MORBUS HANSEN
Disusun oleh :
Willyam Panistra Mendrofa
2065050132
Pembimbing:
dr. Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK
Morbus Hansen
(Masalah Diagnosis)
Willyam Panistra Mendrofa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
● Umur : 50 tahun
● Pekerjaan : Wiraswasta
II. ANAMNESIS
Pasien datang ke rumah sakit, dengan keluhan muncul lesi kemerahan tidak gatal pada
lengan bawah sebelah kanan sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Kemerahan
tampak meninggi, berjumlah 1 dengan diameter 15 cm. Keluhan muncul secara
mendadak dan pasien mengaku belum melakukan apapun untuk mengurangi gejala.
Selain itu pasien juga merasakan baal pada lengan bawah sebelah kanan semenjak bulan
Oktober 2021.
Diketahui teman pasien mengalami gejala serupa, namun pada keluarga tidak ada
yang mengalami gejala serupa. Pasien dahulu juga belum pernah mengalami hal serupa.
Riwayat alergi obat maupun makanan disangkal, Riwayat kebiasaan merokok dan
minum alkohol disangkal.
Pasien tidak pernah merasakan keluhan seperti ini sebelumnya, pertama kali di
rasakan pasien pada Oktober 2021. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat sakit
Diabetes Melitus dan Hipertensi. Pasien menyangkal riwayat alergi obat ataupun
makanan. Pasien menyangkal adanya riwayat gatal-gatal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga pasien tidak ada yang pernah merasakan keluhan serupa. Riwayat
Hipertensi dan DM pada keluarga disangkal oleh pasien.
Status Dermatologi
Pasien dr. Syahfori Widiyani, M.Sc., Sp.KK,
Effloresensi
Pada regio Antebrachii dekstra tampak plak eritem soliter berukuran plakat berbatas tegas,
bentuk tidak beraturan.
IV. RESUME
Pasien laki-laki dengan usia 50 tahun datang ke rumah sakit, dengan keluhan
muncul lesi kemerahan tidak gatal pada lengan bawah sebelah kanan sejak 6 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Kemerahan tampak meninggi, berjumlah 1 dengan
diameter 15 cm. Keluhan muncul secara mendadak dan pasien mengaku belum
melakukan apapun untuk mengurangi gejala. Selain itu pasien juga merasakan baal
pada lengan bawah sebelah kanan semenjak bulan Oktober 2021.
Diketahui teman kerja pasien mengalami gejala serupa, namun pada keluarga
tidak ada yang mengalami gejala serupa. Pasien dahulu belum pernah mengalami hal
serupa. Riwayat alergi obat maupun makanan (-), Riwayat kebiasaan merokok dan
minum alkohol (-). Riwayat penyakit Diabetes Mellius (-), Hipertensi (-). dan
penyakit autoimun (-) pada pasien dan keluarga pasien.
V. PERMASALAHAN KASUS
Laki-laki usia 50 tahun mengeluhkan muncul lesi kemerahan tidak gatal disertai baal
pada lengan bawah sebelah kanan sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada
pemeriksaan fisik didapati plak eritem soliter berukuran plakat berbatas tegas
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Morbus Hansen
2. Psoriasis
3. Ptiriasis rosea
VII. PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Pemeriksaan Histopatologik
2. Pemeriksaan ziehl-neelsen
VIII. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Tidak dilakukan.
g. Diagnosis Banding
Berikut merupakan table diagnosis banding dari kusta, yaitu:6
Tabel XII.2. Diagnosis Banding Kusta
h. Diagnosis
Diagnosis penyakit kusta didasarkan pada penemuan tanda kardinal (cardinal
sign), yaitu:
a. Tatalaksana
Nonmedikamentosa
1. Melakukan pencegahan luka pada daerah yang terasa baal
Medikamentosa:
Regimen untuk PB terdiri atas kombinasi Rifampicin 600 mg 1 bulan sekali,
DDS 100 mg setiap hari. Pengobatan dilakukan 6-9 bulan.
Regimen untuk MB terdiri atas atas kombinasi Rifampicin 600 mg 1 bulan
sekali, DDS 100 mg setiap hari dan Klofazimin 300 mg/bulan serta 50 mg/hari
Pengobatan dilakukan 6-9 bulan.4
b. Prognosis
Setelah program terapi obat biasanya prognosis baik, yang paling sulit
adalah manajemen dari gejala neurologis, kontraktur dan perubahan pada tangan
dan kaki. Ini membutuhkan tenaga ahli seperti neurologis, ortopedik, ahli bedah,
prodratis, oftalmologis, physical medicine, dan rehabilitasi. Yang tidak umum
adalah secondary amyloidosis dengan gagal ginjal dapat mejadi komplikasi.1
DAFTAR PUSTAKA