Anda di halaman 1dari 3

Minipro borang

Latar Belakang
Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) yang
semakin meningkat di kalangan remaja dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental hingga
berakibat kematian, namun juga berdampak pada tatanan sosial keluarga dan masyarakat sampai
tindak kriminal. Masalah NAPZA merupakan permasalahan yang amat penting dan perlu
penanganan khusus semenjak dini. Perilaku menyimpang dengan penggunaan NAPZA terus
meningkat karena kurangnya edukasi tentang kesehatan dan bahaya yang ada. Jual-beli rokok
yang dapat ditemukan di mana saja, menyebabkan anak usia sekolah bahkan SD, sudah
mengkonsumsinya. Semakin meningkatnya angka penggunaan NAPZA di kalangan remaja,
maka diperlukan tindakan konsisten dalam hal pencegahan awal sehingga masyarakat khususnya
remaja mampu membentengi pribadi mereka sendiri sehingga menurunkan angka penggunaan
NAPZA
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA), serta menjadikan remaja mampu mengambil keputusan terbaik, maka
pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. , konseling sebaya (peer counseling) kiranya
menjadi salah satu pilihan penting yang perlu dikaji dan diperhitungkan oleh kalangan konselor
professional. Dalam menjalankan peran tersebut tentunya remaja berada di bawah bimbingan dan
pantauan petugas Kesehatan Puskesmas. Konselor Sebaya diharapkan menjadi sebuah wadah
masyarakat yang memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan mereka,
memperluas jangkauan program kerja Puskesmas yaitu PKPR dalam memberikan pelayanan
promotif dan preventif kepada sasaran remaja
Permasalahan
Bagaimana cara pembentukan dan pelatihan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya bagi
konselor sebaya di MTs Mendiro Kalongan?
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemilihan : Metode yang digunakan pada pembentukan konselor sebaya adalah dengan metode
kuliah, pretest dan posttest secara online. Pemilihan konselor sebaya berdasarkan keaktifan saat
pemberian materi, mengisi pretes dan posttest, serta adanya peningkatan nilai dari sebelum dan
setelah pemberian materi
Pelatihan : Model pelatihan konselor sebaya dengan off job training dengan metode kuliah dan
bermain peran (role play). Dan untuk penelitian menggunakan Theory of Planned Behaviour
(TPB) dan indepth interview
Pelaksanaan
Pemilihan konselor :
Evaluasi dilakukan dengan melakukan uji coba penggunaan website blogger, mulai dari
tautan pretest, materi, dan tautan posttest. Apabila saat uji coba terdapat masalah maka langsung
dilakukan pengaturan ulang agar sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahap akhir, semua hasil
kegiatan dikonsulkan ke dokter pendamping, pemegang program, dan guru MTs Mendiro.
Selama pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa kendala, yaitu respons peserta di grup WA
yang kurang aktif sehingga proses diskusi di grup WA kurang berjalan dengan baik dan terkesan
satu arah. Kendala kedua adalah ada peserta yang tidak mengakses materi serta tidak
mengerjakan baik pretest dan/atau posttest. Selain itu ada beberapa peserta yang sulit mengakses
blogger dikarenakan tidak memiliki kuota internet.
Kelebihan dari kegiatan ini antara lain dikarenakan dilakukan secara online, jadi pelatihan
dapat tetap berlangsung walaupun di tengah pandemi dan para peserta dapat mengakses website
modul ini sesuai waktu masing-masing, tidak perlu menyamakan waktu dengan peserta lain serta
tidak perlu tempat khusus atau bisa dimana saja asalkan ada gadget dan internet.
Pelatihan konselor :
Kegiatan pelatihan dilakukan pada hari Sabtu, 25 Juli 2021 dan berlangsung selama satu
hari. Kegiatan dimulai dengan melakukan persiapan ruangan pada pukul 07.30 WIB. Acara
dijadwalkan dimulai pada pukul 08.00 WIB. Acara dibuka oleh sambutan Kepala Sekolah MTs
Mendiro dilanjutkan dengan penyematan pin secara simbolis oleh pihak Puskesmas Kalongan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuliah. Pemberian materi pelatihan
dilakukan secara bergantian oleh dokter internsip Puskesmas Kalongan Periode Mei-Agustus
2021. Secara berurutan materi yang diberikan adalah :
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
2. Pornografi
3. Infeksi Menular Seksual
4. HIV/AIDS
5. NAPZA
6. Teknik Konseling
Setelah pemberian materi mengenai, dokter internship memberikan simulasi konseling
menggunakan skenario kasus. Peserta kemudian berpartisipasi dalam role play. Materi Role Play
adalah Teknik Konseling dengan menggunakan 2 skenario kasus. Seluruh peserta tampak
antusias dan sudah mampu menerapkan teknik konseling yang baik dan benar dalam role play.

Monitoring dan Evaluasi

Pemilihan konselor : Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan dengan cara pengisian pretes
sebelum pemaparan materi dan pengisian posttest setelah pemaparan materi. Pemilihan konselor
sebaya dilihat dari ada atau tidaknya peningkatan nilai setelah pemaparan materi serta keaktifan
dalam mengikuti materi. Terdapat 4 siswa dengan nilai tertinggi yang dipilih untuk menjadi
konselor sebaya
Pelatihan konselor : Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan dengan melakukan kunjungan
sekolah kepada peserta pelatihan (konselor sebaya) dalam rentang waktu 2 minggu setelah
kegiatan pelatihan dilakukan. Kunjungan sekolah dilakukan oleh fasilitator. Penilaian terhadap
kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilihat dari kuisioner yang diberikan pada responden dan
indepth interview. Dari hasil monitoring, didapatkan bahwa Sebagian besar konselor belum
melakukan konseling terhadap teman sebayanya dikarenakan terkendala pandemi. Di era
pandemic seperti ini, siswa jarang bertemu terhadap teman sebaya sehingga sulit untuk
menerapkan konseling yang baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai