Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN BALITA USIA 3 TAHUN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan yang


diampu oleh I Komang Lindayani, M.Keb

Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester IV

Putri Nur Asyifa


P07124218008

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
2020
Daftar Isi

Daftar Isi ........................................................................................................ i


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ilmu Psikologi Perkembangan Pada Balita........................................ 3
B. Aspek – Aspek Psikologi Perkembangan Pada Balita....................... 3
C. Tugas Psikologi Perkembangan Pada Balita...................................... 5
D. Fase Perkembangan Pada Balita........................................................ 6
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Anak..................................................................................12
B. Deskripsi Perkembangan Anak.........................................................12
C. Pemaparan Lingkungan................................................................... 12
D. Kondisi Perkembangan Anak.......................................................... 12
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................ 17
DOKUMENTASI KEGIATAN.................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan yang berobyekan manusia, dan mempelajari berbagai
perilaku manusia sebagai individu adalah Psikologi. Secara bahasa psikologi
berasal bahasa Yunani yaitu dari dua kata psyche dan logos. Psyche berarti
jiwa dan logos berarti ilmu, dengan demikian psikologi adalah ilmu jiwa atau
disebut juga ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Sedangkan
Perkembangan dalam bahasa Inggris disebut development. Santrock
mengartikan development is the pattern of change that begins at conception
and continues through the life span atau perkembangan adalah pola
perubahan yang dimulai sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang
kehidupan.
Pada dasarnya psikologi terbagi atas dua bagian, yaitu psikologi umum
dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah ilmu yang mempelajari konsep
umum tentang perilaku individu, apa, mengapa dan bagaimana individu
berperilaku. Sedangkan psikologi khusus adalah kelompok psikologi yang
mempelajari perilaku individu secara khusus, baik kekhususan karena tahap
perkembangannya, posisinya, aspek yang mendapatkan sorotan utamana atau
karena kondisinya. Yang termasuk dalam kelompok psikologi khusus adalah
psikologi perkembangan yang terbagi atas psikologi anak, remaja, dewasa
dan usia lanjut, psikologi pria dan wanita, psikologi abnormal, psikologi
kepribadian, psikologi diferensial dan psikologi binatang.
Psikologi Perkembangan merupakan salah satu cabang dari psikologi
khusus yang mempelajari perilaku dan perubahan perilaku individu dalam
berbagai tahap perkembangan, mulai dari masa sebelum lahir (prenatal), masa
bayi, masa kanak kanak, masa anak kecil, masa anak sekolah dasar, masa
remaja awal, masa remaja tengah dan adolesen, masa dewasa muda, dewasa
dan dewasa tua, serta masa usia lanjut. Tiap tahap masa perkembangan
tersebut menjadi obyek studi dari psikologi sebab setiap masa memiliki ciri-
ciri atau karakteristik perkembangan yang berbeda.

1
Dalam makalah ini hanya akan mengungkapkan tentang proses
perkembangan yang terjadi dan fase fase apa yang sudah bisa di lakukan pada
Balita tepatnya usia 3 Tahun yang dimana umur tersebut, disebut dengan
masa “Golden Age” yang merupakan salah satu bagian dari psikologi
perkembangan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Psikologi Perkembangan pada Balita tepatnya pada usia
3 tahun.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari observasi yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui ilmu psikologi perkembangan pada balita
b. Untuk mengetahui Aspek - aspek psikologi perkembangan pada balita
c. Untuk mengetahui tugas psikologi pekembangan pada balita.
d. Untuk mengetahui fase perkembangan pada balita.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Ilmu Psikologi Perkembangan Pada Balita


Pada anak-anak usia dini berada pada masa keemasan (golden age). Masa
ini disebut masa keemasan sebab pada usia ini terjadi perkembangan yang
sangat menakjubkan dan terbaik sepanjang hidup manusia. Perkembangan
yang menakjubkan tersebut mencakup perkembangan fisik dan psikhis. Dari
segi fisik anak mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, mulai dari
pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh lainnya sampai perkembangan
kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan
sebagainya. Perkembangan fisik lainnya yang tidak kalah pentingya adalah
perkembangan kemampuan motorik halus yang merupakan kemampuan
melakukan koordinasi gerakan tangan dan mata, misalnya menggenggam,
meraih, menulis, dan sebagainya.
Di samping perkembangan fisik, perkembangan psikhis juga mengalami
hal-hal menakjubkan, dari kemampuan berinteraksi dengan orang tua sendiri
sampai kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Mulai kemampuan
berpikir sensori-motoris sampai kemampuan berpikir pra operasional konkrit.
Anak-anak pada tahap sensori motoris hanya dapat memahami sesuatu setelah
menggunakan inderanya, tetapi kemudian pemahaman tersebut berkembang
pada tahap pra operasional konkrit menjadi pemahaman terhadap benda
bercampur dengan imajinasi anak. Perkembangan kemampuan kognitif ini
memberikan sumbangan yang besar terhadap kemampuan bahasa,
kemampuan emosional, kemampuan moral, bahkan kemampuan agama. Pada
usia dini anak belajar kata pertama yang diikuti ribuan kata berikutnya. Pada
usia dini anak mulai berinteraksi dengan orang di sekitarnya, mulai dari orang
tuanya sampai masyarakat lingkungannya. Pada usia dini anak mulai dapat
membedakan baik dan buruk, dan pada usia dini pula anak-anak mulai
mengenal nama Tuhan dan agamanya.
B. Aspek – Aspek Psikologi Perkembangan Pada Balita

3
Perkembangan anak usia dini mencakup berbagai aspek. Secara umum
perkembangan anak usia dini mencakup perkembangan fisik, sosial, emosi,
dan kognitif. Namun beberapa ahli mengembangkan menjadi aspek-aspek
perkembangan yang lebih terinci. Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini pada pasal 5 dinyatakan bahwa aspek-aspek pengembangan
dalam kurikulum PAUD mencakup : nilai agama, nilai moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
Secara sederhana kita dapat membedakan beberapa aspek utama
kepribadian, yaitu :
1. Aspek fisik dan motoric
Pada awal kehidupan anak selama sembilan bulan dalam kandungan,
ukuran fisik bayi tumbuh dan berkembangan. Selama dua tahun pertama,
bayi yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil
yang bisa duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari,
bisa memegang dan mempermainkan berbagai benda atau alat pada akhir
tahun kedua.
2. Aspek kognitiif atau intelektual
Aspek kognitif atau intelektual perkembangannya diawali dengan
perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan
memecahkan masalah sederhana, kemudian berkembang ke arah
pemahaman dan memecahkan masalah yang lebih rumit
3. Aspek sosial
Aspek sosial anak berkaitan dengan hubungan anak dengan orang-
orang di sekitarnya. Keterampilan sosial cukup kompleks, dan anak perlu
waktu untuk memahaminya. Anak perlu belajar tentang bagaimana
merasakannya, bagaimana mendengar, berbagi, bekerjasama, mengambil
atau memberi, dan mengatasi konflik.
4. Aspek bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan menirukan bunyi dan
perabaan. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan
orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial.

4
Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan
erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial.
5. Aspek emosi
Pada anak – anak terjadi masa egosentris – dunia berpusat pada ‘’aku”
Emosi masih sulit untuk dikendalikan : meledaknya amarah yang kuat,
ketakutan yang hebat, dan rasa iri hati yang tinggi
6. Aspek moral dan keagamaan
Dalam aspek ini, peranan lingkungan terutama keluarga sangat
dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak melakukan
perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, kemudian menjadi
perbuatan atas prakarsa sendiri.
Perkembangan dari setiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama
atau sejajar, perkembangan sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin
juga mengikuti aspek lainnya, tergantung dari faktor lingkungan tumbuh
anak.
C. Tugas Psikologi Perkembangan pada Balita
Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social
expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku
yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Faktor
sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan
organisasi
3. Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang
sedang
4. berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan
5. Tuntutan norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan
(Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974;
Havighurst, 1976) ) sebagai berikut :

5
1. Tugas – tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak – kanak (0 – 6
tahun), yaitu :
a. Belajar berjalan.
b. Belajar memakan makanan padat.
c. Belajar berbicara.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g. Membentuk konsep – konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial
dan alam.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang – orang
disekitarnya.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti
mengembangkan kata hati.
D. Fase – Fase Perkembangan Pada Balita
Dalam fase perkembangan menurut Hurlock (1980) secara garis besar
masa perkembangan kanak – kanak dikelompokan atas 2 bagian besar, yakni
fase perkembangan awal kanak – kanak usia 2 – 6 tahun dan akhir kanak –
kanak usia 6 – 12 tahun, kali ini yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu
fase perkembangan awal kanak – kanak saja.
1. Perubahan Fisik Awal Kanak – Kanak
a. Perkembangan anggota tubuh
 Perbedaan postur tubuh pertama kali terlihat jelas pada awal kanak
– kanak. Bentuk – bentuk tubuh anakpun bervariasi, ada yang
berbentuk gemuk lembek (endomorfik), kuat dan berotot
(mesomorfik), dan bentuk kurus (ektomorfik).
 Perbandingan tinggi dan berat badan. Tinggi setiap tahun
bertambah rata – rata 3 inci.sementara untuk berat badan setiap
tahun bertambah 3 – 5 pon.
 Perbandingan tulang dan otot. Pada masa ini terjadi pengerasan otot
– otot yang sifatnya bervariasi pada bagian – bagian tubuh.
b. Pertumbuhan gigi

6
Selama periode awal kanak – kanak gigi “susu” mulai lepas dan
digantikan dengan gigi – gigi tetap.
c. Perkembangan otak anak periode awal kanak – kanak
Pada usia 3 tahun, ukuran otaknya sudah ¾ dari ukuran otak orang
dewasa. Meningkatnya kematangan otak yang disertai dengan
kesempatan untuk menerima stimulasi (pengalaman) luar akan
memberikan sumbangan yang luar biasa terhadap perkembangan
kemampuan kognitif anak.
d. Perkembangan motoric anak pada periode awal kanak – kanak
1) Keterampilan motoric kasar (Gross Motorics Skills)
Pada usia kira – kira 2,5 – 3 tahun, anak mulai dapat melompat –
lompat dengan menggunakan kedua kakinya, berjalan kesana
kemari, mengangkat kaki satu hanya bertahan beberapa detik saja,
yang sebelumnya tidak bisa dilakukan karena berkaitan dengan
kematangan otot – otot.
2) Keterampilan motoric halus (Fine Motorik Skills)
Pada anak usia 3 tahun anak sudah mampu memegang benda –
benda berkuran kecil dengan mmenggunakan ibu jari dan jari – jari
lainnya, sudah bisa menggambar dalam bentuk lingkaran, garis
lurus hamper sempurna, dan kombinasi dari bentuk bentuk tesebut.
2. Perubahan Psikologi pada Periode awal Kanak – Kanak
a. Perkembangan kognitif
1) Kaya dengan fantasi
Perkembangan pada masa awal kanak – kanak ini sangat imajinatif
dan eksploratif, sehingga anak kaya dengan fantasi. Anak dapat
bercerita melebihi pengalaman – pengalaman aktualnya, yang
artinya imajinasi anak akan berkembang melebihi dari apa yang
dilihatnya.
2) Memiliki daya kosentrasi yang pendek
Anak sulit untuk berkosentrasi pada suatu kegiatan jangka waktu
lama. Anak cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain,

7
kecuali kegiatan tersebut menyenangkan dan bervariasi tidak
membosankan.
3) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Rasa ingin tahu anak sangat bervariasi dan tergantung dengan
objek apa yang menjadi daya tarik terhadap perhatiannya, anak
lebih tertarik kepada benda – benda yang memberi efek bagi
dirinya, tentu kondisi ini dapat memancing keinginan anak untuk
tekun memecahkan permasalahan.
4) Bersifat egosentris
Menurut piaget (dalam siti rahayu 1988) pada usia balita ini masuk
dalam fase praoperasional yang dimana pola berfikir anak
cenderung bersifat egosentris dan simbolis. Hal ini terlihat dari
perilakunya yang suka berebut mainan, menangis apabila ingin
sesuatu tida di kehendaki, atau memaksakan sesuatu kepada orang
lain.
5) Sebagai masa belajar yang paling potensial
Pada masa awal kehidupan ini, anak akan cepat belajar menerima
berbagai stimulus yang diikuti dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat cepat dan hebat. Oleh karena itu, pada
masa ini anak sangat membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari
lingkungannya.
b. Perkembangan social
1) Perkembangan social dengan orang tua
Perkembangan social dari peralihan perilaku sangat lekat menjadi
perilaku belajar model. Perilaku dan aktivitas anak merupakan hasil
proses pembelajaran tentang obek yang pernah dilihatnya sehingga
membentuk pola imitasi, pengambilan peran, dan proses
identifikasi.
2) Hubungan social anak dengan saudaranya
Yaitu mencerminkan pembelajaran anak bertoleransi terhadap
orang lain tanpa mengesampingkan konsep diri dan
kepribadiannya. Sepanjang hubungan anak dengan saudaranya

8
bersifat sebagai teman bermain tidak berdampak buruk bagi anak,
sekalipun terkadang ada pertengakaran.
3) Hubungan social anak dengan teman sebaya
Pada masa ini arti teman dinilai sebagai teman bermain sehingga
pada saat ini anak sudah memiliki satu atau lebih teman bermain
yang disukainya. Selain itu, anak juga merasa senang apabila
diterima atau saat berada di kelompok teman sebaya.
c. Perkembangan bahasa
Pada saat usia 3 tahun kebanyakan anak sudah bisa berkomunikasi
prabicara. Masuk pada tahap diferensiasi mulai usia 2,5 sampai 5 tahun
anak sudah memiliki kemampuan kalimat pendek dan banyak kata
sesuai dengan tata bahasa yang baik. Kini, anak tidak lagi mengoceh.
Anak terus belajar berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk
ungkapan emosi dan adaptasi (penyesuaian) social.
d. Perkembangan Emosi
1) Factor – factor yang memengaruhi perkembangan emosi anak
a) Kesadaran terhadap rasa takut
b) Lingkungan social rumah
c) Pola disiplin keluarga
d) Perlakuan orang tua
2) Reaksi – reaksi emosi pada anak
a) Marah
Sumber : pertengkaran, keinginan tidak tercapai, dll
Bentuk ungakapan : menangis menggerutu, menggertak
b) Cemburu
Sumber : perhatian beralih kepada adik baru
Bentuk ungkapan : pura – pura sakit, nakal, mengompol
c) Gembira
Berhasil menyelesaikan tugas yang dianggap sulit. Ungkapan :
senyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat lompat, dll
d) Ingin tahu

9
Tertuju pada objek – objek yang baru dilihatnya, kemudian
beralih kebertanya.
e) Rasa takut
Pengalaman kurang menyenangkan, ungkapan : kepanikan,
berlari, bersembunyi, menangis
f) Sedih
Kehilangan barang atau orang yang sangat dicintai atau
dianggap penting. Ungkapan menangis, hilangnya minat
g) Kasih sayang
Menyukai dan menyanyangi benda atau binatang atau orang
lain. Ungkapan berbicara, memeluk, dan mencium.
e. Perkembangan minat
1) Minat pada agama
Misal dengan berdoa dianggap anak sebagai usahan untuk
mencapai kehendaknya. Ikut serta dalam upacara keagamaan dapat
mendorong anak untuk tertari terhadap agama
2) Minat pada tubuh
Biasanya anak akan memberikan pertanyaan dan komentar tentang
berbagai bagian anggota tubuh.
3) Minat terhadap seks
Digambarkan melalui minat dan perilaku anak untuk mengetahui
asal usul bayi (adiknya).
4) Minat terhadap pakaian
Anak akan merasa bangga bila dia mempunyai atau mengenakan
pakaian jenis, warna, dan berbentuk pakaian yang dengan teman
atau yang animasi yang ia sukai.
f. Perkembangan moral
1) Peran disiplin pada perkembangan moral anak
Tujuan pemberian disiplin ialah untuk memberitahu anak
tentang perilaku mana yang baik dan mana yang kurang baik
(Hurlock,1980). Disiplin menjadi pembatas yang dikenakan kepada

10
anak berupa larangan, pantangan, atau ketentuan – ketentuan yang
bersal dari lingkungan keluarga masyarakat, atau Negara.
Unsur – unsur terpenting dalam disiplin haruslah berupa
peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam
penerapannya dan cara yang digunakan, memberlakukan hukuman
bagi yang melanggarnya, dan ada hadiah bagi anak yang
berperilaku sesuai dengan peraturan.
Dengan disiplin diharapkan : anak merasa aman karena anak
tau yang mana boleh dan tidak, membantu anak untuk percaya diri,
sebagai pendorong ego untuk mencapai apa yang diinginkan, dan
membantu anak untuk mengembangkan hati nurani.

11
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Anak
Nama Lengkap : MRM
Tempat/tanggal Lahir : Denpasar, 12 Desember 2016
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Usia : 3 tahun 5 bulan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Padang Indah V No 14, Denpasar.
B. Deskripsi Perkembangan Fisik Anak
Tinggi : 95 cm
Berat : 12 kg
Warna rambut : Hitam
Warna kulit : Sawo matang
Postur tubuh : Sedang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019
Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat
Indonesia, tinggi badan ideal adalah 92 cm, dan untuk berat badan adalah 13
kg.
C. Pemaparan Lingkungan
Adik “MRM” tinggal bersama keluarga kecilnya yaitu terdiri dari ayah, ibu,
dan kakaknya (laki-laki) yang berusia 11 tahun. Kondisi lingkungan di sekitar
tempat tinggal adik “MRM” sangat mendukung untuk memenuhi stimulasi
karena, suasana lingkungan tempat tinggalnya sangat ramah tetangganya dan
akrab satu sama lain, selain itu ada beberapa teman bermain yang sebayanya.
Biasanya adik “MRM” dan teman – temannya bermain disore hari seperti
bersepeda, bermain mobil – mobilan, bercerita satu sama lain, dll.
D. Kondisi Perkembangan Anak
1. Perkembangan Motorik
Berikut hasil pengamatan perkembangan motoric yang dapat dilakukan oleh
Adik “MRM”.

12
 Berjalan Meloncat
 Meloncat menggunakan satu kaki, berdiri dengan
Motorik Kasar satu kaki tanpa berpegangan (bertahan hanya
beberapa detik)
 Melempar dan menangkap bola
 Membentuk lingkaran (blm sempurna), garis lurus,
menyambung garis patah - patah diatas kertas
Motorik Halus  Menunjuk beberapa anggota tubuh
 Meniru beberapa pekerjaan rumah tangga (biasanya
ikut ibunya menyapu dan menyiram halaman)
2. Perkembangan Kognitif
Berikut hasil wawancara dan pengamatan perkembangan kognitif yang sudah
dilalui atau nampak pada adik “MRM”.

 Ketika ia menonton tayangan superman, ia


menganggap superman ada. Selain itu ia suka
berimajinasi berperan menjadi superman. Dan apa
yang ia tonton biasanya pada saat berkumpul
dengan temannya suka menceritakan.
Kaya dengan  suka membuka buku (Animals, Buah-buahan, dll)
fantasi walapaun blm bisa membaca, ia suka bercerita
sendiri tentang bukunya
 Adik “MRM” suka menggambar dan sambil ia
menggambar ia bercerita apa yang ia gambar
(misal gambar ikan “ini ikan dia lagi makan trus
berenang” padahal gambar tersebut hanya garis)
Adik “MRM” sudah mampu berhitung 1 – 10 tanpa di
Daya kosentrasi bantu, tetapi kerap kali terjadi pada saat berhitung 1-5
yang pendek semangat, selanjutnya terkadang sudah tidak mood
dan malah berganti kegiatan lain
Rasa ingin tahu Ketika adik “MRM” dibelikan mainan mobil mobilan
yang besar elektrik yang menggunakan remote, tetapi mainan
tersebut tidak bertahan lama karena dibongkar dan ia
ingin tahu apa isi didalamnya. Dan suka bertanya

13
ketika melihat sesuatu/hal baru
Ketika ia sedang makan makanan kesukaan / mainan
yang ia sukainya, ia terkadang marah ketika makan
Bersifat egosentris
atau barangnya disentuh oleh kakanya, ia
mengganggap itu miliknya
Adik “MRM” suka memperhatikan sesuatu yang ia
liat, misal dia menonton video baby shark ia meniru
gerakannya dan bernyanyi. Menghafalkan abjad
dengan nyanyian, bermain puzzle, cepat menangkap
Masa belajar
kata – kata baru (dirumahnya dia mengenal kata “tidak
boleh” ketika ia bermain dengan temannya dan
temannya berakata tidak boleh itu adalah “No” dan
kata No tersebut digunakan si Adik “MRM”)
3. Perkembangan Sosial
Berikut hasil wawancara dan pengamatan perkembangan sosial yang sudah
dilalui atau nampak pada adik “MRM”, yaitu sebagai berikut :
a. Sudah mengerti perintah dan larangan sederhana
Misal : ibunya minta tolong untuk mengambilkan Tissue ia bisa
melakukannya, dan ketika makan ia tau bahwa tidak boleh
menggunakan tangan kiri.
b. Bermain dengan temannya
c. Berkomunikasi dengan teman atau saudaranya
4. Perkembangan Bahasa
Berikut hasil wawancara dan pengamatan perkembangan bahasa yang
sudah dilalui atau nampak pada adik “MRM”, yaitu sebagai berikut :
a. Dapat menyusun kalimat sederhana (misal “aku suka main mobil”)
b. Mampu menyebutkan nama keluarganya dan teman temannya
c. Mampu mengucapkan kata – kata yang dimengerti
5. Perkembangan Emosi
Berikut hasil wawancara dan pengamatan perkembangan emosi yang
sudah dilalui atau nampak pada adik “MRM”, yaitu sebagai berikut :

14
a. Adik “MRM” menunjukan keriangan atau kebahagiaannya, dan lincah,
ia selalu ceria disaat bermain, jarang terlihat murung kecuali sedang
sakit.
b. Ketiaka dia jatuh spontanitas dia langsung menangis, atau di marahi
oleh orang tua dia mengeksperesikan kesedihannya dengan tangisan
c. Ketika lampu mati suasana gelap membuat dia takut
d. Rasa marah adik “MRM timbul saat permintaan tidak dipenuhi, dijaili
oleh kakaknya
e. Mudah iri hati ketika kakaknya di belikan makanan dia juga menutut
untuk dibelikan
f. Adik “MRM” muncul rasa mengaggumi ketika ia melihat yang ia suka
seperti binatang – binatang, film animasi, dll
g. Adik “MRM” dapat menunjukan rasa belas kasihan ketika kakaknya di
marah oleh ibunya dan nangis dia juga ikut nangis sambil memeluk
kakaknya
6. Perkembangan Minat
Berikut hasil wawancara dan pengamatan perkembangan minat yang sudah
dilalui atau nampak pada adik “MRM”, yaitu sebagai berikut :
Menunjukan pada saat sebelum makan, tidur, dll
Minat agama
berdoa
Adik “MRM” memberi pertanyaan dan komentar
Minat pada tubuh tentang berbagai bagian anggota tubuh kepada ibu
dan bapaknya.
Adik “MRM” bertanya kepada ibunya tentang asal
Minat terhadap Seks
usul bayi
Adik “MRM” suka menggunakan pakian yang ia
Minat terhadap
sukai seperti baju superman , dan ia akan merasa
pakaian
bangga menggunakan baju yang ia sukai
7. Perkembangan Moral
Tujuan pemberian disiplin ialah untuk memberitahu anak tentang perilaku
mana yang baik dan mana yang kurang baik (Hurlock,1980). Berikut hasil
wawancara dan pengamatan perkembangan moral yang sudah dilalui atau
nampak pada adik “MRM”, yaitu sebagai berikut :

15
a. Mampu bernalar dan berpikir tentang mengapa itu dilarang (misal :
dilarang pipis sembarangan, dia berfikir itu dilarang karena selain malu,
dapat membuat kotor tempat)
b. Adik “MRM” merasa bersalah ketika melanggar larangan dari ibunya
(misal : tidak boleh mencabut daun atau bunga dihalaman, dan ia
mencabutnya dan setelah itu ia merasa bersalah)
c. Adik “MRM” merasa percaya diri ketika tidak melakukan larangan atau
perilaku yang salah.
d. Adik “MRM” dapat melakukan perilaku yang mana yang boleh dan
tidak (misal: makan tidak boleh menggunakan tangan kiri, tidak boleh
pelit, harus berbagi, tidak boleh mencoret tembok, jika ingin gambar
dikertas, dll)

BAB IV
PENUTUP

16
A. Simpulan
Berdasarkan pengamatan dari hasil observasi dan wawancara kepada
ibu kandung Adik “MRM” balita usia 3 tahun 4 bulan diperoleh hasil
bahwa pertumbuhan secara fisik normal tidak adanya gangguan terhadap
anak. Pertumbuhan fisik tinggi dan berat badan Adik “MRM” masih
dalam batas normal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2019 Tentang Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan Untuk masyarakat Indonesia.
Adik “MRM” tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya dan
tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan, dan secara keseluruhan
Adik “MRM” sudah bisa melakukan tugas perkembangan sesuai dengan
usianya. Perkembangan balita yang saya observasi sudah bisa
menyebutkan namanya sendiri tanpa bantuan orang lain, dapat
menyanyikan beberapa lagu, sudah bisa menyebutkan 5 buah angka yang
berurutan, bahasa yang dipergunakan dapat dimengerti orang lain
meskipun masih sering membuat kesalahan.
Adik “MRM” memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik
terhadap teman-teman sebayanya, suka berbicara dan bercerita dengan
keluarganya kadang juga dengan dirinya sendiri, suka bernyanyi dan
menari-nari saat bernyanyi. Hal tersebut terlihat bahwa peran orangtua dan
keluarga serta lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Saran
Mengingat masih banyaknya terdapat kesalahan dalam penulisan
laporan observasi ini diharapkan pembaca dapat memberikan pendapat dan
kritik tentang hasil observasi perkembangan awal kanak-kanak ini,
sehingga dapat sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DOKUMENTASI KEGIATAN

17
DAFTAR PUSTAKA

ii
Murni, 2017. PERKEMBANGAN FISIK, KOGNITIF, DAN
PSIKOSOSIAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL 2-6 TAHUN. Volume
III. Nomor 1. Link : file:///C:/Users/USER/Downloads/2042-4055-1-SM
%20(3).pdf . Diakses pada tanggal 24 April 2020
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019
Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia
file:///C:/Users/USER/Downloads/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukup
an_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia%20(1).pdf. Diakses
pada tanggal 24 April 2020
Pieter, H, dan Lubis, N. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan Edisi
Revisi. Jakarta : Kencana.
Sit, M. 2015. PSIKOLOG PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI JILID
I. Medan : PERDANA PUBLISHING

Anda mungkin juga menyukai