Anda di halaman 1dari 9

UKM 2

Tanggal Kegiatan 13-09-2022

F1. Upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

F2. Upaya kesehatan lingkungan

F3. Upaya KIA dan KB


Kode Kegiatan F4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

F5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak


menular

F6. Upaya pengobatan dasar

1. Bidan koordinator pemegang wilayah


2. Analis Kesehatan Laboratorium
Peserta Hadir
3. Peserta PIDI
4. Ibu Hamil

Pemeriksaan Antenatal Care dan tanda-tanda bahaya


Judul Laporan
dalam kehamilan di Desa Pemaron

Latar Belakang Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan


kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi
obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup,
kehamilan dan persalinan (Backe et al, 2015). Setiap ibu hamil
sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1
kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14
minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan
14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36
minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.
Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia
kehamilan 8-12 minggu. Pada tahun 2015, hampir seluruh ibu
hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi
minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4).

Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah


mempersiapkan wanita dalam menghadapi persalinan (NICE,
2012). Kesiapan persalinan adalah perencanaan awal dan
persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu
perempuan, suami dan keluarga agar siap untuk melahirkan
dengan membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal tak
terduga. Kesiapan persalinan dapat dinilai di enam level yaitu
level individu perempuan, suami atau keluarga, lingkungan,
tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan Kematian ibu hamil
dan bersalin dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan
dan pengetahuan, sosial budaya, sosial ekonomi, geografi dan
lingkungan, aksesabilitas ibu pada fasilitas kesehatan serta
kebijakan makro dalam kualitas pelayanan kesehatan, terdapat
perbedaan distribusi dari masing-masing faktor penyebab
kematian ibu. Perdarahan merupakan penyebab kematian
tertinggi, yaitu sebanyak 28%. Persentase tertinggi kedua
disebabkan oleh eklampsia, yaitu sebanyak 24%. Sebab-sebab
lainnya antara lain infeksi (14,9 %), abortus (12,9 %), partus
lama (6,9 %), emboli (2,1 %), serta komplikasi pasca persalinan
(9,2 %).

Cakupan kunjungan ibu hamil di Indonesia pada tahun 2007


sebesar 84% dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 yang
mencapai 87,37, sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil di
Provinsi Bali capaian K1 tahun 2010 sebesar 98,10%, yang
berarti belum memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan Tahun
2009-2013 untuk tahun 2010 mematok angka 100%.

Permasalahan (keluarga,
masyarakat,kasus)
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal
penting bagi ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya. Upaya
pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan
terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu
hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator dari tingkat kesehatan suatu daerah. Dengan kata lain,
tingginya angka kematian ibu, menunjukkan rendahnya tingkat
kesehatan di daerah tersebut. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia, AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah
248 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sudah lebih rendah
daripada survei sebelumnya yaitu 307 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2003, namun masih merupakan yang tertinggi
di kawasan Asia Tenggara (Badan Pusat Statistik, 2007). Angka
Kematian Bayi (AKB) tahun 2003 dari 35 per 1000 kelahiran
hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
capaian AKI di Provinsi Bali Tahun 2010 sebesar 57,56 per
100.000 KH, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan target
MDGs sebesar 110 per 100.000 KH. Distribusi Kematian Ibu di
Kab. Buleleng tahun 2016 sebanyak 14 orang. Dinas Kesehatan
Buleleng mencatat terdapat 27 kasus kematian di tahun 2021.
Dari puluhan kasus itu, sebanyak 17 kasus kematian dipicu
covid-19. Sementara empat kasus lainnya akibat penyakit
bawaan, tiga kasus akibat pendarahan, dua kasus karena
gangguan metabolik, dan satu kasus dikarenakan emboli.

Diperlukan pemberitahuan dan sosialisasi tentang Antenatal


Care (ANC) pada ibu hamil untuk mengetahui manfaat dan
tujuan melakukan ANC.

Hari/tanggal : Selasa, 13 September 2022

Perencanaan & Lokasi : Posyandu Triple Eliminasi Ibu Hamil Bd. Dauh Margi
Pemilihan Intervensi Desa Pemaron
(Metode ANC, Metode : Pemeriksaan ANC K1-K4
menetapkan prioritas
masalah, dan intervensi) Peserta : Ibu Hamil Bd. Dauh Margi Desa Pemaron

Prioritas masalah : Masih banyak ibu hamil yang tidak


melakukan pemeriksaan ANC dan AKI cukup tinggi

Intervensi : Edukasi ANC pada ibu hamil agar mengetahui apa


itu antenatal care serta lebih rajin memeriksakan kehamilannya
kedokter atau bidan, tanda-tanda kehamilan, dan tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan.

Pelaksanaan (Proses Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 13 September 2022. Ibu
intervensi yang dilakukan) hamil yang hadir berjumlah 6 orang. Pemeriksaan ANC
dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB. Pemeriksaan yang
dilakukan berupa pemeriksaan ANC K1-K4 dan edukasi untuk
kunjungan ulang.

Monitoring dan evaluasi


Pelaksanaan pemeriksaan ANC berjalan dengan cukup baik. Ibu
(Proses Monitoring dan
merencanakan kembali kunjungan ulangnya.
hasil evaluasi)

DATA PEMERIKSAAN ANC K1-K3 (13/9/22) POSYANDU TRIPLE DESA ANTURAN

1. Ny. Y, 26 tahun
G1P0A0 hamil 15 minggu belum inpartu JTH dengan KEK
HPHT : 02-06-2022
BB : 46,9 kg
TB : 157 cm
LILA : 20 cm
TD : 110/80 mmHg
Goldar : A
Hb : 16,1
GDS : 107
HIV : Non Reaktif
HbsAg : Non Reaktif
Sifilis : Non Reaktif

2. Ny. A, 24 tahun
G1P0A0 hamil 36 minggu belum inpartu JTH preskep dengan KEK
HPHT : 04-01-2022
BB : 53,3 kg
TB : 150 cm
LILA : 20,5 cm
TD : 100/80 mmHg
TFU : 28 cm
DJJ : 134 x/menit

3. Ny. S, 33 tahun
G5P3A1 hamil 38 minggu belum inpartu JTH preskep
HPHT : 15-02-2022
BB : 67,5 kg
TB : 157 cm
LILA :
TD : 120/80 mmHg
TFU : 34 cm
DJJ : 148 x/menit

4. Ny. N, 31 tahun
G3P2A0 hamil 19 minggu belum inpartu JTH
HPHT : 05-05-2022
BB : 67 kg
TB : 154 cm
LILA : 27 cm
TD : 110/70 mmHg
TFU : 1 jari di bawah pusat
DJJ : 153 x/menit
5. Ny. N, 31 tahun
G1A0P0 hamil 16 minggu belum inpartu JTH dengan KEK, keluhan nyeri sendi
HPHT : 25-05-2022
BB : 45 kg
TB : 153 cm
LILA : 22 cm
TD : 100/60 mmHg
Hb : 11,7
GDS : 151
HIV : Non Reaktif
HbsAg : Non Reaktif
Sifilis : Non Reaktif
TFU : 3 jari di bawah pusat
DJJ : 142 x/menit

6. Ny. B, 33 tahun
G4P3A0 hamil 15 minggu belum inpartu JTH
HPHT : 02-06-2022
BB : 52 kg
TB : 162 cm
LILA : 27 cm
TD : 108/80 mmHg
Hb : 14,8
GDS : 109
Goldar : O
HIV : Non Reaktif
HbsAg : Non Reaktif
Sifilis : Non Reaktif
TFU : 3 jari di atas symphisis
DJJ : 130 x/menit

LAMPIRAN
Foto 1. Pendataan Ibu Hamil dilakukan di Posyandu Triple Desa Pemaron bersama Bidan
Koordinator pemegang wilayah dan analis kesehatan laboratorium

Foto 2. Pemeriksaan Leopold untuk menilai perkembangan bayi pada Ibu hamil di Desa Pemaron
Foto 3. Pengukuran TFU pada ibu hamil di Desa Pemaron

Foto 4. Dilakukan Pemeriksaan Fisik untuk mendeteksi adanya tanda bahaya atau kelainan pada
Ibu hamil
Foto 5. Pengukuran DJJ dilakukan untuk menilai keadaan bayi dalam kandungan ibu

Anda mungkin juga menyukai