB Paru aktif
Tidak tampak kardiomegali

Pemeriksaan Radiologis
(20 Juni 2019)
• Makroskopik:
cairan putih (kaseosa)

• Mikroskopik:
sediaan apus biopsi aspirasi jarum halus berupa
massa nekrosis kaseosa dengan beberapa sel
limfosit matur dan PMN yang tersebar, tidak jelas
sel epitheloid

• Kesimpulan:
limfadenitis kaseosa sesuai tuberkulosis kaseosa

Pemeriksaan FNAB
(24 Juni 2019)
Preparat BTA
Jenis Sample : Sputum
1 Juli 2019 22 Agustus 2019

BTA 1 tidak ditemukan tidak ditemukan

BTA 2 tidak ditemukan tidak ditemukan

BTA 3 tidak ditemukan tidak ditemukan

Pemeriksaan Mikrobiologis
Laboratorium
2 Desember 2019

PEMERIKSAAN HIV

Anti – HIV : NON REAKTIF


Diagnosis Kerja

 Limfadenitis TB
 Tuberkulosis Paru
Tatalaksana
Non Farmakologi

• Memberikan edukasi mengenai etika batuk yang baik


dan benar, agar tidak terjadi penularan TB.
• Memberikan edukasi agar pasien melakukan
pengobatan TB sampai tuntas.
• Pengawas minum obat harus tetap menjalankan tugasnya
hingga pengobatan selesai sampai tuntas.
• Memberikan informasi mengenai efek samping obat TB
• Memberikan edukasi tentang makan makanan yang
bergizi dan olahraga ringan yang teratur.
• Menyarankan agar keluarga pasien yang tinggal
serumah untuk dilakukan skrining TB.
Tatalaksana
Farmakologi

• OAT : FDC Fase Lanjutan Kategori 1


1 x 3 tab (sudah masuk bulan ke-6)
• Vitamin B6 1 x 1 tab
• Curcuma 3 x 1 tab
Prognosis

Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam


Ad bonam Ad bonam dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
LEHER

Leher dibagi oleh musculus


sternokleidomastoideus menjadi
trigonum anterior atau medial
dan trigonum posterior atau lateral.

Trigonum Anterior / Medial


dibatasi oleh sternokleidomastoideus
, linea mediana leher dan mandibula

Trigonum Posterior / Lateral


dibatasi superior oleh musculus
sternokleidomastoideus, musculus
trapezius dan clavicula
DD Benjolan pada Leher
KELENJAR GETAH BENING
Kelenjar getah bening
terbungkus kapsul fibrosa yg
berisi kumpulan sel
pembentuk pertahanan tubuh
dan tempat penyaringan
antigen dari pembuluh getah
bening yang melewatinya.

Fungsinya adalah sebagai


filter berbagai
mikroorganisme asing dan
partikel hasil degradasi sel
atau metabolisme.
Limfadenop
ati servikal
merupakan
manifestasi
limfadenitis t
uberkulosa
yang paling
sering (63 -
77% kasus)
TB adalah suatu penyakit infeksi yang diakibatkan oleh
Mycobacterium tuberculosis kompleks, merupakan
TUBERKULOSIS salah satu penyakit tertua yang berefek pada manusia
dan penyebab kematian di dunia.

Limfadenitis merupakan peradangan pada


LIMFADENITIS kelenjar limfe atau getah bening, sedangkan
limfadenitis tuberculosis (TB) merupakan
TB peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening
yang disebabkan oleh basil tuberculosis.
ETIOLOGI
 Mycobacterium sp.
 M. tuberculosis
 M. bovis
 M. caprae
 M. africanum
 M. microti
 M. pinni- pedii
 M. mungi
 M. orygis
 M. canetti
PATOGENESIS
KLASIFIKASI TB
Riwayat
Lokasi Anatomi Pengobatan
Sebelumnya

Riwayat
Pasien yang
Pengobatan
Paru Ekstraparu Pasien baru TB pernah diobati
sebelumnya
TB
tidak diketahui

Hasil Uji
Kepekaan Status HIV
Obat

Mono Multi Drug Extensive Resistan TB dengan


Poli Resistan TB dengan TB dengan
Resistan TB Resistan (TB - Drug Resistan Rifampisin HIV tidak
TB (TB - PR), HIV + HIV -
(TB - MR), MDR), (TB - XDR), (TB - RR). diketahui
MANIFESTASI KLINIS

• Paru: Batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas,


Gejala dan nyeri dada.
• Limfadenitis: pembesaran dari kelenjar getah bening
Lokalis • Meningitis: meningeal sign (+)
• Pleuritis: sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi
yang rongga pleuranya terdapat cairan.

• Demam
• Malaise
Gejala Sistemik • Keringat malam hari
• Anoreksia
• Berat badan menurun
LIMFADENITIS TB
Jones dan Campbell dalam Mohapatra (2009) limfadenopati
perifer TB dapat diklasifikasikan ke dalam lima stadium yaitu:
• Stadium 1, pembesaran kelenjar berbatas tegas, mobile dan diskret
• Stadium 2, pembesaran kelenjar yang kenyal serta terfiksir ke jaringan
sekitar oleh karena adanya periadenitis
• Stadium 3, perlunakan di bagian tengah kelenjar (central softening)
akibat pembentukan abses
• Stadium 4, pembentukan collar-stud abscess
• Stadium 5, pembentukan traktus sinus
ALGORITMA
DIAGNOSIS TB
TATALAKSANA TB
Kategori-1 : 2(HRZE) / 4(HR)3

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:


• Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
• Pasien TB paru terdiagnosis klinis
• Pasien TB ekstra paru
Dosis Paduan OAT KDT Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
OAT Kategori II :
Paduan OAT ini diberikan
untuk pasien BTA positif
yang pernah diobati
sebelumnya (pengobatan
ulang):
• Pasien kambuh
• Pasien gagal pada pengobatan
dengan paduan OAT kategori 1
sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah
putus berobat (lost to follow-up)
http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Anda mungkin juga menyukai