LAPORAN OBSERVASI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA DAN STUDI SOSIAL
ANAK USIA DINI
Disusun Oleh:
2019
S
Laporan Observasi Bahasa Anak Pada Usia 4 Tahun
A. Pendahuluan
Perkembangan pada anak usia dini merupakan tahap perkembaangan emas, dimana
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam masa pertumbuhan yang sangat pesat, anak
meniru tingkah laku, belajar berbicar, menyoret buku dan perkembangan fisik yang sangat
pesat. Salah satu perkembangan anak adalah pemerolehan Bahasa, berbicara atau bahasa
merupakan prestasi terbaik dan menakjubkan dalam prestasi manusia. Manusia berinteraksi
dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa, bahsa tersebut terjadi baik berupa
verbal, non verbal.
Bahasa diperoleh tidak melalui kesadaran dan tidak dipelajari secara langsung oleh anak,
tampa melalui pendidikan formal di sekolah, tetapi bahasa diperoleh melalui sebuah proses
kehidupan awal manusia, pada usia bayi anak mendengarkan bahasa dari pembicaraan atau
percakapan orang tua, dengan itu anak mulai menagkap sedikit bahasa dan mulai
mengucapkan dari bahasa yang sederhana kepada bahasa yang kompleks. Menurut Santoso
dalam Neil (2013) tahapan pemerolehan bahasa anak secara umum ada lima, yaitu:
1. Reflex vocalization, pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang
masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis,
tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
2. Babbling, pada usia lebih dari tiga minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia
akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang
dikeluarkan ini telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
3. lulling: di usia tiga minggu sampai dua bulan mulai terdengar suara-suara namun belum
jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat
mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti “aa....,
hmm....ba….ba…, ma..ma….”
4. Echolalia: pada tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan, ia mulai meniru
suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi
wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
5. True speech, bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan
atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.
Lingkungan keluarga juga dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, pada usia kritis
anak yaitu usia delapan belas bulan sampai akhir balikh (Kurnia, 2018) maka dari itu keluarga
harus membimbing bahasa anak, dan mencontohkan bahasa yang baik kepada anak, karena
keluarga meupakan orang yang terdekat dengan anak. Pada perolehan bahasa anak melibatkan
keterampilan, yaitu menghasilkan keterampilan tuturan secara spontan dan kemampuan
memahami tuturan orang lain.
Metode
Metode yang digunakan adalah metode simak dan rekam. Data anak yang diperoleh
dilapangan anak dikumpulkan dengan metode simak, dimana bertujuan untuk menyimak hasil
ujaran anak secara baik, dan dibantu oleh hasil rekaman untuk meyakinkan pembicaraan yang
anak ucapkan, serta mengingat semua ujaran anak dalam penelitian yang sedang berlangsung
tersebut
Nama : Bilqis
Umur : 4 Tahun
Dibawah ini dialog yang peneliti lakukan dengan anak, ketika anak sedang belajar.
Menulis dan Belajar bersama adiknya tanggal 25 Sept jam 16.20 Wib.
P : oo, hati hati besok lagi kalo mau main didekat kandang ayam yah.?
Bil : Abuih yang ada Sayurnya yang kayak bunga terus lauk Jair (ikan mujair)
Dari segi Fonologi bilqis yang berusia 4 Tahun sudah mampu untuk berbicara. Dapat dilihat
pada percakapan dan tabel 1 disitu bilqis telah lancar berbicara tetapi ada beberapa huruf yang
dihilangkan yaitu R, Mu. Sebenarnya bilqis bisa mengucapakan hal tersebut tetapi terkendala
pada kebiasaan dari bahasa ibu, bilqis tidak biasa mengucapak huruf-huruf yang ia hilangkan
dalam percakapan diatas pada kata Abuih dan Lauk Jair dalam Santrok (2007) Fenom adalah
unit dasar dari suara dalam suatu bahasa, unit terkecil dari suaitu yang mempengaruhi makna.
Selanjutnya pada segi Semantik yaitu mengacu pada makna kata dan kalimat, dalam tuturan
percakapan diatas ‘Naik-naik keatas’ sudah betul dalam aturan bahasanya atau Sintaksis tetapi
dalam alur percakapnnya anak sedang mebicarakan tentang menaiki suatu rumah kecil
(kandang ayam) sehingga maknannya yaitu Memanjat dan pada percakapan pertama yaitu
Bilqis kakinya kena paku putih ketika ditanya paku tersebut berkarat atau tidak. Dan Bilqis
mengungkapakan warna paku tersebut. Sehingga peneliti bisa mengkapa bahwa paku tersebut
adalah paku biasa yang tidak berkarat.
Kesimpulan
Dalam pembahasan tadi didapatkan bahwa seorang anak yang bernama Bilqis usia 4
tahun sudah tergolong mampu berbicara dengan baik. Hanya saja dalam masalah sistem aturan
bahasanya bilqis dari segi Fonologi, masih tergolong kurang dalam pelafaan tertentu seperti R,
Mu dalam percakapan tersebut. Jadi dalam perkembangan bahasanya bilqis sudah dapat
mengucapkan bunyi-bunyi dan menceloteh seperti anak lainnya, tetapi karena sedikit
pembiasaan dari bahasa ibu, sehingga pengucapan kurang sempurna pada beberapa kata saja.
Pada usia bilqis sudah dapat terlibat bercakap-cakap dengan orang dewasa atau temannya,
memahami percakapan dan pembicaraan yang panjang dan telah mengetahui tentang bahasa
tulisan. Dari segi Semantik dalam percakapan tersebut Bilqis ingin menyampaikan
pembicaraanya tetapi masih dengan bahasa anak.
Pada rentang usia 4 tahun, anak-anak lebih pada mengembangkan kepekaan besar
terhadap kebutuhan orang lain dalam sebuah percakapan. Anak juga belajar mengubah pola
percakapan sesuai situasi, anak juga dapat membedakan cara berbicara kepada orang dewasa
dibandingkan dengan teman seusinya. Seingga pada usia anak yang rentang akan meniru
perkataan orang disekitarnya, kita sebagai pendidik atau orang tua dapat mengajarkan
perkataan yang baik ke anak, agar anak dapat menirukan perkataan, espresi wajah , dan gaya
berbicara yang baik pula.
Daftar Pustaka
Kurnia, Sri, H. S. (2018). Analisis Pemerolehan Bahasa Pertama (Bahasa Melayu) Pada
Anak Usia 3 Tahun. Journal Pena Indonesia 4(1).
Neil, Gede, P. W. (2013). Perkembangan Bahasa Anak 0-3 Tahun Dalam Keluarga. Journal
Linguistik 20(39).