Anda di halaman 1dari 2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI

1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam
makanan sehari-hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengosumsi tempe
dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga
memengaruhi status gizi. Misalnaya, di beberapa daerah ,terdapat larangan makan
pisang, papaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber
vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena ikan
dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang
sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehigga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang di
butuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan
bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam menyadiakan makanan bergizi. Sebaliknya orang
dengan satus ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang
bergizi
6. Usia
Kebutuhan tiap jenis zat gizi berbeda menurut umur. Protein misalnya, dibutuhkan
lebih besar pada saat usia bayi dan anak dibandingkan dengan dewasa. Hal ini
disebabkan kelompok bayi dan anak – anak berada dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan jaringan tubuh yang pesat. Pada usia 0-10 tahun kebutuhan
metabolisme tubuh biasa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan faktor
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20
tahun energi basal relative konstan.
7. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita, yang disebabkan adanya perbedaan hormonal maupun perbedaan otot atara
pria dan wanita.
8. Ukuran Badan (tinggi dan berat badan)
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas, sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga semakin besar.
9. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurag nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat. Pada kondisi sakit terjadi
perubahan faal yang menyebabkan perubahan kebutuhan gizi. Suhu tubuh yang
meningkat karena sakit, akan meningkatkan kebutuhan energy dan protein.
Demikian pula terjadinya penyakit infeksi akan membutuhkan protein yang lebih
banyak daripada kondisi sehat.
10. Faktor psikologis serperti stress dan ketegangaan
Motivasi individu untuk makan makana yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbolkan kekuatan).
11. Iklim
Suhu udara dingin akan menyebabkan tubuh secara refleks mengatur suhu didalam
tubuh untuk mengimbangi pengaruh suhu luar. Untuk itu diperlukan tambahan
energy yang akan dibakar untuk memanaskan tubuh. Oleh karena itu, orang yang
tinggal di daerah beriklim dingin akan membutuhkan gizi yang lebih besar.
12. Aktivitas
Jenis aktivitas seorang juga akan memepengaruhi tingkat kebutuhan gizinya sehari
– hari. Makin intensif aktivitas berarti semakin besar gizi yang dibutuhkan,
sebaliknya semakin sedikit aktivitas seseorang maka tingkat kebutuhan gizinya juga
semakin kecil.
13. Keadaan Faal.
Ibu hamil membutuhkan gizi lebih banyak dari pada ibu dengan kondisi fisik
normal. Demikian juga ibu meneteki / menyusui membutuhukan gizi yang berbeda
dengan ibu yang tidak menyusui. Hal ini disebabkan secara fisiologis ibu tersebut
harus mensuplay gizi bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk bayinya.

Festi, P, 2018. Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya : UMSurabaya Publishing.

Anda mungkin juga menyukai