Anda di halaman 1dari 3

Minipro borang

Latar Belakang
Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia. WHO memperkirakan bahwa, kasus IMS ditemukan hampir 1
juta setiap hari dan 357 juta kasus setiap tahunnya di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri,
kejadian IMS cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari angka
kejadian IMS pada tahun 2015 yang terdiri dari 19.973 kasus, tahun 2012 sebanyak 16.110
kasus, dan tahun 2010 sebanyak 11.141 kasus. Penyakit IMS terdiri atas 8 penyakit yaitu
sifilis, klamidia, gonore, trikomoniasis, HPV, herpes, HIV, dan hepatitis B. Salah satu yang
termasuk dalam penyakit IMS adalah HIV.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) sehingga mengakibatkan terjadinya imunodefisiensi.
Jumlah kasus HIV di Indonesia cenderung mengalami peningkatan di setiap tahunnya
dengan jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 hingga september
2018 sebanyak 314.143 kasus.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit IMS dan HIV/AIDS di
indonesia terus meningkat setiap tahun. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya edukasi
tentang kesehatan dan bahaya yang ada. Salah satu cara dalam pencegahan awal adalah
dengan memberikan edukasi terhadap sasarn yang berisiko yakni remaja. Dalam upaya
meningkatkan pemahaman remaja tentang penyakit IMS dan HIV/AIDS, serta menjadikan
remaja mampu mengambil keputusan terbaik, maka pelayanan konseling sangat diperlukan
remaja. Kegiatan konseling sebaya (peer counseling) kiranya menjadi salah satu pilihan
penting yang perlu dikaji dan diperhitungkan oleh kalangan konselor professional. Dalam
menjalankan peran tersebut tentunya remaja berada di bawah bimbingan dan pantauan
petugas Kesehatan Puskesmas. Konselor Sebaya diharapkan menjadi sebuah wadah
masyarakat yang memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan mereka,
memperluas jangkauan program kerja Puskesmas yaitu PKPR dalam memberikan
pelayanan promotif dan preventif kepada sasaran remaja
Permasalahan
Bagaimana cara Pembentukan dan Pelatihan Penyakit IMS dan HIV/AIDS Bagi Konselor
Sebaya di MTS Mendiro Kalongan?
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemilihan : Metode yang digunakan pada pembentukan konselor sebaya adalah dengan metode
kuliah, pretest dan posttest secara online. Pemilihan konselor sebaya berdasarkan keaktifan saat
pemberian materi, mengisi pretes dan posttest, serta adanya peningkatan nilai dari sebelum dan
setelah pemberian materi
Pelatihan : Model pelatihan konselor sebaya dengan off job training dengan metode kuliah dan
bermain peran (role play). Dan untuk penelitian menggunakan Theory of Planned Behaviour
(TPB) dan indepth interview
Pelaksanaan
Pemilihan konselor :
Evaluasi dilakukan dengan melakukan uji coba penggunaan website blogger, mulai dari
tautan pretest, materi, dan tautan posttest. Apabila saat uji coba terdapat masalah maka langsung
dilakukan pengaturan ulang agar sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahap akhir, semua hasil
kegiatan dikonsulkan ke dokter pendamping, pemegang program, dan guru MTs Mendiro.
Selama pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa kendala, yaitu respons peserta di grup WA
yang kurang aktif sehingga proses diskusi di grup WA kurang berjalan dengan baik dan terkesan
satu arah. Kendala kedua adalah ada peserta yang tidak mengakses materi serta tidak
mengerjakan baik pretest dan/atau posttest. Selain itu ada beberapa peserta yang sulit mengakses
blogger dikarenakan tidak memiliki kuota internet.
Kelebihan dari kegiatan ini antara lain dikarenakan dilakukan secara online, jadi pelatihan
dapat tetap berlangsung walaupun di tengah pandemi dan para peserta dapat mengakses website
modul ini sesuai waktu masing-masing, tidak perlu menyamakan waktu dengan peserta lain serta
tidak perlu tempat khusus atau bisa dimana saja asalkan ada gadget dan internet.
Pelatihan konselor :
Kegiatan pelatihan dilakukan pada hari Sabtu, 25 Juli 2021 dan berlangsung selama satu
hari. Kegiatan dimulai dengan melakukan persiapan ruangan pada pukul 07.30 WIB. Acara
dijadwalkan dimulai pada pukul 08.00 WIB. Acara dibuka oleh sambutan Kepala Sekolah MTs
Mendiro dilanjutkan dengan penyematan pin secara simbolis oleh pihak Puskesmas Kalongan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuliah. Pemberian materi pelatihan
dilakukan secara bergantian oleh dokter internsip Puskesmas Kalongan Periode Mei-Agustus
2021. Secara berurutan materi yang diberikan adalah :
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
2. Pornografi
3. Infeksi Menular Seksual
4. HIV/AIDS
5. NAPZA
6. Teknik Konseling
Setelah pemberian materi mengenai, dokter internship memberikan simulasi konseling
menggunakan skenario kasus. Peserta kemudian berpartisipasi dalam role play. Materi Role Play
adalah Teknik Konseling dengan menggunakan 2 skenario kasus. Seluruh peserta tampak
antusias dan sudah mampu menerapkan teknik konseling yang baik dan benar dalam role play.
Monitoring dan Evaluasi

Pemilihan konselor : Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan dengan cara pengisian pretes
sebelum pemaparan materi dan pengisian posttest setelah pemaparan materi. Pemilihan konselor
sebaya dilihat dari ada atau tidaknya peningkatan nilai setelah pemaparan materi serta keaktifan
dalam mengikuti materi. Terdapat 4 siswa dengan nilai tertinggi yang dipilih untuk menjadi
konselor sebaya
Pelatihan konselor : Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan dengan melakukan kunjungan
sekolah kepada peserta pelatihan (konselor sebaya) dalam rentang waktu 2 minggu setelah
kegiatan pelatihan dilakukan. Kunjungan sekolah dilakukan oleh fasilitator. Penilaian terhadap
kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilihat dari kuisioner yang diberikan pada responden dan
indepth interview. Dari hasil monitoring, didapatkan bahwa Sebagian besar konselor belum
melakukan konseling terhadap teman sebayanya dikarenakan terkendala pandemi. Di era
pandemic seperti ini, siswa jarang bertemu terhadap teman sebaya sehingga sulit untuk
menerapkan konseling yang baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai