Pemfigus Vulgaris
Oleh :
19360105
Pembimbing :
Seorang perempuan 59 tahun datang ke poli RSPBA diantar suami nya dengan auto
anamnesa, dengan keluhan lepuh disertai rasa perih pada tubuh sejak 1 bulan yang lalu, keluhan
diawali adanya kemerahan dan gatal di tangan kiri kemudian timbul lenting di lengan bawah
kiri yang mudah pecah. Keluhan ini mulai muncul sejak 5 bulan yang lalu, Lenting menyebar
ke badan tangan dan kaki meninggalkan lepuh basah terdapat darah serta cairan yang berbau
dan berwarna keruh. Keluhan lepuh sempat dirasakan oleh os berkurang namun timbul nya
lenting masih sering muncul, 2 bulan terakhir lenting semakin banyak. Pasien juga mengalami
sariawan dan nyeri saat menelan. Pasien memiliki riwayat operasi sekitar 2 bulan yang lalu.
berbatas tegas, ireguler, diskret konkluen. Dengan krusta tebal lengket berwarna kehitaman
disertai ekskoriasi multiple. Tampak bula soliter numuler tampak mosi dasar.
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Ny. L
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status : Menikah
II. ANAMNESIS
Keluhan Tambahan : Nyeri, gatal serta pedih, timbul sariawan serta nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang : Os datang ke poli RSPBA diantar oleh suami nya
dengan keluhan timbul kulit melepuh pada hampir seluruh tubuh. OS juga
mengeluhkan nyeri, gatal serta pedih, timbul sariawan serta nyeri saat menelan. Keluhan
ini mulai muncul sejak 5 bulan yang lalu, Lenting menyebar ke badan tangan dan kaki
meninggalkan lepuh basah terdapat darah serta cairan yang berbau dan berwarna keruh.
Keluhan lepuh sempat dirasakan oleh os berkurang namun timbul nya lenting masih
sering muncul, 2 bulan terakhir lenting semakin banyak. Pasien juga mengalami
sariawan dan nyeri saat menelan. Pasien memiliki riwayat operasi sekitar 2 bulan yang
lalu.
Penyakit lain yang pernah diderita : Os belum pernah mengalami penyakit kulit
seperti ini.
Suhu : 36,8 °C
RR : 20 x/menit
BB : 50 kg
TB : 160cm
Status Generalis
Kepala : Normocepali
Telinga : Normotia
lenticular.
VI. RESUME
Seorang perempuan 59 tahun datang ke poli RSPBA diantar suami nya dengan
auto anamnesa, dengan keluhan lepuh disertai rasa perih pada tubuh sejak 1
bulan yang lalu, keluhan diawali adanya kemerahan dan gatal di tangan kiri
kemudian timbul lenting di lengan bawah kiri yang mudah pecah. Keluhan ini
mulai muncul sejak 5 bulan yang lalu, Lenting menyebar ke badan tangan dan
kaki meninggalkan lepuh basah terdapat darah serta cairan yang berbau dan
timbul nya lenting masih sering muncul, 2 bulan terakhir lenting semakin
banyak. Pasien juga mengalami sariawan dan nyeri saat menelan. Pasien
plakat, berbatas tegas, ireguler, diskret konkluen. Dengan krusta tebal lengket
1. Dermatitis Herpetiformis
2. Pemfigoid bulosa
3. Pemfigus Vulgaris
Pemfigus Vulgaris
IX. PENANATAKSANAAN
1. Non Medikamentosa :
untuk minum obat secara teratur dan kontrol teratur serta menjaga
kebersihan kulit.
2. Medikamentosa :
X. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan Imunologi
XI. PROGNOSIS
XII. FOLLOW-UP
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan terjadinya bula
2.2 Epidemiologi
Pemfigus Vulgaris (PV) merupakan bentuk yang tersering dijumpai (80% dari semua
kasus).Penyakit ini tersebar diseluruh dunia dan dapat mengenai semua bangsa dan ras . Angka
kejadian PV bervariasi 0,5-3,2 kasus per 100.000 penduduk. Penyakit ini meningkat
pada pasien keturunan Ashkenazi Yahudi dan orang-orang asal Mediterania. Secara
populasi. Kejadian Pemphigus Vulgaris mewakili 70% dari seluruh kasus pemphigus
dan merupakan penyakit bula autoimun yang tersering di negara-negara timur, seperti
yang relevan adalah berkaitan dengan faktor genetik, lebih sering menyerang pasien
yang sudah menderita penyakit autoimun lainnya (terutama miastenia gravis dan
2.4 Etiopatogenesis
ekstraseluler region terminal amino pada desmoglein 3 ini mempunyai efek langsung
terutamanya pada epidermis bawah dan lebih padat pada mukosa bukal dan kulit
kepala.Hal ini berbeda dengan antigen Pemfigus Foliaseus, desmoglein 1, yang dapat
ditemukan pada epidermis, dan lebih padat pada epidermis atas.Penyakit ini dapat
dikaitkan dengan genetik pada kebanyakan kasus.Tanda utama pada PV adalah dengan
menyebabkan terbentuknya bula-bula, erosi dan ulser yang merupakan gambaran pada
penyakit PV.
2.5 Klinis
Umumnya penyakit Pemfigus Vulgaris ditandai dengan lesi awal pada mukosa
oral yang kemudian diikuti dengan timbulnya lesi pada kulit beberapa lama kemudian.
Lesi sangat jarang muncul sebagai erupsi generalisata yang akut. Lesi umumnya
dijumpai dengan bentuk bula dinding kendor yang rapuh dan mudah pecah, jarang
terlihat dalam bentuk yang masih utuh, sehingga seringkali yang terlihat lesi erosi dan
krusta. Lokasi predileksinya meliputi kulit kepala, wajah, dada, umbilikus dan
genitalia.
Bula pada Pemfigus Vulgaris berdinding tipis, relatif flaksid, dan mudah pecah
yang timbul pada kulit atau membran mukosa normal maupun di atas dasar
eritematous. Cairan bula pada awalnya jernih tetapi kemudian dapat menjadi
hemoragik bahkan seropurulen. Bula-bula ini mudah pecah, dan secara cepat akan
pecah sehingga terbentuk erosi. Erosi ini sering berukuran besar dan dapat menjadi
generalisata. Kemudian erosi akan tertutup krusta bila lesi ini sembuh sering berupa
paha, kulit kepala, wajah, leher, aksila, dan genital. Pada awalnya hanya dijumpai
sedikit bula, tetapi kemudian akan meluas dalam beberapa minggu, atau dapat juga
terbatas pada satu atau beberapa lokasi selama beberapa bulan.
Lesi di mulut muncul pertama kali dalam 60% kasus. Bula akan dengan mudah
pecah dan mengakibatkan erosi mukosa yang terasa nyeri. Lesi ini akan meluas ke
suara serak dan kesulitan menelan. Konjungtiva, mukosa nasal, vagina, penis, dan anus
2.6 Diagnosis
1. Pemeriksaan Luar
o Lokalisasi : Daerah yang terkena tekanan, lipatan paha, wajah, ketiak, kulit kepala,
o Efloresensi : lesi primer berupa bula yang berdinding kendor, mudah pecah,
sehingga jarang terlihat dalam bentuk bula yang utuh. Lesi yang dijumpai seringkali
dalam bentuk erosi yang mudah berdarah diakibatkan bula yang pecah dan sering
2. Gambaran Histopatologi :
Pada pemeriksaan ini, diambil sampel kecil dari kulit yang berlepuh dan diperiksa di
pemisahan keratinosit satu dengan yang lain.4,11 Gambaran histopatologi PV pada lesi
awal berupa gambaran edema interseluler dengan spongiosis esosinofilik pada epidermis
bagian bawah. Selanjutnya bisa didapatkan gambaran bula intraepidermal berisi sel-sel
1. Imunofluoresensi :
1. Dermatitis Herpetiformis
2. Pemfigoid bulosa
3. Pemfigus Vulgaris
2.8 Penatalaksaan
a. Nonmedikamentosa
alaminya.
• Perbaiki keadaan umum, terapi cairan intravena sampai keadaan umum pasien
membaik.
• Oral :
bervariasi bergantung pada berat ringannya penyakit, yakni 60-150 mg sehari. Ada pula
yang menggunakan 3 mg/kgBB sehari bagi pemfigus yang berat. Pada dosis tinggi
sebaiknya diberikan deksametason i.m. atau i.v. sesuai dengan ekuivalennya karena
lebih praktis.
c. Antibiotik spectrum luas selama 7 - 10 hari untuk mencegah agar tidak terjadinya
infeksi sekunder.
• Topikal
- Lesi yang baru pecah dapat di oleskan Antibiotik salap (Fusidic Acid)
2.9 Prognosis
bahkan seropurulen. Bula-bula mudah pecah dan secara cepat akan pecah
sehingga berebntuk erosi. Erosi ini sering berukuran besar dan dapat
menjadi generalisata. Kemudian erosi akan tertutup krusta bila lesi ini
mukosa bukal dan kulit kepala.Hal ini berbeda dengan antigen Pemfigus
kepala, wajah, leher, aksila, dan genital. Pada awalnya hanya dijumpai
sedikit bula, tetapi kemudian akan meluas dalam beberapa minggu, atau
dapat juga terbatas pada satu atau beberapa lokasi selama beberapa bulan.
Lesi di mulut muncul pertama kali dalam 60% kasus. Bula akan dengan mudah
pecah dan mengakibatkan erosi mukosa yang terasa nyeri. Lesi ini akan meluas