Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Nur Asyifa

NIM : P07124218008
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan / Semester V
Mata Kuliah : Epidemiologi Kebidanan
Tugas : Merumuskan Refleksi Diri 800 – 1000 Kata

1. Bagaimana perasaan mahasiswa kebidanan dengan tahap pembelajaran di masa


pandemic COVID-19 ini ? Deskripsikan dengan tulisan, serta ekspresikan dengan
gambar sederhana.

Gambar : Stress / Bingung


Sumber : https://genta.fkip.unja.ac.id/2020/05/02/tips-hadapi-stres-saat-jalani-kuliah-online/

Pendapat saya, salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pembelajaran daring ini
yaitu implementasi dari pembelajaran. Yang dimana mahasiswa kebidanan harus dan
dituntut untuk mencapai implementasi yang baik, karena profesinya. Sehingga
dibutuhkan pembelajaran yang optimal. Sebagaian dari mahasiswa kebidanan yang
mengeluhkan tugas terutama pada tugas video, yang banyak tanpa adanya materi yang
cukup sehingga agak kewalahan dalam mengikuti proses pembelajaran untuk
mencapainya implementasi yang baik. Bahkan aplikasi yang mendukung proses
pembelajaran secara daring seperti Whatsapp, e-learning, Zoom, dan lain – lain, masih
membingungkan bagi mahasiswa. Perasaan mahasiswa kebidanan seperti yang dialami
pada gambar diatas, mengalami stress dan bingung dengan adapatasi baru ini. Tetapi
adapun alasan stress dan bingung ini terjadi pada mahasiswa.
Perkuliahan daring memang membutuhkan adaptasi dan usaha agar dapat berjalan
lancar. Selain itu, dibutuhkan usaha untuk memahami materi yang biasanya disampaikan
secara lisan menjadi tulisan dan video atau live streaming. Dengan itu mahasiswa
kebidanan menjadi pasif, dan kurang kreatif. Pembelajaran daring bukan hanyalah
sekedar memberikan tugas tetapi bagaimana pembelajaran tersebut dapat bermakna
sehingga mampu mengantarkan para mahasiswa kebidanan menjadi manusia yang
handal dalam memecahkan masalah-masalah dalam nanti pada masa profesinya.
Kerap dibagikan lewat media sosial maka berita mengenai COVID-19 ikut lalu lalang
secara masif dan tidak terkendali di berbagai media sosial dan berpotensi kepada
masyarakat maupun mahasiswa. Kelebihan informasi telah terbukti menyebabkan
mahasiswa kehilangan konsentrasi dan fokus terhadap apa yang harus dikerjakan. Hal
ini memicu konsekuensi negatif lainnya yaitu penurunan performa belajar.
Stress yang dialami pada mahasiswa akibat wabah COVID-19 ini dipengaruhi oleh
muncul adanya rasa takut akan tertular COVID-19, maka kekhawatiran saat pergi keluar
rumah, kebosanan saat melakukan social distancing, keterbatasan untuk melakukan
aktivitas di luar serta kecemasan tertular virus COVID-19 yang ditunjukkan memberikan
gambaran bahwa wabah ini menimbulkan stress tersendiri bagi mahasiswa dan kesulitan
memahami materi saat perkuliahan dalam jaringan (daring). Kesulitan ini muncul bukan
hanya perkara keterampilan penggunaan teknologi, tetapi juga terkait dengan beban yang
besar mengingat ada banyak mata kuliah yang harus dihadapi dalam masa pandemi
COVID-19 ini. Hal ini terjadi karena mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran tatap
muka secara reguler, sedangkan pembelajaran jarak jauh sebelumnya hanya dilakukan
secara insidental.
Sehingga perubahan pola pembelajaran ini memberikan permasalahan tersendiri bagi
mahasiswa. munculnya tekanan dan stress pada mahasiswa yang melakukan
pembelajaran jarak jauh. Pada tekanan tertentu menjadi terasa lebih berat, sehingga
mahasiswa kebidanan melakukan banyak coping stress di mana salah satunya adalah
terlibat dengan penggunaan media sosial. Dalam kondisi darurat karena adanya virus
corona seperti sekarang, bentuk penugasanlah yang dipandang efektif dalam
pembelajaran jarak jauh. Padahal jika hanya memberi penugasan tanpa adanya tahapan
tahapan tatap muka memiliki konsekuensi, yang dimana pengenalan konsep mengenai
suatu pelajaran sebagaimana yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka tidak bisa
berjalan dengan baik, dan dari situlah membuat mahasiswa stress karena tidak bisa
memahami. Fenomena pada pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri untuk
dunia pendidikan, yang menuntut harus siap belajar secara online/ daring hingga
menjadikan perkuliahan sarat dengan kompetensi, tepat, cermat dan cepat.
2. Apakah langkah – langkah atau tindakan yang diambil oleh individu mahasiswa
kebidanan di tahap pembelajaran (teori atau praktik) di masa pandemic COVID-
19 ini ?
Pendapat saya, jika tindakan diambil dalam pembelajaran tatap muka ini atau teori,
seharusnya akan ada penyampaian konsep pembelajaran dan tujuannya terlebih dahulu.
Kemudian pembelajaran berlanjut sampai pemahaman dan pengembangannya. Tetapi
tahapan-tahapan itu yang dinilainya tidak berjalan dengan baik dalam situasi darurat
seperti sekarang.
Dalam kondisi darurat karena adanya virus corona seperti sekarang, bentuk
penugasanlah yang dipandang efektif dalam pembelajaran jarak jauh. Padahal jika hanya
memberi penugasan tanpa adanya tahapan tahapan tatap muka memiliki konsekuensi,
yang dimana pengenalan konsep mengenai suatu pelajaran sebagaimana yang diterapkan
dalam pembelajaran tatap muka tidak bisa berjalan dengan baik dan sangat sulit untuk
memahami.
Pada tahapan praktik bisa dilakukan, diketahui bahwa menurut pakar ada metode
pembelajaran yang efektif di masa pandemi ini salah satunya yaitu dengan metode
luring. Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan.
Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan
memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat efektif
buat para mahasiswa yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan
protocol ketat new normal. Dalam metode ini, mahasiswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan. Metode ini dirancang untuk menyiasati
penyampaian teori untuk diimplementasi atau di praktikan agar mahasiswa mudah
memahami maksud implemantasikan teori yang telah di ajarkan oleh dosen. Selain itu,
pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik dan sangat efektif bagi mereka yang
kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Bagaimana penilaian mahasiswa terhadap langkah atau tindakan tersebut (sudah


sesuai atau belum, berdasarkan berbagai rujukan yang relevan). Apakah yang bisa
diperbaiki ?
Menurut penilaian saya terhadap langkah atau tindakan yang telah dilakukan
dikampus saya sudah sesuai, seperti mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan, Asuhan
Kebidanan KB, dan lain – lain. Sudah mengikuti prosedur pembelajaran yang di
recomedasikan oleh pemerintah seperti teori dilakukan tatap muka melalui daring, dan
untuk praktik dilakukan di kampus (tidak ada paksaan sesuai kondisi masing – masing
mahasiswa) dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan. Sehingga, maka
pembelajaran ini sangat efektif bagi mahasiswa kebidanan karena setelah diberikan teori
serta diajarkan untuk mengimplentasikan teori tersebut dengan baik, cermat, dan tepat.
Dengar metode ini maka mahasiswa jika diberikan tugas maupun tugas video maka tidak
akan stress dan mahasiswa dapat paham dan mudah untuk mempraktikannya.
Menurut saya tindakan pembelajaran yang perlu diberperbaiki adalah, yang hanya
memberikan tugas dan rujukan materi saja, tanpa memberikan pengertian dari teori
tersebut. Yang dapat membingungkan mahasiswa untuk mengerjakan tugasnya dan tidak
dapat menghasilkan nilai yang baik, serta pengetahuan, dengan itu mahasiswa kebidanan
tidak mampu untuk mengimplementasi dengan baik, yang dimana dituntut harus dapat
mengimplementasikan dengan baik karena tuntutan profesi nantinya.

4. Bagaimana pandangan mahasiswa terhadap peran mahasiswa dalam


penanggulangan COVID-19 di Indonesia ?
Menurut saya, adapun peran mahasiswa yang sederhana tetapi sangat mendukug
dalam penanggulangan COVID-19 di Indonesia ini, adalah dengan tetap dirumah (stay at
home), menjaga jarak dan fisik serta menggunakan masker dan sering cuci tangan
dengan sabun dan melakukan serangkaian tindakan social distancing melakukan kontak
dengan orang lain, dan yang terpenting adalah mengurangi atau menekan penyebaran
COVID-19.
Selain itu, Mahasiswa dapat berperan untuk memberikan suasana yang sehat, aman
dan nyaman bagi kehidupan masyarakat di tengah berita-hoax tentang kehadiran virus
corona di masyarakat. Mahasiswa dapat berpartisipasi sebagai pengontrol berita hoax.
Hal itu dilakukan dengan cara menyajikan informasi yang benar, tepat dan dapat
dipercaya, bukan sebagai pembuat atau bahkan penyebar hoax.
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, realistis dan mampu
mengalisis, sehingga tidak mudah mengikuti opini keliru yang beredar di masyarakat.
Hal utama adalah bijak dalam menggunakan internet dan menyebarkan berita dari
internet. Berita harus dibaca secara utuh sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang
keliru atau terprovokasi oleh judul dari berita.
Pandangan saya terhadap peran mahasiswa dalam penanggulangan COVID-19 di
Indonesia yaitu, Peran aktif mahasiswa Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19
sangat diapresiasi oleh pemerintah. Mahasiswa menunjukkan empati mereka untuk
membantu masyarakat dan memulihkan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Mahasiswa juga dapat terlibat dalam penyemprotan desinfektan, pembuatan hand
sanitizer, dan masker yang dibagikan ke tenaga medis, panti jompo, tim media serta
masyarakat umum. Yang dimana pada mahasiswa kebidanan di kampus saya sudah
melakukan bakti social di masa pandemic ini yaitu di Pasar Badung dengan membagikan
sembako serta masker kepada masyarakat penduduk disana dan tidak lupa
memperhatikan protocol kesehatan. Peran ini dapat dijalankan meskipun harus dilakukan
dengan menjaga jarak dengan orang lain. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan
harapan mahasiswa untuk mencapai cita-citanya dapat terwujud. Aktivitas mahasiswa di
kampus juga dapat berjalan normal kembali.

Anda mungkin juga menyukai