Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Matematika dan Sains AUD

“Hasil-Hasil Penelitian Matematika Anak Usia Dini Dari Laporan


Penelitian, Jurnal Nasional Atau Internasional”

Dosen : Dr. NENNY MAHYDUDIN, M.Pd


Disusun Oleh: Kelompok 1

DENI EKA PUTRA NIM :19330003


RAHMA TIKA NIM :19330021
LISA ELFIRA NIM :19330014
NISAAUL HANIFAH NIM :19330019
NORA RIZKI ANDANA NIM : 19330027

MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah
Matematika dan Sains Anak Usia Dini dengan judul “Hasil-hasil penelitian matematika Anak
Usia Dini dari laporan penelitian”.
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Neny
Mahyudin, M.Pd, selaku dosen mata kulila Matematika dan Sains Anak Usia Dini yang telah
memberikan kepercayaan untuk membuat makalah ini, serta pada teman-teman yang telah
memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini.

Tidak ada gading yang tidak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini bisa memberikan suatu manfaat bagi kami dan para pembaca
serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah di watu yang akan dating.

Padang, 14 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Hakekat Matematika...................................................................................... 3
B. Karakteristik Anak belajar Matematika ........................................................ 4
C. Belajar Matematika Anak Usia Dini ............................................................. 4
D. Hasil-hasil penelitian matematika Anak Usia Dini dari laporan penelitian .. 5

BAB III. KESIMPULAN


A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) sudah mulai dicanangkan oleh pemerintah.
Berdasarkan kurikulum 2004 Taman Kanak-Kanak bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini yang dilakukan dengan
memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani. Dengan upaya seperti ini anak diharapkan memiliki kesiapan dalam memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengenalan berbagai macam bidang pendidikan akan
mampu merangsang anak dalam memahami dan menjadi acuan bakat yang dimiliki.
Bidang pendidikan yang harus dikenalkan kepada anak usia dini diantaranya adalah
matematika & sains.Pengenalan matematik a& sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan
pada proses daripada produk. Bukan berisikan rumusan atau teori-teori melainkan juga
mengandung nilai-nilai manusiawi yang bersifat universal dan layak dikembangkan serta
dimiliki oleh setiap individu di dunia bahkan dengan bagitu nilai sains bagi kehidupan
menyebabkan pembekalan matematika& sains yang dapat diberikan sejak usia anak masih dini.
Anak usia prasekolah memiliki keterampilan proses sains yang hendaknya dilakukan
secara sederhana dan sambil bermain. Kegiatan sains yang diajarkan memungkinkan anak
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang
ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda
yang ada tersebut. Di sini ada keterkaitan langsung antara pendidik dan peserta didik
berlangsung sehingga dipastikan bahwa hasil pendidikan juga tergantung dari perilaku pendidik
dan perilaku anak sebagai peserta didik. Dengan demikian dapat diyakini bahwa perubahan
hanya akan terjadi jika terjadi perubahan perilaku pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu
posisi pengajar dan peserta didik sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
(Surakhmad, 2000: 31).
. Dengan segala potensi yang dimiliki oleh anak, seorang guru harus senantiasa dekat
dengan anak secara individual serta memberikan wawasan lebih luas, lebih kaya pengalaman,
dan lebih kuat dibandingkan dengan kehidupan dan keadaan anak-anak. Guru sebagai fasilitator
ditunjuk untuk mendorong agar anak dapat mempelajari matematika dan sains secara benar,
mengingat semua yang sedang dan telah dipelajarinya dengan lebih baik. Selain menganalisis
kesulitan guru PAUD dalam mengajarkan matematika dan sains, melalui penelitian ini
ditemukan pula cara mengatasi permasalahan tersebut.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja hasil-hasil penelitian matematika dan sains AUD dari laporan penelitian
2. Apa saja permasalahan pembelajaran matematika dan sains anak usia dini

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja hasil-hasil penelitian matematika dan sains AUD dari laporan
penelitian.
2. Untuk mengetahui apa saja permasalahan pembelajaran matematika dan sains anak usia
dini
D. Mamfaat Penulisan
Mamfaat penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui apa saja permasalahan
pembelajaran matematika dan sains pada anak usia dini dan solusinya melalui hasil-hasil
penelitian matematika dan sains anak usia dini dari laporan penelitian.
BAB II

PEMBAHASAN

HASIL-HASIL PENELITIAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI DARI LAPORAN


PENELITIAN, JURNAL NASIONAL ATAU INTERNASIONAL

A. Hakekat Matematika
Menurut Siswono (2012:2) mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu yang memiliki
banyak pengertian dan tidak ada kesepakatan tunggal dari para ahli tentang definisinya. Menurut
Soedjadi dalam Siswono (2012:2) ada beberapa definisi menurut ahli-ahli terkait definisi
matematika, yaitu matematika adalah: (1) cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik, (2) pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, (3) pengetahuan tentang penalaran
logik dan berhubungan dengan bilangan, (4) pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk, (5) pengetahuan tentang struktur yang logik, dan (6)
pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Pandangan terhadap arti matematika itu lebih
dipengaruhi oleh bidang- bidang kajian matematikawan yang terkait keahliannya, seperti logika,
geometri, analisis, atau terapan.

Menurut Van de Walle (2007) Pengertian matematika yang lebih fleksibel dan digunakan
pada pembelajaran adalah matematika itu sebagai sebuah ilmu tentang pola keteraturan dan
urutan yang logis (Siswono, 2012:3). Dari pandangan seperti inilah maka akan lebih memberi
makna terhadap suatu pengerjaan-pengerjaan matematika. misalkan bilangan lima merupakan
representasi dari benda-benda yang banyaknya lima. Keteraturan dari anggota suatu himpunan
yang banyaknya lima merupakan pola dan urutan yang logis. Contoh hasil belajar siswa TK
dalam merepresentasikan lima
Siswa TK menunjukkan pemikirannya tentang bilangan 5 Sumber: Van De Walle (dalam
Siswanto, 2012:3)

B. Karakteristik Anak Belajar Matematika


Anak usia dini termasuk pada tahap pra-operasi karena umurnya sekitar 4-6 tahun (pra
TK sampai TK). Tahap ini ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan suatu objek, menata
letak benda-benda menurut urutan tertentu (seriation), dan membilang. Pada tahap ini pemikiran
anak lebih berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika melihat
objek- objek yang kelihatannya berbeda, maka dikatakan berbeda (Siswanto, 2012:4)

C. Belajar Matematika Anak Usia Dini


Pola belajar anak usia dini sebenarnya mengikuti karakteristik dari anak itu sendiri.
Anak-anak dapat menggunakan pengetahuannya, tetapi tidak dapat mengungkapkan pengetahuan
tersebut. Ciri ini sebenarnya dialami hampir semua tingkat perkembangan kognitif anak, tetapi
porsi terbesar oleh anak pada pra konkrit dan konkrit. Anak-anak tersebut sudah cukup memiliki
pengetahuan dan dapat mengaplikasikan, tetapi sulit mengartikulasikan. Anak juga mendapatkan
pengetahuan lebih karena interaksi dengan konteks sosial yang berbeda-beda. Pandangan ini
dipengaruhi oleh Vygotsky sebagai tokoh konstruktivisme sosial.

Mooney, et.al (dalam Siswanto, 2012:6) menjelaskan bahwa anak belajar matematika
melalui permainan dan eksplorasi seperti bercerita, mendengarkan cerita, dan membuat cerita,
bernyanyi, permainan imajinatif, maupun bermain peran. Kegiatan-kegiatan tersebut lebih
menarik dan menyenangkan siswa terlibat dalam aktifitas-aktifitas yang mencakup dunianya.

D. Belajar dan Mengajar Bilangan


Siswanto (2012:6) mengatakan bahwa bilangan merupakan materi yang esensial dan
menempati porsi terbesar bagi siswa pra-TK, TK, maupun SD. Bilangan menjadi dasar dan
fondasi konsep matematika selanjutnya. Oleh karena itu, sangat perlu mendapat perhatian agar di
awal usia belajar matematika dapat mengubah sikap siswa menjadi mencintai matematika.
Schwartz (2005:62) menjelaskan ada dua macam pemahaman yang diperlukan anak untuk dapat
“membilang” yang rasional, yaitu pemahaman tentang konsep himpunan (kelompok objek), dan
keterampilan menggunakan proses pembilangan yang rasional atau pembilangan banyaknya
suatu anggota himpunan.

Membilang bagi orang dewasa merupakan aktivitas yang dilakukan otomatis tanpa
berpikir, tetapi bagi anak merupakan aktivitas yang tidak mudah. Mooney, et.al (2008)
menjelaskan prasyarat dalam membilang maupun menghitung adalah anak sudah (1) mengetahui
nama-nama bilangan berurutan, (2) memahami pemasangan satu-satu atau korespondensi satu-
satu, dan (3) mengetahui nama bilangan terakhir sebagai banyaknya anggota himpunan. Tidak
semua anak dapat stabil membilang suatu kumpulan objek, sehingga perlu dilatihkan dengan
bernyanyi atau aktivitas berirama lainnya (dalam Siswanto, 2012:7).

Laporan Penelitian

Pelaksanaan Pengenalan Konsep Dasar Matematika Melalui Metode Bercerita Dengan


Memamfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar di Paud Terpadu Nuraini Aisyiyah
Yogyakarta

Hasil observasi pada bulan Desember 2012 di TK PKK 27 Jambean Panjangan


Kabupaten Bantul dan TK Pembina 1 Tembi Kabupaten Bantul masih ditemukan pembelajaran
di TK masih berfokus pada kognisi dengan metode konvensional, seperti pembelajaran
berhitung. Sehingga anak kurang difasilitasi untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan yang
dimilikinya. Selama ini pendidik PAUD khususnya Taman Kanak-kanak (TK) belum
mengintegrasikan pembelajaran ke dalam seluruh tahapan perkembangan anak. Bercerita
dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar belum digunakan sebagai metode
untuk mengenalkan konsep dasar matematika

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan pengenalan konsep dasar


matematikamelalalui metode bercerita dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
pembelajaran di PAUD Terpadu Aisyiyah Nuraini Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan
dengan metode kualitaif.

Data dikumpulkan dengan menggunakan interview, observasi, dan dokumentasi.


Karakteristik subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik usia 4- 5 tahun. Berdasarkan dari
hasil pembahasan dan analisis data, di dapatkan kegitan penelitian mengenalkan konsep dasar
matematika pada anak usia dini menjadi pemahaman tersendiri untuk pendidik. Tahapan
perkembangan anak usia dini masih praoperasional dimana anak masih mengenal benda-benda
secara nyata. Tingkat pemahamna peserta didik juga berbeda-beda karena dipengaruhi oleh
9rgume-faktor yang dibawa oleh anak. Bagaimana pendidik mamampu mengembangkan dan
memimalisir kesalahan-kesalahan.Metode bercerita merupakan salah satu konsep metode yang
dilaksanakan di PAUD Terpadu Nuraini Aisyiyah Yogyakarta.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaan konsep dasar matematika
melalui metode bercerita peserta didik lebih mudah untuk memahami dan pendidik
melaksanakan setiap pijakan sebelum belajar, hal ini disebabkan peserta didik lebih terpusat
perhatiannya.

Internalisasi Nilai-nilai Berpikir Krisis Melalui Pengembangan Model Pembelajaran


Konsep Matematika Kreatif Pada Pendidikan Anak Usia Dini

Dari hasil pengamatan ditemukan perilaku seperti: (1) guru masih belum optimal
menunjukkan atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menantang anak, (2) anak
mengikuti apa yang sudah direncanakan guru, seperti menempelkan gambar bintang, (3) guru
kurang memperhatikan kebiasaan memberikan sesuatu dengan tangan kanan, (4) guru kurang
mempermasalahkan kalau anak mengambil sesuatu dari guru atau temannya menggunakan
tangan kiri, dan (5) guru tidak mempermasalahkan saat anak mengkonfirmasi jawaban dengan
posisi berdiri sementara guru dan teman-temannya sedang duduk

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai


berpikir kritis dalam pembelajaran konsep matematika kreatif pada PAUD. Metode yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Objek kajiannya adalah sikap,
perilaku guru dan anak, serta materi ajar terkait dengan konsep matematika dan proses
pembelajarannya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pembelajaran pada sentra matematika
secara umum masih bersifat pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered). Guru
pada umumnya belum memahami dengan benar kurikulum yang menjadi pegangan dalam
pembelajaran. Selain itu, guru kurang mengetahui konsep-konsep matematika. Mereka juga
kurang menyesuaikan materi ajar dengan tingkat usia anak. Semua ini mengakibatkan guru
kurang kreatif untuk menginternalisasikan nilai-nilai berpikir kritis dalam pembelajaran.
Pembelajaran konsep matematika kreatif tidak terlepas dari tiga dimensi matematika, yakni
komponen isi, daya matematika, dan kemampuan matematika, serta nilai kognitif, afektif,
dan psikomotor.

Model pembelajaran konsep matematika kreatif mampu menginternalisasikan nilai-nilai


berpikir kritis. Melalui model pembelajaran tersebut anak-anak belajar membangun kemampuan
beragumentasi, berkomunikasi secara logis matematis, serta kreatif dan produktif berpikir kritis.
Dengan kata lain, model pembelajaran ini mendorong anak tidak saja mampu mencari sebuah
jawaban yang benar, tetapi juga membangun, mengkontruksi, dan mempertahankan solusi yang
argumentative dan masuk akal. Dengan demikian, dapat disimpulkan secara umum bahwa model
pembelajaran konsep matematika kreatif bagi pendidikan anak usia dini secara teoretis adalah
layak dan sangat strategis untuk dikembangkan.
Animo Math: The Role Playing Game In Matehematical Learning For
Children

Anong Sukstreinwong

School Of Information Technology And Innovation, Bangkok University, Thailand

1. Animo matematika, permianan peran dalam pembelajaran matematika untuk


anak-anak tahun 2018

Pada masa Anak usia dini bermain merupakan kegiatan penting yang selalu dilakukan setiap
harinya, bermain dengan teman sebaya, masak-masakan, bermain peran dan kegiatan lain yang
secara tidak langsung pada permianan tersebut membantu tumbuh kembang anak. Saat ini,
kemajuan digital modern semakin mempengaruhi bermain dan belajar anak, layanan internet
yang sangat mudah diakses oleh siapanpun kini telah masuk dalam dunia anak-anak. Permainan
online, youtube, social media bahkan aplikasi-aplikasi permainan yang gratis didapatkan di
handphone. Sehingga anak-anak lebih betah dirumah bermaian dengan ghajet untuk
menyelesaikan misi permainanya dari pada main diluar rumah. Kecanduan anak terhadap
handphone dapat menyebabkan masalah serius pada anak, karena dapat mendorong mereka
untuk terobsesi pada sesuatu dengan mudah. Namun, pada sebagian besar orang tua,
menginginkan anaknya untuk unggul dalam pembelajarnya seperti, pembelajaran matematika.
pada era digital ini terdapat pengembangan permaianan dalam handphone dimana terdapat tokoh
kartun Animo yang disatukan dengan pembelajaran matematika, yang telah dikembangkan untuk
anak usia 5-7 tahun, dalam permainan ini anak dapat memilih binatang kartun mewakili diri
mereka pada saat bermain. Permainan dengan berbasis computer penuh warna, suara dan tokoh
kartun yang menarik.

Menurut Tren Internasional Studi Matematika Dan Sains (TIMSS) 2015 untuk menevaluasi
pendidikan prestasi akademik, dalam hasilnya Thailand merupakan peringkat ke-34 dari 52
negara. Dilihat dalam bidang matematika Thailand masih sangat sulit mendapatkan guru dalam
mata pelajaran matematika dan sains, dalam hal tersebut Anong Sukreiwong berinisiatif untuk
membuat pembelajaran matematika yang mengasyikan dengan berbasis computer dengan
mencangkup dua area yaitu penjumlahan dan pengurangan.

2. Manfaat, Tujuan dan Keuntungan yang diharapkan


a. Permainan game usia 5-7 tahun untuk memudahkan belajar matematika.
b. Mengunakan animasi dua dimensi untuk menarik perhatian anak.
c. Untuk memotifasi anak belajar matematika.
d. Memungkin anak untuk melihat kesenangan matematika
e. Memungkinkan anak untuk melihat kesenangan matematika.
3. Bentuk Permainan Animo Math
Dalam permainan Abimo Math terdapat lima level, pada level pertama hanya mengunakan
satu angka digit (0-9), level dua naik satu digid, sehingga dapat membantu anak menghitung
penambahan dan pengurangan dengan baik. Dalam permaian ini tidak menampilkan level
pemain menghindari agar tidak adanya tekanan pada anak. Sehingga untuk penaikan level
permainan dilihat dari systemnya, jika anak telah lancar menambah dan mengurang maka level
permainan akan meningkat secara otomatis. Pada layar permainan terdapat pilihan karakter
kartun, ada delapan karakter. Pada layar permainan jika anak mengklik tokoh kartun yang
diinginkan maka permainan akan siap dimulai. Kartun Animo akan muncul dilayar dengan
warna cerah dan diiringi dengan music anak-anak. Dalam permainan ini juga terdapat “mode
aktif” dimana jika pada permainan ini pemain gagal menjawab beberapa permainan maka layar
perlahan-lahan akan berubah ke layar malam, dan jika lebi banyak salah dalam permainan maka
layar akan berubah menjadi lebih gelap pada saat itu kartun Animo akan tidur dan jarang
berinteraksi dengan pemain. Setiap kali pemain menyelesaikan permainan maka jumlah
pertanyaan dan jumlah total jawaban yang benar akan ditampilkan.

4. Kesimpulan
Permainan Animo adalam permainan edukasi untuk pelajaran matematika pada usia 5-7
tahun yang bertujuan untuk menyelesaikan pertanyaan matematika dengan senang hati.
Berdasarkan survey telah terbukti bahwa Animo Math dapat digunakan sebagai alat pendidikan
untuk belajar. Disisi lain orang tua juga mengapresiasi bahwa mereka menghargai permainan
pembelajaran berbasis computer dimana dalam permainan tersebut anak diberi pengalaman
pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak usia dini yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Dengan upaya seperti ini anak diharapkan
memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengenalan berbagai
macam bidang pendidikan akan mampu merangsang anak dalam memahami dan menjadi acuan
bakat yang dimiliki diantaranya dibidang matematika dan sains.
Matematika yang lebih fleksibel dan digunakan pada pembelajaran adalah
matematika itu sebagai sebuah ilmu tentang pola keteraturan dan urutan yang logis. Anak
belajar matematika melalui permainan dan eksplorasi seperti bercerita, mendengarkan
cerita, dan membuat cerita, bernyanyi, permainan imajinatif, maupun bermain peran.
Kegiatan-kegiatan tersebut lebih menarik dan menyenangkan siswa terlibat dalam
aktifitas-aktifitas yang mencakup dunianya
DAFTAR PUSTAKA

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2012. Belajar dan Mengajar Matematika Anak Usia Dini. Universita
Negeri Surabaya (2012):1-9.
Mooney, Claire., Briggs, Mary., Fletcher, Mike., Hansen, Alice., McCullouch, Judith. 2009.
Primary Mathematics: Teaching, Teory, and Practice. Exeter: Learning Matters
Nuaraini,Febritesna .2014. Pelaksanaan Pengenalan Konsep Dasar Matematika Melalui Metode
Bercerita Dengan Memamfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar di Paud Terpadu Nuraini
Aisyiyah Yogyakarta. Journal ISSN.vol 4.2088-687X

Jamiah,yulis.(2012). Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Hasil Pembelajaran


Matematika pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.vol 9.no 2

TEM Journal Volume 7, Issue 1, Pages 147-154, ISSN 2217-8309, DOI : 10.18421/TEM71-17,
February 2018

Sarilah.2017.Analis masalah-masalah pemdelaharan sins dan pemecahannya di tinjau dari


pendekatan kontekstual.jurnal pendidikan sains & matematika vol 1.no1

Anda mungkin juga menyukai